Existing plants in the Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh already widely in terms of both species and varieties. Such plants are all managed by UPT Farm and its function in the form of student practicum, research and community service for lecturers. To manage that many plants would require a database-based application that can accommodate quite a lot of data that is a MySQL database and an application program that is PHP-based website that is running local server is localhost like Xampp or WAMPP. To open the layout of the application has been made sufficiently using minimal web browser that is already on the operating system Windows internet explorer. This application can be attributed to the Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh of using privileges such as passwords
Keywords: Source code PHP, Database Mysql, Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
PENDAHULUAN
Sebuah aplikasi yang dapat tampil di web browser secara umum dari cara pembuatannya dapat dibagi dua macam yaitu pertama dibuat dengan bahasa pemograman seperti PHP, Ajax CSS, Java, HTML dan masih banyak lagi. Kedua dengan menggunakan Content Management System (CMS) seperti Joomla, virtuemart, opencart, dan lain- lainnya. Cara pertama pembuatan web dengan menggunakan bahasa pemograman, seseorang harus menguasai kode-kode pemograman (list programan/source code).
Cara kedua pembuatan web dengan menggunakan Content Management System (CMS), seseorang tidak perlu memikirkan kode-kode program tapi cukup menggunakan paket aplikasi dari web yang siap pakai seperti template, paket modul, paket section yang siap digunakan ke dalam default template web. CMS adalah sebuah website yang instant mempunyai
banyak hyperlink sehingga tidak cocok digunakan dalam pembuatan aplikasi pengelolaan tanaman ini.
Pembuatan aplikasi pengelolaan tanaman penulis gunakan program berbasis server side scripting yaitu Personal Home Page (PHP) dan database Mysql (My Structured Quaery Language) karena tampilan / layout aplikasi pengelolaan tanaman hanya satu tampilan dan tidak banyak tampilan (hyperlink). Dan aplikasinya bisa dibuka di semua web browser seperti internet explorer, Mozilla firefox, google chrome dan lain sebagainya.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini metode yang digunakan antara lain :
1. Studi literatur yang berkaitan dengan implementasi aplikasi pengelolaan tanaman yang ada di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh berbasiskan website.
1) UPT Komputer Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
205 2. Pengumpulan data atau informasi
mengenai berbagai jenis tanaman dan nama latinnya.
3. Perancangan sebuah aplikasi database sederhana menggunakan PHP dan database Mysql
4. Implementasi dari hasil perancangan dengan perangkat lunak PHP dan database MySQL menggunakan Xampp.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Penggunaan Program Xammp
Program Xampp digunakan untuk membuat aplikasi berbasis web secara offline atau tidak terhubung ke internet (online). Adapun Fungsinya adalah sebagai server yang berdiri sendiri (localhost), yang terdiri atas program Apache HTTP Server, MySQL database. Adapun langkah - langkah yang dilakukan adalah :
1. Pastikan program xampp telah terinstall ke komputer dan dalam keadaan running, dengan tampilan sebagai berikut :
Gambar 1: Tampilan Progam Xampp Aktif 2. Membuat folder kedalam folder C:\Xammp\htdocs\politani\
Gambar 2: Membuat Folder didalam htdoc
3. Mengaktifkan progam xampp dengan cara buka web browser seperti internet explorer kemudian ketik alamat berikut http://localhost/xampp
Syukriadi, Implementasi Aplikasi Pengelolaan ...
206
Gambar 3: Tampilan Xampp di Windows b. Pembuatan Database dan Tabel di
Mysql
Pembuatan database dapat dilakukan dengan mengetik alamat berikut di
http://localhost/phpmyadmin, kemudian buat nama databasenya dengan nama tanaman dan tabelnya dengan nama tanam kemudian buat field-fieldnya seperti berikut ini:
Gambar 4: Pembuatan Database dan Tabel
JURNAL PENELITIAN LUMBUNG Vol. 14. No. 2, Juli 2015
207 c. PembuatanKode-kode Program (List
Program) PHP
Pembuatan source code atau kode- kode progam dapat dilakukan di beberapa aplikasi seperti aplikasi bawaan windows
dengan nama notepad, atau aplikasi tambahan seperti aplikasi dreamweaver atau notepad++. Dalam penelitian ini penulis menggunakan Software Dreamweaver. Seperti contoh dibawah ini :
Gambar 5: Tampilan Kode Progam di Dreamweaver d. Menjalankan Aplikasi yang dibuat
(Compile Program)
Menjalankan aplikasi yang telah dibuat adalah dengan menggunakan web browser seperti internet explorer,
Mozilla firefox, dan lain sebagainya.
Pada kolom addreass, kita ketikkan alamathttp://localhost/politani/tanaman1.
php. Seperti contoh dibawah:
Gambar 6 :Tampilan Halaman Rekap Monitoring Praktikum Syukriadi, Implementasi Aplikasi Pengelolaan ...
208
Gambar 7: Tampilan Signup dari pengelola website
Gambar 8: Tampilan Data Keseluruhan yang telah di Inputkan Aplikasi pengelolaan tanaman ini
diperuntukkan untuk UPT Farm karena unit ini yang mengelola semua lahan pertanian
yang ada di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Aplikasi ini berbasiskan website dan untuk menjalankan terlebih JURNAL PENELITIAN LUMBUNG Vol. 14. No. 2, Juli 2015
209 dahulu aktifkan localhost menggunakan software Xampp atau Wampp setelah itu jalankan alamatnya di addreass di web browser seperti internet explorer, Mozilla firefox, google chrome, dan lain sebagainya.
Aplikasi ini penulis buat secara offline atau tidak terhubung ke internet tapi kedepannya bisa di masukkan ke website secara online dengan hak akses dibatasi menggunakan pakai password karena rekap monitoring termasuk data rahasia dan tidak untuk konsumsi publik.
UCAPAN TERIMA KASIH Upacan terima kasih disampaikan kepada teman-teman sejawat sesama teknisi/PLP terutama teknisi komputer dan Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) yang ada di UPT komputer dan UPT Farm yang telah membantu jurnal penelitian saya ini.
Semoga Allah SWT dapat membalas jasa kawan-kawan semua.
DAFTAR PUSTAKA
Afandi Achmad & Bunafit Nugroho. Tanya Jawab seputar Joomla, Jakarta : Penerbit Media kita, 2008
Hakim Lukmanul, Musalini Uus. Buku Sakti menjadi Programmer Sejati PHP, Jakarta : Penerbit Solusi Media, 2006 Gunadi I Made. Joomla Website Magic,
Jakarta : Penerbit Jasakom E- Learning, April 2008
Sadeli, Muhammad. TokoBaju Online dengan PHP dan MySql Menggunakan Adobe Dreamweaver CS 6, Jakarta : Penerbit Maxikom, 2013
Syafii, M. Panduan Membuat Aplikasi Database dengan PHP 5, MySQL, PostgreSQL, Oracle, Jakarta : Penerbit Andi, 2005
http://mirror.unej.ac.id/iso/dokumen/pdf2/b elajar-HTMLPHP-dan-MySQL.pdf Syukriadi, Implementasi Aplikasi Pengelolaan ...
209
Pengembangan Wilayah Berbasis Pertanian Terpadu Tanaman Padi dan Ternak Sapi Potong
Mukhlis1], Melinda Noer2], Nofialdi2], dan Mahdi2]
ABSTRACT
This article discusses the concepts and results of research on the development of the region, the concept and the results of research on integrated farming systems, the importance of regional development based integrated farming system, and the implementation of an integrated farming system of rice crops and cattle.
Regional development is very important to encourage the agriculture development, because regional development aims to improve the lives of people such as increasing revenue, increase value-added of processing industry and create employment opportunities. Implementation of integrated farming systems in regional development is very important and can be a solution to the various problems that arise in the regional development during this time, because the integrated farming system has many usages and advantages and benefits in line with the objectives of the regional development which is to improve the society welfare.
Implementation of the system integration paddy-cattle (SIPT) is able to provide benefits for the use of manure that can improve productivity, reduce production costs and increase farmers' income. The revenue contribution of SIPT against total income of farmer’s households is quite high. Then SIPT can also optimize the utilization of local resources such as the use of straw as animal feed and cattle feces as organic fertilizer, so no waste is wasted.
Keywords: Regional Development, Integrated Farming System, Paddy, Cattle
PENDAHULUAN
Artikel ini membahas tentang konsep dan hasil penelitian tentang pengembangan wilayah, konsep dan hasil penelitian tentang sistem pertanian terpadu, dan pentingnya pengembangan wilayah berbasis sistem pertanian terpadu. Dalam artikel ini juga dibahas tentang penerapan sistem pertanian terpadu tanaman padi dan ternak sapi potong.
Pengembangan wilayah merupakan membangun wilayah dengan menggunakan teknologi untuk menciptakan nilai tambah
suatu wilayah yang bertujuan untuk mendorong laju pertumbuhan wilayah, meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Pengembangan wilayah yang berbasis pembangunan berkelanjutan mencakup tiga penekanan, yaitu: (1) meningkatkan kualitas hidup manusia; (2) sesuai dengan lingkungan; dan (3) sesuai dengan keadilan kesejahteraan (Cicin-Sain dan Knecht, 1998; Moffatt dan Hanley, 2001; Adiatmojo, 2008).
Pembangunan berkelanjutan mencakup beberapa aspek, yakni: aspek ekologis, ekonomi, sosial budaya, lingkungan, politik, serta pertahanan dan keamanan. Pembangunan pertanian berkelanjutan dapat dilaksanakan dengan
1) Staf Pengajar Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
2) Staf Pengajar Universitas Andalas, Padang
210 menggunakan empat macam model sistem, yaitu 1) sistem pertanian organik, 2) sistem pertanian terpadu, 3) sistem pertanian masukan luar rendah, dan 4) sistem pengendalian hama terpadu (Serageldin, 1996; Salikin, 2003).
Sistem pertanian terpadu merupakan sistem yang mengkombinasikan berbagai spesies tanaman dan hewan dan penerapan beraneka ragam teknik untuk mencipta-kan kondisi yang sesuai untuk melindungi lingkungan, juga membantu petani menjaga produktivitas lahan dan meningkatkan pendapatan mereka dengan adanya diversifikasi usaha tani. Sistem pertanian terpadu dapat menjadi solusi dalam mengatasi berbagai permasalahan yang timbul dalam pengembangan wilayah karena sistem pertanian terpadu memiliki banyak manfaat dan keunggulan serta keuntungan (Salikin, 2003; Sulaeman, 2009; Sumarmi, 2012).
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengembangan Wilayah
Konsep pengembangan wilayah berawal dari konsep atau teori lokasi yang dikemukakan oleh Von Thunen (1826), bahwa konsentrasi aktivitas ekonomi akan terjadi pada lokasi tertentu karena adanya proses skala ekonomi. Aktivitas ekonomi yang terjadi pada suatu lokasi ini kemudian akan diikuti berkembangnya berbagai fasilitas dan prasarana lain yang mendukung aktivitas ekonomi, kemudian aktivitas tersebut akan dapat menarik aktivitas-aktivitas daerah sekitarnya.
Sehingga lokasi ini akan menjadi pusat pertumbuhan dalam wilayah tersebut (growth pole theory).
Pengembangan wilayah merupakan program menyeluruh dan terpadu dari semua kegiatan dengan memperhitungkan sumberdaya yang ada dan memberikan kontribusi kepada pembangunan suatu
wilayah. Pengembangan wilayah adalah proses memformulasikan tujuan-tujuan sosial dan pengaturan ruang untuk kegiatan-kegiatan pembangunan dalam rangka mencapai tujuan. Pengembangan wilayah dapat dilaksanakan melalui optimasi pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki secara harmonis, serasi melalui pendekatan yang bersifat komprehensif mencakup aspek fisik, ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan hidup untuk pembangunan berkelanjutan.
Pengembangan wilayah merupakan suatu tindakan membangun wilayah dalam rangka memperbaiki kesejahteraan hidup masyarakat (Isard, 1975; Friedman, 1979;
Misra, 1982; Hadjisarosa, 1993).
Pengembangan wilayah mengacu pada perubahan produktivitas wilayah, yang diukur dari peningkatan populasi penduduk, kesempatan kerja, tingkat pendapatan, dan nilai tambah industri pengolahan. Pengembangan wilayah juga mengacu pada pembangunan sosial, berupa aktivitas kesehatan, pendidikan, kualitas lingkungan, dan lainnya (Yunelimeta, 2008). Pengembangan wilayah merupakan upaya memberdayakan stake holders di suatu wilayah dalam memanfaatkan sumberdaya alam dengan teknologi untuk memberi nilai tambah atas apa yang dimiliki oleh wilayah administratif atau wilayah fungsional dalam rangka meningkatkan kualitas hidup rakyat di wilayah tersebut (Carcach, 2000; Basuki, 2009).
Pengembangan wilayah memiliki beberapa tujuan antara lain: untuk meningkatkan perkembangan sosial ekonomi, mengurangi kesenjangan, dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Pengembangan wilayah bertujuan untuk mendorong laju pertumbuhan wilayah, memperbaiki tingkat kesejahteraan hidup, serta memperkecil kesenjangan pertumbuhan dan ketimpangan
JURNAL PENELITIAN LUMBUNG Vol. 14. No. 2, Juli 2015
211 kesejahteraan antar wilayah (Blakely dan Leigh, 2010; Sapratama dan Erli, 2013).
Berdasarkan beberapa konsep pengembangan wilayah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan wilayah merupakan suatu kegiatan membangun wilayah dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki secara optimal dengan pendekatan yang komprehensif mencakup aspek fisik, ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan hidup dengan menggunakan teknologi. Pengembangan wilayah bertujuan untuk menciptakan nilai tambah suatu wilayah, mendorong laju pertumbuhan wilayah, meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat, serta memperkecil kesenjangan pertumbuhan dan ketimpangan kesejahteraan antar wilayah.
Sistem Pertanian Terpadu
Sistem pertanian terpadu adalah sistem pertanian yang mengkombinasikan berbagai tanaman dan ternak dan penerapan berbagai teknik untuk menciptakan kondisi yang cocok untuk melindungi lingkungan, menjaga produktivitas lahan dan meningkatkan pendapatan petani. Sistem pertanian terpadu adalah sistem pertanian dimana terjadi keterkaitan input-output antar komoditas, keterkaitan antar kegiatan produksi dengan pra serta pasca produksi, serta antara kegiatan pertanian dan kegiatan manufaktur dan jasa. Sistem pertanian terpadu merupakan bagian dari sistem agro-ekoteknologi yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berkaitan, meliputi: komponen usaha non-pertanian, bio-fisik alam, serta sosial ekonomi, politik dan budaya. Sistem pertanian terpadu merupakan sistem pendekatan penggunaan input dari luar rendah antara komoditas tanaman dengan ternak (Salikin, 2003;
Fatmona, 2007; Prajitno, 2009; Handayani, 2009).
Sistem pertanian terpadu adalah pemanfaatan sumber daya yang bertujuan
ganda dan berimbang dengan seleksi jenis tanaman maupun ternak. Sistem pertanian terpadu ialah sistem pertanian yang didasarkan pada konsep daur ulang biologis antara usaha tanaman, perikanan dan peternakan. Sistem pertanian terpadu adalah suatu sistem pengelolaan tanaman, hewan ternak dan ikan dengan lingkungannya untuk menghasilkan suatu produk yang optimal dan sifatnya cenderung tertutup terhadap masukan luar (Nurcholis dan Supangkat, 2011; Soputan, 2012; Nurhaedah, 2013).
Sistem pertanian terpadu di Amerika Utara bisa meningkatkan diversifikasi produksi pertanian yang lebih kompetitif dan lingkungan yang lebih sesuai.
Pertanian terpadu di Amerika Serikat dapat meningkatkan kualitas tanah dan efisiensi penggunaan lahan, mengurangi ketergantungan pada input eksternal, mengendalikan hama dan meningkatkan populasi serangga penyerbuk, meningkatkan konservasi keanekaragaman hayati yang langka, meningkatkan hasil, diversifikasi makanan, manfaat keamanan pangan dan memperkuat ekonomi pertanian (Sulc and Tracy, 2007; Kathleen, 2011).
Sistem pertanian terpadu di India mampu meningkatkan pendapatan petani, biaya produksi berkurang atau tanpa biaya bahan, memberikan tambahan pekerjaan dan meminimalkan risiko produksi
.
Sistem pertanian terpadu bisa hemat sumber daya dan tingkat produksi yang tinggi, berkelanjutan dan melestarikan lingkungan.Sistem pertanian terpadu bisa meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas, mengurangi bahaya lingkungan, potensial untuk keamanan pangan, manfaat gizi, penciptaan lapangan kerja dan memberikan penghasilan tambahan. Sistem pertanian terpadu juga menguntungkan dan produktif (Jayanthy et al, 2009; Gupta et al, 2012; Dashora dan Singh, 2014; Manjunatha, 2014).
Mukhlis, dkk., Pengembangan Wilayah Berbasis Pertanian...
212 Sistem pertanian terpadu di Ethiopia, Zimbabwe Dan Mali tergantung pada perbedaan jenis tanah, pengalaman beternak, ketersediaan tenaga kerja, tingkat eksperimentasi, jenis tanaman dan praktek lokal pengelolaan ternak. Sistem pertanian terpadu di Sub-Sahara Afrika bisa mengurangi kemiskinan, meningkatkan mata pencaharian petani skala kecil tanaman-ternak dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Sistem pertanian terpadu di Anambra State Nigeria sebagai sistem integrasi pertanian tanaman, peternakan, perikanan, pengolahannya.
Sistem pertanian terpadu di Ethiopia dipengaruhi oleh karakteristik individu, ketersediaan faktor produksi, ketersediaan uang tunai dan peluang pasar (Wolmer, 1997; Lenne And Thomas, 2006;
Ugwumba et al, 2010; Sissay And Mekkonen, 2013).
Sistem pertanian terpadu di Vietnam bisa meningkatkan hasil empat kali dibandingkan dengan sistem non-terpadu.
Sistem pertanian terpadu di Jepang bisa menekan biaya pembelian pakan ternak dan biaya pemupukan sehingga bisa meningkatkan pendapatan petani. Sistem pertanian terpadu di Jepang intensif dan menguntungkan, karena mampu meningkatkan hasil dan kualitas produksi di dataran tinggi. Sistem pertanian terpadu terpadu di Thailand bisa memanfaatkan limbah ternak sebagai sumber nutrisi tanaman dan sebagai pupuk organik untuk perbaikan hasil panen dan pengurangan biaya produksi. Sistem pertanian terpadu di Brasil bisa memperoleh hasil yang lebih tinggi dan lebih menguntungkan dan baik bagi lingkungan (Nguyen et al, 1996;
Ukawa Hiroki.1999; Gradiz et al, 2007;
Kanto, 2011; Moraes Et Al, 2013).
Berdasarkan beberapa konsep di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pertanian terpadu adalah sistem pertanian yang mengkombinasikan dua atau lebih
bidang pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan), yang didasarkan pada konsep daur-ulang biologis (biological recycling), terjadi keterkaitan input-output antar komoditas yang saling memberikan manfaat dengan pendekatan penggunaan input dari luar rendah, yang dilakukan pada suatu lahan, melalui pemanfaatan limbah tanaman, kotoran ternak, kotoran ikan dengan tujuan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas sehingga bisa meningkatkan pendapatan petani serta bisa tercipta kondisi pertanian yang ramah lingkungan.
Pengembangan Wilayah Berbasis Pertanian Terpadu
Pengembangan wilayah berbasis sistem pertanian terpadu merupakan hal yang sangat penting dilakukan, karena sistem pertanian terpadu dapat menjadi solusi untuk bisa menjawab berbagai permasalahan yang timbul dalam pengembangan wilayah selama ini.
Sumarmi (2012), beberapa masalah dalam pengembangan wilayah di Indonesia yang memerlukan penerapan sistem pertanian terpadu, yakni: a) kerusakan lingkungan fisik; b) kerusakan lingkungan biotis seperti penurunan sumberdaya hayati (flora/fauna), illegal loging, kerusakan ekosistem pantai, sungai, danau; c) kerusakan sumberdaya alam oleh eksploitasi berlebihan; d) bencana alam; e) pengangguran; f) kurangnya pengembangan potensi lokal; g) ketimpangan pengembangan wilayah.
Sistem pertanian terpadu juga memiliki banyak manfaat dan keunggulan, yakni: a) penyedia pangan yang paling efektif dan efisien; b) hampir tidak ada komponen yang terbuang; c) mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi produksi; d) petani bisa memiliki beberapa sumber penghasilan; e) ada jaminan jika gagal panen; f) memiliki hasil sampingan;
JURNAL PENELITIAN LUMBUNG Vol. 14. No. 2, Juli 2015
213 g) mengurangi ketergantungan kepada input eksternal; h) limbah pertanian bisa dimanfaatkan sebagai biomassa; i) Hemat energi dan hemat biaya; j) terdapat keseimbangan biologis, serangan hama tidak begitu banyak; k) mengembangkan alternatif pemecahan energi yang mencakup energi biogas; l) mampu memperbaiki pasokan pupuk dan pakan, meningkatkan harga jual ikan; m) mampu memperbaiki kehidupan petani kecil secara nyata (Sulaeman, 2009).
Pengalaman Empiris Pertanian Terpadu Padi-Sapi
Hasil penelitian pada petani di Jawa Tengah dan Jawa Timur, penerapan Sistem Integrasi Padi Ternak Sapi (SIPT) mampu mengurangi penggunaan pupuk anorganik 25-35 persen dan meningkatkan produktivitas padi 20-29 persen (Adnyana, et al, 2003). Penerapan SIPT di Sleman, Bantul, Sragen, Grobogan dan Bojonegoro bisa menghasilkan pendapatan total rumah tangga petani yang cukup tinggi, dimana sebagian besar alokasi pengeluaran untuk membiayai konsumsi pangan (Priyanti, 2007). Penerapan SIPT dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal seperti pemanfaatan jerami sebagai pakan ternak dan kotoran ternak sapi dapat diproses menjadi pupuk organik yang sangat bermanfaat untuk memperbaik unsur hara yang dibutuhkan tanaman sehingga tidak ada limbah yang terbuang (Direktorat Jenderal Peternakan, 2009).
Hasil Penelitian di Jawa Barat, penerapan SIPT bisa memberikan keuntungan karena penggunaan pupuk kandang yang bisa meningkatkan produktivitas dan pendapatan, serta mengurangi biaya produksi (Basuni, 2012).
Di Serdang Bedagai penerapan SIPT bisa meningkatkan pendapatan petani. SIPT juga bisa memberikan dampak positif terhadap pengembangan wilayah. Hal ini
dapat dilihat dari peningkatan produksi padi pada usaha tani SIPT serta peningkatan penggunaan tenaga kerja dalam keluarga (Tarmizi dan Saparuddin, 2012).
KESIMPULAN
Pengembangan wilayah merupakan suatu kegiatan membangun wilayah dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki secara optimal dengan menggunakan pendekatan yang komprehensif mencakup aspek fisik, ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan hidup dengan menggunakan teknologi. Pengembangan wilayah bertujuan untuk menciptakan nilai tambah suatu wilayah, mendorong laju pertumbuhan, meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat, serta memperkecil kesenjangan pertumbuhan dan ketimpangan kesejahteraan antar wilayah.
Sistem pertanian terpadu adalah sistem pertanian yang mengkombinasikan dua atau lebih bidang pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan), yang didasarkan pada konsep daur-ulang biologis (biological recycling), terjadi keterkaitan input-output antar komoditas yang saling memberikan manfaat dengan pendekatan penggunaan input dari luar rendah, yang dilakukan pada suatu lahan, melalui pemanfaatan limbah tanaman, kotoran ternak, kotoran ikan dengan tujuan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas sehingga bisa meningkatkan pendapatan petani serta bisa tercipta kondisi pertanian yang ramah lingkungan.
Pengembangan wilayah berbasis sistem pertanian terpadu merupakan hal yang sangat penting dilakukan, karena sistem pertanian terpadu dapat menjadi solusi untuk bisa mengatasi berbagai permasalahan yang timbul dalam pengembangan wilayah selama ini,
Mukhlis, dkk., Pengembangan Wilayah Berbasis Pertanian...
214 kemudian sistem pertanian terpadu memiliki banyak manfaat dan keunggulan serta keuntungan yang seiring dengan tujuan dari pengembangan wilayah yakni untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.
Penerapan sistem integrasi padi- ternak sapi (SIPT) mampu memberikan keuntungan karena penggunaan pupuk kandang yang bisa meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya produksi dan meningkatkan pendapatan petani.
Kontribusi pendapatan dari SIPT terhadap pendapatan total rumah tangga petani cukup tinggi. Kemudian SIPT juga dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal seperti pemanfaatan jerami sebagai pakan ternak dan kotoran sapi sebagai pupuk organik, sehingga tidak ada limbah yang terbuang.
DAFTAR PUSTAKA
Adiatmojo Gatot Dwi. 2008. Model Kebijakan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Berkelanjutan di Lahan Kering. Disertasi. Bogor. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
187 hal.
Adnyana, et al. 2003. Pengkajian dan Sintesis Kebijakan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Padi dan Ternak (P3T) ke Depan. Laporan Teknis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.
Bogor.
Basuki Agus Tri. 2008. Strategi Pengembangan Sektor Pertanian. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan.
Yogyakarta. Volume 9, Nomor 1, April 2008: hal 11‐25.
Basuni Ruli. 2002. Integrasi Padi-Sapi Potong pada Sistem Usahatani di Lahan Sawah (Studi Kasus di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat). Disertasi. Bogor. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Blakely, Edward J. and Nancy Green Leigh.
2010. Planning Local Economic Development, Theory and Practice. 4th ed. Los Angeles: Sage Publications.
Carcach Carlos. 2000. Regional Development and Crime. Australian Institute of Criminology. Canberra.
Catin Maurice and Ghio Stephane. 2004.
Stages of Regional Development and Spatial Concertation. Université du Sud Toulon-Var. France.
Cicin-Sain, B. and R.W. Knecht. 1998.
Integrated Coastal and Ocean Management. Island Press. Washington DC.
Dashora L.N. and Singh Hari. 2014.
Integrated Farming System-Need of Today. International Journal Applied Life Science and Engineering (IJALSE). Vol. 1 (1) 28-37, 2014.
Fatmona Sarifudin. 2007. Pengembangan Peternakan Sapi Potong yang Diintegrasikan dengan Perkebunan Kelapa di Halmahera Barat. Tesis.
Bogor. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Friedmann John. 1979. Regional development policy: A case study of Venezuela. Cambridge, MA: MIT Press.
Gradiz L, Sugimoto A, Ujihara K, Fakuhara S, Kahi AK, and Hirooka H. 2007. Beef cow-calf production system integrated with sugarcane production: Simulation model development and Application in Japan. Agricultural Systems. 94 (3):750-762.
Gupta, V., Rai, P.K. and Risam, K.S. 2012.
Integrated Crop-Livestock Farming Systems: A Strategy for Resource Conservation and Environmental Sustainability. Indian Research Journal
JURNAL PENELITIAN LUMBUNG Vol. 14. No. 2, Juli 2015