• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pola Pemberdayaan Badan Amil Zakat dalam

BAB III PEMBAHASAN

A... Analisis Pola Pemberdayaan Badan Amil Zakat dalam

BAB III

meneliti bagus atau tidaknya strategi yang digunakan BAZNAS Kota Mataram dalam meningkatkan jumlah muzakki untuk menyalurkan dana zakatnya, karena semakin besar dana yang terkumpul maka semakin besar pula pendistribusian maupun pendayagunaan zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyararak melalui pengelolaan zakat. Adapun analisis SWOT tersebut yakni:

1. Strength(Kekuatan)

a. Sosialisasi dilakukan tokoh-tokoh agama maupun tokoh masyarakat melalui ceramah. Sosialisasi secara tidak langsung dilakukan melalui media cetak seperti buletin, laporan tahunan dan baliho yang akan mempengaruhi, serta memberikan pemahaman dan kesadaran kepada masyarakat tentang pentinya berzakat.

b. Laporan keuangan

Untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap BAZNAS Kota Mataram, BAZNAS Kota Mataram wajib menyampaikan laporan pelaksanaan pengelolaan zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) dana sosial keagamaan lainnya kepadaBAZNAS Provinsi dan Walikota Mataram setiap 6 (enam) bulan akhir tahun. Laporan tersebut memuat tentang akuntabilitas dan kinerja pelaksanaan zakat, Infak dan Sedekah(ZIS) dana sosial keagamaan lainnya.

c. Kepastian hukum

Pengelolaan zakat harus mendapatkan jaminan kepastian hukum berdasarkan peraturan perundang-undanagan baik bagi para mustahik, muzakki maupun amil zakat. Kepastian hukum dalam pengelolaan zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) diperkuat oleh Undang-undang No. 23 Tahun 2011, peraturan pemerintah No. 14 Tahun 2014, peraturan Daerah No. 1 Tahun 2015 dan peraturan Walikota Mataram No. 5 Tahun 2017.

d. Keterbukaan dalam manajemen pengelolaan zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) dilakukan oleh BAZNAS Kota Mataram melalui publikasi meedia cetak (baliho, buletin dan laporan tahunan, halini bertujuan untuk menjaga kredibelitas masyarakat terhadap BAZNAS Kota Mataram.

2. Weakness(Kelemahan)

a. Kurangnya pengawasan dalam bidang pendayagunaan zakat, misalnya tidak melakukan survei terlebih dahulu kepada mustahik mpenerima bantuan dari BAZNAS Kota Mataram,pendampingan, pembinaan secara berkala, kontrol dan evaluasi. Sehingga terjadi salah sasaran dalam pendistribusian dan pendayagunaan zakat. BAZNAS Kota Mataram mempercayakan data mustahik kepada kelurahan se-Kota Mataram, karena yang mengetahui orang yang berhak menerima zakat adalah kelurahan. Hal inikarena kurangnya SDM yang dimiliki BAZNAS Kota Mataram untuk menjangkau semua mustahik.

3. Oportunities(Peluang)

a. Perkembangan kegiatan ekonomimasyarakat saat ini sangat signifikan dan semakin berkembang,dimana profesi masyarakat muslim dari segi pekerjaannya tidak menguras fisik dan modal besar,tetapi dapat menghasilkan pendapatan yang berlimpah. Hal tersebut karena keahlian, keterampilan dan kecakapannya sehingga menghasilkan pendapatan besardan melimpah.

b. Potensi zakat di Kota Mataram sanagat besar, tahun 2015 penduduknya sebanyak 450.226 jiwa dengan 61,30 Km, terdiri dari 6 Kecamatan dan 50 Kelurahan yang 80% penduduknya beragama Islam, apabila diberdayakan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik dari segi ekonomi, pendidikan, agama, kesehatan maupun sosial kemanusiaan. Potensi tersebut cukup besar bila umat Islam diberdayakan untuk berzakat melalui BAZNAS Kota Mataram.

4. Threat(Ancaman)

Kesadaran zakat dalam dimensi etika/moral, karena dalam dimensi inilah zakat memiliki arti sangat mendasar sebagai ajaran Islam. Dalam dimensi etika/moral, zakat berarti memiliki rasa tanggung jawab dan kepedulian melaksanakan zakat dan memanfaatkannya secara bertanggung jawab untuk kemanusiaan. Kesadaran zakat dalam dimensi moral akan melahirkan kesadaran dalam dimensi sosial, ekonomi serta dilain pihak terkait dengan perintah Nabi Muhammad bahwa kefakiran mendekatkan kepada kekufuran.

Pengelolaan zakat adalah sebuah kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat.60 Untuk melakukan pengelolaan zakat produktif seperti di atas diperlukannya program-program pemberdayaan terhadap para amil yang ada di kantor BAZNAS Kota Mataram, sampai saat ini BAZNAS Kota Mataram sudah melakukan program pembinaan akan tetapi pembinaan amil yang sudah dilakukan dianggap belum maksimal hal ini terjadi karena belum ada pembinaan yang menyeluruh terhadap semua amil yang ada di BAZNAS Kota Mataram, bentuk pembinaan yang dilakukan masih berbentuk kelembagaan atau seminar, belum ada pembinaan yang langsung mengarah ke cara-cara pengelolaan zakat produktif, seperti bagaimana perencanaanya, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pendayagunaan zakat. Keterbatasan dana zakat yang terhimpun masih terbatas. Hal ini menuntut adanya pengaturan yang baik, sehingga potensi umat dapat dimanfaatkan secara optimal.61 Bentuk-bentuk Praktek pendayagunaan zakat yang dilakukan oleh BAZNAS Kota Mataram termasuk ke dalam kategori produktif kreatif.

Produktif kreatif ini diwujudkan oleh BAZNAS Kota Mataram dalam bentuk modal bergulir bagi pedagang bakulan, Usaha Mikro Kecil (UMK), UMKM melalui Koperasi Syariah BAZNAS Kota Mataram serta bantuan untuk pembangunan masjid/mushalla dan madrasah.

BAZNAS Kota Mataram berupaya untuk meningkatkan budaya para individu karyawan dan kelompok (unit-unit kerja) dan bagian tugas

60UU,Pengelolaan Zakat,Tahun 1999, h.1.

monitoringdimana secara khusus Lembaga dapat memperoleh peningkatan kerja yang berkelanjutan, mendorong perubahan yang berorientasi pada peningkatan SDM serta meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan untuk mewujudkan suatu tujuan lembaga kedepan antara lain meningkatkan jumlah muzakki di Kota Mataram. Untuk meningkatkan daya saing dan fokus kepada pelanggan maka lembaga harus bersosialisasi dengan baik dengan seluruh masyarakat.

Dalam pandangan ekonomi Islam memerintahkan kita untuk bekerja keras, karena bekerja adalah ibadah. Bekerja dan berusaha merupakan firah manusia untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik dan makmur di muka bumi ini.62 BAZNAS Kota Mataram melaksanakan pemberdayaan dengan maksimal untuk memberikan pengaruh bagi lembaga yang lebih baik lagi sesuai dengan teori di atas.disamping itu juga BAZNAS Kota Mataram membentuk UPZ di masing-masing SKPD se-Kota Mataram dan masjid- masjid mulai dilaksanakan yang bertujuan untukoptimalisasi sejauh mana keberhasilan BAZNAS, karena semakin banyak zakat yang dikumpulkan, maka semakin besar pula zakat yang akan didistribusikan untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan mustahik dengan mengentaskan kemiskinandan pengangguran. Tujuan BAZNAS disini bagaimana untuk meningkatkan kinerja karyawan, program-program yang sudah dirancang agar tercapai tujuan yang terarah dan menghasikan guna dan daya guna sehingga menambah zumlah muzakki.

62 Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia (Bandung: Remaja Rosdakarya 2002), h. 68.

Proses pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk usaha produktif dilakukan sebagai berikut:

a. Pendaftaran calon penerima bantuan b. Survei kelayakan

c. Strategi pengelompokan d. Pendampingan

e. Pembinaan secara berkala f. Kerjasama dengan pihak ketiga g. Kontrol dan evaluasi

BAZNAS Kota Mataram dalam pendayagunaan zakat melalui usaha produktif belum mengikuti proses pendayagunaan tersebut. Ketika memberikan bantuan dana zakat untuk usaha produktif, BAZNAS Kota Mataram menyerahkan secara langsung bantuan dana zakat kepada yang berhak menerimanya tanpa melakukan survei, pendampingan, pembinaan secara berkala, kontrol dan evaluasi. Sehingga terjadi salah sasaran dalam pendistribusian dan pendayagunaan zakat. Salah sasaran tersebut terjadi karena kurangnya sumber daya manusia yang dimiliki oleh BAZNAS Kota Mataram dalam melakukan survei, pemdampingan, pembinaan secara berkala maupun kontrol dan evaluasi kepada mustahik.

Jadi untuk melakukan pendistribusian dan pendayagunaan dengan baik, maka aspek sosial ekonomi harus mendapat penekanan yang lebih.

Dana zakat tidak hanya di prioritaskan untuk konsumtif, melainkan harus dimanfaatkan lebih secara produktif.

Badan /lembaga secara umum harus mempunyai visi dan misiorganisasi. Visi merupakan gambaran tentang masa depan dimana suatu organisasi harus dibawa agardapat konsisten dan tetap eksis dalam mewujudkan tujuan pengelolaan zakat sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2011.

Pengelolaan zakat bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat serta meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan, kemudian misi merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh satuan organisasi untuk merealisasikan visi yang telah ditetapkan.

Untuk dapat mengelola zakat dengan baik, professional dan bertanggungjawab, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Perlu adanya sosialisasi zakat yang efektif, yaitu program untuk membangkitkan motivasi dan kesadaran kolektif umat Islam dalam mengeluarkan zakat;

2. Perlu mewujudkan BAZNAS Kota Mataram menjadi lembaga yang dapat dipercaya oleh masyarakat, professional, transparan, mandiri dan produktif;

3. Adanya hasil nyata atau program konkrit yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat khususnya para mustahiq, program-program itu harus menyentuh kebutuhan dasar para mustahiq seperti pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan dan lain-lain.63

63Said Agil Husin AlMunawar,Aktualisasi Nilai-nilai Qur’ani Dalam Sistem Pendidikan Islam(Jakarta: Ciputat Press, 2005), h.284-285

Menurut peneliti hal tersebut merupakan salah satu solusi agar nantinya potensi dana zakat dan dana-dana kemanusiaan yang ada di BAZNAS Kota Mataram dapat terkumpul dengan baik dan ini juga sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja BAZNAS Kota Mataram. Bahwa muzakki yang menyalurkan zakatnya melalui BAZNAS Kota Mataram sudah memenuhi persyaratan sebagaimana yang terdapat di dalam bab II, karena dalam meghimpun zakat dari muzakki, pihak dari BAZNAS membantu dalam menghintung jumlah harta yang harus dikeluarkan untuk zakat.

Menurut peneliti, bahwa usaha BAZNAS Kota Mataram dalam menghimpun dana dari masyarakat bisa dikatakan cukup bagus karena didalamnya selain mengandung unsur dakwah juga melatih muzakki untuk saling percaya, bertanggung jawab dan menumbuhkan kerukunan antar masyarakat. Bahwa cara yang digunakan BAZNAS dalam menghimpun dana dapat memberikan motivasi kepada masyarakat untuk menyalurkan zakatnya melalui baznas Kota Mataram, sehingga zakat yang disalurkan dapat lebih produktif untuk diberikan kepada mustahiq, karena apabila zakat langsung diberikan kepada mustahiq tanpa melalui lembaga amil zakat maka zakat tersebut hanya bersifat komsumtif saja dan zakat yang diberikan secara konsumtif itu sulit untuk dapat merubah keadaan ekonomi mustahiq karena zakat hanya akan habis untuk dikonsumsi saja dan hal ini dapat menjadikan seseorang menjadi malas dan suka bergantung pada pemberian orang lain.

Jadi, untuk dapat melakukan pendistribusian dan pendayagunaan zakat secara efektif, maka aspek sosial ekonomi harus mendapat penekanan. Dana zakat tidak hanya diprioritaskan untuk konsumtif, namun dana zakat harus bersifat produktif. Badan/lembaga pengelolaan zakat secara umum harus mempunyai visi dan misi organisasi. Visi adalah gambaran tentang masa depan ke mana suatu organisasi harus dibawa agar dapat konsisten dan tetap eksis, dalam mewujudkan tujuan pengelolaan zakat berdasarkan UU No. 23 Tahun 2011. Pengelolaan zakat bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat serta meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan. Misi adalah kegiatan yang harus dilaksanakan oleh satuan organisasi untuk merealisasikan visi yang telah ditetapkan.

Visi dan misi akan melahirkan program-program unggulan sebagai implementasi pengelolaan zakat. Dari sejumlah program yang dicanangkan oleh BAZNAS Kota Mataram dapat dikelompokkan menjadi lima program besar yaitu program Mataram peduli, program Mataram sejahtera, program Mataram cerdas, program Mataram Sehat dan program Mataram taqwa.

B. Analisis Faktor Kendala Pemberdayaan yang dikaukan Badan Amil

Dokumen terkait