Pengolahan tanah dilakukan berdasarkan sistem pengolahan tanah yang diterapkan, yaitu pengolahan tanah pra-pengolahan dan pengolahan tanah konvensional. Pengaruh genotipe kedelai dan sistem pengolahan tanah terhadap berat kering daun (g), batang (g), dan akar (g) pada 6 wp. Berat kering batang (g) dan akar (g) pada perlakuan sebelum pengolahan tanah dengan penambahan pupuk dasar, kapur, kompos dan mulsa jauh lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan pengolahan tanah konvensional tanpa pemupukan. Namun jika dibandingkan dengan pengolahan tanah konvensional yang menambahkan pupuk dasar, kapur, kompos dan top dressing menunjukkan hasil yang sama. 2010) menambahkan bahwa JURNAL PENELITIAN mulsa LUMBAR Vol.
Pengolahan tanah latar depan dengan penambahan pupuk dasar, kapur, kompos dan mulsa mampu meningkatkan serapan N, P dan K secara signifikan lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya, namun dibandingkan dengan pengolahan tanah konvensional yang ditambahkan pupuk dasar kapur. Perlakuan sistem pengolahan tanah dengan serapan hara yang tinggi sejalan dengan peningkatan biomassa yang dihasilkan. Perlakuan awal dengan penambahan pupuk dasar, kapur, kompos dan mulsa menghasilkan jumlah polong isi 100 butir yang jauh lebih banyak dibandingkan perlakuan lainnya.
Oleh karena itu, produktivitas tanaman jauh lebih tinggi pada perlakuan tanah alur dengan penambahan pupuk dasar, kapur, kompos dan mulsa dibandingkan dengan sistem pengolahan tanah lainnya yang mencapai 686,28 kg/ha. Perlakuan tanah dengan penambahan pupuk dasar, kapur dan kompos tidak berbeda nyata dengan perlakuan tanah alur yang ditambah pupuk dasar dan kapur. Perlakuan tanah beralur dan konvensional dengan penambahan pupuk dasar meningkatkan produktivitas tanaman secara nyata dibandingkan dengan perlakuan tanah beralur atau konvensional tanpa pemupukan.
Teknik budidaya yang dilakukan pada lahan kering dapat meningkatkan produktivitas yaitu dengan sistem pengolahan tanah alur dengan penambahan input berupa 200 kg SP-36/ha, 100 kg KCl/ha dan kapur kalsium magnesium karbonat [CaMg (CO3)2 ] dengan dosis 1,5 t/ha lalu aplikasi. Keragaman morfologi dan kandungan katekin pada tanaman Gambir berdaun merah tersebar pada berbagai ketinggian tempat di Sumatera Barat. “Keanekaragaman morfologi dan kandungan katekin pada tanaman gambir berdaun merah yang tersebar pada ketinggian berbeda di Sumatera Barat.”
Respon ayam petelur terhadap pemberian tepung daun Bangun-Bangun (Coleus amboinicus, Lour) dalam ransumnya. Selain itu, penggunaan tepung daun bangun (Coleus amboinicus, Lour) pada ransum ayam petelur diduga karena adanya andostran-17-one-3 ethyl-3-hydroxy-5-alpha yang terkandung di dalamnya. di ruang hampa- Daun bagian atas (Coleus amboinicus, Lour) dianggap mungkin. Respon ayam petelur terhadap pemberian tepung daun Bangun-Bangun (Coleus amboinicus, Lour) dalam ransumnya.
Pemberian tepung daun bangun bang dalam ransum memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap konsumsi ransum ayam petelur. Berdasarkan hasil sidik jari, variasi konsumsi ransum sangat nyata (P<0,01) dipengaruhi oleh persentase tepung daun bangun dalam ransum. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan menunjukkan bahwa persentase tepung daun bangun 8% pada ransum mempunyai konsumsi ransum paling rendah.
Sedangkan perlakuan tepung kotiledon 2% (A2) dalam ransum tidak berbeda nyata (P > 0,05) dengan persentase tepung kotiledon 4% (A3) dan 6% (A4) dalam ransum, namun berbeda sangat nyata ( P<0,01) dengan persentase 8% (A5) tepung daun bangun dalam ransum. Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah merupakan sentra utama penghasil kopi arabika di provinsi Aceh. Perhitungan pangsa pasar menggunakan perbandingan penjualan suatu perusahaan (eksportir) terhadap total penjualan seluruh kopi Arabika Gayo di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Hal ini menggambarkan bahwa pasar kopi Arabika Gayo di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah menghadapi pasar yang terkonsentrasi dengan sedikit persaingan. Pangsa pasar dan konsentrasi pasar empat perusahaan eksportir kopi Arabika Gayo terbesar di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriaha. Perilaku pasar kopi Arabika Gayo di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah dianalisis secara deskriptif.
Margin Pemasaran dan Farmer Share Kopi Arabika Gayo di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. KESIMPULAN DAN SARAN Struktur pasar kopi Arabika Gayo di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah menghadapi struktur pasar oligopsoni. Akibat struktur pasar yang terbentuk, proses penentuan harga kopi Arabika Gayo didominasi oleh eksportir.
Hubungan struktur pasar, perilaku dan kinerja kopi Arabika Gayo menunjukkan bahwa pola pergerakan harga kopi di tingkat petani tidak mengikuti pola pergerakan harga kopi di tingkat eksportir. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sistem pemasaran kopi Arabika Gayo di wilayah Aceh Tengah dan Bener Meriah tidak efektif.
ABSTRACT
Artikel ini membahas tentang konsep dan hasil penelitian pembangunan daerah, konsep dan hasil penelitian sistem pertanian terpadu, serta pentingnya pembangunan daerah berbasis sistem pertanian terpadu. Artikel ini juga membahas tentang penerapan sistem pertanian terpadu pada tanaman padi dan sapi potong. Sistem pertanian terpadu dapat menjadi solusi untuk mengatasi berbagai permasalahan yang timbul dalam pembangunan daerah karena sistem pertanian terpadu mempunyai banyak kelebihan dan kekurangan serta kelebihan (Salikin, 2003; Sulaeman, 2009; Sumarmi, 2012).
Sistem pertanian terpadu adalah sistem pertanian yang menggabungkan berbagai tanaman dan ternak serta menggunakan teknik berbeda untuk menciptakan kondisi yang sesuai untuk melindungi lingkungan, menjaga produktivitas lahan, dan meningkatkan pendapatan petani. Sistem pertanian terpadu di Amerika Utara dapat meningkatkan diversifikasi produksi pertanian dengan cara yang lebih kompetitif dan ramah lingkungan. Sistem pertanian terpadu di India dapat meningkatkan pendapatan petani, mengurangi atau menghilangkan biaya produksi, menyediakan tenaga kerja tambahan dan mengurangi risiko produksi.
Sistem pertanian terpadu dapat menghemat sumber daya dan menciptakan tingkat produksi yang tinggi, berkelanjutan serta menjaga lingkungan. Sistem Pertanian Terpadu di Negara Bagian Anambra, Nigeria adalah sistem pertanian, peternakan, perikanan, dan pengolahan yang terintegrasi. Sistem pertanian terintegrasi di Vietnam dapat meningkatkan hasil empat kali lipat dibandingkan sistem tidak terintegrasi.
Sistem pertanian terpadu di Jepang dapat menekan biaya pembelian pakan ternak dan pupuk sehingga meningkatkan pendapatan petani. Sistem pertanian terpadu di Jepang bersifat intensif dan menguntungkan karena dapat meningkatkan hasil dan kualitas produksi di dataran tinggi. Berdasarkan konsep-konsep di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem pertanian terpadu adalah sistem pertanian yang menggabungkan dua atau lebih.
Pembangunan daerah berdasarkan sistem pertanian terpadu merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan, karena sistem pertanian terpadu dapat menjadi solusi untuk menjawab berbagai permasalahan yang muncul dalam pembangunan daerah selama ini. Pembangunan daerah berdasarkan sistem pertanian terpadu merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan, karena sistem pertanian terpadu dapat menjadi solusi untuk mengatasi berbagai permasalahan yang muncul dalam pembangunan daerah selama ini. 214 maka sistem pertanian terpadu mempunyai banyak manfaat dan keunggulan serta keunggulan yang sejalan dengan tujuan pembangunan daerah yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Petunjuk Penulisan Naskah