نيِرِبا َّصلا
4. Akhlak Dalam Keluarga a. Birrul Walidain
Tabel 4.18
Akhlak Dalam Keluarga (birrul walidain) (Waktu 00.04.58)
Sign Object Interpretant
Gambar 4.18
Akhlak Dalam Keluarga (birrul walidain)
(waktu 00.04.58)
Dialog:
“Makasi”
Shila menci- um tangan bapak dan memeluk bapak.
Makna tanda yang ter- kandung di sini adalah kasih sayang dan rasa cinta serta terima kasih seorang anak kepada orang tuanya.
Berdasarkan paparan di atas, dapat dipahami dan disimpulkan metode pendidikan akhlak yang diterapkan adalah metode pembiasaan. Yang mana Shila sudah dibiasakan untuk berbakti kepada kedua orang tua, sehingga Shila dengan mudah mengungkapkan rasa kasih dan cinta serta terima kasih kepada orang tua.
Pada gambar 4.18 menunjukkan sign, pertama Shila mengenakan mukena dan bapak memakai kopiah. Kemudian terlihat Shila mencium tangan bapak. Kedua, terlihat Shila memeluk bapak. Adapun yang menjadi object adalah Shila mencium dan memeluk bapak. Selain itu, interpretant dari sign yaitu adanya pesan tersirat dalam adegan yang memperlihatkan Shila mencium tangan bapak dan memeluk bapak merupakan bentuk ungkapan kasih sayang dan rasa cinta kepada orang tua. Dan pesan tersurat dalam dialog Shila, “Makasi” yang bermakna sebagai bentuk ungkapan terima kasih kepada orang tua. Pada dasarnya, semua orang memiliki kewajiban untuk berbakti, menghormati, dan memuliakan orang tau, sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an.
ِب َكِ ْشُتِل َكاَدَهاَج ْن
إ اَو ۖ اًنْسسُح ِهْيَ ِلاَوِب َنا َسْن إ ْلا اَنْي َّصَوَو اَمِب ْ ُكُئِّبَنأ�َف ْ ُكُعِجْرَم َّ َلإا ۚ اَمُهْعِطُت َلَف ٌْلمِع ِهِب َ َل َسْيَل اَم
َنوُلَمْعَت ْ ُتْنُك
Artinya:“Dan kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu
untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau patuhi keduanya.
Hanya kepada-Ku tempat kembalimu, dan akan Aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” (Q.S. Al-‘Ankabut: 8).
ِنْيَ ِلاَوْل ِبَو َ َّللا َّلإا َنوُدُبْعَت َل َليِئاَ ْسإا ِنَب َقاَثيِم َنْذَخأ� ْذإاَو ِساَّنلِل اوُلوُقَو ِيِكا َسَمْلاَو ٰىَم اَتَيْلاَو َٰب ْرُقْلا يِذَو ًنا َسْحإا ْ ُكْنِم ًليِلَق َّل ا ْ ُتْيَّلَوَت َّ ُث َة َكَّزلا اوُتآ�َو َة َل َّصلا اوُيمِقأ�َو اًنْسسُح إ
َنو ُضِرْعُم ْ ُتْنأ�َو
Artinya:“Dan ingatlah ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah Kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali seba- gian kecil dari kamu, dan kamu (masih men- jadi) pembangkang” (Q.S. Al-Baqarah: 83).
ُ ُلا َصِفَو ٍنْهَو ٰ َلىَع اًنْهَو ُهُّمأ� ُهْتَلَ َح ِهْيَ ِلاَوِب َنا َسْنإ ْلا اَنْي َّصَوَو
ُير ِصَمْلا َّ َلإا َكْيَ ِلاَوِلَو ِل ْرُك ْشا ِنأ� ِ ْيَماَع ِفي
Artinya: “Dan kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada aku kembalimu”
(Q.S. Luqman: 14).
Selain itu Allah juga telah melarang berkata kasar ataupun membentak serta melawan orang tua, sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an.
اَّم ا ۚ ًنا َسْحإا ِنْيَ ِلاَوْل ِبَو ُهَّيإا َّلإا اوُدُبْعَت َّلأ� َكُّبَر ٰ َضَقَو إ ٍّفأ� اَمُهَل ْلُقَت َلَف اَ ُه َ ِك ْوأ� اَ ُهُدَحأ� َ َبِكْلا َكَدْنِع َّنَغُلْبَي اًيمِرَك ًل ْوَق اَمُهَل ْلُقَو اَ ُهْرَ ْنهَت َلَو
Artinya:“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak.
Jika salah seorang diantara keudanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (Q.S. Al-Isra’: 23).
Sejalan dengan adegan dalam film, seorang anak telah diperintahkan untuk berbuat baik, menghormati, menyayangi serta menaati perintah orang tua, dengan catatan tidak melanggar dari ajaran agama. Kasih sayang dan cinta dari seorang anak kepada orang tua merupakan sebuah kebahagiaan yang amat sangat besar bagi orang tua. Oleh karena
itu, sayangilah dan cintailah kedua orang tua dengan tulus dan penuh kasih sayang.
Metode penanaman pendidikan akhlak dalam keluarga (Birrul Walidain) yang diterapkan dalam adegan tersebut yaitu metode pembiasaan. Pembia- saan ini muncul melalui kasih sayang yang tulus dari orang tua Shila kepada Shila sehingga menciptakan hubungan keluarga yang harmonis. Melalui keharmonisan dalam keluarga, timbulah sikap saling menyayangi baik antara anak dengan orang tua maupun antar saudara, dan seiring berjalannya waktu sifat saling menyayangi tersebut tertanam dalam diri karena pembiasaan. Sehingga dalam adegan tersebut dapat dipahami bahwa Shila sudah dibiasakan untuk berbakti kepada orang tua, dan Shila dengan mudah mengungkapkan rasa kasih sayang maupun terima kasih kepada orang tua karena sudah terbiasa.
b. Kasih sayang dan tanggung jawab orang tua terhadap anak
Pada gambar 4.19 menunjukkan sign, pertama mamak memeluk Shila. Kedua, mamak mencium kening Shila. Setelah mencium kening Shila, mamak berbicara kepada Shila dengan ekspresi wajah sedih “Baek-baek kau ya di sini, ya” yang kemudian di jawab oleh Shila “Iya mak”. Latar tempat dalam adegan tersebut ditandai oleh, adanya poster yang bertuliskan “Kawasan wajib berbusana muslim”
dan banyak sekali perempuan yang berjilbab atau memakai busana muslim, yang menandakan adegan tersebut berlatar tempat di pondok pesantren.
Table 4.19
Akhlak Dalam Keluarga (kasih sayang dan tanggung jawab orang tua terhadap anak)
(Waktu 00.20.47)
Sign Object Interpretant
Gambar 4.19
Akhlak Dalam Keluarga (kasih sayang dan tanggung jawab orang tua terhadap anak) (waktu 00.20.47)
Dialog:
Baek-baek kau ya di sini, ya?”
“Iya mak”
Mamak me- meluk dan mencium kening Shila
Makna tanda yang terkan- dung di sini adalah orang tua memiliki tanggung jawab untuk memberikan kasih sayang dan pendidik- an yang ter- baik kepada anaknya.
Berdasarkan paparan di atas, dapat dipahami dan disim- pulkan metode pendidikan akhlak yang diterapkan adalah metode pembiasaan. Yang mana sudah sewajarkan seorang ibu terbiasa memberikan kasih sayang kepada anaknya. Hal ini sesuai dengan mamak yang memberikan kasih sayang kepada Shila.
Adapun yang menjadi object adalah mamak memeluk dan mencium Shila. Selain itu, interpretant dari sign yaitu melalui pesan tersirat dalam adegan tersebut, bahwa orang tua memiliki tanggung jawab untuk memberikan kasih sayang dan pendidikan yang terbaik bagi anaknya. Dan pesan tersurat dalam dialog mamak, yang mengandung makna kekhawatiran dan kecemasan orang tua ketika hendak berjauhan dengan anaknya.
Anak merupakan tempat bagi orang tua untuk mencu rahkan segala bentuk kasih sayang.
Kehidupan keluarga akan terasa kurang jika belum ada kehadiran anak di dalamnya, walaupun keluarga tersebut memiliki harta yang banyak. Akan tetapi, anak merupakan perhiasan hidup. Sebagaimana Allah berfirman dalam al-Qur’an.123
ُتاَحِلا َّصلا ُتاَيِقاَبْلاَو ۖ اَيْنُّلا ِةاَيَحْلا ُةَنيِز َنوُنَبْلاَو ُلاَمْلا
ًلَمأ� ٌ ْيرَخَو ًباَوَث َكِّبَر َدْنِع ٌ ْيرَخ
Artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhamu serta lebih baik untuk menjadi harapan”. (Q.S. Al-Kahf: 46).
Sejalan dengan adegan dalam film, orang tua memiliki kewajiban memberikan kasih sayang dan pendidikan terbaik kepada anaknya. Kasih sayang orang tua merupakan hal yang sangat penting dalam
123 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq …, hlm. 173.
mengiringi pertumbuhan sang anak, dan orang tua memiliki peran yang sangat besar terhadap tanggung jawab pendidikan bagi anaknya. Pendidikan yang baik akan berpengaruh terhadap masa depan anak.
Dalam hal ini, orang tua dituntut untuk memberikan pendidikan agama kepada anaknya agar kelak menjadi pribadi yang beriman dan berakhlak mulia, akan tetapi pada kenyataan yang dapat dilihat saat ini, tidak sedikit orang tua yang belum mempraktekkan hal tersebut, karena minimnya pemahaman mengenai agama. Hal ini tidak bisa menjadi alasan orang tua untuk melepas tanggung jawab terhadap pendidikan agama bagi anak, karena masih terdapat beberapa solusi, seperti memanggil guru agama untuk memberikan les private kepada anak atau menyekolahkan anak di sekolah berbasis agama.124
Metode penanaman pendidikan akhlak dalam keluarga (kasih sayang dan tanggung jawab orang tua terhadap anak) yang diterapkan pada adegan tersebut yaitu metode pembiasaan. Orang tua sudah seharusnya dan sewajarkan membisakan diri memberikan dan mencurahkan segala bentuk kasih sayang kepada anaknya, karena anak merupakan harta yang paling berharga bagi orang tua. Pemberian kasih sayang tersebut akan secara alami muncul dari dalam diri orang tua, sehingga menjadi kebiasaan, yang mana apabila tidak dilakukan akan terasa kurang dan terasa berbeda.
124 Iim Fatimah, “Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak dalam Perspektitif Islam”, dalam Jurnal Hawa, vol.1, no.1, 2019, hlm. 43.
5. Akhlak Bermasyarakat