A. Hasil Penelitian
1. Analisis Deskriptif Data Penelitian
38 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian True Experimental Design yang dilakukan di MA DDI Citta Kabupaten Soppeng di kelas X pada pembelajaran Seni budaya dengan materi Seni Budaya dilakukan yang dibagi ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama, yaitu pembelajaran tanpa menggunakan media Video Tutorial. Pembelajaran tanpa menggunakan media Video Tutorial ini diberikan kepada kelas X A sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 15 orang.
Kelompok kedua, pembelajaran dengan menggunakan media Video Tutorial ini diberikan kepada kelas X B sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 15 orang. Jadi jumlah sampel secara keseluruhan ada 30 orang yang terbagi ke dalam dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen.
a. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol
No Aktivitas
Kelas Kontrol Pertemuan
Mean Persentase
% I
Pre Test
II Post Test
1 Kehadiran Siswa 15 15 15 100%
2
Mengisi absen secara daring tepat
waktu 15 15 15 100%
3
Siswa yang
memperhatikan saat
proses pembelajaran 11 15 13 86,66%
4 Kesopanan 15 15 15 100%
5
Siswa yang bertanya mengenai
pembelajarn tersebut 2 1 1,5 10%
6
Siswa yang mengumpulkan tugas/soal tepat waktu
10 13 11,5 76,66
7
Siswa yang mengumpulkan tugas/soal
15 15 15 100%
Berdasarkan tabel 4.1 hasil observasi kelas kontrol terdapat 15 siswa pada kelas X A yang mengikuti pembelajaran pretest dan posttest dapat dilihat dengan presentase mengikuti pembelajaran 100%, Mengisi absen secara daring tepat waktu 100%, Siswa yang memperhatikan saat proses pembelajaran 86,66%
dengan penjabaran memperhatikan dari info grub soal pretest hanya 11 siswa
selebihnya tidak terbaca pada info grub sedangkan dari soal posttes 15 siswa memperhatikan, Kesopanan 100%, Siswa yang bertanya mengenai pembelajaran tersebut sebanyak 2 orang pada soal pretest dan 1 orang pada soal posttest, karena hanya 2 orang yang tidak paham pada soal pretest dan 1 orang yang tidak paham pada soal posttest jadi total presentase 10%, siswa yang mengumpulkan tugas tepat waktu sebanyak 10 orang pada soal pretest dan 13 pada soal posttest jadi total presentase 76,66% akan tetapi semua siswa mengumpulkan tugas walaupun tidak tepat waktu karna guru menggunakan sistem toleransi dikarenakan ada beberapa kendala, termasuk koneksi jaringan tidak terlalu stabil pada tempatnya masing-masing jadi total presentase yang mengumpulkan tugas sebanyak 100%.
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen
No Aktivitas
Kelas Eksperimen Pertemuan
Mean Persentase I %
Pre Test
II Post Test
1 Kehadiran Siswa 15 15 15 100%
2
Mengisi absen secara daring tepat waktu
15 15 15 100%
3
Siswa yang
memperhatikan saat
proses pembelajaran 12 15 13,5 90%
4 Kesopanan 15 15 15 100%
5
Siswa yang bertanya mengenai
pembelajaran tersebut
1 1 1 6%
6
Siswa yang mengumpulkan tugas/soal tepat waktu
11 15 13 86,66%
7
Siswa yang mengumpulkan
tugas/soal 15 15 15 100%
Berdasarkan tabel 4.2 hasil observasi kelas kontrol terdapat 15 siswa pada kelas X B yang mengikuti pembelajaran pretest dan posttest dapat dilihat dengan presentase mengikuti pembelajaran 100%, Mengisi absen secara daring tepat waktu 100%, Siswa yang memperhatikan saat proses pembelajaran 90% dengan penjabaran memperhatikan dari info grub soal pretest hanya 12 siswa selebihnya tidak terbaca pada info grub sedangkan dari soal posttes 15 siswa memperhatikan, Kesopanan 100%, Siswa yang bertanya mengenai pembelajaran tersebut sebanyak 1 orang pada soal pretest dan 1 orang pada soal posttest, karena hanya 1 orang yang tidak paham pada soal pretest dan 1 orang yang tidak paham pada soal posttest jadi total presentase 6%, siswa yang mengumpulkan tugas tepat waktu sebanyak 11 orang pada soal pretest dan 15 pada soal posttest jadi total presentase 86,66% akan tetapi semua siswa mengumpulkan tugas walaupun tidak tepat waktu karna guru menggunakan sistem toleransi dikarenakan ada beberapa kendala, termasuk koneksi jaringan tidak terlalu stabil pada tempatnya masing- masing jadi total presentase yang mengumpulkan tugas sebanyak 100%.
.
Gambar 4.1 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol
Gambar 4.2 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen Berdasarkan diagram 4.1 dan 4.2, terlihat perbedaan aktivitas kegiatan siswa dalam proses pembelajaran baik pretest maupun posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dilihat dari persen setiap aktivitas siswa terdapat perbedaan serta persamaan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
15 15
11
15
2
10
15
15 15 15 15
1
13
15
0 3 6 9 12 15
Jumlah Siswa
Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol
Pretest Posttest
15 15
12
15
1
11
15
15 15 15 15
1
15 15
0 3 6 9 12 15
Jumlah Siswa
Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen
Pretest Posttest
Persamaannya yaitu pada poin aktivitas kehadiran siswa, kesopanan, siswa mengumpulkan tugas/soal dan aktivitas siswa mengisi absen secara daring tepat waktu. Sedangkan perbedaannya yaitu pada poin siswa yang memperhatikan saat proses pembelajaran, siswa yang mengajukan pertanyaan siswa yang mengumpulkan tugas/soal tepat waktu. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada kelas eksperimen aktivitas belajar siswa lebih besar dari kelas kontrol.
b. Hasil Analisis Belajar Siswa
Data hasil belajar terdiri dari nilai pretest dan posttest, dimana pretest diberikan sebelum dilakukannya perlakuan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, sedangkan untuk posttest diberikan setelah menerima perlakuan.
Pretest dilakukan pada awal pertemuan sedangkan untuk posttest dilakukan pada akhir pertemuan. Berikut data pretest dan posttest siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen :
Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Data Prestest dan Posttest Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Descriptive Statistics
N Minim
um
Maxim um
Mean Std.
Deviation Pre-test
Eksperimen
15 26 86 51,13 17,150
Post-test Eksperimen
15 66 93 83,60 6,501
Pre-test Kontrol 15 26 86 51,27 17,738
Post-test Kontrol 15 53 86 71,20 9,159
Valid N (listwise) 15
Berdasarkan deskripsi data, rata-rata hasil pretest kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata hasil pretest kelas kontrol, akan tetapi tidak terpaut jauh atau signifikan yaitu 51,13 untuk kelas eksperimen dan 51,27 untuk kelas kontrol.
1) Deskripsi Data Pembelajaran Seni Budaya Kelas Kontrol a) Pretest
Berdasarkan hasil pengamatan dari seluruh siswa kelas kontrol yang berjumlah 15 siswa yang diberi test materi Seni Budaya, tidak diperoleh nilai 100.
Nilai maksimal yang mampu dicapai siswa adalah 86, sedangkan nilai terendah adalah 26. Hasil pretest kelas X A MA DDI Citta Kabupaten Soppeng ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Kategori Hasil
0-60 12 80% Sangat Rendah
61-70 - - Rendah
71-80 2 13% Sedang
81-90 1 7% Tinggi
91-100 - - Sangat Tinggi
Jumlah 15 100 %
Gambar 4.3 diagram distribusi frekuensi nilai pretest kelas kontrol Berdasarkan tabel dan diagram 4.3, dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai tertinggi pada pretest berjumlah 1 siswa, sedangkan untuk taraf nilai 81-90 diperoleh 1 siswa, nilai 71-80 diperoleh 2 siswa, dan nilai 0-60 diperoleh 12 siswa.
Berdasarkan skor hasil belajar siswa tersebut dapat diklasifikasikan ketuntasan hasil belajar siswa pada materi Seni Budaya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.4 Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest Kelas Kontrol Kategori Frekuensi Persentase (%)
Tuntas 2 13 %
Tidak Tuntas 13 87 %
Jumlah 15 100 %
0 3 6 9 12 15
0-60 61-70 71-80 81-90 91-100
Frekuensi (Jumlah Siswa)
Interval Nilai
Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol
Nilai Pretest Kelas Kontrol
Gambar 4.4 Diagram Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest Apabila data di tersebut dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil belajar siswa yang ditentukan oleh peneliti berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di sekolah tersebut yakni 75. Maka kategori siswa yang tidak tuntas sebanyak 13 orang dan kategori siswa yang tuntas sebanyak 2 orang, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa belum memenuhi kriteria ketuntasan secara klasikal yaitu siswa yang tuntas hanya 13% 87% tergolong rendah.
a) Posttest
Berdasarkan hasil pengamatan dari seluruh siswa kelas kontrol yang berjumlah 15 siswa yang diberi test materi Seni Budaya, tidak diperoleh nilai 100.
Nilai maksimal yang mampu dicapai siswa adalah 86 sedangkan nilai terendah adalah 53. Hasil posttest kelas X A MA DDI Citta Kabupaten Soppeng ditunjukkan pada tabel berikut:
0 3 6 9 12 15
Tidak Tuntas Tuntas
Frekuensi
Standar Minimal
Diagram Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest Kelas Kontrol
Diagram Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Kategori Hasil
0-60 3 20% Sangat Rendah
61-70 2 13% Rendah
71-80 8 54% Sedang
81-90 2 13% Tinggi
91-100 - - Sangat Tinggi
Jumlah 15 100 %
Gambar 4.5 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol Berdasarkan tabel dan diagram 4.5, dapat dijelaskan bahwa siswa yang mendapat nilai 81-90 berjumlah 2 siswa, siswa yang mendapat nilai 71-80 berjumlah 8 orang, siswa yang mendapat nilai 61-70 berjumlah 2 orang dan siswa yang mendapat nilai 0-60 berjumlah 3 siswa.
Berdasarkan skor hasil belajar siswa tersebut dapat diklasifikasikan ketuntasan hasil belajar siswa pada materi Seni Budaya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:
0 3 6 9 12 15
0-60 61-70 71-80 81-90 91-100
Frekuensi
Interval Nilai
Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol
Nilai Posttest Kelas Kontrol
Tabel 4.6 Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Posttest Kelas Kontrol
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Tuntas 3 80%
Tidak Tuntas 12 20%
Jumlah 15 100 %
Gambar 4.6 Diagram Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Posttest
Apabila data diagram 4.6 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil belajar siswa yang ditentukan oleh peneliti berdasarkan Kriteria Ketuntaan Minimal (KKM) di sekolah tersebut yakni 75. Maka kategori siswa tidak tuntas sebanyak 12 orang dan kategori siswa tuntas sebanyak 3 orang, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa tidak memenuhi kriteria ketuntasan secara klasikal yaitu siswa yang tidak tuntas sebanyak 80%.
0 3 6 9 12 15
Tidak Tuntas Tuntas
Diagram Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Posttest Kelas Kontrol
Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Posttest
2) Deskripsi Data Pembelajaran Seni Budaya Kelas Eksperimen a) Pretest
Berdasarkan hasil pengamatan dari seluruh siswa kelas eksperimen yang berjumlah 15 siswa yang diberi test materi Seni Budaya, tidak diperoleh nilai seratus. Nilai maksimal yang mampu dicapai siswa adalah 86 sedangkan nilai terendah adalah 26. Hasil pretest kelas X B MA DDI Citta Kabupaten Soppeng ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen No Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Kategori Hasil
1 0-60 11 73% Sangat Rendah
2 61-70 2 13% Rendah
3 71-80 1 7% Sedang
4 81-90 1 7% Tinggi
5 91-100 - - Sangat Tinggi
Jumlah 15 100 %
Gambar 4.7 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen
0 3 6 9 12 15
0-60 61-70 71-80 81-90 91-100
Frekuensi(Siswa)
Interval Nilai
Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen
Nilai Pretest Kelas Eksperimen
Berdasarkan tabel dan diagram 4.7, dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai tertinggi pada pretest berjumlah 1 siswa dengan nilai 86 untuk taraf nilai 81- 90 diperoleh 1 siswa termasuk siswa yang memperoleh nilai tertinngi, nilai 71-80 juga diperoleh 1 siswa, nilai 61-70 berjumlah 2 siswa, dan nilai 0-60 berjumlah 11 siswa.
Berdasarkan skor hasil belajar siswa tersebut dapat diklasifikasikan ketuntasan hasil belajar siswa pada materi Seni Budaya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.8 Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest Kelas Eksperimen Kategori Frekuensi Persentase (%)
Tuntas 2 13%
Tidak Tuntas 13 87%
Jumlah 15 100 %
Gambar 4.8 Diagram Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest Kelas Eksperimen
0 3 6 9 12 15
Tidak Tuntas Tuntas
Frekuensi(Jumlah Siswa)
Standar Minimal
Diagram Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest Kelas Eksperimen
Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest
Apabila tabel dan diagram tersebut dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil belajar siswa yang ditentukan oleh peneliti berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di sekolah tersebut yakni 75. Maka kategori siswa tidak tuntas sebanyak 13 orang dan kategori siswa tuntas sebanyak 2 orang, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa belum memenuhi kriteria ketuntasan secara klasikal yaitu siswa yang tuntas hanya 13% 87% tergolong rendah.
b) Posttest
Berdasarkan hasil pengamatan dari seluruh siswa kelas eksperimen yang berjumlah 15 siswa yang diberi test materi Seni Budaya, tidak diperoleh nilai 100.
Nilai maksimal yang mampu dicapai siswa adalah 93 sedangkan nilai terendah adalah 66. Hasil posttest kelas X B MA DDI Citta Kabupaten Soppeng ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Kategori Hasil
0-60 - - Sangat Rendah
61-70 1 - Rendah
71-80 5 20% Sedang
81-90 7 40% Tinggi
91-100 2 40% Sangat Tinggi
Jumlah 15 100 %
Gambar 4.9 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Berdasarkan tabel dan diagram 4.9, dapat dijelaskan bahwa setelah menerima perlakuan atau setelah menggunakan media Video Tutorial, siswa yang mendapat nilai 91-100 berjumlah 2 siswa, nilai 81-90 berjumlah 7 siswa, nilai 71- 80 berjumlah 5 siswa, dan nilai 61-70 berjumlah 1 siswa.
Berdasarkan skor hasil belajar siswa tersebut dapat diklasifikasikan ketuntasan hasil belajar siswa pada materi Seni Budaya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4.10 Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Posttest Kelas Eksperimen Kategori Frekuensi Persentase (%)
Tuntas 14 94 %
Tidak Tuntas 1 6%
Jumlah 15 100 %
0 3 6 9 12 15
0-60 61-70 71-80 81-90 91-100
Frekuensi (Jumlah Siswa)
Interval Nilai
Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Gambar 4.10 Diagram Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Posttest Kelas Eksperimen
Apabila diagram 4.10 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil belajar siswa yang ditentukan oleh peneliti berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di sekolah tersebut yakni 75. Maka hasil belajar siswa pada materi Seni Budaya yang ditentukan oleh peneliti, kategori siswa tidak tuntas sebanyak 1 orang dan kategori siswa tuntas sebanyak 14 orang, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan secara klasikal yaitu siswa yang tuntas 94%.
3) Perbandingan Hasil Posttest Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Berdasarkan hasil pengamatan dari seluruh siswa kelas kontrol dan siswa eksperimen yang masing-masing berjumlah 15 siswa yang diberi test materi anyaman seni budaya, tidak diperoleh nilai 100. Nilai maksimal yang mampu dicapai siswa pada kelas kontrol adalah 86 dan nilai terendah adalah 26.
Sedangkan, nilai maksimal yang mampu dicapai siswa pada kelas eksperimen
0 3 6 9 12 15
Tidak Tuntas Tuntas
Frekuensi
StandarMinimal
Diagram Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Posttest
Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Posttest
adalah 93 dan nilai terendah adalah 26. Perbandingan hasil posttest antara kelas kontrol dan kelas eksperimen kelas X MA DDI Citta ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.11 Tabel Perbandingan Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas
Kategori (KKM 75)
Jumlah Tuntas Tidak Tuntas
Kelas Kontrol
(X A) 3 12 15
Kelas Eksperimen
(X B)
14 1 15
Jumlah 30
Apabila data pada tabel 4.11 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil belajar siswa yang ditentukan oleh peneliti berdasarkan Kriteria Ketuntaan Minimal (KKM) di sekolah tersebut yakni 75. Maka perbandingan hasil posttest siswa antara kelas kontrol kategori siswa tuntas sebanyak 3 orang dan tidak tuntas sebanyak 12 orang. Sedangkan pada kelas eksperimen, kategori siswa tuntas sebanyak 14 orang dan tidak tuntas sebanyak 1 orang.
Gambar 4.11Diagram Perbandingan Hasil Posttest Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
c. Analisis Statistik Interferensial
Analisis statistik interferensial dengan uji-t dilakukan guna mengungkapkan efektif tidaknya penggunaan media Video Tutorial pada pembelajaran Seni Budaya pada materi Anyaman. Hasil analisis statistik interferensial dimaksudkan untuk menjawab hipotesis penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Analisis statistik interferensial menggunakan bantuan program Statistical For Social Science (SPSS) versi 26. Sebelum melakukan analisis statistika interfensial, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai syarat untuk melakukan uji-t atau uji hipotesis.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data masing- masing variabel normal atau tidak. Pengambilan keputusan uji normalitas ini dilakukan dengan membandingkan hitung dengan tabel pada taraf signifikasi 5%.
0 3 6 9 12 15
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Diagram Perbandingan Hasil Posttest Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
tuntas tidak tuntas
Adapun kriteria pengambilan keputusan uji normalitas menurut Sugiyono (2011:
82) adalah sebagai berikut:
1) Jika hitung ≤ tabel maka data tersebut normal.
2) Jika hitung > tabel maka data tersebut tidak normal.
Hasil uji normalitas diperoleh dari skor pre-test dan post-tets pembelajaran Seni Budaya. Data tersebut kemudian diolah menggunakan program komputer SPSS 26. Syarat data berdistribusi normal apabila nilai P yang diperoleh dari perhihungan lebih besar dari hasil signifikansi 5% (0.05) atau dengan kata lain memakai teknik Paired Sampels T-Test dan data tidak berdistribusi normal jika nilai P yang diperoleh lebih kecil dari 5% (0.05) . Berikut disajikan tabel hasil perhitungan hasil uji normalitas hasil skor pretest dan postest.
Tabel 4.11 Uji Normalitas Data Pretestdan Posttest Tests of Normality
Kelas Kolmogorov-
Smirnova
Shapiro-Wilk Stat
istic
df Sig. Stat istic
df Sig.
Hasil BelajarSis wa
Pre-Test Eksperimen(Tu torial)
,190 15 ,150 ,941 15 ,390
Post-Test Eksperimen (Tutorial)
,244 15 ,017 ,831 15 ,009
Pre-Test Kontrol
(Konvensional)
,150 15 ,200
*
,939 15 ,375
Post-Test Kontrol
(Konvensional)
,245 15 ,016 ,918 15 ,182
Pada tabel 4.11 menggunakan perhitungan komputer dengan program SPSS versi 26 diketahui nilai signifikansi (sig.) untuk semua data > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi normal. Karena data penelitian berdistribusi normal, maka kita dapat menggunakan statistik parametrik yaitu uji paired sample T test dan uji independent sample T test untuk melakukan analisis data penelitian.
Tabel 4.12 Uji Paired Sample T Test
Tabel 4.12 memperlihatkan hasil uji paired sample T test di mana pada pair 1 dan pair 2 diperoleh nilai sig. (2-tailed ) sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan ada perbedaan rata-rata hasil belajar siswa untuk pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig.
(2- taile
d) M
ea n
Std.
Devi ation
Std.
Error Mea
n
95%
Confidence Interval of the
Difference Low
er
Uppe r P
a i r 1
Pre-test Eksperime n - Post- test Eksperime n
- 32 ,4 67
14,8 22
3,82 7
- 40,6 75
- 24,2 58
- 8, 48 3
14 ,000
P a i r 2
Pre-test Kontrol - Post-test Kontrol
- 19 ,9 33
14,9 55
3,86 1
- 28,2 15
- 11,6 52
- 5, 16 2
14 ,000
Berdasarkan hasil pair 1 dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh media Video Tutorial pada hasil belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Seni Budaya pada materi Anyaman. Berikut tabel untuk melihat seberapa besar pengaruh media yang digunakan.
Tabel 4.13 Uji Paired Samples Statistics Data Pretest dan Posttest Paired Samples Statistics
Mean N Std.
Deviation
Std. Error Mean Pair
1
Pre-test Eksperimen
51,13 15 17,150 4,428
Post-test Eksperimen
83,60 15 6,501 1,678
Pair 2
Pre-test Kontrol 51,27 15 17,738 4,580
Post-test Kontrol 71,20 15 9,159 2,365
Tabel 4.13 menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dari kondisi siswa sebelum dan setelah diberi perlakuan. Hal tersebut dilihat pada Mean posttest adalah 83.60 lebih besar dari mean pretest yaitu 51.13. Karena Mean posttest lebih besar, dapat dikatakan bahwa penggunaan media Tutorial pada pembelajaran Seni Budaya itu memiliki pengaruh dan efektif. Artinya penelitian ini efektif.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui tingkat varians data. Hasil uji homogenitas diperoleh dari skor posttest kelas eksperimen dan posttest kelas kontrol pembelajaran Seni Budaya. Data tersebut kemudian diolah menggunakan
program komputer SPSS versi 26. Berikut disajikan tabel hasil perhitungan hasil uji homogenitas.
Tabel 4.14 Distribusi Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variance Levene
Statistic
df1 df2 Sig.
Hasil Belajar Siswa
Based on Mean 1,206 1 28 ,282
Based on Median ,747 1 28 ,395
Based on Median and with adjusted df
,747 1 26,59
7
,395
Based on trimmed mean
1,191 1 28 ,284
Berdasarkan hasil perhitungan dan pengolahan angka dilakukan dengan program SPSS versi 26 di atas, diperoleh nilai signifikansi based of mean 282 >
0,05, hal ini menunjukkan bahwa kedua kelompok data untuk variabel hasil belajar yang diambil adalah homogen dan memenuhi persyaratan analisis.
c. Uji Hipotesis
Berdasarkan deskripsi data dan uji persyaratan analisis telah menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan homogen, maka pengujian hipotesis dapat dilakukan.Untuk keperluan hipotesis digunakan statistika interferensial dengan bantuan SPSS versi 26 yaitu statistika uji t, dalam hal ini uji t sampel independen.
Kriteria pengujiannya adalah hipotesis H0 diterima dan H1 ditolak jika nilai t
hitung < t table, artinya tidak ada perbedaan antara dua perlakuan yang diberikan.
Sebaliknya, hipotetis H0 ditolak dan H1 diterima jika nilai thitung> t tabel, artinya
hasil belajar kelas eksperimen yang diajar dengan media Tutorial lebih baik dari pada hasil belajar kelas kontrol yang diajar dengan media pembelajaran konvensional.
Secara umum dapat disimpulkan penelitian media Video Tutorial berpengaruh dalam pembelajaran Seni Budaya, dibuktikan dengan hasil angka yang diperoleh yakni thitung > ttabel, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti ada perbedaan kemampuan hasil belajar dengan menggunakan Video Tutorial dan tanpa menggunakan media Video Tutorial. Jadi, pengunaan Video Tutorial terbukti berpengaruh dalam pembelajaran Seni Budaya pada siswa kelas X B MA DDI Citta Kabupaten Soppeng. Untuk lebih jelasnya berikut tabel thitung
dan ttabel.
Tabel 4.15 Uji Independent Samples T Test Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t Df
Sig.
(2- tailed
)
Mean Diffe rence
Std.
Error Diffe rence
95%
Confidence Interval of the
Difference Lowe
r Upper
Hasil Belajar
Siswa
Equal variances assumed
1,206 ,282 4,276 28 ,000 12,40 0
2,900 6,460 18,340
Equal variances not assumed
4,276 25,250 ,000 12,40 0
2,900 6,431 18,369
Keterangan: N = 30 Df = 28 Thitung = 4,276
Ttabel = 1,701
Jadi, kesimpulan yang dapat diperoleh mengenai hipotesis yaitu H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikansi antara nilai pembelajaran Seni Budaya materi Anyaman pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan berbeda. Hal ini
berarti pengunaan media video Tutorial berpengaruh pada pembelajaran Seni Budaya Anyamana siswa kelas X B MA DDI Citta Kabupaten Soppeng.