BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Peneiitian
2. Analisis Deskriptif Hasil Penelitian Uji Coba 1
2). Uji Coba Terbatas
Tahap uji coba ini dilakukan setelah mendapatkan hasil validasi perangkat dari para ahli, perangkat Draft I yang telah direvisi disebut dengan Draft II yang selanjutnya akan diujicobakan.
Pada tahap ini dilakukan dua kali Uji Coba yaitu Uji Coba 1 di kelas VIII.G dan Uji Coba 2 di kelas VIII.F SMPN 1 Mangarabombang untuk mengetahui kepraktisan dan keefektifan dari perangkat pembelajaran yang dikembangkan.
Uji coba digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi perangkat pembelajaran draft II. Setelah uji coba pertama dilakukan, perangkat pembelajaran draft II direvisi untuk menghasilkan perangkat pembelajaran draft III yang kemudian akan dilakukan uji coba kedua. Setelah uji coba kedua dilakukan, perangkat pembelajaran draft III direvisi untuk menghasilkan perangkat pembelajaran draft IV sebagai draft akhir.
a. Data Hasil Analisis Kepraktisan Perangkat Pembelajaran
Data hasil kepraktisan perangkat pembelajaran matematika dengan menggunakan model kooperatif tipe (NHT) didapatkan melalui data hasil pengamatan keterlaksanaan perangkat pembelajaran yang dinilai oleh pengamat (observer). Berikut data hasil keterlaksanaan perangkat pembelajaran:
Tabel 4.8. Data Hasil Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran Uji Coba 1 Pengamatan Frekuensi
Respon
Jumlah Indikator
Ratarata
Penilaian Kategori
Pertemuan 1 73 28 2,6 Tinggi
Pertemuan 2 61 24 2,5 Tinggi
Pertemuan 3 64 23 2,7 Tinggi
Pertemuan 4 63 24 2,6 Tinggi
Pertemuan 5 75 23 3,2 Tinggi
Pertemuan 6 54 24 2,3 Cukup Tinggi
Rata-rata Total 65 24 2,7 Tinggi
(sumber: Lampiran B) Keterangan:
Sangat Tinggi =
Tinggi =
Cukup Tinggi/ Sedang = Tidak Tinggi Rendah =
Hasil analisis pada tabel 4.8. menunjukkan bahwa nilai rata-rata observasi keterlaksanaan pembelajaran dari pertemuan pertama sampai pertemuan keenam pada Uji Coba 1 menggunakan model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) adalah 2,7 termasuk kategori keterlaksanaan “Tinggi”. Dari hasil pengamatan tersebut menunjukkan
bahwa pelaksanaan pembelajaran sudah terlaksana dengan baik namun masih perlu peningkatan keterlaksanaan pada uji coba selanjutnya.
b. Data Hasil Analisis Keefektifan Perangkat Pembelajaran 1). Data Hasil Tes Belajar Siswa
Subjek penelitian pada Uji Coba 1 yaitu dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang dan semua siswa mengikuti tes hasil belajar.
Hasil analisis deskriptif secara kuantitatif penguasaan materi siswa pada Uji Coba 1 dapat dijelaskan sebagai berikut:
a). Deskripsi Nilai Pretest Matematika Siswa
Hasil statistik yang berkaitan dengan nilai pretest siswa selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B.2.1. Rangkuman dari lampiran tersebut disajikan pada tabel 4.9.
Tabel 4.9. Statistik Skor Hasil Pretest Matematika Siswa Kelas VIII Pada Uji Coba 1
Variabel Nilai Statistik
Subjek Penelitian 38
Skor Ideal 100
Rata-rata 7,52
Standar Deviasi 3,56
Variansi 12,68
Rentang Skor 12
Skor Minimum 3
Skor Maksimum 15
Jumlah Siswa yang Tuntas 38
Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas 0
(sumber: Lampiran C.1) Berdasarkan data hasil belajar matematika siswa pada pretest terlihat bahwa nilai skor rata-rata adalah 7,52 dari skor ideal 100 yang mungkin dicapai oleh siswa. Skor yang dicapai oleh siswa tersebar dari skor terendah 3 sampai dengan skor
69
tertinggi 15 dengan rentang skor 12. Jika skor pretest tersebut dikelompokkan ke dalam 4 kategori, maka diperoleh daftar distribusi frekuensi seperti pada tabel 4.10 berikut.
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Pretest Matematika Siswa Kelas VIII Uji Coba 1 Nilai Kategori Frekuensi Persentase(%)
93 – 100 Sangat Baik 0 0
84 – 92 Baik 0 0
75 – 83 Cukup 0 0
< 75 Kurang 38 100
Total 38 100
Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa (pretest) terhadap materi pembelajaran tergolong dalam kategori “kurang” di mana dari seluruh siswa yaitu sebanyak 38 orang memperoleh nilai < 75. Ini berarti bahwa sebelum diajarkan materi persamaan garis lurus, siswa dapat dikatakan belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang materi itu.
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran matematika yang berlaku di SMPN 1 Mangarabombang yakni 75, maka tingkat pencapaian pengetahuan awal (pretest) matematika siswa secara klasikal pada kelas Uji Coba 1 tidak memenuhi indikator ketuntasan hasil belajar. Data pencapaian KKM hasil pretest matematika siswa digambarkan pada tabel 4.11 berikut ini :
Tabel 4.11. Data Pencapaian KKM Hasil Pretest Matematika Siswa Kelas VIII Uji Coba 1
Nilai Kategori Frekuensi Persentase(%)
< 75 Tidak Tuntas 38 100
75 Tuntas 0 0
Total 38 100
b). Deskripsi Nilai Posttest Matematika Siswa
Data hasil belajar siswa (posttest) dengan pembelajaran yang dikembangkan menggunakan model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) disajikan secara lengkap pada lampiran B.2.1, selanjutnya dianalisis menggunakan statistik deskriptif yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut.
Tabel 4.12. Statistik Skor Hasil Posttest Matematika Siswa Kelas VIII Uji Coba 1
Variabel Nilai Statistik
Subjek Penelitian 38
Skor Ideal 100
Rata-rata 76,05
Standar Deviasi 5,09
Variansi 25,99
Rentang Skor 21
Skor Minimum 65
Skor Maksimum 86
Jumlah Siswa yang Tuntas 27
Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas 11
(sumber: Lampiran C.1) Tabel 4.13 di atas mennjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar matematika siswa (postest) adalah 76,05 dari skor ideal 100 yang mungkin dicapai oleh siswa, dengan standar deviasi 5,09. Skor yang dicapai oleh siswa tersebar dari skor terendah 65 sampai dengan skor tertinggi 86 dengan rentang skor 21. Jika skor postest tersebut dikelompokkan ke dalam 4 kategori, maka
71
diperoleh daftar distribusi frekuensi seperti pada tabel 4.13 berikut.
Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Posttest Matematika Siswa Kelas VIII Uji Coba 1 Nilai Kategori Frekuensi Persentase(%)
93 – 100 Sangat Baik 0 0
84 – 92 Baik 2 5
75 – 83 Cukup 25 66
< 75 Kurang 11 29
Total 38 100
Tabel 4.13 di atas menunjukkan bahwa dari 38 siswa kelas VIII (Uji Coba 1) SMPN 1 Mangarabombang, tidak ada siswa (0%) yang memperoleh skor pada kategori “sangat baik” . Selanjutnya terdapat 2 siswa (5%) yang memperoleh skor pada kategori “baik”, 25 siswa (66%) yang memperoleh skor pada kategori “cukup” dan 11 siswa (29%) memperoleh skor pada kategor “kurang”. Jika skor rata-rata posttest siswa sebesar 76,05 dikonversi kedalam 4 kategori, maka skor rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas VIII pada Uji Coba 1 berada pada kategori “cukup”.
Berdasarkan nilai KKM pada mata pelajaran matematika yang berlaku di SMPN 1 Mangarabombang yakni 75, maka tingkat pencapaian hasil belajar (posttest) matematika siswa pada kelas Uji Coba 1 sudah memenuhi indikator ketuntasan hasil belajar. Data pencapaian KKM hasil posttest matematika siswa digambarkan pada tabel 4.14 berikut :
Tabel 4.14. Data Pencapaian KKM Hasil Posttest Matematika Siswa Pada Uji Coba 1
Nilai Kategori Frekuensi Persentase(%)
< 75 Tidak Tuntas 11 29
75 Tuntas 27 71
Total 38 100
c). Deskripsi Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Data pretest dan posttest siswa selanjutnya dihitung dengan menggunakan rumus normalized gain. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII pada Uji Coba 1 dengan pembelajaran matematika yang dikembangkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).
Hasil pengolahan data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hasil normalized gain atau rata-rata gain ternormalisasi siswa setelah diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Uji Coba 1) adalah 0,74.
Untuk melihat deskripsi peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.15.
Tabel 4.15. Deskripsi Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Uji Coba 1
Variabel Nilai Statistik
Subjek Penelitian 38
Rata-rata 0,74
Standar Deviasi 0,050
Variansi 0,004
Rentang Skor 0,22
Minimum 0,63
Maksimum 0,84
(sumber: Lampiran C.1)
73
Tabel 4.15 di atas menunjukkan bahwa dengan jumlah siswa 38 orang, kelas yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT mengalami rata-rata peningkatan sebesar 0,74 dengan rata-rata pretest 8,02 dan rata- rata posttest 76,05. Data peningkatan hasil belajar matematika siswa dapat digambarkan pada tabel 4.16 berikut ini.
Tabel 4.16. Klasifikasi Gain Ternormalisasi Siswa Kelas VIII Uji Coba 1
Koofisien
Normalisasi Gain Jumlah Siswa Persentase (%) Klasifikasi
g 0,3 0 0 Rendah
0,3 g 0,7 5 13 Sedang
g 0,7 33 87 Tinggi
(sumber: Lampiran C.2) Berdasarkan tabel 4.16, peningkatan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada Uji Coba 1, sebagian besar berada dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 33 orang atau sekitar 87% dan 5 orang atau sekitar 13% berada dalam kategori sedang. Berdasarkan rata-rata pretest dan posttest siswa, maka rata-rata peningkatan hasil belajar siswa yang dihitung dengan rumus gain ternormalisasi sebesar 0,74 (lampiran C.2).
Hal ini berarti peningkatan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada Uji Coba 1 berada dalam kategori tinggi.
d). Hasil Analisis Statistika Inferensial (1). Uji Normalitas
Pengujian normalitas bertujuan untuk mengetahui data hasil belajar matematika siswa kelas VIII (Uji Coba 1) sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT terdistribusi normal. Untuk keperluan pengujian digunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 16 pada Shapiro Wilk dengan menggunakan taraf signifikansi 5% atau 0,05. Kriteria pengujiannya adalah:
Jika Pvalue ≥ α = 0,05 maka terdistribusi normal
Jika Pvalue< α = 0,05 maka tidak terdistribusi normal.
Hasil analisis data untuk pretest menunjukkan nilai Pvalue
> α yaitu 0,076 > 0,05, skor rata-rata untuk postest menunjukkan nilai Pvalue > α yaitu 0,087 > 0,05 dan skor rata-rata gain menunjukkan nilai Pvalue < α yaitu 0,025 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa skor pretest dan posttest termasuk kategori normal sedangkan skor gain termasuk kategori tidak normal.
Untuk data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.1.
(2). Pengujian Hipotesis (a). Pencapaian KKM
Ketuntasan Kriteria Minimal rata-rata hasil belajar (posttest) matematika siswa kelas VIII (Uji Coba 1) yaitu siswa
75
memperoleh nilai > 75 .Untuk menguji hipotesis penelitian tersebut maka dirumuskan hipotesis statistika sebagai berikut:
melawan Keterangan :
= Parameter skor rata-rata posttest siswa
Pengujian ketuntasan kriteria minimal siswa dilakukan dengan menggunakan uji t one sample test. Untuk postest dengan taraf signifikan dan df = 37, dari tabel sebaran student t diperoleh . Nilai 1,273 lebih dari
yang berarti H0 diterima dan H1 ditolak, artinya siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal ≥ dari keseluruhan siswa yang mengikuti tes sudah tercapai. Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa sesudah pembelajaran matematika menggunakan model kooperatif tipe NHT telah memenuhi kriteria keefektifan.
Untuk data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.2.
(b). Uji t Peningkatan Hasil Belajar (Gain)
Rata-rata gain ternormalisasi siswa setelah diajar menggunakan model kooperatif tipe NHT dihitung dengan menggunakan uji-t one sample test yang dirumuskan dengan hipotesis statistik sebagai berikut:
melawan
Keterangan :
= Parameter skor rata-rata gain ternornalisasi.
Berdasarkan hasil analisis (lampiran C.3) tampak bahwa nilai p (sig.(2-tailed)) adalah 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa rata-rata gain ternormalisasi pada siswa kelas VIII (Uji Coba 1) SMPN 1 Mangarabombang adalah 0,74 dan lebih dari 0,3. Ini berarti bahwa diterima dan ditolak yakni gain ternormalisasi hasil belajar siswa berada pada kategori tinggi.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa secara inferensial hasil belajar matematika siswa setelah diajar dengan menggunakan model kooperatif tipe NHT memenuhi kriteria keefektifan.
(c). Uji Proporsi Ketuntasan Klasikal
Ketuntasan klasikal hasil belajar siswa kelas VIII (Uji Coba 1) SMPN 1 Mangarabombang dengan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe NHT secara klasikal dihitung menggunakan uji proporsi yang dirumuskan dengan hipotesis statistik sebagai berikut:
melawan % Keterangan:
= parameter ketuntasan belajar matematika secara klasikal.
Pengujian ketuntasan klasikal siswa dilakukan dengan menggunakan uji proporsi. Untuk uji proporsi dengan menggunakan taraf signifikansi 5% dan Ztabel .
77
diterima jika Zhitung Ztabel. Diperoleh nilai Zhitung = (lampiran C.6). Karena Zhitung Ztabel ( < 1,64) maka ditolak dan diterima, artinya proporsi siswa yang mencapai kriteria ketuntasan klasikal kurang dari 75% dari keseluruahan siswa yang mengikuti tes. Berdasarkan uraian di atas terlihat proporsi siswa yang mencapai kriteria ketuntasan 75 (KKM) secara klasikal kurang dari 75%.
2). Data Hasil Analisis Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa yang diperoleh dari hasil pengamatan pada setiap pertemuan dengan menggunakan rubrik, menggunakan rentang nilai dari 1 sampai 4. Indikator aktivitas siswa terdiri dari 7 aspek observasi yang didasarkan pada karakteristik pembelajaran yang diterapkan dikelas. Deskripsi hasil analisis aktivitas siswa pada Uji Coba 1 dapat dilihat pada tabel 4.17. berikut ini :
Tabel 4.17. Hasil Analisis Aktivitas Siswa Kelas VIII Uji Coba 1
No. Aktivitas Siswa O1
1 2 3 4 5 6 ̅ 1 Memperhatikan guru dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran 3 2 3 2 3 3 2,7 2 Menyimak penjelasan materi dari guru 3 3 2 3 4 3 3 3 Bekerja sama dalam mengerjakan soal
yang diberikan dalam bentuk LKS 3 2 3 3 3 2 2,7 4 Meminta bimbingan guru dalam
menemukan strategi dalam menyelesaikan LKS
3 3 4 4 4 4 3,7 5 Menjawab atau mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya 2 3 3 3 3 3 2,8
6 Memperhatikan presentasi temannya
dari kelompok lain 3 4 4 3 4 4 3,7
7 Memberikan tanggapan atau jawaban tambahan terhadap presentasi kelompok lain
2 2 3 3 3 2 2,5
Rata-rata Total 3
(sumber: Lampiran D) Data aktivitas siswa pada tabel 4.17. di atas menunjukkan aktivitas siswa yang muncul dari tindakan memiliki rata-rata total 3 dari nilai 4 yang sempurna. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tersebut termasuk dalam kategori aktivitas siswa “baik”.
3). Data Hasil Analisis Respon Siswa
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data respons siswa adalah Angket. Angket ini diberikan kepada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) untuk diisi menurut pendapat siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Hasil analisis respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe NHT pada Uji Coba 1 (38 siswa) dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut ini:
Tabel 4.18. Hasil Analisis Respons Siswa Kelas VIII Uji Coba 1
No. Pernyataan Respon Siswa
SS S KS TS
1 Saya menyukai proses pembelajaran
matematika yang saya ikuti 21 13 4 0
2 Proses pembelajaran matematika membuat
saya bersemangat belajar 8 25 5 0
3 Saya tertarik kembali mengikuti peoses
pembelajaran seperti ini 8 10 15 5
4
Saya lebih mudah memahami materi pelajaran matematika menggunakan model kooperatif tipe Numbered Head Together
7 11 19 1
79
(NHT) 5
Pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) membuat saya lebih aktif di dalam kelas
5 22 11 0
6
Pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) menjadikan saya lebih bersemangat belajar matematika
13 21 4 0
7 Buku Siswa mendukung saya untuk
memahami dan menguasai materi 13 20 15 0
8
Buku Siswa ini sudah cukup baik untuk digunakan dalam pembelajaran matematika
30 6 2 0
9 Soal-soal dalam LKS matematika mudah
dipahami dan menantang untuk dkerjakan 16 16 6 0 10
Saya berminat untuk mengikuti pembelajaran matematika selanjutnya dengan menggunakan model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)
15 18 5 0
Rata-rata Persentase 36% 42% 20% 2%
(sumber: Lampiran E) Data pada tabel 4.19 di atas menunjukkan respon siswa terhadap pembelajaran yang dikembangkan telah memenuhi kriteria keefektifan, yaitu di mana 78% siswa merespon positif dan 22% siswa merespon negatif terhadap pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe NHT. Untuk menguji hipotesis penelitian tersebut maka dirumuskan hipotesis statistik sebagai berikut:
H0 : melawan H1 : % Keterangan:
= Parameter proporsi siswa yang merespons positif
Pengujian respons siswa dilakukan dengan menggunakan uji proporsi. Dengan taraf signifikan α = 5%, dari tabel sebaran normal baku diperoleh . Nilai Zhitung 0,43 kurang dari Ztabel
yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima, artinya proporsi respon positif siswa kurang dari %. Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata respons siswa terhadap model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) belum memenuhi kriteria efektif (Lampiran E).
Hasil Uji Coba 1 yang telah dilakukan menunjukkan kemampuan siswa terhadap pelajaran matematika belum memenuhi kriteria indikator pada keefektifan, sehingga perangkat pembelajaran yang di hasilkan masih perlu di revisi. Adapun hal-hal yang dibenahi berdasarkan hasil Uji Coba 1 adalah :
a. Recana Pelaksanaan Pebelajaran
1). Langkah menjelaskan petunjuk pelaksanaan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) harus lebih jelas kepada peserta didik
2). Penambahan alokasi waktu pada langkah pembagian kelompok dan nomor anggota kelompok
3). Guru harus mengklarifikasi kesimpulan dari pembelajaran b. Bahan Ajar
Guru perlu menjelaskan penggunaan bahan ajar (Buku Siswa) yang telah disediakan.
c. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Perbaikan langkah-langkah penyelesaian soal pada beberapa LKS.
81
Perbaikan perangkat pembelajaran yang asli dapat dilihat pada lampiran D.2. Berdasarkan perbaikan tersebut maka dilanjutkan dengan Uji Coba 2 di kelas VIII.F.