• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alat dan Bahan

Dalam dokumen PLN (PERSERO) TRAGI PANAKKUKANG” (Halaman 49-57)

BAB III METODE PENELITIAN

B. Alat dan Bahan

C. Langka Penelitian

Secara garis besar tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini diperlihatkan pada Gambar 3.1 berikut.

Mulai

Mengidentifikasi Masalah

a. Bagaimana menentukan faktor dominan gangguan dengan menggunakan aplikasi Statistical product and service solution (SPSS) ?

b. Bagaimana tindakan untuk meminimalisir gangguan tersebut?

Studi Pustaka

Mencari dan menganalisis jurnal dan buku terkait dengan analisis penentuan faktor dominan penyebab gangguan pada gardu induk menggunakan aplikasi statistical product and service solution (spss)

Pengumpulan Data

1

Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penyusunan Tugas Akhir Pengolahan Data

Input Data

Analisis Data 1

Pengolahan Data

Output Data

Tesk Output Tabel Data

Diagram

Kesimpulan Dan Saran

Selesai

D. Metode Penelitian

1. Mengidentifikasi Masalah

Adapun masalah yang didefenisikan yaitu:

a. Bagaimana menentukan faktor dominan gangguan dengan menggunakan aplikasi Statistical product and service solution (SPSS) ? b. Bagaimana tindakan untuk meminimalisir gangguan tersebut ?

2. Tinjauan Pustaka

Dalam studi pustaka ini kami mengumpulkan data dengan cara, mencari buku, jurnal, dan modul yang berkaitan dengan judul penelitian sebagai referensi.

3. Metode pengumpulan data

Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penelitian menggunakan dua metode:

a. Penelitian pustaka (Library Researcah), adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan pada berbagai pustaka dengan membaca atau mempelajari buku-buku literature lainnya yang erat hubungannya dengan judul yang diajukan dengan masalah yang diteliti.

b. Penelitian Lapang (Field Research), adalah pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti dengan menempuh cara sebagai berikut :

1. Observasi, dilakukan dalam bentuk pengamatan secara langsung pada objek penelitian sehubungan dengan pengumpulan data yang diperlukan.

2. Wawancara, dilakukan dalam bentuk tanya jawab langsung dengan pimpinan dan karyawan perusahaan untuk mendapatkan data yang diperlukan.

4. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dilakukan pada aplikasi Statistical product and service solution (SPSS) untuk mengetahui faktor gangguan yang memiliki dampak paling besar bagi PT. PLN (Persero).

5. Langkah-langkah memasukkan nilai penelitian pada aplikasi SPSS

Gambar 3.2 Langkah memasukkan data 6. Proses pengolahan data pada aplikasi SPSS

Adapun proses pengolahan data yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:

a. Untuk memulai menggunakan SPSS ini dapat dilakukan dengan memilih (klik ganda) pada item SPSS yang telah di install didalam komputer.

b. Tampilan awal SPSS pada saat dibuka adalah sebagai berikut:

Gambar 3.3 Tampilan Awal SPSS

1. Proses memasukkan data ke SPSS dapat dilakukan dengan mengcopy data ataupun data secara langsung ke editor data SPSS, sehingga tampilan editor data dari SPSS tersebut sebagai beriku:

INPUT PROSES ANALISIS OUTPUT

Gambar 3.4 Tampilan SPSS Setelah Data diinputkan 2. Mendefinisikan variabel, dengan cara mengaktifkan variable view

Gambar 3.5 Tampilan Awal Variable View

Fungsi dari masing-masing submenu dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Fungsi Submenu yang terdapat pada variable view

Kolom Fungsi

Name Memasukkan nama variable Type Mengatur tipe data yang diolah

Width Menentukan jumlah karakter/digit data yang dapat dimasukkan Decimal Dapat diisi bila data yang dimasukkan bertipe numeric

Label Digunakan untuk memberikan keterangan lebih lanjut mengenai

karakteristik variable

Values Digunakan untuk memberikan penjelasan individual dari data yang

beruhubungan dengan table

Missing Digunakan bila data yang akan diolah terdapat data yang hilang

atau tidak ada

Colums Digunakan untuk menentukan lebar data

Allign Digunakan untuk mengatur tampilan data dengan pilihan rata kiri,

kanan atau tengah

Measure Digunakan untuk menunjukkan jenis pengukuran data dengan

pilihan nominal, ordinal atau scale.

3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan yang dibentuk oleh variabel penyebab dengan masing-masing akibat gangguan langkah yang dilakukan adalah klik analyze correlate bivariate seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 3.6 Pemilihan Menu Correlate Bivariate

4. Tampilan menu bivariate correlation yang akan muncul tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 3.7 Tampilan Menu Bivariate Correlation

b. Memasukkan semua variabel yang telah dibuat untuk diolah pada bivariate correlation seperti dibawah ini. Lalu klik OK, sehingga akan diberikan hasil output dari data tersebut.

Gambar 3.8 Pemilihan Variabel Pada Bivariate Correlation 7. Analisa data

Dengan melihat hasil output dari pengolahan data pada Statistical product and service solution (SPSS) tersebut didapatkan faktor korolasi sehingga kita dapat menentukan faktor penyebab mana yang memiliki akibat yang lebih besar dari segi black out dan energi tak tersalurkan.

8. Kesimpulan dan Saran

Dari data hasil penelitian yang didapatkan kita dapat menarik kesimpulan sekaligus memberi saran yang bersifat membangun pada hasil penelitian.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PT. PLN (Persero) Unit Transmisi Dan Gardu Induk Tragi Panakkukang

Gambar 4.1 Kantor PT. PLN ( Persero) Unit Transmisi Dan Gardu Induk Tragi Panakkuang

PLN (Persero) merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bergerak di bidang kelistrikan.Tujuan utama PLN adalah memenuhi atau melayani kebutuhan masyarakat, dalam hal penerangan. Karena listrik merupakan kebutuhan untuk kelangsungan hidup manusia.

PT.PLN(Persero) Unit Transmisi Dan Gardu Induk Tragi Panakkukang merupakan salah satu unit dari PLN (Persero) Unit Pelayanan Transmisi (UPT) SulSelRaBar yang ruang lingkupnya berada pada pemeliharaan dan pengoperasian peralatan pada Sistem Tansmisi dan Gardu Induk. Tragi Panakkukang memiliki beberapa Gardu Induk yaitu : GI Panakkukang, GI Tallo Lama, GI Bontoala, GIS Bontoala, GI Tanjung Bunga, GI Sungguminasa dan GI Borongloe Benteng.

Untuk melaksanakan tugas-tugasnya, AP2B Sistem Sulsel dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

a. Bagian Teknik, bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi operasi sistem tenaga listrik yang dikelola oleh AP2B Sistem Sulawesi Selatan.

b. Bagian Penyaluran, bertanggung jawab terhadap sistem penyaluran dan proteksi instalasi sistem.

c. Bagian SCADATEL, bertanggung jawab terhadap pengelolaan fasilitas SCADA dan Telekomunikasi.

d. Bagian Transaksi Tenaga Listrik.

e. Bagian Administrasi, bertanggung jawab terhadap pengelolaan anggaran keuang an, inventarisasi aset, serta pengembangan SDM di lingkungan AP2B Sistem Sulawesi Selatan.

Untuk melaksanakan tugas teknis operasi dan pemeliharaan Transmisi dan Gardu Induk Panakkukang ada di wilayah kerjanya, AP2B Sistem Sul-Sel didukung beberapa UnitTransmisi dan Gardu Induk (struktur organisasi Januari 2008), Tragi Panakukkang, yang bertanggung jawab pada kegiatan operasi dan pemeliharaan Gardu Induk Panakukkang, Bontoala, TalloLama, Barawaja, Borong loe, Sungguminasa, dan Tanjung Bunga.

Tata letak yang terdapat pada PT. PLN (Persero) Unit Transmisi Dan Gardu Induk Tragi Panakkukang dapat dilihat pada gambar 4.2

Gambar 4.2 Peta tata letak PT. PLN (Persero) Unit Transmisi Dan Gardu Induk Tragi Panakkuang

B. Pemilihan Variabel Pengolahan Data

Dalam penelitian ini, penulis memilih faktor-faktor penyebab gangguan yang terjadi pada SUTT sebagai variabel bebas (independent variabel / X) dan akibat yang ditimbulkan oleh gangguan SUTT sebagai variabel terikat (dependent variabel/ Y), dengan rincian sebagai berikut:

1. Penyebab penyebab gangguan SUTT 1. Cuaca (X1)

2. Sesaat (X2) 3. Trafo GI (X3)

4. Penyulang Transmisi (X4) 5. Short Circuit (X5)

2. Akibat-akibat yang timbul oleh gangguan a. Black Out (Y1)

Black out atau padam total adalah keadaan dimana hilangnya seluruh sumber tenaga pada suatu sistem tenaga listrik.

b. Energi Tak Tersalurkan (Y2)

Energi tak tersalurkan adalah jumlah energi yang tidak tersalurkan pada saat terjadi gangguan.

C. Data Gangguan Pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) di PT.

PLN (Persero) Unit Transmisi Dan Gardu Induk Tragi Panakkuang Gangguan SUTT di PT. PLN (Persero) Unit Transmisi Dan Gardu Induk Tragi Panakkukang disebabkan oleh beberapa faktor seperti, (cuaca, trafo hilang tegangan, gangguan penyulang, short circuit disekitar SUTT dan keretakan pada isolator.

Gangguan-gangguan yang terjadi menyebabkan kerugian dari pihak PT.

PLN (Persero) sebagai penyedia energi listrik. Akibat gangguan SUTT.

Pemadaman yang terjadi akibat gangguan akan mengganggu kenyamanan konsumen sebagai pemanfaat listrik. Tidak hanya itu, akibat gangguan juga akan menyebabkan energi yang seharusnya tersalurkan dari transmisi ke JTM sampai ke (KWH) dan menjadi pendapatan (income) bagi PT. PLN (Persero) Unit Transmisi Dan Gardu Induk Tragi Panakkukang, harus terbuang sia-sia seiring lamanya pemadaman. Apabila akibat dari gangguan-gangguan tersebut tidak diatasi dengan cepat, maka kerugian yang ditanggung oleh PT PLN (Persero) dan konsumen pemanfaat listrik akan semakin meningkat.

1. Data Gangguan PT. PLN (Persero) Unit Transmisi Dan Gardu Induk Tragi Panakkukang

Berikut ini adalah rekapitulasi data gangguan perbulan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) diwilayah kerja PT.PLN (Persero) Unit Transmisi Dan Gardu Induk Tragi Panakkukang untuk Periode Januari 2016 sampai Mei 2017:

Tabel 4.1 Penyebab dan akibat gangguan SUTT di wilayah kerja PT. PLN (Persero) Unit Transmisi Dan Gardu Induk Tragi Panakkukang :

Sumber: PT. PLN ( Persero) Unit Transmisi Dan Gardu Induk Tragi Panakkukang

BULAN CUACA SESAAT TRAFO GI

PENYULANG TRANSMISI

Short Circuit

BLACKOUT (MENIT) MWH

JAN-2016 0 0 0 1 0 46 6.690

FEB-2016 0 1 0 0 1 78 190.000

APR-2016 0 0 1 0 0 131 1488.000

JUN-2016 1 0 0 1 1 345 3596.000

JUL-2016 0 0 1 0 1 196 1399.000

OKT-2016 0 1 0 1 1 405 4896.000

DES-2016 1 0 0 0 0 108 650.000

JAN-2017 1 1 0 1 0 105 653.000

FEB-2017 0 0 0 0 1 102 125.000

MAR-2017 0 0 1 1 0 129 156.000

APR-2017 0 1 0 0 0 120 151.000

MEI-2017 0 0 1 1 0 221 2111.000

Berdasarkan tabel 4.1 gangguan yang terjadi di wilayah kerja PT. PLN (Persero) Unit Transmisi Dan Gardu Induk Tragi Panakkukang dari Januari 2016 sampai Mei 2017 terdapat 5 penyebab yaitu meliputi:

Tabel 4.2. Penyebab Gangguan No. Penyebab Gangguan

1. Cuaca (X1) 2. Sesaat (X2) 3. Trafo GI (X3)

4. Penyulang Transmisi (X4) 5. Short Circuit (X.5)

Dari 5 penyebab pada tabel 4.2 timbul akibat kerugian bagi PT PLN (Persero) Unit Transmisi Dan Gardu Induk Tragi Panakkukang.

Tabel 4.3 Akibat Gangguan No. Akibat Gangguan

1. Black Out (Y1)

2. Jumlah energi tak tersalurkan (Y2)

Dari faktor korelasi yang dihasilkan oleh SPSS tersebut didapatkan faktor dominannya dengan cara melihat nilai pearson correlation yang diurutkan menjadi tiga besar begitu juga dengan akibat black out dan energi tak tersalurkan.

Maka untuk lebih jelasnya faktor korelasi yang dihasilkan oleh SPSS tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.4 Tampilan Faktor Korelasi Olah SPSS 20

49

Dari hasil output yang diperoleh tabel 4.4 dengan jumlah sampel 12 dan diketahu correlation coeficient yang diperoleh nilai sig.(1-tailed) sebesar 1,000 dan nilai perarson correlation sebesar 0,000 dan bernilai positif (+) sehingga Ha diterima, yang artinya terdepat hubungan yang positif antara cuaca (X) dengan sesaat (Y). Sedangkan output yang terdapat hubungan yang negatif (-) berarti Ha tidak diterima, yang artinya tidak terdapat hubungan yang positif.

D. Analisis Data

Berdasarkan rekap data gangguan di wilayah kerja PT. PLN (Persero) Unit Transmisi Dan Gardu Induk Tragi Panakkukang. Dari pengolahan Statistical product and service solution (SPSS) data tersebut didapatkan faktor korelasi antara penyebab gangguan dan akibat gangguan yang nantinya bisa ditentukan faktor dominan gangguan yang terjadi.

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwasanya didapatkan 3 faktor dominan penyebab gangguan yang dilihat dari lama blackout dan energi tak tersalurkan yaitu dari pearson correlation yang ada di SPSS. Karena nilai pada pearson correlation ini merupakan angka yang menjelaskan hubungan antara penyebab gangguan dan akibat gangguan. Angka output yang dihasilkan SPSS tersebut diurutkan dari 3 nominal terbesar yang dilihat dari saat lamanya blackout dan energi tak tersalurkannya.

Jadi setelah didapatkan output dari SPSS (Faktor Korelasi) tersebut kita menentukan faktor penyebab mana yang memiliki akibat yaitu dari blackout dan energi tak tersalurkan lebih besar yaitu sebagai berikut:

50

1. Blackout

Nilai koefisien korelasi Blackout ditunjukkan pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Koefisien korelasi blackout

No .

Penyebab Gangguan Koefisien Korelasi Blackout (Menit)

1. Cuaca 0,118

2. Sesaat 0,085

3. Trafo Gi 0,014

4. Penyulang Transmisi 0,456

5. Short circuit 0,440

Gambar 4.3 Grafik koefisien korelasi blackout

Dari tabel 4.5 dan gambar 4.3 grafik diatas, didapatkan koefisien korelasi blackout yang diurutkan menjadi 3 faktor penyebab gangguan yang ada di wilayah kerja PT. PLN (Persero) Unit Transmisi Dan Gardu Induk Tragi Panakkukang yang memiliki koefisien korelasi akibat blackout yang paling dominan yaitu sebagai berikut:

a. Penyulang transmisi = 0,456 Menit b. Shortcircuit = 0,440 Menit

51

c. Cuaca = 0,118 Menit 2. Energi tak tersalurkan

Nilai koefisien korelasi energi tak tersalurkan ditunjukkan pada tabel 4.6 Tabel 4.6 Koefisien korelasi Energi Tak Tersalurkan

No. Penyebab Gangguan Koefisien Korelasi Energi Tak Tersalurkan (MWH)

(Menit)

1. Cuaca 0,076

2. Sesaat 0,015

3. Trafo GI 0,154

4. Penyulang Transmisi 0,509

5. Short Circuit 0,338

Gambar 4.4 Grafik koefisien korelasi energi tak tersalurkan

Dari tabel 4.6 dan gambar 4.4 grafik diatas, didapatkan koefisien korelasi energi tak tersalurkan yang diurutkan menjadi 3 faktor penyebab gangguan yang ada di wilayah kerja kerja PT. PLN (Persero) Unit Transmisi Dan Gardu Induk Tragi Panakkukang yaitu sebagai berikut:

a. Penyulang transmisi = 0,509 Mwh b. Shortcircuit = 0,338 Mwh

c. Trafo GI = 0,158 Mwh

52

E. Analisis Tindakan

Pemeliharaan pada jaringan transmisi hendaknya dilakukan dengan cara inpeksi jaringan dan pemeriksaan secara berkala dan menyeluruh untuk meminimalisir ganguan SUTT dan kerusakan peralatan yang disebabkan oleh pemakaian peralatan yang tidak sesuai dengan kapasitas dan kemampuan peralatan terhadap tegangan lebih dan usia pakainya.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan untuk mengurangi penyebab terjadinya gangguan di wilayah kerja kerja PT. PLN (Persero) Unit Transmisi Dan Gardu Induk Tragi Panakkukang di prioritaskan untuk mengutamakan mengatasi 4 faktor dominan penyebab gangguan yaitu; Penyulang Transmisi, Cua ca, Shortcircuit dan Trafo GI.

53

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa korelasi yang penulis lakukan menggunakan statistic product and service solution (SPSS), maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor dominan penyebab gangguan blackout di wilayah kerja PT. PLN (Persero) Unit Transmisi Dan Gardu Induk Tragi Panakkukang yaitu:

a. Penyulang transmisi = 0,456 Menit b. Shortcircuit = 0,440 Menit

c. Cuaca = 0,118 Menit

2. Faktor dominan penyebab gangguan berupa energi tak tersalurkan di wilayah kerja PT. PLN (Persero) Unit Transmisi dan gardu induk yaitu:

a. Penyulang transmisi = 0,509 Mwh b. Shortcircuit = 0,338 Mwh

c. Trafo GI = 0,158 Mwh B. Saran

Berdasarkan perhitungan menggunakan aplikasi SPSS, didapatkan 3 macam penyebab gangguan yang memiliki akibat yang paling besar dilihat dari segi blackout dan energi tak tersalurkan yaitu, penulang transmisi,shortcircuit dan trafo Gi Maka selanjutnya dapat dianalisis tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi blackout dan energi tak tersalurkan diwilayah kerja PT. PLN (Persero) Unit Transmisi Dan Gardu Induk Tragi Panakkukang .

53

54

Tindakan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir akibat gangguan SUTT di wilayah kerja kerja PT. PLN (Persero) Unit Transmisi Dan Gardu Induk Tragi Panakkukang adalah:

1. Penyulang transmisi

Gangguan penyulang transmisi disebabkan beberapa faktor yaitu, isolator pecah atau bocor,jumperan kabel putus, layang-layang dan petir,langkah untuk mencegah terjadinya gangguan adalah melakukan perbaikan maupun penggatian material, dan pengecekan secara berkala, dan peamasangan dengan sesuai standar perusahaan.

2. Cuaca

Pengaruh cuaca seperti hujan, angin, serta petir. Pada gangguan karna petir dapat mengakibatkan gangguan tegangan leih dan dapat menyebabkan gangguan hubung singkat karena tembus isolasi peralatan (Breakdown).

3. Trafo GI

Gangguan dalam transformator dalam GI, hal ini biasanya disebabkan karena adanya kerusakan pada transformator seperti kerusakan bulshing,kerusakan kontak kontak tap changer atau ada kumparan yang terbakar,gangguan karena mal operation dari relay,gamgguan karena petir, Oleh karena itu diperlukan pemeliharaan secara terjadwal,agar sistem tenaga listrik tetap terjaga dengan baik saat beroperasi

4. Shortcircuit

Gangguan hubung singakt/ shortcircuit adalah jenis gangguan yang terjadi di sistem tenaga listrik,gangguan ini terjadi karena adanya hubungan konduksi

55

sengaja atau tidak sengaja melalui hambatan atau inpedansi yang cukup rendah antara dua atau lebih titik yang dalam keadaan normalnya mempunyai beda potensial. Tindakan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir gangguan adalah pastikan sambungan kabel dipasang dengan baik dan kuat, dan pastikan penggunaan material sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan oleh buku pandu

56

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Riduwan, M.B.A., M.Pd, Adun Rusyana, M.Pd, Enas, M.M. 2013. Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 dan Aplikasi Statistik Penelitian. Bandung:

Alfabeta.

Joko Pramono. 2010. Transmission of Electrical Energy (Transmisi Tenaga Listrik) Depok

Andi Syofian, M.T. 2017. Analisa Perhitungan Titik Gangguan pada Saluran Transmisi Menggunakan Metode Takagi Aplikasi PT.CHEVRON PACIFIC Indonesia. 6(2): 1-10

Dewanto, Yusuf .BAB IV Pengujian Relay Arus Lebih Over Current Relay OCR dan Relay Ganguan Tanah Ground Fault Relay GFR, (online) (http://academia

.edu/8742528/BAB_IV_PENGUJIAN_RELAY_GANGGUAN_TANAH _GROUND_FAULT_RELAY_GFR.html, diakses 20 januari 2018) Jakarta

PT PLN (persero). 2014. Buku Pedoman Pemeliharaan Primer GI Kepdir 0520- 2.k.Dir.2014. Jakarta

Widiarsan. 2010. Identifikasi Jenis Gangguan Pada Jaringan Transmisi Menggunakan Metode Jaring Syaraf Tiruan. 17(1): 1-2

Luh Nyoman Widyastuti. 2014. Analisi Gangguan Sistem Transmisi listrik Menggunakan Metode ROOT CAUSE ANALYSIS (RCA). Universitas Diponegoro

Dalam dokumen PLN (PERSERO) TRAGI PANAKKUKANG” (Halaman 49-57)

Dokumen terkait