• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Data Statistik Inferensial

Bagan 2.1 Kerangka Pikir D. Hipotesis

G. Teknik Analisis Data

2. Analisis Data Statistik Inferensial

Dalam penggunaan statistik inferensial ini peneliti menggunakan teknik statistik t (uji t). Namun, sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas dengan menggunakan sistem SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 25.0

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov pada sistem SPSS versi 25.0. Data dapat dikatakan berdistribusi normal jika nilai sig > 0,05. Begitupun sebaliknya jika data tidak berdistribusi normal apabila nilai sig < 0,05. Dengan taraf kesalahan 0,05. Adapun langkah-langkah dalam uji normalitas pada SPSS yaitu:

1) Input data pretest dan posttest ke dalam SPSS 2) Klik analyze ˃ descriptive statistics ˃ explore

3) Masukkan variabel yang dilakukan pengujian normalitas pada jendela explore 4) Klik plots pada jendela explore dan centang normality plot with tests

5) Klik continue lalu klik ok

6) Hasil pengujian ditampilkan pada jendela output

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah siswa dikelas mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dua varian terhadap hasil belajar pretest dan posttest menggunakan uji Levene pada pada sistem SPSS versi 25.0. Adapun kriteria keputusan dalam uji homogenitas adalah jika nilai sig < 0,05 maka data dinyatakan tidak homogen. Begitupun sebaliknya jika nilai sig > 0,05 maka data dinyatakan homogen. Adapun langkah-langkah dalam uji homogenitas pada SPSS yaitu:

1) Input data pretest dan posttest ke dalam SPSS 2) Klik compare means ˃ one way ANOVA

3) Masukkan variabel yang diujikan pada kolom dependent list 4) Masukkan variabel yang membedakan kelompok ke kolom factor 5) Klik options lalu centang homogeneity of variance test

6) Klik ok c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Sirkuit Pintar melalui model Cooperative Learning terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SDN Bawakaraeng II Kota Makassar. Pengujian ini dilakukan menggunakan metode Paired Sample T-Test atau uji t pada program SPSS versi 25. Paired Samples T-Test adalah pengujian yang dilakukan pada kelompok populasi yang sama, tetapi memiliki kondisi data sampel sebagai akibat adanya perlakuan. Kriteria pengambilan keputusannya adalah jika Sig ˃ 0,05 Adapun kemungkinan hasil penelitian yaitu:

: Tidak ada pengaruh penggunaan media Sirkuit Pintar Melalui model Cooperative Learning terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SDN Bawakaraeng II Kota Makassar.

: Terdapat pengaruh penggunaan media Sirkuit Pintar Melalui model Cooperative Learning terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SDN Bawakaraeng II Kota Makassar.

Dengan pengambilan keputusan berdasarkan t tabel :

1) Jika maka ditolak diterima, berarti penggunaan media Sirkuit Pintar melalui model Cooperative Learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN Bawakaraeng II Kota Makassar.

2) Jika maka diterima, berarti pengunaan media Sirkuit Pintar melalui model Cooperative Learning tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN Bawakaraeng II Kota Makassar.

Dasar pengambilan keputusan dalam Paired Samples T-Test berdasarkan perbandingan nilai signifikansi sebagai berikut :

1) Jika sig > 0,05 maka diterima dan ditolak.

2) Jika sig < 0,05 maka ditolak dan diterima.

Adapun langkah-langkah uji hipotesis menggunakan Independent T Test menggunakan SPSS yaitu:

1) Input data pretest dan posttest ke dalam SPSS

2) Klik analyse ˃ compare means ˃ independent sampel T test 3) Memilih variabel yang diuji pada kotak test variable (s) 4) Memilih grouping variable

5) Tentukan 2 jenis kelompok pada define groups

6) Klik ok

39 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Hasil Analisis Statistik Deskriptif 1.

Analisis statistik deskriptif dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai ketuntasan hasil belajar matematika siswa yang meliputi sebelum (pretest) dan setelah (posttest) diberikan perlakuan berupa penggunaan Media Sirkuit Pintar melalui Model Cooperative Learning, dan hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan Media Sirkuit Pintar melalui Model Cooperative Learning. Deskripsi masing-masing hasil analisis tersebut diuraikan sebagai berikut:

a. Deskripsi Hasil Pretest dan Posttest

Dari hasil analisis deskriptif yang disajikan pada lampiran C, Maka skor hasil belajar siswa sebelum (pretest) dan setelah (posttest) penggunaan Media Sirkuit Pintar melalui Model Cooperative Learning pada siswa kelas V SDN Bawakaraeng II Kota Makassar materi bangun datar dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum (Pretest) dan Setelah (Posttest) Menggunaan Media Sirkuit Pintar melalui Model Cooperative Learning

Statistik Pretest Posttest

Ukuran Sampel 24 24

Skor Ideal 100 100

Skor Rata-rata 57,16 80,99

Skor Tertinggi 87,5 100

Skor Terendah 28,12 46,87

Rentang Skor 59,38 53,13

Sumber: Data olah lampiran C

Pada Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata skor hasil belajar matematika siswa sebelum diberikan perlakuan (pretest) adalah 57,16 dan setelah diberi perlakuan (posttest) adalah 80,99 dari skor ideal 100. Skor yang dicapai siswa tersebar dari skor terendah pretest 28,12 dan skor terendah posttest adalah 46,87. Skor tertinggi yang dicapai siswa sebelum perlakuan (pretest) adalah 87,5 dan skor setelah perlakuan (posttest) adalah 100, dengan rentang skor pretest 59,38 dan posttest 53,13. Jika skor hasil belajar matematika sebelum (pretest) dan setelah (posttest) diberikan perlakuan berupa penggunaan media Sirkuit Pintar melalui model Cooperative Learning dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase yang ditunjukkan pada Tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum (Pretest) dan Setelah (Posttest) Menggunaan Media Sirkuit Pintar Melalui Model Cooperative Learning

No. Skor Kategori

Pretest Posttest F Persentase

(%)

F Persentase (%) 1. 0 ≤ x ≥ 54 Sangat Rendah 11 45,83 4 16,67

2. 55 ≤ x ≥ 64 Rendah 4 16,67 1 4,17

3. 65 ≤ x ≥ 79 Sedang 5 20,83 4 16,67

4. 80 ≤ x ≥ 89 Tinggi 4 16,67 6 25

5. 90 ≤ x ≥ 100 Sangat Tinggi 0 0 9 37,5

Jumlah 24 100 24 100

Sumber: Hasil tes siswa kelas V SDN Bawakaraeng II Kota Makassar

Pada Tabel 4.2 di atas dapat dilihat sebelum penggunaan media Sirkuit Pintar melalui model Cooperative Learning (pretest) dari 24 siswa kelas V SDN Bawakaraeng II Kota Makassar terdapat 11 siswa (45,83%) yang memperoleh skor pada kategori sangat rendah, 4 siswa (16,67%) yang memperoleh skor kategori rendah, 5 siswa (20,83%) yang memperoleh skor pada kategori sedang, 4

siswa (16,67%) yang memperoleh skor kategori tinggi, serta tidak ada siswa (0%) yang memperoleh skor sangat tinggi. Sedangkan setelah penggunaan media Sirkuit Pintar melalui model Cooperative Learning (posttest) dari 24 siswa kelas V SDN Bawakaraeng II Kota Makassar terdapat 4 siswa (16,67%) yang memperoleh skor pada kategori sangat rendah, 1 siswa (4,17%) yang memperoleh skor pada kategori rendah, 4 siswa (16,67%) yang memperoleh skor pada kategori sedang, 6 siswa (25%) yang memperoleh skor pada kategori tinggi, dan 9 siswa (37,5%) yang memperoleh pada skor sangat tinggi.

Skor rata-rata hasil belajar siswa sebelum penggunaan Media Sirkuit Pintar melalui Model Cooperative Learning (pretest) sebesar 57,16 dikonversi ke dalam 5 kategori di atas, maka skor rata-rata hasil belajar matematika siswa umumnya berada pada kategori rendah. Sedangkan skor rata-rata hasil belajar siswa setelah penggunaan Media Sirkuit Pintar melalui Model Cooperative Learning (posttest) sebesar 88,99 dikonversi ke dalam 5 kategori di atas, maka skor rata-rata hasil belajar matematika siswa umumnya berada pada kategori tinggi.

Selanjutnya untuk melihat persentase ketuntasan hasil belajar matematika siswa sebelum (pretest) dan setelah (posttest) penggunaan Media Sirkuit Pintar melalui Model Cooperative Learning dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum (Pretest) dan Setelah (Posttest) Menggunaan Media Sirkuit Pintar melalui Model Cooperative Learning

Skor Kategori Pretest Posttest

F Persentase (%) F Persentase (%)

0 ≤ x ˂ 75 Tidak Tuntas 16 66,67 5 20,83

75 ≤ x ≤ 100 Tuntas 8 33,33 19 79,17

Jumlah 24 100 24 100 Sumber: Perolehan nilai siswa kelas V SDN Bawakaraeng II Kota Makassar

Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila memiliki skor paling sedikit 75. Dari Tabel 4.3 di atas dapat dilihat sebelum penggunaan media Sirkuit Pintar melalui model Cooperative Learning (pretest) jumlah siswa yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal individual adalah 16 siswa (66,67%) dan siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal individual adalah 8 siswa (33,33%). Dari deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas V SDN Bawakaraeng II Kota Makassar belum memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal ≥ 75%. Sedangkan setelah penggunaan media Sirkuit Pintar melalui model Cooperative Learning (posttest) jumlah siswa yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal individual adalah 5 siswa (20,83%) dan siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal individual adalah 19 siswa (79,17%). Dari deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas V SDN Bawakaraeng II Kota Makassar telah memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal ≥ 75%.

b. Deskripsi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa

Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika materi bangun datar dengan penggunaan Media Sirkuit Pintar melalui Model Cooperative Learning selama 3 kali pertemuan dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Deskripsi Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran dengan Menggunaan Media Sirkuit Pintar Melalui Model Cooperative Learning

NO. Aktivitas Siswa

Jumlah Siswa yang Aktif pada pertemuan ke-

Rata- rata

2

% 1 2 3 4 5

1. Siswa yang hadir pada saat pembelajaran

P R E T E S T

24 22 24

P O S T T E S T

23,33 97,22 2. Siswa yang bekerja sama

dan berpartisipasi dalam kelompok

19 22 23 21,33 88,87 3. Siswa yang

memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi

21 20 21 20,67 86,11 4. Siswa yang menjawab

pertanyaan guru baik secara lisan maupun tulisan

21 19 18 19,33 80,56

5. Siswa yang bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung

18 20 19 19 79,17

6. Siswa yang mengajukan diri untuk mengerjakan soal di papan tulis

20 20 21 20,33 84,72 7. Siswa yang mengerjakan

soal dengan benar

20 21 22 21 87,5

8. Siswa yang mampu menyimpulkan materi pembelajaran pada akhir pembelajaran

19 19 20 19,33 80,56

Rata-rata 85,65

Sumber: Data olah lampiran C

Hasil pengamatan untuk pertemuan I sampai dengan pertemuan III menunjukkan bahwa:

1) Persentase kehadiran siswa sebesar 97,22%.

2) Persentase siswa yang berkerja sama dan berpartisipasi dalam kelompok 88,87%.

3) Persentase siswa yang memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi 86,11%.

4) Persentase siswa yang menjawab pertanyaan guru baik secara lisan maupun tulisan 80,56%.

5) Persentase siswa yang bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung 79,17%.

6) Persentase siswa yang mengajukan diri untuk mengerjakan soal di papan tulis 84,72%.

7) Persentase siswa yang mengerjakan soal dengan benar 87,5%.

8) Persentase siswa yang mampu menyimpulkan materi pembelajaran pada akhir pembelajaran 80,56%.

Jika rata-rata skor aktivitas saat diberikan perlakuan berupa penggunaan media Sirkuit Pintar melalui model Cooperative Learning dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase yang ditunjukkan pada Tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Aktivitas Siswa Dengan Menggunaan Media Sirkuit Pintar Melalui Model Cooperative Learning

Ketuntasan Hasil Belajar ( % ) Kriteria F Persentase (%) 0 ≤ x ≥ 25

26 ≤ x ≥ 50 51 ≤ x ≥ 75 76 ≤ x ≥ 100

Kurang Baik Cukup Baik

Baik Sangat Baik

0 0 0 8

0 0 0 100 Sumber: Lampiran C

Pada Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa persentase aktivitas siswa dengan penggunaan Media Sirkuit Pintar melalui Model Cooperative Learning dari 8 aspek yang diamati tidak terdapat (0%) persentase aktivitas siswa yang berada pada kategori kurang baik, cukup baik dan baik, serta terdapat 8 aktivitas

(100%) yang berada pada kategori sangat baik dengan rata-rata persentase adalah 85,65% sehingga aktivitas siswa dengan penggunaan Media Sirkuit Pintar melalui Model Cooperative Learning berada pada kategori sangat baik.

Hasil Analisis Statistik Inferensial 2.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data diolah berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Data diambil dari nilai pretest dan posttest. Uji normalitas dilakukan menggunakan SPSS versi 25.0 dengan kriteria pengujian bahwa skor hasil belajar matematika siswa akan berdistribusi normal jika signifikansi ˃ 0,05. Sebaliknya, dikatakan tidak berdistribusi normal jika disignifikansi yang diperoleh ˂ 0,05. Dengan taraf signifikan α = 0,05. Berikut hasil uji normalitas data pretest dan posttest:

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest

Hasil Belajar Kolmogorov-Smirnov Test Asymp.Sig (2-tailed) Ket

Pretest 0,148 0,189 Normal

Posttest 0,154 0,148 Normal

Sumber: Lampiran C

Pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai signifikan yang diperoleh pada pretest adalah 0,189 dan pada posttest adalah 0,148. Karena nilai signifikan ˃ 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah siswa dikelas mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dua varian terhadap hasil belajar pretest dan posttest menggunakan uji Levene pada pada sistem SPSS versi 25.0. Adapun kriteria keputusan dalam uji homogenitas adalah jika nilai sig < 0,05 maka data dinyatakan tidak homogen. Begitupun sebaliknya

jika nilai sig > 0,05 maka data dinyatakan homogen. Berikut hasil uji homogenitas data pretest dan posttes:

Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest

Hasil Belajar Levene Statistic Signifikan

Pretest dan Posttest 1,885 0,176

Sumber: Lampiran C

Pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai signifikan yang diperoleh dari hasil belajar pretest dan posttest adalah 0,176. Karena nilai signifikan ˃ 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data homogen.

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode Paired Sample T- Test pada program SPSS versi 25.0. pengujian dengan menggunakan Paired Sample T-Test dilakukan pada kelompok yang sama. Ketentuan dalam menentukan hipotesis penelitian yaitu jika maka ditolak dan diterima. Sebaliknya jika maka diterima dan ditolak.

Adapun hasil analisis data dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Menggunakan Metode Paired Sampel T-Test Hasil Belajar t DF Sig (2-tailed)

Pretest dan Posttest 11,431 23 0,00

Sumber: Lampiran C

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan SPSS versi 25.0 pada Tabel 4.8 diperoleh = 11,431 dan = 1,714 maka atau 11,431 1,714 sehingga dapat disimpulkan ditolak dan diterima yang berarti penggunaan media Sirkuit Pintar melalui model Cooperative Learning berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SDN Bawakaraeng II Kota Makassar.

Dokumen terkait