• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agregat Gabungan Agregat Halus dengan Agregat Kasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Agregat Gabungan

4.2.2 Agregat Gabungan Agregat Halus dengan Agregat Kasar

Berdasarkan data dari agregat halus dan agregat kasar dapat dibuat gabungan kedua agregat dengan hasil agregat halus 43,50% (Copper Slag + pasir alam) dan agregat kasar 56,50% (batu pecah) sehingga gabungan agregat masuk pada grafik agregat gabungan dengan butir mak.20 mm dalam zona 2 – 3 dan zona 3 - 4, hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 14 - 20. dan modulus halus dapat dilihat tabel 4.5. dibawah ini

Tabel 4.5. Hasil pemeriksaan gradasi agregat campuran

Komposisi campuran copper slag dengan pasir alam Jenis pemeriksaan

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%

Modulus kehalusan 5.138 5.196 5.278 5.293 5.336 5.313 5.309

Sumber : Hasil Penelitian

4.3. Pengujian Adukan Beton

Pengujian adukan beton sebelum dilakukan pengecoran terlebih dahulu dilakukan uji slump. Pengujian slump dilakukan dengan menggunakan alat kerucut Abrams. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kekentalan dan workability dari adukan beton.

Dalam penelitian ini digunakan nilai slump yang sama pada setiap campuran beton yaitu 60 mm, akan tetapi menghasilkan nilai FAS yang berbeda karena pengaruh penggunaan variasi komposisi Copper Slag yang berbeda. Hal ini dikarenakan Copper Slag memiliki kekedapan yang cukup tinggi, sehingga berpengaruh terhadap resapan air oleh Copper Slag. hasil pengujian slump dapa dilihat pada Tabel 4.6. dibawah ini.

Tabel 4.6. Hasil pemeriksaan slump

Variasi campuran

Slump rencana

Slump

aktual fas 0% coppper slag 60 61 0.427 10% coppper slag 60 58 0.393 20% coppper slag 60 59 0.392 30% coppper slag 60 57 0.391 40% coppper slag 60 57 0.390 50% coppper slag 60 58 0.389 60% coppper slag 60 57 0.388

Sumber : Hasil Penelitian

25 4.4. Perawatan Beton

Perawatan dilakukan untuk menjamin tersedianya air, guna proses hidrasi dan perawatan yang dilakukan terhadap benda uji adalah sebagai berikut :

1. Benda uji dikeluarkan dari cetakan setelah 24 jam setelah pengecoran.

2. Benda uji tidak dilakukan perawatan khusus (disimpan pada suhu kamar).

4.5. Pengujian Beton

4.5.1. Pemeriksaan Berat Isi Beton

Beton dibuat berupa benda uji selinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, setelah mencapai umur beton yang ditentukan dalam penelitian ini yaitu 28 hari maka dilakukan pengukuran dimensi pada benda uji dan ditimbang beratnya untuk mengetahui berat isinya, perhitungan berat isi benda uji terdapat pada lampiran 25, berat isi benda uji terdapat pada Tabel 4.7 dibawah ini.

Tabel 4.7. Hasil pemeriksaan berat isi beton

Jenis Beton Sampel Berat berat isi (Kg/m3) rata-rata (Kg/m3) prosentase

Beton A 1 12.96 2445.86

> copper slag 0 % 2 12.97 2446.80

> Pasir Alam 100 % 3 12.93 2440.20

4 12.77 2409.06

5 12.93 2439.94

2436.372 0%

Beton B 1 13.14 2479.46

> copper slag 10 % 2 13.19 2488.61

> Pasir Alam 90 % 3 13.09 2470.39

4 13.06 2463.79

5 13.04 2461.03

2472.657 1.48%

Beton C 1 13.23 2495.87

> copper slag 20 % 2 13.17 2485.49

> Pasir Alam 80 % 3 13.14 2479.31

4 13.19 2489.63

5 13.11 2473.44

2484.748 1.98%

Beton D 1 13.35 2519.69

> copper slag 30 % 2 13.24 2498.70

> Pasir Alam 70 % 3 13.31 2512.48

4 13.37 2523.18

5 13.27 2503.42

2511.495 3.07%

26

Beton E 1 13.39 2527.01

> copper slag 40 % 2 13.51 2550.57

> Pasir Alam 60 % 3 13.47 2541.17

4 13.53 2552.49

5 13.43 2534.59

2541.164 4.28%

Beton F 1 13.45 2537.39

> copper slag 50 % 2 13.76 2596.84

> Pasir Alam 50 % 3 13.63 2571.36

4 13.59 2563.97

5 13.57 2560.04

2565.921 5.30%

Beton G 1 13.61 2567.59

> copper slag 60 % 2 13.42 2532.67

> Pasir Alam 40 % 3 13.48 2544.00

4 13.50 2547.88

5 13.52 2550.60

2548.548 4.59%

Sumber : Hasil Penelitian

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA KOMPOSISI COPPER SLAG DENGAN BERAT ISI

2436.372

2472.6572484.748 2511.495

2541.164 2565.921

2548.548

2400 2450 2500 2550 2600 2650

6.4015

KOMPOSISI COPPER SLAG

BERAT ISI (Kg/cm3)

PCS 0% PCS 10% PCS 20% PCS 30%

PCS 40% PCS 50% PCS 60%

Gambar 4.4. Diagram batang hubungan antara komposisi Copper Slag dengan berat isi beton

Pada diagram diatas terlihat bahwa variasi komposisi Copper Slag berpengaruh terhadap nilai berat isi beton. Dengan semakin besarnya prosentase agregat Copper Slag pada campuran beton maka berat isinya semakin bertambah. Pada komposisi campuran 50% Copper Slag berat isi betonnya meningkat dan komposisi yang lebih besar dari 50% berat isinya mengalami penurunan.

27 4.5.2. Pemeriksaan Kuat Tekan Beton

Untuk pengujian kuat tekan beton, pengujian dilakukan dengan alat Compression Testing Machine. Pengujian dilakukan dengan meletakkan benda uji berdiri tegak lurus dan dengan penambahan beban yang konstan sampai benda uji kelihatan retak yang diindikasikan dengan tidak lagi adanya peninggatan gaya tekan.

Adapun hasil dari perhitungan uji kuat tekan silinder beton terdapat pada lampiran 27.

Hasil pengujian kuat tekan beton yang menggunakan variasi penambahan Copper Slag terdapat pada Tabel 4.8 dibawah ini.

Tabel 4.8. Hasil pemeriksaan kuat tekan beton

Kuat tekan Jenis Beton Sampel Beban

(KN)

kuat tekan (kg/cm2)

kuat tekan

(Mpa) rata-rata prosentase

Beton A 1 520.01 300.210 30.021

> copper slag 0 % 2 556.00 320.990 32.099

> Pasir Alam 100 % 3 553.00 319.260 31.926

4 580.99 335.420 33.542

5 583.00 336.580 33.658

32.249 0.00%

Beton B 1 556.14 321.070 32.107

> copper slag 10 % 2 570.57 329.400 32.940

> Pasir Alam 90 % 3 577.04 333.140 33.314

4 559.29 322.890 32.289

5 539.01 311.180 31.118

32.354 0.32%

Beton C 1 580.65 335.220 33.522

> copper slag 20 % 2 546.58 315.550 31.555

> Pasir Alam 80 % 3 560.24 323.440 32.344

4 571.94 330.190 33.019

5 554.65 320.210 32.021

32.492 0.75%

Beton D 1 582.57 336.330 33.633

> copper slag 30 % 2 588.96 340.020 34.002

> Pasir Alam 70 % 3 575.00 331.960 33.196

4 575.31 332.140 33.214

5 557.32 321.750 32.175

33.244 3.08%

Beton E 1 596.90 344.600 34.460

> copper slag 40 % 2 607.32 350.620 35.062

> Pasir Alam 60 % 3 603.32 348.310 34.831

34.938 8.34%

28

4 613.04 353.920 35.392

5 605.31 349.460 34.946

Beton F 1 617.01 356.210 35.621

> copper slag 50 % 2 606.99 350.430 35.043

> Pasir Alam 50 % 3 592.60 342.120 34.212

4 586.80 338.770 33.877

5 596.72 344.500 34.450

34.641 7.42%

Beton G 1 563.33 325.220 32.522

> copper slag 60 % 2 591.99 341.770 34.177

> Pasir Alam 40 % 3 620.00 357.940 35.794

4 587.99 339.460 33.946

5 612.68 353.710 35.371

34.362 6.55%

Sumber : Hasil Penelitian

GAFIK HUBUNGAN ANTARA KOMPOSISI COPPER SLAG DENGAN KUAT TEKAN BETON

32.249 32.354 32.610 33.244

34.938 34.641

34.362

30 31 32 33 34 35 36

6.40

KOMPOSISI COPPER SLAG

KUAT TEKAN BETON MPa

PCS 0% PCS 10% PCS 20% PCS 30%

PCS 40% PCS 50% PCS 60%

Gambar 4.5. Diagram batang hubungan antara komposisi copper slag dengan kuat tekan beton

Pada diagram diatas terlihat bahwa variasi komposisi Copper Slag berpengaruh terhadap nilai kuat tekan beton. Dengan semakin besarnya prosentase agregat Copper Slag pada campuran beton maka kuat tekannya semakin bertambah. Pada komposisi campuran 40% Copper Slag kuat tekan betonnya meningkat dan komposisi yang lebih besar dari 50% kuat tekannya mengalami penurunan.

29 4.6. Metode Pengujian Hipotesis

Pengaruh pemakaian dengan variasi komposisi tertentu pada campuran beton dengan menggunakan penambahan Copper Slag sebagai agregat halus terhadap pasir alam dapat memberikan pengaruh terhadap berat isi dan kuat tekan beton, maka perlu suatu pengujian hipotesis tersebut.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisa varian satu arah antara variasi penambahan Copper Slag sebagai agregat halus terhadap nilai berat isi dan kuat tekan.

Hipotesis ini secara statistik dapat dijelaskan sebagai berikut : H0 = μ1 = μ2= μ3 =... = μn

H1 = μ1 ≠ μ2≠ μ3 ≠... ≠ μn

H0 = Hipotesis awal, yang menyatakan tidak ada pengaruh.

H1 = Hipotesis alternatif, yang menyatakan ada pengaruh.

Dengan menggunakan persamaan uji hipotesis data, kriteria pengujian analisa varian satu arah adalah :

α = 0,05 dan 0,01 (resiko kegagalan) t = 5 (jumlah perulangan) n = 35 (jumlah data)

Batas kritis derajat kebebasan (Degree of Fredom) pada tabel analisa varian satu arah adalah :

dbtotal = rt – 1 = banyaknya pengamatan – 1

= 35 – 1

= 34

dbperlk = rt – 1 = banyaknya pengamatan – 1

= 5 – 1

= 4

dbgalat = dbtotal – dbperlk

= 34 – 4

= 30

4.7. Analisis Metode Penerapan Acak Lengkap

Dari distribusi F diperoleh F tabel Æ F (0,05 ; 4 ; 30 ) = 2,69 Dari distribusi F diperoleh F tabel Æ F (0,01 ; 4 ; 30 ) = 4,62

30 Pengujian analisa metode acak lengkap pengaruh penambahan Copper Slag sebagai agregat halus terhadap kuat tekan dengan perhitungan manual maka diperoleh pada tabel berikut :

Tabel 4.9. Analisa metode penerapan acak lengkap kuat tekan beton F tabel

Keragaman DB JK KT F hitung

5% 1%

Perlakuan 4 4032.718 1008.179 12.104** 2.69 4.62

Galat 30 2498.736 83.291 - - -

Total 34 6531.453 - - - -

**) nyata pada taraf 1% ; kk = 2,72%

Keterangan :

dk = Derajat kebebasan JK = Jumlah kuadrat KT = Kuadrat tengah

Berdasarkan tabel 4.9 dijelaskan bahwa :

¾ Jadi Fhitung = 12,104 > Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima untuk rasio kegagalan 5% dan 1%.

¾ Berarti variasi komposisi agregat halus Copper Slag menyebabkan pertambahan kuat tekan beton secara nyata.

Pengujian analisa metode acak lengkap pengaruh penambahan Copper Slag sebagai agregat halus terhadap berat isi dengan perhitungan manual maka diperoleh pada tabel berikut :

Tabel 4.10. Analisa metode penerapan acak lengkap berat isi beton F tabel

Keragaman DB JK KT F hitung

5% 1%

Perlakuan 4 65139.82 16284.96 94.51** 2.69 4.02

Galat 30 5169.31 172.31 - - -

Total 34 70309.13 - - - -

**) nyata pada taraf 1% ; kk = 0,52%

31 Berdasarkan tabel 4.10 dijelaskan bahwa :

¾ Jadi Fhitung = 94,51 > Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima untuk rasio kegagalan 5% dan 1%.

¾ Berarti variasi komposisi agregat halus Copper Slag menyebabkan pertambahan berat isi beton secara nyata.

4.8. Analisis Regresi

Hubungan antara variasi komposisi agregat halus Copper Slag dan nilai kuat tekan beton, secara statistik dapat ditulis hubungan antara variasi komposisi aregat halus Copper Slag (%) dengan nilai kuat tekan beton (MPa) dengan persamaan regresi sebagai berikut :

Y = Nilai kuat tekan beton (MPa)

X = Variasi komposisi agregat halus Copper Slag (%)

Model regresi yang sesuai untuk permasalahan ini adalah regresi kubik, model regresi yang didapat :

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA KOM POSISI COPPER SLAG DENGAN KUAT TEKAN BETON

y = -39.977x3 + 30.816x2 + 31.981

30 31 32 33 34 35 36

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70%

KOMPOSISI COPPER SLAG

KUAT TEKAN BETON MPa

Gambar 4.6. Diagram regresi hubungan antara komposisi copper slag dengan kuat tekan beton

Y = 31,981 + 30,816 X2 - 39,977 X3 Koefisien determinasi (R2) = 0,442 Koefisien korelasi (R) = 0,665

32 Tabel 4.11. Sidik ragam regresi, regresi parsial, dan uji simpang model

Ftabel

Sumber keragaman db JK KT Fhitung

5% 1%

Regresi 2 36.424 18.212 20.172** 3.09 5.03

x2 1 14.184 14.184 15.711** 3.89 7.06

x3 1 8.610 8.610 9.537** 3.89 7.06

sisa 32 28.891 0.903

Galat murni 28 24.987 0.892

simpangan model 4 3.903 0.976 1.081ns 2.51 3.75

Total 34 65.315

Keterangan ** signifikan pada taraf probabilitas 1%

* signifikan pada taraf probabilitas 5%

ns non-signifikan

Untuk analisis regresi diperoleh hasil sebagai berikut:

Tampak bahwa Fhitung regresi, regresi parsial X2 dan X3 signifikan, sedangkan simpangan model non-signifikan, artinya hipotesis H0: b0 = b2 = b3 = 0 ditolak dan model tidak menyimpang. Model Y = 31,981 + 30,816X2 - 39,977X3 merupakan model yang sesuai dengan derajat keterandalan model 44,2% dapat dikatakan bahwa nilai Y dipengaruhi oleh X

Y = 31,981 + 30,816X2 - 39,977X3

=0 dx dy

= 61,63 X – 119,93 X2

X12 = X ( 61,63 – 119,93 X)

X1 = 0 X2 = 0,5139 X = 51,39 %

Y = 31,981 + 30,816 (0,5139)2 - 39,977 (0,5139)3 Y = 34,697 MPa

Jadi nilai kuat tekan maksimum dengan uji regresi didapat sebesar 34,697 MPa pada variasi komposisi Copper Slag sebesar 51,39 %

33 Hubungan antara variasi komposisi agregat halus Copper Slag dan berat isi beton, secara statistik dapat ditulis hubungan antara variasi komposisi aregat halus Copper Slag (%) dengan berat isi beton (Kg/m3) dengan persamaan regresi sebagai berikut :

Y = Nilai berat isi beton (kg/m3)

X = Variasi komposisi agregat halus Copper Slag (%)

Model regresi yang sesuai untuk permasalahan ini adalah regresi kubik, model regresi yang didapat :

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA KOMPOSISI COPPER SLAG DENGAN BERAT ISI

y = -287.329x3 + 304.646x + 2435.408

2400 2450 2500 2550 2600

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70%

KOM POSISI COPPER SLAG

BERAT ISI (Kg/m3)

Gambar 4.7. Diagram regresi hubungan antara komposisi copper slag dengan berat isi beton

Y = 2435,408 + 304,646X - 287,329X3 Koefisien determinasi (R2) = 0,105 Koefisien korelasi (R) = 0,325

Tabel 4.12. Sidik ragam regresi, regresi parsial, dan uji simpang model Ftabel

Sumber keragaman db JK KT Fhitung

5% 1%

Regresi 2 6286.00 31430.00 135.025** 3.09 5.03

x 1 23157.57 23157.57 99.48** 3.89 7.06

x3 1 2897.78 2897.78 12.45** 3.89 7.06

sisa 32 7449.13 232.79

Galat murni 28 5169.31 184.62

34

simpangan model 4 2279.82 569.96 2.45ns 2.51 3.75

Total 34 70309.13

Keterangan ** signifikan pada taraf probabilitas 1%

* signifikan pada taraf probabilitas 5%

ns non-signifikan

Untuk analisis regresi diperoleh hasil sebagai berikut:

Tampak bahwa Fhitung regresi, regresi parsial X dan X3 signifikan, sedangkan simpangan model non-signifikan, artinya hipotesis H0: b0 = b1 = b3 = 0 ditolak dan model tidak menyimpang. Model Y = 2435,408 + 304,646X - 287,329X3 merupakan model yang sesuai dengan derajat keterandalan model 10,5% dapat dikatakan bahwa nilai Y dipengaruhi oleh X

Y = 2435,408 + 304,646X - 287,329X3

=0 dx dy

= 340,646 – 861,987 X2 X2 = 340,646 / 861,987 X = 0,594

X = 59,44 %

Y = 2435,408 + 304,646 (0.594) - 287,329 (0.594)3 Y = 2556,149 kg/m3

Jadi nilai berat isi maksimum dengan uji regresi didapat sebesar 2556,149 kg/m3 pada variasi komposisi Copper Slag sebesar 59,44 %

Hubungan antara berat isi beton dan kuat tekan beton, secara statistik dapat ditulis hubungan antara berat isi beton (Kg/m3) dengan kuat tekan beton (MPa) dengan persamaan regresi sebagai berikut :

Y = Nilai kuat tekan beton (MPa) X = Nilai berat isi beton (kg/m3)

Model regresi yang sesuai untuk permasalahan ini adalah regresi kubik, model regresi yang didapat :

35

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA KOMPOSISI COPPER SLAG DENGAN KUAT TEKAN BETON

30 31 32 33 34 35 36

2400 2450 2500 2550 2600

BERAT ISI (Kg/m3)

KUAT TEKAN BETON MP

Gambar 4.8. Diagram regresi hubungan antara berat isi dengan kuat tekan beton Y = 7,39 - 4,14E-06 X2

Koefisien determinasi (R2) = 0,463 Koefisien korelasi (R) = 0,680

Tabel 4.13. Sidik ragam regresi, regresi parsial, dan uji simpang model Ftabel

Sumber keragaman db JK KT Fhitung

5% 1%

Regresi 1 30.246 30.246 28.462** 3.75 6.80

sisa 33 35.068 1.063

Galat murni 28 24.987 0.892

simpangan model 5 10.081 2.016 1.897 ns 2.27 3.33

Total 34 65.315

Keterangan ** signifikan pada taraf probabilitas 1%

* signifikan pada taraf probabilitas 5%

ns non-signifikan

Untuk analisis regresi diperoleh hasil sebagai berikut:

Tampak bahwa Fhitung regresi, regresi parsial X2 signifikan, sedangkan simpangan model non-signifikan, artinya hipotesis H0: b0= b2 = 0 ditolak dan model tidak menyimpang. Model Y = 7,39 - 4,14E-06 X2 merupakan model yang sesuai dengan derajat keterandalan model 46,3% dapat dikatakan bahwa nilai Y dipengaruhi oleh X

36 4.9.Pembahasan

4.9.1. Pembahasan Hasil Analisis Metode Penerapan Acak Lengkap

Dari daftar distribusi F pada taraf 5% dan 1% ternyata Fhitung dari perbandingan kuat tekan dan berat isi menunjukan nilai yanng lebih besar dari Ftabel . Fhitung = 12,104 >

Ftabel = 2,69 dan 4,02 , Fhitung = 94,51 > Ftabel =2,69 dan 4,02

Berarti hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh ditolak, dan hipotesis H1 yang menyatakan adanya pengaruh diterima.

Jadi variasi komposisi agregat halus coper slag berpengaruh nyata terhadap nilai berat isi dan kuat tekan beton dengan tingkat kepercayaan 95%. Artinya, kebenaran akan hipotesis tersebut sebesar 95%, sedang kesalahan hipotesis tersebut sebesar 5%.

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa variasi komposisi agregat halus Copper Slag berpengaruh nyata terhadap nilai berat isi dan kuat tekan beton.

4.9.2. Pembahasan Hasil Analisis Regresi

Dari hasil analisis regresi untuk pengaruh terhadap kuat tekan diperoleh :

a. Koefisien korelasi (R) = 0,665, berarti adanya hubungan linear langsung antar variabel X dan variabel Y.

b. Koefisien determinasi (R2) = 0,442, berarti pengaruh variabel X terhadap perubahan variabel Y sebesar 44,2%, sedangkan sisanya variabel Y dipengaruhi oleh variabel yang lain.

Tampak bahwa Fhitung regresi, regresi parsial X2 dan X3 signifikan, sedangkan simpangan model non-signifikan, artinya hipotesis H0: b0 = b2 = b3 = 0 ditolak dan model tidak menyimpang. Model Y = 31,981 + 30,816X2 - 39,977X3 merupakan model yang sesuai dengan derajat keterandalan model 44,2% dapat dikatakan bahwa nilai Y dipengaruhi oleh X

Jadi model grafik regresi adalah dengan tingkat kepercayaan 95%. Artinya, kebenaran akan hipotesis tersebut sebesar 95%, sedang kesalahan hipotesis tersebut sebesar 5%.

c. Untuk uji analisa regresi

Y = 31,981 + 30,816X2 - 39,977X3

=0 dx dy

= 61,63 X – 119,93 X2

37 X12 = X ( 61,63 – 119,93 X)

X1 = 0 X2 = 0,5139 X = 51,39 %

Y = 31,981 + 30,816 (0,5139)2 - 39,977 (0,5139)3 Y = 45,54 MPa

Jadi nilai kuat tekan maksimum dengan uji regresi didapat sebesar 34,697 Mpa pada variasi komposisi Cpper Slag sebesar 51,39 %

Dari hasil analisis regresi untuk pengaruh terhadap berat isi diperoleh :

a. Koefisien korelasi (R) = 0,325, berarti adanya hubungan linear langsung antar variabel X dan variabel Y.

b. Koefisien determinasi (R2) = 0,105, berarti pengaruh variabel X terhadap perubahan variabel Y sebesar 10,5%, sedangkan sisanya variabel Y dipengaruhi oleh variabel yang lain.

Tampak bahwa Fhitung regresi, regresi parsial X dan X3 signifikan, sedangkan simpangan model non-signifikan, artinya hipotesis H0: b0 = b1 = b3 = 0 ditolak dan model tidak menyimpang. Model Y = 2435,408 + 304,646X - 287,329X3 merupakan model yang sesuai dengan derajat keterandalan model 10,5% dapat dikatakan bahwa nilai Y dipengaruhi oleh X

Jadi model grafik regresi adalah dengan tingkat kepercayaan 95%. Artinya, kebenaran akan hipotesis tersebut sebesar 95%, sedang kesalahan hipotesis tersebut sebesar 5%.

c. Untuk uji analisa regresi

Y = 2435,408 + 304,646X - 287,329X3

=0 dx dy

= 340,646 – 861,987 X2 X2 = 340,646 / 861,987 X = 0,594

X = 59,44 %

38 Y = 2435,408 + 304,646 (0.594) - 287,329 (0.594)3

Y = 2556,149 kg/m3

Jadi nilai berat isi maksimum dengan uji regresi didapat sebesar 2556,149 kg/m3 pada variasi komposisi Copper Slag sebesar 59,44 %

Dari hasil analisis regresi untuk pengaruh berat isi terhadap kuat tekan diperoleh:

a. Koefisien korelasi (R) = 0,680, berarti adanya hubungan linear langsung antar variabel X dan variabel Y.

b. Koefisien determinasi (R2) = 0,463, berarti pengaruh variabel X terhadap perubahan variabel Y sebesar 46,3 %, sedangkan sisanya variabel Y dipengaruhi oleh variabel yang lain.

Tampak bahwa Fhitung regresi, regresi parsial X2 signifikan, sedangkan simpangan model non-signifikan, artinya hipotesis H0: b0= b2 = 0 ditolak dan model tidak menyimpang. Model Y = 7,39 - 4,14E-06 X2 merupakan model yang sesuai dengan derajat keterandalan model 46,3% dapat dikatakan bahwa nilai Y dipengaruhi oleh X

4.9.3. Pembahasan Hasil Nilai Kuat Tekan Beton

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa, dengan pemakaian agregat halus Copper Slag menunjukkan kenaikan nilai kuat tekan beton yang maksimum pada komposisi campuran 40% Copper Slag dan 60% pasir alam yaitu mengalami kenaikan sebesar 8,34%. Sedangkan kekuatan maksimum dengan uji analisis regresi didapatkan sebesar 34,697 Mpa dengan variasi Copper Slag 51,39 %.

Dari berbagai komposisi campuran agregat halus Copper Slag, ternyata yang menunjukkan kenaikan nilai kuat tekan beton tertinggi (maksimum) adalah dengan menggunakan variasi komposisi agregat halus Copper Slag pada 40% - 50%. Kuat tekan yang tinggi disebabkan oleh berat jenis Copper Slag yang cukup tinggi diakibatkan porositas yang kecil sehingga Copper Slag bersifat keras. Berat jenis suatu material identik dengan kekuatannya, dimana beton yang disusun oleh material yang memiliki berat jenis tinggi maka kuat tekan beton akan lebih besar daripada beton dengan material penyusun berat jenis rendah. Sedangkan penurunan kuat tekan yang terjadi disebabkan oleh grading gabungan yang kurang baik atau terlalu kasar.

39 4.9.4. Pembahasan Hasil Nilai Berat Isi Beton

Dari tabel diatas didapatkan berat isi beton adalah 2436.372 - 2565.921 kg/m3 termasuk dalam beton normal dimana berat isi beton normal 2082,6 – 2563,2 kg/m3. Dengan pemakaian agregat halus Copper Slag menunjukkan kenaikan nilai berat isi beton yang maksimum pada komposisi campuran 50% Copper Slag dan 50% pasir alam yaitu mengalami kenaikan sebesar 5,30%. Sedangkan kekuatan maksimum dengan uji analisis regresi didapatkan sebesar 2556,149 kg/m3 dengan variasi Copper Slag 59,44

%.

Penggunaan material penyusun beton dengan berat jenis yang tinggi menyebabkan berat benda uji juga tinggi, sehingga beton dengan campuran Copper Slag memiliki berat yang lebih tinggi dari beton normal non Copper Slag untuk setiap benda uji.

4.9.5. Pembahasan Hubungan Berat Isi dan Kuat Tekan Beton

Dari perhitungan diatas didapatkan bahwa dengan bertambahnya nilai berat volume beton kuat tekan beton cenderung mengalami peningkatan, dengan didapatkan persamaan Y = 7,39 - 4,14E-06 X2 . Hal ini menunjukan bahwa penggunaan suatu jenis agregat dan prosentasenya dalam suatu campuran akan mempengaruhi sifat dan karakteristik beton tersebut, sesuai dengan sifat dan karakteristik dari agregat batuan yang dipakai.

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan seperti yang diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari penelitian agregat halus Copper Slag didapatkan berat jenis (SSD) = 3,60 ; penyerapan = 0,46 ; kadar air = 0,44% ; berat volume = 2,16 gr/cc. Hal ini menunjukan Copper Slag termasuk agregat berat.

2. Diberikannya variasi komposisi campuran agregat halus Copper Slag mempunyai pengaruh yang nyata terhadap berat isi dan kuat tekan beton, yakni nilai berat isi dan kuat tekan beton meningkat pada prosentase tertentu campuran agregat halus Copper Slag dengan pasir alam. Begitu juga hubungan berat isi dengan kuat tekannya, dimana berat isi menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap kuat tekan beton. Hal ini menunjukan bahwa sifat agregat dan prosentase dalam campuran berpengaruh terhadap sifat dan karakteristik beton

3. Dari hasil penelitian didapatkan nilai kuat tekan beton sebesar 34,938 MPa pada campuran komposisi 40% agregat halus Copper Slag dengan 60% pasir alam, Pada uji analisa regresi didapatkan Y = 31,981 + 30,816X2 - 39,977X3 dengan campuran maksimum yang didapat pada komposisi 51,39 % agregat halus Copper Slag dengan kuat tekan 34,697 Mpa.

4. Dari hasil penelitian didapatkan nilai berat isi beton sebesar 2565,921Kg/m3 pada campuran komposisi 50% agregat halus Copper Slag dengan 50% pasir alam, Pada uji analisa regresi didapatkan Y = 2435,408 + 304,646X - 287,329X3 dengan campuran maksimum yang didapat pada komposisi 59,44 % agregat halus Copper Slag dengan berat isi 2556,149 kg/m3 .

5. Dari analisis regresi didapatkan persamaan Y = 7,39 - 4,14E-06 X2 dimana setiap penambahan berat isi nilai kuat tekan beton cenderung meningkat.

6. Hasil penelitian menunjukan penurunan nilai berat isi pada komposisi 60% dan pada kuat tekan 50% terhadap agregat halus Copper Slag. Hal ini dimungkinkan karena penyebaran Copper Slag dalam adukan tidak merata, karena perbedaan berat jenis dan berat volume agregat yang besar, cenderung menyebabkan terjadinya segregasi.

40

5.1. Saran

Setelah melakukan penelitian dan mengetahui hasilnya, maka dapat disarankan sebagai berikut :

1. Dicoba penelitian dengan variasi campuran agregat halus Copper Slag yang lebih beragam dan dengan variasi faktor air semen (FAS) yang paling optimum.

2. Dicoba penelitian dengan variasi komposisi campuran beton (semen : agregat halus : agregat kasar) yang paling optimum .

3. Dalam penelitian pada waktu pelaksanaan pengecoran, material dan alat-alat yang digunakan harus diupayakan dalam keadaan SSD karena untuk mengatasi jumlah faktor air semen (FAS) yang benar-benar dibutuhkan oleh agregat.

4. Dicoba penelitian dengan menggunakan jenis semen yang berbeda jenisnya

Dokumen terkait