1. Data Saluran Tersier Dengan Alat Current Meter.
a. Data Saluran Tersier Apala 1 (Hulu)
Gambar 7.Gambar penampang saluran Tersier Apala 1.
Untuk titik I (Saluran Tersier Apala 1,Q1), Tinggi muka air (h) = 0.39 m, letak alat dari permukaan( 0.6 h ) = 0.39 m , (0.6 h) = 0.39, (0.6 h )= 0.38 m, Lama Putaran Baling = 50 detik, Jumlah Putaran Baling (0.6 h) = 72 Putaran, (0.6 h) = 28, (0.6 h) = 24 Putaran dengan jumlah Titik= 3 titik.
Untuk Daerah Hulu Apala 1.
Tabel 1.Perhitungan Kecepatan Aliran (V) hulu Apala 1.
Titik (h) Jarak Dalam Putaran
Baling2 Waktu Kecepatan Aliran (m/det) V v Rata-rata Apala 1 0.39
0.15 0.39 72 50 0.201
0.112
0.30 0.39 28 50 0.060
0.45 0.38 24 50 0.076
Gambar8. Grafik hubungan antara kedalaman dengan jarak untuk saluran tersier apala 1 hulu.
-0.45 -0.35 -0.25 -0.15 -0.05
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Dalam
Jarak
Untuk daerah Hilir.
Tabel 2 .Perhitungan Kecepatan Aliran (V) hilir Apala 1.
Titik
Tinggi Muka Air (h)
Jarak Dalam Putaran
Baling2 Waktu
Kecepatan Aliran (m/det) v v Rata-rata Apala
1 0.39
0.15 0.39 64 50 0.180
0.091
0.30 0.39 20 50 0.065
0.45 0.38 6 50 0.029
Grafik 9.Grafik hubungan antara kedalaman dengan jarak untuk saluran tersier apala 1 hilir.
Dari perhitungan tabel di atas, dapat diperoleh kecepatan aliran untuk daerah hulu sebesar 0.112 m/detik dan untuk daeha hilir Apala 1 sebesar 0.091 m/detik.
b. Perhitungan Luas Penampang Basah (A) m2.
Untuk daerah Hulu
Tabel 3 .Perhitungan untuk Luas Penampang (A) daerah Hulu.
Titik (h) Jarak Dalam Putaran Baling2
Kecepatan
Aliran (m/det) Luas (A) v
v Rata-
rata Luas
Jumla h Apala
1 0.39
0.15 0.39 72 0.201
0.112
0.058
0.346
0.30 0.39 28 0.060 0.117 M²
0.45 0.38 24 0.076 0.171
-0.45 -0.35 -0.25 -0.15 -0.05
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Dalam
Jarak
Untuk Daerah Hilir
Tabel 4 .Perhitungan untuk Luas Penampang (A) daerah Hilir Titik
Tinggi Muka Air (h)
Jara k
Dala
m Putaran Baling2
Kecepatan Aliran
(m/det) Luas (A) v
v Rata-
rata Luas
Juml ah Apala
1 0.39
0.15 0.39 64 0.180
0.091
0.058
0.34 6 M²
0.30 0.39 20 0.065 0.117
0.45 0.38 6 0.029 0.171
Dari perhitungan tabel di atas, dapat diperoleh Luas Penampang 0.346 m2 untuk daerah hulu, dan sebesar 0.346 m2 dan untuk daerah hilir.
b.Perhitungan Data Debit (Q) m3/detik.
Untuk daerah hulu.
Tabel 5 .Perhitungan untuk Debit (Q) daerah Hulu.
Titik (h) Jarak Dalam Putaran Baling2
Kecepatan Aliran
(m/det) Luas (A)
Q v v Rata-
rata A Juml
ah Apala
1 0.39
0.15 0.39 72 0.201
0.112
0.058
0.34 6
0.038 m³/det
0.30 0.39 28 0.060 0.117
0.45 0.38 24 0.076 0.171
Untuk Daerah Hilir ;
Tabel 6 .Perhitungan untuk Debit (Q) daerah Hilir Titik (h) Jarak Dalam Putaran
Baling2
Kecepatan
Aliran (m/det) Luas (A) Q v
v Rata-
rata
Luas Juml ah Apala
1 0.39
0.15 0.39 64 0.180
0.091
0.058 0.34 6 M²
0.031 m³/det
0.30 0.39 20 0.065 0.117
0.45 0.38 6 0.029 0.171
Pada Tabel di atas diperoleh nilai di Hulu dengan jumlah Debit (Q) = 0.038 m3/detik dan hulu = 0.031 m3/detik. Sehingga kehilangan air yaitu Q hulu – Q hilir = 0.038 - 0.031 = 0.007 m3/detik.
3. Data Perhitungan untuk Saluran Tersier Apala 2.
Gambar 10.Gambar penampang saluran Tersier Apala 2.
Untuk titik I (SaluranTersier Apala 2, Q1), Tinggi muka air (h) = 0.34 m, letak alat dari permukaan( 0.6 h ) = 0.34 m , (0.6 h) = 0.33, (0.6 h )= 0.33 m, Lama Putaran Baling = 50 detik, Jumlah Putaran Baling (0.6 h) = 77 Putaran, (0.6 h) = 79, (0.6 h) = 80 Putaran dengan jumlah Titik= 3 titik
a.Perhitungan Kecepatan Aliran (V) m/det.
Untuk Daerah Hulu Apala 2.
Tabel 7.Perhitungan Kecepatan Aliran (V) hulu Apala 2.
Titik (h) Jarak Dalam Putaran
Baling2 Waktu
Kecepatan Aliran (m/det)
v v Rata-
rata Apala
2 0.34
0.20 0.34 77 50 0.214
0.218
0.40 0.33 79 50 0.219
0.6 0.33 80 50 0.221
Gambar11. Grafik Hubungan Antara Kedalaman dengan Jarak UntukSaluranTersier Apala 2Hulu.
Untuk daerah Hilir.
Tabel 8 .Perhitungan Kecepatan Aliran (V) hilir Apala 1.
Titik (h) Jarak Dalam Putaran
Baling2 Waktu
Kecepatan Aliran (m/det)
v v Rata-
rata Apala
2 0.34
0.20 0.34 64 50 0.180
0.177
0.40 0.33 70.00 50 0.195
0.6 0.33 55 50 0.156
Gambar12.Grafik Hubungan antara kedalaman dengan jarak untuk saluran tersier apala 2 Hilir.
Dari perhitungan tabel di atas, dapat diperoleh kecepatan aliran untuk daerah hulu sebesar 0.218 m/detik dan untuk daerah hilir Apala 2 sebesar 0.177 m/detik.
-0.60 -0.50 -0.40 -0.30 -0.20 -0.100.00
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
Dalam
Jarak
-0.40 -0.30 -0.20 -0.10 0.00
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
Dalam
Jarak
b. Perhitungan Luas Penampang Basah (A) m2( hulu)
Tabel 9 .Perhitungan untuk Luas Penampang (A) daerah Hulu.
(h) Jarak Dalam Putaran
Baling2 Waktu
Kecepatan Aliran
(m/det) Luas (A) v
v Rata-
rata
Luas Jumlah
0.34
0.20 0.34 77 50 0.214
0.218
0.068
0.132 M²
0.40 0.33 79 50 0.219 0.132
0.6 0.33 80 50 0.221 0.198
Untuk Daerah Hilir
Tabel 10 .Perhitungan untuk Luas Penampang (A) daerah Hilir.
(h) Jarak Dalam Putaran
Baling2 Waktu
Kecepatan Aliran
(m/det) Luas (A) v
v Rata-
rata
Luas Jumlah
0.34
0.20 0.34 64 50 0.180
0.177
0.068
0.132 M²
0.40 0.33 70 50 0.195 0.132
0.6 0.33 55 50 0.156 0.198
Dari perhitungan tabel di atas, dapat diperoleh Luas Penampang 0.132 m2 untuk daerah hulu sebesar 0.132 m2 dan untuk daerah hilir .
c. Perhitungan Data Debit (Q) m3/detik.
Untuk daerah hulu
Tabel 11 .Perhitungan untuk Debit (Q) daerah Hulu.
(h) Jarak Dalam Putaran Baling2
Kecepatan
Aliran (m/det) Luas (A)
Debit Q = (V x A) v v Rata-
rata Luas
Jumla h 0.34
0.20 0.34 77 0.214
0.218
0.068
0.132 M²
0.086 m³/det
0.40 0.33 79 0.219 0.132
0.6 0.33 80 0.221 0.198
Untuk Daerah Hilir ;
Tabel 12 .Perhitungan untuk Debit (Q) daerah Hilir.
(h) Jarak Dalam Putaran Baling2
Kecepatan
Aliran (m/det) Luas (A) Q = (V x A) v
v Rata-
rata Luas Jumlah 0.34
0.20 0.34 64 0.180
0.177
0.068
0.132 M²
0.070 m³/det
0.40 0.33 70.00 0.195 0.132
0.6 0.33 55 0.156 0.198
Pada Tabel di atas diperoleh nilai di Hulu dengan jumlah Debit (Q) = 0.086 m3/detik dan hulu = 0.070 m3/detik. Sehingga kehilangan air yaitu Q hulu – Q hilir = 0.086 - 0.070 = 0.016 m3/detik.
3. Data Saluran Tersier Waru.1 (Hulu)
Gambar 13.Gambar penampang saluran Tersier Waru 1.
Untuk titik I (SaluranTersier Waru.1, Q1), Tinggi muka air (h) = 0.42 m, letak alat dari permukaan( 0.6 h ) = 0.39 m , (0.6 h) = 0.43, (0.6 h )= 0.42 m, Lama Putaran Baling = 50 detik, Jumlah Putaran Baling (0.6 h) = 78 Putaran, (0.6 h) = 69, (0.6 h) = 90 Putaran dengan jumlah Titik= 3 titik.
a.Perhitungan Kecepatan Aliran (V) m/det.
Untuk Daerah Hulu Waru 1.
Tabel 13. Perhitungan Kecepatan Aliran (V) hulu Waru 1 Titik (h) Jarak Dalam Putaran
Baling2 Waktu
Kecepatan Aliran (m/det) v v Rata-rata Waru
1 0.42
0.15 0.39 78 50 0.216
0.218
0.30 0.43 69 50 0.193
0.45 0.42 90 50 0.247
Gambar 14. Grafik Hubungan Antara Kedalaman dengan Jarak Untuk Saluran Tersier Waru1 Hulu.
Untuk daerah Hilir.
Tabel 14 .Perhitungan Kecepatan Aliran (V) hilir Waru 1.
Titik (h) Jarak Dalam Putaran
Baling2 Waktu
Kecepatan Aliran (m/det)
v v Rata-rata Waru
1 0.42
0.15 0.39 24 50 0.076
0.161
0.30 0.43 67 50 0.188
0.45 0.42 79 50 0.219
Gambar15.Hubungan Antara Kedalaman dengan Jarak Untuk Saluran Tersier Waru 1 Hilir.
-0.60 -0.50 -0.40 -0.30 -0.20 -0.10 0.00
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
Dalam
Jarak
-0.60 -0.50 -0.40 -0.30 -0.20 -0.10 0.00
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
Dalam
Jarak
Dari perhitungan tabel di atas, dapat diperoleh kecepatan aliran untuk daerah hulu sebesar 0.218 m/detik dan untuk daeha hilir Apala 2 sebesar 0.161 m/detik.
b. Perhitungan Luas Penampang Basah (A) m2.
Untuk daerah Hulu
Tabel 15 .Perhitungan untuk Luas Penampang (A) daerah Hulu.
Titik (h) Jarak Dalam Putaran Baling2
Kecepatan Aliran
(m/det) Luas (A) v
v Rata-
rata Luas Jumlah Waru
1 0.42
0.15 0.39 78 0.216
0.218
0.059
0.191
0.30 0.43 69 0.193 0.065 M²
0.45 0.42 90 0.247 0.067
Untuk Daerah Hilir
Tabel 16 .Perhitungan untuk Luas Penampang (A) daerah Hilir.
Titik (h) Jarak Dalam Putaran Baling2
Kecepatan
Aliran (m/det) Luas (A) v
v Rata-
rata Luas
Juml ah Waru
1
0.4 2
0.15 0.39 24 0.076
0.161 0.059 0.191
0.30 0.43 67 0.188 0.065 M²
0.45 0.42 79 0.219 0.067
Dari perhitungan tabel di atas, dapat diperoleh Luas Penampang 0.191 m2 untuk daerah hulu dan untuk daerah hilir sebesar 0.191m2 .
c. Perhitungan Data Debit (Q) m3/detik.
Untuk daerah hulu ;
Tabel 17 .Perhitungan untuk Debit (Q) daerah Hulu.
(h) Jara k
Dala m
Putaran Baling
2
Kecepatan
Aliran (m/det) Luas (A) Q = (V x A) v v Rata-
rata Luas Jumla h 0.42
0.15 0.39 78 0.216
0.218
0.059
0.191 M²
0.041 m³/det
0.30 0.43 69 0.193 0.065
0.45 0.42 90 0.247 0.067
Untuk Daerah Hilir ;
Tabel 18 .Perhitungan untuk Debit (Q) daerah Hilir.
Pada Tabel di atas diperoleh nilai di Hulu dengan jumlah Debit (Q) = 0.041 m3/detik dan hulu = 0.031m3/detik. Sehingga kehilangan air yaitu Q hulu – Q hilir = 0.041 - 0.031 = 0.010 m3/detik.
4. Data Saluran Tersier Waru.2 (Hulu)
Gambar 16.Gambar penampang saluran Tersier Waru 2.
Untuk titik I (SaluranTersierWaru.2, Q1), Tinggi muka air (h) = 0.54 m, letak alat dari permukaan( 0.6 h ) = 0.54 m , (0.6 h) = 0.54, (0.6 h )= 0.58 m,
(h) Jarak Dalam Putaran Baling2
Kecepatan
Aliran (m/det) Luas (A)
Q = (V x A) v v Rata-
rata Luas Jumlah Debit 0.42
0.15 0.39 24 0.076
0.161
0.059
0.191 M²
0.031 m³/det
0.30 0.43 67 0.188 0.065
0.45 0.42 79 0.219 0.067
Lama Putaran Baling = 50 detik, Jumlah Putaran Baling (0.6 h) = 137 Putaran, (0.6 h) = 93, (0.6 h) = 98 Putaran dengan jumlah Titik= 3 titik.
a.Perhitungan Kecepatan Aliran (V) m/det.
Untuk Daerah Hulu Waru 2.
Tabel 19. Perhitungan Kecepatan Aliran (V) hulu Waru 2 Titik
Tinggi Muka Air (h)
Jarak Dalam Putaran
Baling2 Waktu
Kecepatan Aliran (m/det) v v Rata-rata Waru
2 0.54
0.15 0.54 137 50 0.373
0.298
0.30 0.54 93 50 0.255
0.45 0.58 98 50 0.268
Gambar17.Grafik Hubungan Antara Kedalaman dengan JarakUntukSaluranTersier Waru 2 Hulu.
Untuk daerah Hilir.
Tabel 20 .Perhitungan Kecepatan Aliran (V) hilir Waru 2.
Titik (h) Jarak Dalam Putaran
Baling2 Waktu
Kecepatan Aliran (m/det) V v Rata-rata Waru 2 0.54
0.15 0.54 120 50 0.327
0.250
0.30 0.54 86 50 0.237
0.45 0.58 67 50 0.188
-0.70 -0.50 -0.30 -0.10
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Dalam
Jarak
Gambar18.Grafik Hubungan Antara Kedalaman dengan Jarak Untuk SaluranTersier Waru 2 Hilir.
Dari perhitungan tabel di atas, dapat diperoleh kecepatan aliran untuk daerah hulu sebesar 0.298 m/detik dan untuk daeha hilir Waru 2 sebesar 0.250 m/detik.
Perhitungan Luas Penampang Basah (A) m2.Untuk daerah Hulu.
Tabel 21 .Perhitungan untuk Luas Penampang (A) daerah Hulu.
(h) Jarak Dalam Putaran Baling2
Kecepatan Aliran
(m/det) Luas (A)
v v Rata Luas Jumlah
0.54
0.15 0.54 137 0.373
0.298
0.081
0.220 M²
0.30 0.54 93 0.255 0.081
0.45 0.58 98 0.268 0.058
Untuk Daerah Hilir
Tabel 22 .Perhitungan untuk Luas Penampang (A) daerah Hilir.
(h) Jarak Dalam Putaran Baling2
Kecepatan Aliran
(m/det) Luas (A)
v v Rata-rata Luas Jumlah 0.54
0.15 0.54 120 0.327
0.250
0.081
0.220 M²
0.30 0.54 86 0.237 0.081
0.45 0.58 67 0.188 0.058
Dari perhitungan tabel di atas, dapat diperoleh Luas Penampang 0.220 m2 untuk daerah hulu sebesar 0. 220 m2 dan untuk daerah hilir .
-0.70 -0.50 -0.30 -0.10
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Dalam
Jarak
c. Perhitungan Data Debit (Q) m3/detik.
Untuk daerah hulu ;
Tabel 23 .Perhitungan untuk Debit (Q) daerah Hulu.
(h) Jarak Dalam
Putaran Baling2
Kecepatan Aliran
(m/det) Luas (A) Q = (V x v A)
v Rata-
rata Luas Jumlah 0.54
0.15 0.54 137 0.373
0.298
0.081
0.220 M²
0.065 m³/det
0.30 0.54 93 0.255 0.081
0.45 0.58 98 0.268 0.058
Untuk Daerah Hilir ;
Tabel 24 .Perhitungan untuk Debit (Q) daerah Hilir.
(h) Jarak Dalam Putaran Baling2
Kecepatan
Aliran (m/det) Luas (A)
Q = (V x A) v v Rata-
rata Luas Jumlah Debit 0.54
0.15 0.54 120 0.327
0.250
0.081
0.220 M²
0.056 m³/det
0.30 0.54 86 0.237 0.081
0.45 0.58 67 0.188 0.058
Pada Tabel di atas diperoleh nilai di Hulu dengan jumlah Debit (Q) = 0.065 m3/detik dan hulu = 0.056m3/detik. Sehingga kehilangan air yaitu Q hulu – Q hilir = 0.065 - 0.056 = 0.006 m3/detik
.5. Data Saluran Tersier Waru 3 (Hulu)
Gambar 19.Gambar penampang saluran Tersier Waru 3.
Untuk titik I (SaluranTersier Waru, Q1), Tinggi muka air (h) = 0.37 m, letak alat dari permukaan( 0.6 h ) = 0.37 m , (0.6 h) = 0.36, (0.6 h )= 0.39 m,
Lama Putaran Baling = 50 detik, Jumlah Putaran Baling (0.6 h) = 95 Putaran, (0.6 h) = 122, (0.6 h) = 137 . Putaran dengan jumlah Titik= 3 titik.
a.Perhitungan Kecepatan Aliran (V) m/det.
Untuk Daerah Hulu Waru 3.
Tabel 25. Perhitungan Kecepatan Aliran (V) hulu Waru 3 Titik (h) Jarak Dalam Putaran
Baling2 Waktu Kecepatan Aliran (m/det) v v Rata-rata Waru
3 0.37
0.20 0.37 95 50 0.26
0.322 0.40 0.36 122 50 0.333
0.60 0.39 137 50 0.373
Gambar 20. Hubungan Antara Kedalaman dengan Jarak Untuk Saluran Tersier Waru 3 Hulu.
Untuk daerah Hilir.
Tabel26 . Perhitungan Kecepatan Aliran (V) hilir Waru 3 Titik (h) Jarak Dalam Putaran
Baling2 Waktu Kecepatan Aliran (m/det) v v Rata-rata Waru
3 0.37
0.20 0.37 75 50 0.208
0.262
0.40 0.36 88 50 0.242
0.60 0.39 124 50 0.338 -0.50
-0.40 -0.30 -0.20 -0.10 0.00
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
Dalam
Jarak
Gambar 21.Hubungan Antara Kedalaman dengan Jarak Untuk Saluran Tersier Waru 3Hilir.
Dari perhitungan tabel di atas, dapat diperoleh kecepatan aliran untuk daerah hulu sebesar 0.322 m/detik dan untuk daeha hilir Waru 2 sebesar 0.262 m/detik
b. Perhitungan Luas Penampang Basah (A) m2.
Untuk daerah Hulu
Tabel 27 .Perhitungan untuk Luas Penampang (A) daerah Hulu.
(h) Jarak Dalam Putaran
Baling2 Waktu
Kecepatan Aliran
(m/det) Luas (A) v v Rata-rata Luas Jumlah 0.37
0.20 0.37 95 50 0.26
0.322
0.074
0.448
0.40 0.36 122 50 0.333 0.144 M²
0.60 0.39 137 50 0.373 0.234
Untuk Daerah Hilir.
Tabel 28 .Perhitungan untuk Luas Penampang (A) daerah Hilir.
(h) Jarak Dalam Putaran
Baling2 Waktu
Kecepatan
Aliran (m/det) Luas (A) v v Rata-
rata Luas Jumlah 0.37
0.20 0.37 75 50 0.208
0.262
0.074
0.448
0.40 0.36 88 50 0.242 0.144 M²
0.60 0.39 124 50 0.338 0.234
-0.50 -0.40 -0.30 -0.20 -0.10 0.00
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
Dalam
Jarak
Dari perhitungan tabel di atas, dapat diperoleh Luas Penampang 0.448 m2 untuk daerah hulu sebesar 0. 448 m2 dan untuk daerah hilir .
c. Perhitungan Data Debit (Q) m3/detik.
Untuk daerah hulu ;
Tabel 29 .Perhitungan untuk Debit (Q) daerah Hulu.
(h) Jarak Dalam Putaran Baling2
Kecepatan
Aliran (m/det) Luas (A) Debit Q
= (V x A) v v Rata-
rata Luas Jumlah 0.37
0.20 0.37 95 0.26
0.322
0.074
0.448 M²
0.148 m³/det
0.40 0.36 122 0.333 0.144
0.60 0.39 137 0.373 0.234
Untuk Daerah Hilir ;
Tabel30 .Perhitungan untuk Debit (Q) daerah Hilir.
(h) Jarak Dalam Putaran Baling2
Kecepatan
Aliran (m/det) Luas (A)
Q = (V x A) v v Rata-
rata Luas Jumlah Debit 0.37
0.20 0.37 75 0.208
0.262
0.074
0.448 M²
0.119 m³/det
0.40 0.36 88 0.242 0.144
0.60 0.39 124 0.338 0.234
Pada Tabel di atas diperoleh nilai di Hulu dengan jumlah Debit (Q) = 0.148 m3/detik dan hulu = 0.119 m3/detik. Sehingga kehilangan air yaitu Q hulu – Q hilir = 0.148 - 0.119 = 0.029 m3/detik.