BAB I PENDAHULUAN
2. Asbuton Pra Campur (pre-blended)
4.3. Data Hasil Uji Dengan Alat Marshall
4.3.3. Analisis Hasil Pengujian Dengan penambahan OLI BEKAS 15%
terhadap nilai flow, maka nilai MQ (Marshall Quotient) juga akan semakin tinggi.
Gambar 4.15 Diagram hubungan penambahan OLI BEKAS 15% dengan variasi perendaman terhadap kerapatan.
Dari gambar 4.15 menunjukkan bahwa penambahan OLI BEKAS kedalam campuran yang direndam secara bervariasi menyebabkan nilai kepadatan menurun. Hal ini di sebabkan karena semakin lama campuran terendam maka daya lekat aspal terhadap agregat semakin menurun.
b. Stabilitas Minimum 500 (Kg)
Nilai stabilitas menunjukkan besarnya kemampuan perkerasan menahan beban tanpa mengalami perubahan bentuk (deformasi) tetap, dinyatakan dalam satuan beban lalu lintas, perkerasan yang memiliki nilai stabilitas yang tinggi akan mampu menahan beban lalu lintas besar, akan tetapi stabilitas yang terlalu rendah akan mengakibatkan perkerasan akan mudah mengalami alur (rutting) oleh beban lalu lintas. Hasil pengujian stabilitas dengan penambahan OLI BEKAS 15% diperlihatkan pada gambar 4.16.
2,35
2,29
2,28
2,26
2,20 2,22 2,24 2,26 2,28 2,30 2,32 2,34 2,36
Kerapatan
Variasi Perendaman
Grafik Kerapatan Variasi Oli Bekas 15 %
Normal 5 Hari 10 Hari 15 Hari
Gambar 4.16 Diagram hubungan penambahan campuran OLI BEKAS 15%
dengan variasi perendaman terhadap stabilitas.
Dari gambar 4.16. diatas menunjukkan bahwa stabilitas campuran yang dilakukan perendaman berulang Nilai stabilitas mengalami penurunan. Ketika campuran aspal direndam dalam air dalam waktu yang lama, air akan berusaha untuk mengisi rongga-rongga dalam campuran dan berinteraksi dengan material penyusun yaitu agregat dan aspal. Air yang berinteraksi dengan agregat akan terserap kedalamnya dan menyelimuti permukaan agregat pada bagian yang tidak terselimuti sempurna oleh aspal. Dengan demikian ternyata semakin lama campuran terendam dalam air, maka adhesi campuran akan berkurang dan peluang terjadinya kehilangan durabilitas atau keawetan campuran juga semakin besar.
c. Pelelehan (Flow) Minimum 3 - 5 (mm).
1454,04
1052,93
928,37
863,01
0,00 500,00 1000,00 1500,00
Stabilitas (kg)
Variasi Perendaman
Grafik Stabilitas Variasi Oli Bekas 15 %
Normal 5 Hari 10 Hari 15 Hari
tinggi akan cenderung lembek sehingga akan menyebabkan deformasi permanen apabila menerima beban. Sebaliknya jika nilai Flow rendah maka campuran menjadi kaku dan mudah retak jika menerima beban yang mengalami daya dukungnya.
Grafik nilai Flow campuran beraspal panas Asbuton dihampar dingin (CPHMA) untuk penambahan OLI BEKAS 15% dapatdilihat pada gambar 4.17
Gambar 4.17 Diagram hubungan penambahan OLI BEKAS 15% dengan variasi perendaman terhadap flow.
Dari gambar 4.17. menunjukkan bahwa penambahan OLI BEKAS yang direndam secara bervariasi menyebabkan mengalami peningkatan nilai Flow. Semakin lama perendaman,air akan berusaha mengisi rongga- rongga dalam campuran dan berinteraksi dengan material penyusun baik agregat maupun aspal. Air yang berinteraksi dengan agregat akan terserap kedalam dan menyelimuti permukaan agregat pada bagian yang tidak
3,17
4,67 4,83 5,20
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00
Flow (mm)
Variasi Perendaman
Grafik Flow Variasi Oli Bekas 15 %
Normal 5 Hari 10 Hari 15 Hari
terselimuti sempurna oleh aspal. Hal ini mengurangi daya rekat aspal.Sehingga semakin lama perendaman maka daya rekat aspal semakin berkurang.
d. Rongga Dalam Agregat (VMA) Min 16%
Void In Mineral Aggregates (VMA) menunjukkan prosentase rongga antar butir agregat, termasuk didalamnya adalah rongga yang terisi udara dan rongga yang terisi aspal efektif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi VMA antara lain adalah jumlah tumbukan, gradasi agregat dan kadar aspal. Nilai VMA berpengaruh pada sifat, kekedapan dan keawetan campuran terhadap air dan udara bebas serta kekakuan campuran. Semakin tinggi nilai VMA berarti semakin banyak rongga dalam campuran yang terisi aspal sehingga kekedapan campuran terhadap air dan udara semakin tinggi
Grafiknilai VMA campuran beraspal panas Asbuton dihampar dingin (CPHMA) untuk penambahan OLI BEKAS 15% dapat dilihat pada gambar 4.18.
Gambar 4.18 Diagram hubungan penambahan OLI BEKAS 15% dengan variasi perendaman terhadap VMA.
Dari gambar 4.18 menunjukkan bahwa penambahan OLI BEKAS kedalam campuran yang direndam secara bervariasi menyebabkan nilai VMA berubah. Hal ini di sebabkan karena semakin lama campuran terendam maka kondisinya akan semakin jenuh.
e. Rongga Dalam Campuran (VIM) Minimum 4% – 10%
VIM (void in mixture) merupakan presentase rongga udara dalam campuran antara agregat dan aspal setelah dilakukan pemadatan. VIM atau rongga dalam campuran adalah parameter yang biasanya berkaitan dengan durabilitas dan kekuatan dari campuran.Semakin kecil nilaiVIM, maka akan bersifat kedap air. Namun nilai VIM yang terlalu kecil dapat mengakibatkan keluarnya aspal kepermukaan. Grafik nilai VIM campuran
16,23
18,25 18,56 19,24
0,00 4,00 8,00 12,00 16,00 20,00 24,00
VMA (%)
Variasi Perendaman
Grafik VMA Variasi Oli Bekas 15 %
Normal 5 Hari 10 Hari 15 Hari
beraspal panas Asbuton dihampar dingin (CPHMA) untuk penambahan OLI BEKAS 15% dapat di lihat pada gambar 4.19
Gambar 4.19 Diagram hubungan penambahan OLI BEKAS 15% dengan variasi perendaman terhadap VIM.
Dari gambar 4.19 menunjukkan bahwa penambahan OLI BEKAS dalam campuran yang direndam secara bervariasi mengalami peningkatan pada nilai VIM. Semakin naiknya nilai VIM pada campuran aspal ini disebabkan karena pada saat campuran aspal direndam dalam air semakin lama air akan terinfiltrasi kedalam rongga-rongga yang tersisa dalam campuran. Rongga yang meningkat dan terisi air inilah yang mengurangi durabilitas atau keawetan campuran.
f. Rongga Terisi Aspal (VFB) Minimum 60 (%)
Nilai VFB menyatakan prosentase rongga yang dapat terisi aspal
5,42
7,71 8,06 8,82
0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00
VIM (%)
Variasi Perendaman
Grafik VIM Variasi Oli Bekas 15 %
Normal 5 Hari 10 Hari 15 Hari
yang besar menunjukkan jumlah aspal yang mengisi rongga besar sehingga kekedapan campuran akan meningkat. Grafik nilai VFB campuran beraspal panas Asbuton dihampar dingin (CPHMA) untuk penambahan OLI BEKAS 15% dapat di lihat pada gambar 4.20
Gambar 4.20 Diagram hubungan penambahan OLI BEKAS 15% dengan variasi perendaman terhadap VFB.
Dari gambar 4.20. menunjukkan bahwa penambahan OLI BEKAS kedalam campuran yang direndam secara bervariasi akan mengalami penurunan nilai VFB. Hal ini di sebabkan karena volume pori beton aspal yang terisi oleh aspal yang semakin menurun akibat lamanya perendaman.
g. Marshall Quotient (MQ) Minimum 250 (kg/mm)
Hasil bagi Marshall atau Marshall Quotient adalah perbandingan antara stabilitas dan kelelehan yang juga merupakan indicator terhadap kekuatan campuran secara empiris. Semakin tinggi nilai MQ maka
66,64
57,82 56,75
54,20
40,00 45,00 50,00 55,00 60,00 65,00 70,00
VFB (%)
Variasi Perendaman
Grafik VFB Variasi Oli Bekas 15 %
Normal 5 Hari 10 Hari 15 Hari
kemungkinan akan semakin tinggi kekakuan suatu campuran dan semakin rentan terhadap keretakan. Nilai MQ dapat dilihat pada gambar 4.21.
Gambar 4.21 Diagram hubungan penambahan OLI BEKAS 15% dengan variasi perendaman terhadap nilai MQ
Dilihat dari gambar diatas bahwa penambahan OLI BEKAS dari kadar aspal yang direndam secara bervariasi mengalami penurunan dan pada perendaman 5,10 dan 15 hari tidak memenuhi spesifikasi. Hal ini disebabkan karena Hal ini disebabkan karena nilai stabilitas pada campuran rendah dan nilai flow tinggi sehingga memmpengaruhi nilai marshall quotien.Nilai Marshall Quotient sangat dipengaruhi oleh nilai stabilitas dan flow. Semakin tinggi nilai stabilitas terhadap nilai flow, maka nilai MQ (Marshall Quotient) juga akan semakin tinggi.
459,34
226,20
192,24
165,89
0,00 50,00 100,00 150,00 200,00 250,00 300,00 350,00 400,00 450,00 500,00
Marshall Quitient )
Variasi Perendaman
Grafik Marshall Quotient Variasi Oli Bekas 15
%
Normal 5 Hari 10 Hari 15 Hari
4.3.4. Analisis Hasil Penurunun Dan Peningkatan Pengujian