• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Belanja Daerah untuk Penanggulangan Kemiskinan

Dalam dokumen LP2KD Kabupaten Aceh Tamiang 2016 (Halaman 81-92)

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

3.3. Evaluasi APBD untuk Penanggulangan Kemiskinan 1. Analisis Pendapatan Daerah

3.3.2. Analisis Belanja Daerah untuk Penanggulangan Kemiskinan

Analisis belanja daerah Kabupaten Aceh Tamiang untuk Penanggulangan kemiskinan dilakukan dengan melihat belanja program/kegiatan reguler yang dilakukan pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang. Adapun belanja daerah ini akan dipilah berdasarkan sektor/dimensi kemiskinan yang akan diselaraskan dengan permasalahan kemiskinan yang terjadi di Kabupaten Aceh Tamiang, yaitu :

1. Dimensi Ekonomi dan Ketenagakerjaan

Ekonomi dan Ketenagakerjaan merupakan salah satu indikator yang menggambarkan bagaimana keadaan kemiskinan di Kabupaten Aceh Tamiang.

Dari dimensi ini terlihat berapa jumlah penduduk miskin serta tingkat kemiskinannya. Oleh karena itu dimensi ekonomi dan ketenagakerjaan ini perlu menjadi perhatian khusus. Kabupaten Aceh Tamiang telah menganggarkan belanja sektor ekonomi dan ketenagakerjaan untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan seperti yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar. 3.1

Proporsi Belanja Sektor Ekonomi dan Ketenagakerjaan terhadap Total Belanja Daerah di Kabupaten Aceh Tamiang

Belanja sektor ekonomi dan ketenagakerjaan merupakan gabungan dari

9,4 % 6,2% 3,9%

- 200.000.000.000 400.000.000.000 600.000.000.000 800.000.000.000 1.000.000.000.000 1.200.000.000.000 1.400.000.000.000

2014 2015 2016

Total Belanja Daerah

Total Belanja Sektor Ekonomi dan Ketenagakerjaan

dan ketenagakerjaan. Gambar diatas menjelaskan bahwa pada tahun 2014 anggaran belanja sektor ekonomi dan ketenagakerjaan sebesar Rp.84.370.902.176,-, dengan persentase sebesar 9.4% dari total belanja daerah. Pada tahun 2015 terjadi penurunan anggaran belanja menjadi sebesar Rp. 72.333.662.018,- dengan persentase yang terus menurun menjadi 6,2%

dibandingkan dengan total belanja daerah. Selanjutnya pada tahun 2016 terus terjadi penurunan anggaran belanja menjadi sebesar Rp.50.345.291.250,- dengan persentase yang terus menurun menjadi 3,9% dibandingkan dengan total belanja daerah. Analisis diatas menunjukkan bahwa anggaran Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang untuk sektor ini relatif masih tergolong kecil dan terus mengalami penurunan pada kurun waktu 3 tahun yaitu dibawah 10%

dari total belanja Kabupaten Aceh Tamiang.

Dari keseluruhan belanja sektor ekonomi dan ketenagakerjaan yang merupakan gabungan dari beberapa SKPK dapat dilihat proporsinya pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.2

Proporsi Total Belanja Sektor Ekonomi dan Tenaga Kerja di Kabupaten Aceh Tamiang

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Dinas Kelautan dan Perikanan

Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Dinas Pertanian dan Peternakan

Badan Pelaksana Penyuluh Lapangan

Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Perdagangan Dinas Sosial

Dari keseluruhan belanja sektor ekonomi dan tenaga kerja, proporsi belanja yang terbesar dari tahun 2014 hingga 2016 yaitu urusan pilihan pertanian walaupun terus mengalami penurunan dengan anggaran Rp.

44.665.829.354,- di tahun 2014 dan sebesar Rp. 32.397.284.866,- ditahun 2015 serta sebesar Rp. 17.116.604.177,- ditahun 2016 yang dibebankan kepada Dinas Pertanian. Selain dari pada itu, urusan pertanian merupakan penyumbang PDRB terbesar di Kabupaten Aceh Tamiang. Proporsi terbesar selanjutnya ada pada beberapa urusan yaitu urusan pilihan Kelautan dan Perikanan, kehutanan dan perkebunan, pelaksana penyuluh lapangan, koperasi perindustrian dan perdagangan serta urusan sosial tenaga kerja dan transmigrasi.

Perbandingan antara total belanja sektor ekonomi dan ketenagakerjaan dengan angka kemiskinan dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Gambar 3.3

Efektifitas Belanja Sektor Ekonomi dan Ketenagakerjaan terhadap Angka Kemiskinan di Kabupaten Aceh Tamiang

Tingkat kemiskinan di Kabupaten Aceh Tamiang dari tahun 2014 (14.58%) sampai dengan 2016 (14.51%) terus mengalami penurunan walaupun secara lambat. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pemerintah yang berhubungan dengan program/kegiatan dalam pengentasan kemiskinan telah

14,58

14,57

14,51

14,46 14,48 14,5 14,52 14,54 14,56 14,58 14,6

-

10.000.000.000 20.000.000.000 30.000.000.000 40.000.000.000 50.000.000.000 60.000.000.000 70.000.000.000 80.000.000.000 90.000.000.000

84,370,902,176 Tk. Kemiskinan

pengentasan kemiskinan yang akan dilaksanakan agar tingkat kemiskinan dapat turun lebih cepat.

2. Dimensi Pendidikan

Belanja daerah Kabupaten Aceh Tamiang untuk sektor pendidikan terjadi fluktuasi pada tiga tahun terakhir meskipun belanja daerah terus meningkat dari tahun ke tahun. Proporsi total belanja daerah terhadap total belanja sektor pendidikan pada gambar dibawah ini.

Gambar. 3.4

Proporsi Total Belanja Daerah dengan Total Belanja Sektor Pendidikan

Pada tahun 2014 belanja sektor pendidikan sebesar 32.2% atau sekitar Rp. 289.426.637.924, tahun 2015 terjadi penurunan persentase belanja pendidikan menjadi sebesar 26.4% namun tidak mengurangi anggaran belanja pendidikan sebesar Rp. 305.953.942.099,- yang tetap meningkat dibanding tahun lalu. Penurunan persentase ini dikarenakan belanja daerah meningkat tajam di tahun 2015. Pada tahun 2016, belanja sektor pendidikan semakin menurun baik anggaran (Rp.299.607.732.613,-) maupun persentasenya sebesar 23.2%. Hal ini terjadi karena belanja daerah Kabupaten Aceh Tamiang lebih difokuskan pada belanja peningkatan sarana dan prasarana jalan dan jembatan untuk mensukseskan visi misi Bupati periode 2013-2018.

Permasalahan kemiskinan sektor pendidikan dapat dilihat pada -

200.000.000.000 400.000.000.000 600.000.000.000 800.000.000.000 1.000.000.000.000 1.200.000.000.000 1.400.000.000.000

2014 2015 2016

897.491.135.765 1.159.082.550.835 1.288.839.478.500

289.426.637.924 305.953.942.099 299.607.732.613 Belanja Daerah

Belanja Pendidikan 32.2%

26.4% 23.2%

Murni (APM) SMA/MA. Perbandingan antara belanja program pendidikan menengah dengan APK SMA/MA dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.5

Efektifitas Anggaran Belanja Kegiatan Reguler pembangunan dan rehab gedung sekolah terhadap APK SMA/MA

di Kabupaten Aceh Tamiang

Gambar diatas menunjukkan terjadinya fluktuasi belanja Program pendidikan menengah pada tiga tahun terakhir dengan belanja tertinggi ditahun 2015. Belanja ditahun 2014 sebesar Rp. 18.330.503.973,- dengan nilai capaian APK (71.63%) dan APM (61.67%), ditahun 2015 belanja program ini sebesar Rp. 24.415.562.612,- dengan capaian APK (76.49%) dan APM (63.73%) dan belanja tahun 2016 sebesar Rp. 11.195.077.800,- dengan nilai APK (87.46%) dan APM (65.06%).

Bila dianalisis dengan ketercapain APK dan APM SMA/MA, maka dapat dikatakan bahwa efektifitas anggaran untuk program pendidikan efektif atau berpengaruh terhadap perbaikan APK dan APM SMA/MA di Kabupaten Aceh Tamiang walaupun terjadi penurunan anggaran ditahun 2016 namun pertumbuhan APK SMA/MA pada tahun tersebut sangat signifikan sebesar 14.34% dan APM SMA/MA sebesar 2.09% bila dibandingkan dengan

71,63 76,49

87,46

61,67 63,73 65,06

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

- 5.000.000.000 10.000.000.000 15.000.000.000 20.000.000.000 25.000.000.000 30.000.000.000

2014 2015 2016

Belanja Program Pendidikan Menengah APK SMA APM SMA

menengah di tahun 2015 memberikan dampak yang besar bagi partisipasi murid di sekolah menengah di tahun 2016.

3. Dimensi Kesehatan

Total anggaran belanja Kabupaten Aceh Tamiang dari tahun ke tahun terus meningkat namun tidak berbanding lurus dengan proporsi total belanja sector kesehatan yang terus menurun pada tiga tahun terakhir yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 3.6

Proporsi Total Belanja Sektor Kesehatan terhadap Total Belanja APBK Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2014-2016

Peningkatan total belanja Kabupaten yang terus meningkat dari tahun ke tahun tidak diiringi dengan peningkatan total belanja untuk sektor kesehatan yang terjadi fluktuasi. Pada tahun 2014 anggaran belanja untuk sector kesehatan sebesar Rp. 126.480.866.739,- atau sekitar 14,1%. Pada tahun 2015 meningkat terus menjadi Rp. 134.008.785.592,- atau sebesar 11.6% namun di tahun 2016 terjadi penurunan anggaran belanja menjadi sebesar Rp. 121.502.329.738,- atau sekitar 9,4% dari total belanja daerah. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran belanja untuk sektor kesehatan sudah melebihi mandat nasional yaitu 10% dari belanja APBK.

897.491.135.765 1.159.082.550.835 1.288.839.478.500

14,1% 11,6% 9,4%

- 200.000.000.000 400.000.000.000 600.000.000.000 800.000.000.000 1.000.000.000.000 1.200.000.000.000 1.400.000.000.000

2014 2015 2016

Total Belanja Daerah

Total Belanja Sektor Kesehatan

Permasalahan yang dihadapi Kabupaten Aceh Tamiang pada sektor kesehatan yaitu tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Indikator-indikator diatas merupakan indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Perbandingan antara belanja program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak dengan AKI, AKB dan AKBA dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.7

Efektifitas Anggaran Belanja Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak terhadap AKI, AKB, dan AKBA

Dari grafik diatas menggambarkan bahwa terjadi peningkatan anggaran Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak mulai tahun 2014 hingga 2016. Peningkatan ini berbanding lurus dengan ketercapain Angka Kematian Ibu (AKI) dan Bayi (AKB) serta Balita (AKBA) yang semakin menurun.

Pada tahun 2014, realisasi anggaran meningkat menjadi Rp. 406.874.408,- dengan nilai AKI menurun menjadi 159.86 jiwa per 100.000 kelahiran hidup dan AKB menurun menjadi 14.56 jiwa per 1.000 kelahiran hidup serta AKBA sebesar 15.87 jiwa per 1.000 kelahiran hidup, peningkatan anggaran ini berbanding lurus dengan penurunan AKI, AKB dan AKBA. Pada tahun 2015, realisasi anggaran melonjak tajam menjadi Rp. 1.785.866.700,- dan hasil pencapaian nilai AKI meningkat menjadi 181 jiwa per 100.000 kelahiran hidup dan AKB menurun menjadi 12.00 jiwa per 1.000 kelahiran hidup serta AKBA

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

- 200.000.000 400.000.000 600.000.000 800.000.000 1.000.000.000 1.200.000.000 1.400.000.000 1.600.000.000

2014 2015 2016

Total Belanja Program AKI AKB AKBA

AKB dan AKBA. Pada tahun 2016, realisasi anggaran menurun menjadi Rp.

1.305.058.200,- dan hasil pencapaian nilai AKI naik menjadi 165 jiwa per 100.000 kelahiran hidup dan AKB menurun menjadi 11,00 jiwa per 1.000 kelahiran hidup serta AKBA sebesar 12,00 jiwa per 1.000 kelahiran hidup, penurunan anggaran ini berbanding terbalik dengan penurunan AKI, AKB dan AKBA. Dari data-data diatas dapat disimpulkan bahwa realisasi anggaran sangat mempengaruhi keberhasilan Dinas Kesehatan dalam menekan dan menurunkan indikator AKI, AKB dan AKBA.

4. Dimensi Prasarana Dasar

Prasarana dasar merupakan salah satu indikator yang menggambarkan bagaimana keadaan kemiskinan di Kabupaten Aceh Tamiang. Minimnya keadaan prasarana dasar suatu masyarakat atau komunitas akan mencerminkan keadaaan kemiskinannya. Prasarana dasar yang baik dan terpenuhi akan menunjang tingkat kesehatan dan pendidikan seseorang, dan keadaan ini akan meningkatkan derajat kesejahteraan suatu masyarakat. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang telah menganggarkan belanja sektor prasarana dasar untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan seperti yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.8

Proporsi Total Belanja Sektor Prasarana Dasar terhadap Total Belanja Daerah di Kabupaten Aceh Tamiang

18,8% 20,4% 17.5%

- 200.000.000.000 400.000.000.000 600.000.000.000 800.000.000.000 1.000.000.000.000 1.200.000.000.000 1.400.000.000.000

2014 2015 2016

Total Belanja Daerah

Total Belanja Sektor Prasarana Dasar

Dari gambar diatas menunjukkan bahwa anggaran belanja pada 3 tahun kebelakang untuk sektor prasarana dasar yang terdiri dari beberapa SKPK yang menangani sector tersebut seperti Dinas PU, Dinas Kesehatan, serta Bappeda sebagai sekretariat program sanitasi permukiman terjadi fluktuasi seiring dengan peningkatan total belanja daerah serta demi mensukseskan visi misi Bupati Kabupaten Aceh Tamiang 2013-2017.

Pada tahun 2014, anggaran belanja dialokasikan sebesar Rp.

168.737.105.317,- atau sekitar 18.8% dari total belanja daerah dan pada tahun 2015 belanja terus mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp.

236.149.190.780,- atau sebesar 20,4% dari total belanja daerah. Pada tahun 2016, terjadi penurunan anggaran di sector ini menjadi sebesar Rp.

225.835.513.666,- atau sekitar 17,5% dari total belanja daerah.

Dari pembahasan Bab 2.2 tentang kondisi kemiskinan multidimensi dapat dilihat pencapaian Kabupaten Aceh Tamiang untuk sektor prasarana dasar yaitu proporsi rumah tangga dengan sanitasi layak mengalami peningkatan yang sangat pesat di tahun 2016 dengan pertumbuhan 316% atau tumbuh sebanyak 3(tiga) kali lipat dari tahun 2015 yaitu sebesar 30,20%.

Begitu juga hal nya dengan proporsi rumah tangga dengan air minum layak yang naik pesat sebesar 101% atau naik satu kali lipat dari pencapaian tahun 2015 yaitu 31,93%. Keadaan ini menggambarkan bahwa sinkronisasi antara program nasional SANIMAS dengan program daerah sanitasi lingkungan berbasis masyarakat berjalan dengan sangat baik sehingga hasilnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Gambar 3.9

Efektifitas Anggaran Belanja Program Sanitasi Lingkungan berbasis masyarakat terhadap Proporsi Rumah Tangga

dengan Sanitasi Layak

Pada tahun 2014, anggaran belanja program sanitasi lingkungan berbasis masyarakat sebesar Rp. 2.529.789.000,- dan proporsi rumah tangga dengan sanitasi layak yang dicapai sebesar 21,67%. Pada tahun 2015, realisasi anggaran meningkat tajam menjadi Rp. 9.079.635.178,- dengan pencapaian proporsi RT dengan sanitasi layak meningkat menjadi sebesar 30,20%. Ditahun 2016 belanja program ini meningkat lagi pada besaran Rp. 10.585.518.088,- dan pencapaian naik sangat tajam menjadi 125,69%. Analisis diatas menggambarkan bahwa peningkatan anggaran berbanding lurus dengan pencapaian proporsi RT dengan sanitasi layak.

Hal yang sama juga terjadi pada indicator proporsi Rumah Tangga dengan air minum layak yang dapat dilihat pada table dibawah ini:

21,67

30,20

125,69

0 20 40 60 80 100 120 140

- 2.000.000.000 4.000.000.000 6.000.000.000 8.000.000.000 10.000.000.000 12.000.000.000

2014 2015 2016

Total Belanja Program Sanitasi Lingkungan berbasis masyarakat

Proporsi Rumah Tangga dengan sanitasi layak

Gambar 3.10

Efektifitas Anggaran Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air minum dan Air Limbah terhadap Proporsi Rumah Tangga

dengan Air Minum Layak

Pada tahun 2014, anggaran belanja program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah sebesar Rp. 3.925.852.291,- dan pencapaian proporsi rumah tangga dengan air minum layak yang dicapai sebesar 23.24%. Pada tahun 2015, realisasi anggaran meningkat tajam menjadi Rp. 8.466.475.554,- dengan pencapaian proporsi RT dengan air minum layak meningkat menjadi sebesar 31.93%. Ditahun 2016 belanja program ini menurun menjadi sebesar Rp. 5.212.892.479,- dan pencapaian naik tajam menjadi 64.49%. Analisis diatas menggambarkan bahwa peningkatan anggaran yang fluktuatif tidak berbanding lurus atau tidak mempengaruhi pencapaian proporsi RT dengan air minum layak.

23,24

31,93

64,49

0 10 20 30 40 50 60 70

- 1.000.000.000 2.000.000.000 3.000.000.000 4.000.000.000 5.000.000.000 6.000.000.000 7.000.000.000 8.000.000.000 9.000.000.000

2014 2015 2016

Total Belanja Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air minum dan Air Limbah Proporsi Rumah Tangga dengan Air minum layak

BAB IV

Dalam dokumen LP2KD Kabupaten Aceh Tamiang 2016 (Halaman 81-92)

Dokumen terkait