• Tidak ada hasil yang ditemukan

pola pemberdayaan badan amil zakat - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pola pemberdayaan badan amil zakat - etheses UIN Mataram"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

POLA PEMBERDAYAAN BADAN AMIL ZAKAT

DALAM MENINGKATKAN JUMLAH MUZAKKI DI KOTA MATARAM (STUDI KASUS BAZNAS KOTA MATARAM)

Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai

gelar Sarjana Ekonomi

Oleh SAMSUL HIJA

152145202

JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

(2)

POLA PEMBERDAYAAN BADAN AMIL ZAKAT

DALAM MENINGKATKAN JUMLAH MUZAKKI DI KOTA MATARAM (STUDI KASUS BAZNAS KOTA MATARAM)

Oleh SAMSUL HIJA

152145202

JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2020

(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO

Berbuat baiklah dengan penuh kesenangan dan ciptakan sebuah perbedaan

Sesungguhnya zakat-zakat hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallfaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan orang-orang yg sedang dalam perjalanan sebagai sesuatu ketetapanyang

diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

(7)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Hari takkan indah tanpa mentari dan rembulan, begitupun hidup takkan indah tanpa tujuan, harapan serta rintangan. Meski terasa berat, namun manisnya hidup justru akan terasa indah apabila semuanya berlalu dengan baik meski harus memerlukan pengorbanan. Kupersembahkan karya sederhana ini terkhusus untuk orang-orang yang selalu setia dalam ruang dan waktu kehidupanku.

1. Kedua Orangtuaku Supardi dan Mintari yang tak pernah behenti berdoa, yang senantiasa adasaat suka maupun duka selalu setia mendampingik, saat ku lelah lemah tak berdaya terlebih lagi yang selalu berjuang mencurahkan kasih sayang, dukungan serta motivasi dan semangatnya untuk keberhasilan anak-anaknya. Keberhasilan anak-anaknya adalah kebahagiaan terbesardalam hidupnya. Terima kasih inaq dan amaq semoga engkau selalu diberi kesehatan dan berbahagia amiin.

2. Dan buat guru-guru dan para dosenku tercinta yang pernah mengajarkanku selama ini, terimakasih atas segala ilmunya. semoga amal kebaikanmu dicatat sebagai amal jariah dan semoga ilmu yg saya dapatkan berkah dan bermanfaat.

3. untuk saudaraku, tiada yang paling mengharukan sat kumpul bersama kalian, kalian adalah penyemanagat dalam hidupku, terimakasih atas doa dan bantuan kalian selama ini, hanya karya kecil ini yang dapat ku persembahkan.

4. untuk sahabatku Zulhamdi, terimakasih atas segala bantuan, semangat dan motivasi yang diberikan selama ini hingga bisa menyelesaikan skripsi ini.

5. Pembimbingku yang menjadi motivator penulis, penyemangatku, mengarahkanku, membimbingku dan selalu membantu saat dalam masalah, terimakasih ku ucapkan kepada bapak Drs. Ma’ruf, S.H., M.Ag selaku pembimbing I dan bapak Drs. H. Hariono, M.Si selaku pembimbing II.

(8)

6. Seluruh teman-teman seperjuangan yang di kampus dan pondok Baitul Quran, terimakasih atas doa, nasehat, dukungan, hiburan dan canda kalian.

semoga ilmu yang kita dapatkan barokah dan bermanfaat.

setulus hatimu ibu, arif arahanmu ayah doamu hadirkan kiridhaan untukku, keridhaanmu berkahi hidupku, diantara perjuangan dan tetesan doa malam mu dan sebait doa telah merangkul diriku, menuju hari depan yang cerah kini diriku telah selesai dalam studi sarjana, dengan kerendahan hati yang tulus, bersama keridhaan-Mu ya Allah, kupersembahkan karya tulis ini untuk ibu ayah dan semua yang tak bisa kusebut satu persatu, yang pernah ada ataupun hanya singgah dalam hidupku, yang pasti kalian bermakna dalam hidupku.

(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah memberikan berbagai macam nikmat salah satunya nikmat kesehatan, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pola Pemberdayaan Badan Amil Zakat dalam Meningkatkan Jumlah Muzakki di Kota Mataram (Studi Kasus BAZNAS Kota Mataram

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad, kepada keluarga, sahabatdan semua pengikutnya. Amiin.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu mereka antara lain:

1. Prof. Dr. H. Mutawalli, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram.

2. Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

3. H. Bahrur Royid, MM. sebagai ketua jurusan Ekonomi Syariah

4. Drs. Ma’ruf, S.H., M.Ag. sebagai pembimbing I, dan Drs. H. Harionio, M.Si. sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, motivasi, arahan terus menerus ditengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai.

5. Bapak/ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram yang telah banyak menyumbangkan pikiran di bangku kuliah, bimbingan serta motivasi sehingga penulis bisa meraih sebagian dari cita-citanya;

6. Ketua BAZNAS Kota Mataram besertaseluruh staff yang telah memberikan izin serta kemudahan dalam mengambil data penelitian.

7. kedua orangtuaku Supardi dan Mintariterimakasih atas doa dan motivasi serta kepercayaan dan dukungan untuk menyelesaikan karya ini.

semoga amal kebaikan dari kalian semua mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi kita

(10)

Mengingat kekurangan dan keterbatasan, maka penulis menyadari adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi penulisan maupun materinya.

Oleh karena itu, masukan dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Mataram, 02 Agustus 2020

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...

HAKAMAN JUDUL ... i

HALAMAN NOTA DINAS ...ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ...v

HALAMAN PERSEMBAHAN ...vi

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

ABSTRAK ...xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A...Latar Belakang ...1

B...Rumusan Masalah ...6

C...Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 6

D...Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian ... 7

E... Telaah Pustaka ...8

F... Kerangka Teori ... 10

1....Pengertian Pola Pemberdayaan ...10

2....Pengertian Amil...13

3....Lembaga pengelola Zakat ...15

4....Pengertian Zakat ... 15

5....Macam-macam Zakat ... 15

6....Pengertian Muzakki ...18

G...Metodelogi Penelitian ...18

1....Pendekatan Penelitian ...18

2....Kehadiran Penelitian ...19

3....Sumber Data ... 19

4....Teknik Pengumpulan Data ... 20

(12)

6....Uji Keabsahan Data ... 24

BAB II PAPARAN DATA DAN TTEMUAN ... 25

A...Profil BAZNAS Kota Mataram ...27

1....Sejarah Berdirinya BAZNAS Kota Mataram ... 27

2....Letak Geografis BAZNAS Kota Mataram... 29

3....Visi dan Misi BAZNAS Kota Mataram ... 29

4....Struktur Organisasi BAZNAS Kota Mataram ...30

5....Program Kerja BAZNAS Kota Mataram ... 35

B...Pola Pemberdayaan Badan Amil Zakat dalam Meningkatkan Jumlah Muzakki ...43

1....Pola Pemberdayaan Amil ... 2....Pola Pemberdayaan Zakat ...47

C...Kendala Pemberdayaan Badan Amil Zakat dalam Meningkatkan Jumlah Muzakki ...55

BAB III PEMBAHASAN ...61

A...Analisis Pola Pemberdayaan Badan Amil Zakat dalam Meningkatkan Jumlah Muzakki ...61

B...Analisis Faktor Kendala Pemberdayaan yang dikaukan Badan Amil Zakat dalam Meningkatkan Jumlah Muzakki ...71

BAB IV PENUTUP ...77

A...Kesimpulan ... 77

B...Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ...81

LAMPIRAN ... 83

(13)

POLA PEMBERDAYAAN BADAN AMIL ZAKAT DALAM MENINGKATKAN JUMLAH MUZAKKI DI KOTA MATARAM

(STUDI KASUS BAZNAS KOTA MATARAM) Oleh:

SAMSUL HIJA NIM. 152145202

ABSTRAK

Penelitian ini tentang pola pemberdayaan yang dilakukan BAZNAS Kota Mataram dalam meningkatkan jumlah muzakki. Permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana pola pemberdayaan Badan ami zakat dan kendalanya terhadap peningkatan jumlah muzakki. Sedangkan tujuannya untuk mengetahui besar pengaruh pemberdayaan badan amil zakat dalam meningkatkan jumlah muzakki di Kota Mataram.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu suatu proses penelitian yang meneliti objek pada latar belakang alamiyah yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari para informan yang diwawancarai dan perilaku yang diamati. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi dan analisis data menggunakan kualitatif deduktif dengan mengumpulkan semua data yang didapatkan secara umum kemudian menyimpulkannya secara khusus terkait dengan fokus penelitian.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil secara umum bahwa, pola pemberdayaan Badan Amil Zakat Kota dalam meningkatkan jumlah muzakki belum terlaksana dengan baik, karena BAZNAS Kota Mataram belum efektif sepenuhnya dalam mengelola dana zakat tersebut, hal ini dilihat dari segi pengawasan dan pengendalian yang belum baik terhadap kelompok usaha bakulan serta belum meningkatnya usaha dan pendapatan yang didapatkan oleh kelompok usaha bakulan tersebut.

Kata Kunci: Pola, Pemberdayaan, Baznas.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zakat adalah ibadah dalam bidang harta yang mengandung hikmah dan manfaat yang sangat besar dan mulia, baik yang berkaitan dengan orang yang berzakat (muzakki), penerimanya (mustahik), harta yang dikeluarkan zakatnya, maupun bagi masyarakat keseluruhan.1

Satu-satunya ibadah dalam syariat Islam secara jelas dinyatakan ada pengelolanya yaitu zakat. Pengelolaan zakat ada dua.Pertama, zakat dikelola oleh negara dalam sebuah lembaga atau departemen khusus yang dibuat oleh pemerintah. Kedua, zakat yang dikelola oleh lembaga non-pemerintah (masyarakat) atau semi pemerintah dengan mengacu pada peraturan yang telah ditentukan oleh negara.

Salah satu penyebab belum berfungsinya zakat sebagai instrumen pemerataan dan belum terkumpulnya zakat secara optimal di lembaga- lembaga pengumpul zakat, karena pengetahuan masyarakat terhadap harta yang wajib dikeluarkan zakatnya masih terbatas pada sumber-sumber konvensional yang secara jelas dinyatakan dalam al-Qur‟an dan Hadits dengan persyaratan tertentu.2

Ditambah lagi dengan adanya faktor ketidakpercayaan muzakki(pihak yang berzakat) kepada lembaga pengelola zakat menjadi alasan muzakki

1Didin Hafiduddin,Zakat dalam Perekonomian Modern(Jakarta: Gema Insani, 2002), h.

2Ibid.,h.1.

(15)

untuk menyalurkan dana zakatnya kepada orang yang berhak menerimanya.

Faktor ketidakpercayaan muzakki kepada lembaga pengelola zakat, disebabkan oleh adanya masalah-masalah yang hidup di kalangan masyarakat tentang pengelolaan dana umat, antara lain: Pertama, adanya krisis kepercayaan umat terhadap segala macam atau bentuk usaha penghimpunan dana umat karena terjadi penyalahgunaan akibat sistem kontrol dan pelaporan yang lemah.Kedua, adanya pola pandangan terhadap pelaksanaan zakat yang umumnya lebih antusias pada zakat fitrah yang dikeluarkan ketika menjelang Idul Fitri. Ketiga, tidak seimbangnya jumlah dana yang terhimpun dibandingkan dengan kebutuhan umat, sehingga dana yang terhimpun cenderung digunakan hanya untuk kegiatan konsumtif dan tidak ada bagian yang produktif. Keempat, adanya rasa kejenuhan di kalangan muzakki/orang yang membayar zakat dimana dalam periode waktu yang relatif pendek harus dihadapkan dengan berbagai lembaga penghimpun dana. Kelima, adanya kekhawatiran politis sebagai akibat adanya kasus pengunaan dana umat tersebut untuk tujuan-tujuan politik.3

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Center for the Study of Religion and Culture (CSRC) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bersama The Ford Foundation pada tahun 2006, bahwa perkiraan dana ZIS yang dapat terkumpul sekitar 19,3 triliun rupiah per tahun, dalam bentuk barang Rp 5,1

3 Muslihatun Suriani, Analisis Startegi Pengelolaan Zakat Dalam Meningkatkan

(16)

triliun dan uang Rp 14,2 triliun. Jumlah dana sebesar itu, sepertiganya berasal dari zakat fitrah (6,2 triliun) dan sisanya zakat harta Rp 13,1 triliun.4

Pada dasarnya penghimpunan zakat merupakan tugas dari amil zakat.

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam al-Qur’an surah at-Taubah ayat 103:

                   

                   

                

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka.

Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”.5

Jika kita lihat arti ayat di atas disebutkan kata “ambillah zakat dari sebagian harta mereka” ini bermaksud bahwa Badan Amil Zakat mempunyai tanggung jawab atas pengambilan atau pengumpulan zakat bagi para muzakki. Penarikan zakat oleh lembaga zakat sangat ditentukan oleh pengakuan masyarakat, dalam hal ini bagaimana masyarakat menyadari pentingnya pengelolaan zakat oleh suatu lembaga yang professional. Dalam hal ini, partisipasi dan kesadaran masyarakat akan sangat mendukung terhadap penghimpunan potensi dana zakat yang sangat besar. Sebab,

4 Nurul Huda, dkk. Keuangan Publik Islam: Pendekatan Teoritis dan Sejarah(Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 106.

5Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya, ( Bandung:J-Art), 2005, h. 204.

(17)

perilaku masyarakat selama ini masih tradisional, dimana zakat yang mereka keluarkan diserahkan kepada kyai atau tokoh agama setempat yang tidak bertugas sebagai amil (pengumpul zakat), melainkan sebagai mustahik (penerima), sehingga, apabila dana zakat masyarakat terkonsentrasi pada satu golongan, maka mustahik lainnya tidak mendapatkan bagian.6

Dalam UU No. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, Pasal 4 ayat 2, disebutkan bahwa zakat mal sebagaimana dijelaskan pada ayat 1 meliputi:

emas, perak, dan logam mulia lainnya, uang dan surat berharga lainnya, perniagaan, pertanian, perkebunan, dan kehutanan, peternakan dan perikanan, pertambangan, perindustrian, pendapatan dan jasa, dan rikaz, termasuk harta yang dikenai zakat. Selanjutnya pada pasal 16 dijelaskan, dalam melakukan tugas dan fungsinya BAZNAS, BAZNAS Provinsi, BAZNAS Kabupaten/Kota dapat membentuk UPZ pada instansi pemerintah, badan usaha milik Negara, badan usaha milik daerah, perusahaan swasta.7

Pola pemberdayaan merupakan strategi yang perlu diambil oleh Badan Amil Zakat Nasional khususnya. Dalam pengumpulan zakat, infak, dan sedekah (ZIS), BAZNAS Kota Mataram menyerukan kepada masyarakat untuk menyetorkan dana ZIS tersebut ke BAZNAS Kota Mataram melalui bantuan pemerintah daerah agar masyarakat dan instansi pemerintah menyalurkan ZISnya ke BAZNAS Kota Mataram. Program yang sedang digencarkan saat ini yaitu pengumpulan zakat profesi bagi para Pegawai

6 M. Djamal, Membangun Ekonomi Umat Melalui Pengelolaan zakat harta (Jakarta:

Nuansa Madani, 2001), h. 104.

(18)

Negeri Sipil dan Pejabat Aparatur Daerah untuk membuat Unit Pengumpulan Zakat (UPZ) dan menyetorkan dana ZIS tersebut ke BAZNAS Kota Mataram.

Melalui program tersebut perolehan dana ZIS di BAZNAS Kota Mataram mengalami kenaikan jumlah zakat dari tahun ke tahun.

Berdasarkan hasil observasi awal di kantaor BAZNAS Kota Mataram, pengumpulan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) dalam kurun waktu 2014-2018 sebagai berikut : pada tahun 2014 sebesar Rp.3.655.584.45,- tahun 2015 menjadi Rp. 4.591.840.055,- tahun 2016 meningkat menjadi Rp.

4.836.062.060,- tahun 2017 menjadi Rp. 4.747.932.062,- dan pada tahun 2018 menjadi Rp. 5.713.326.508, pada tahun 2017 terjadi penurunan disebabkan karena pendapatan zakat dari guru SMA dan SMK berpindah ke BAZNAS Provinsi NTB, hasil perolehan zakat tersebut masih jauh dari potensi zakat di Kota Mataram yang mencapai 10 Milliar lebih.8

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana pola pemberdayaan yang dilakukan BAZNAS dalam meningkatkan jumlah Muzakki. Sesuai dengan tujuan dari pengelola zakat agar zakat yang terkumpulkan lebih efektif dan tersalurkan dengan baik kepada para mustahik, serta sejauh mana peningkatan jumlah orang yang mengeluarkan zakat terkait dengan adanya pemberdayaan BAZNAS Kota Mataram kepada calon muzakki untuk mengeluarkan zakatnya. Sehingga dengan pemaparan diatas menjadi latar belakang penulis untuk mengadakan penelitian dengan mengangkat judul “Pola

8Wawancara dengan Bapak Heri Kusnandar di Kantor Baznas Kota Mataram Jalan. Dr.

Soedjono Lingkar Selatan Komplek Perkantoran Pemkot Mataram, 17 Desember 2019

(19)

Pemberdayaan Badan Amil Zakat dalam Meningkatkan Jumlah Muzakki di Kota Mataram (Studi Kasus BAZNAS Kota Mataram)

B. Pokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, pokok pembahasan pada Skripsi ini berfokus pada pola pemberdayaan BAZNAS Kota Mataram dalam meningkatkan jumlah wajib zakat (muzakki) di Kota Mataram”, Maka dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pola pemberdayaan Badan Amil Zakat Kota Mataram dalam meningkatkan jumlah muzakki di Kota Mataram?

2. Apa Kendala yang dialami Badan Amil Zakat dalam melakukan pemberdayaan?

C. Tujuan dan Manfaat Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah-masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pola pemberdayaan Badan Amil Zakat Kota Mataram dalam meningkatkan jumlah muzakki di Kota Mataram

2. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dialami BAZNAS dalam meningkatkan jumlah muzakki

(20)

Manfaat Penelitian

Sebagai upaya maksimal bagi penulis dalam melakukan penelitian ini, tentunya penulis mengharapkan penelitian ini dapat mendatangkan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Manfaat Teoretis

a. Penelitian ini diharapkan mampu memberi masukan bagi badan amil zakat untuk meningkatkan profesionalismenya.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian dalam pengembangan teori tentang strategi dalam pengumpulan zakat.

2. Manfaat Praktis.

Penulisan ini mempunyai manfaat besar dalam rangka mengetahui secara lebih dalam bagaimana keberhasilan BAZNAS dalam mengumpulkan dana zakat, dan hasil penelitian ini juga dapat membantu BAZNAS Kota Mataram untuk bisa menjadi lebih maju, mendapat kepercayaan penuh para donatur dan muzakki, hingga apa yang menjadi cita-cita dan targetnya dapat tercapai.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk memperjelas masalah yang akan diteliti dan agar tidak terjadi pembahasan yang meluas atau menyimpang pada penelitian ini, peneliti memandang perlu memberikan batasan-batasan sesuai dengan fokus peneliti sehingga pembahasan yang dipaparkan lebih jelas.

(21)

Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah pola pemberdayaan BAZNAS Kota Mataram dalam meningkatkan jumlah muzakki di Kota Mataram, sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Kantor BAZNAS Kota Mataram.

2. Setting Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di kantor BAZNAS Kota Mataram yang beralamat di jalan dr. Soedjono Lingkar Selatan, Komplek Perkantoran Pemkot Mataram. Alasan penulis melakukan penelitian di BAZNAS Kota Mataram karena BAZNAS Kota Mataram memiliki beberapa keunggulan di antaranya: Pertama, BAZNAS Kota Mataram memiliki Koperasi Syariah yang didirikan pada bulan November 2015 yang bertujuan untuk memberikan bantuan modal kerja kepada para Usaha Mikro Kecil (UMK) yang diharapkan usahanya dapat berkembang di masa yang akan datang. Kedua, BAZNAS Kota Mataram mencapai kebangkitan zakat yang ditandai dengan terlaksananya program strategis kegiatan pengelolaan zakat.

E. Telaah Pustaka

Berdasarkan pengetahuan dan pengamatan peneliti bahwa penelitian yang dianggap terkait dengan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini adalah sebagai berikut:

(22)

1. Skripsi Muhammad Syarifudin. “Efektivitas Penghimpunan Dana ZIS Melalui Program Kenclengan pada LAZ DASI NTB”.9 Program studi Ekonomi Syariah UIN Mataram. Penelitian di ini berfokus pada strategi fundraising LAZ DASI NTB dalam meningkatkan penerimaan dana zakat melalui program kenclengan. Dalam skripsi ini dijelaskan bahwa penghimpunan dana ZIS melalui program kenclengan sangat memberikan kemudahan kepada para muzakki yang mau mengeluarkan sebagian dari harta yang dimilikinya. Persamaan penelitian di atas dengan yang peneliti teliti yaitu sama-sama membahas peningkatan jumlah ZIS, sedangkan perbedaan penelitian di atas dengan yang peneliti teliti terletak pada teknik dalam penghimpunan zakat.

2. Skripsi Aminah Umi Rahayu, dengan tugas akhirnya yang berjudul

“Optimalisasi Upaya Baznas Kabupaten Banyumas Dalam Meningkatkan Jumlah Muzakki”10. Skripsi di atas berfokus strategi BAZNAS Banyumas dalam upaya mengoptimalkan jumlah zakat yang ada untuk bisa ditingkatkan. Dalam skripsi ini dijelaskan bahwa Baznas Kabupaten Banyumas dalam mengoptimalisasi peningkatan jumlah muzakki sangat baik, di mana mereka menggandeng pemerintah dan aparat kepolisian setempat serta membuat upz di masing-masing instansi pemerintahan, dengan demikian peningkatan jumlah muzakki tiap tahun terus

9 Muhammad Syarifudin,’’Efektivitas Penghimpunan Dana ZIS Melalui Program Kenclengan pada LAZ DASI NTB” ( Skripsi, UIN Mataram, 2019).

10Skripsi Aminah Umi Rahayu, “Optimalisasi Upaya Baznas Kabupaten Banyumas Dalam Meningkatkan Jumlah Muzakki dalam http://repository.iainpurwokerto.ac.id.pdf diakses pada tanggal 23 Juli 2019

(23)

bertambah. Persamaan penelitian di atas dengan yang peneiti teliti adalah sama-sama membahas tentang upaya peningkatan jumlah muzakki, sedangkan perbedaannya penelitian di atas, penulis hanya memaparkan upaya Baznas dalam mengoptimalkan jumlah muzakki, sedangkan penelitian yang penulis lakukan adalah lebih pada pmberdayaan dari BAZNAS Kota Mataram dalam meningkatkan jumlah muzakki.

F. Kerangka Teori

1. Pola Pemberdayaan a. Pola

Pola dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki beberapa makna yakni sistem, atau cara bentuk yang tetap.11 Jadi pola merupakan sebuah bentuk atau model (suatu set peraturan) yang dipakai untuk menghasilkan sesuatu.

b. Pemberdayaan

Pemberdayaan menurut bahasa berasal dari kata daya yang berarti tenaga/kekuatan, proses, cara, perbuatan memberdayakan.

Berarti mendorong mereka menjadi lebih terlibat dalam keputusan dan aktivasi yang memenuhi pekerjaan mereka. Dengan demikian, berarti memberi mereka kesempatan untuk menunjukkan bahwa mereka dapat memberikan gagasan baik dan mempunyai keterampilan mewujudakan gagasannya menjadi realitas.

Pemberdayaan merupakan perubahan yang terjadi pada falsafah

(24)

manajemen yang dapat membantu menciptakan suatu lingkungan dimana setiap individu dapat menggunakan kemampuan dan energinya untuk meraih tujuan organisasi.

Istilah “pemberdayaan” adalah terjemahan dari istilah asing

empowerment”. Secara leksikal, pemberdayaan berarti penguatan.

Secara teknis, istilah pemberdayaan dapat disamakan atau setidaknya diserupakan dengan istilah pengembangan. Bahkan dalam dalam dua istilah ini dalam batas-batas tertentu bersifat “interchangeable”atau dapat di pertukarkan.12

Dalam pengertian lain, pemberdayaan atau pengembangan tepatnya pengembangan sumber daya manusia upaya memperluas horizon pilihan bagi masyarakat. Ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya. Dengan memakai logika ini, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah masyarakat yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk mengadakan pilihan-pilihan.

Pemberdayaan adalah konsep ekonomi yang merangkum nilai- nilai sosial. Dengan kata lain memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat.13 Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan untuk keberdayaan kelompok

12 Nanih Machendrawati, Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001) , h. 41-42

13Hari Witono, dkk, PemberdayaanMasyarakat Modul Para Aktivis(Sidoarjo: Paramulia Press, 2006), h. 17

(25)

yang tujuannya untuk tercapainya keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial yaitu lembaga yang berdaya memiliki kekuasaan atau memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam mengembangkan lembaga untuk sosial kemasyarakatan.

Jadi pola pemberdayaan adalah suatu bentuk/model pendekatan pemberdayaan dari yang tidak berdaya menjadi berdaya guna mencapai kehidupan yang lebih baik.

c. Macam-macam Pola Pemberdayaan

1. Pola pendekatan intervensi atas ke bawah (Top down intervention).

Pola pemberdayaan masyarakat ini sifatnya dari atas ke bawah tidak menjunjung tinggi aspirasi masyarakat untuk melakukan kegiatan swadaya.

2. Pola pendekatan intervensi bawah ke atas (Buttom-up intervention).

Merupakan pola pemberdayaan yang merhargai dan mengakui bahwa masyarakat lapisan bawah memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhannya, memecahkan permasalahannya, serta mampu melakukan usaha-usaha produktif dengan prinsip swadaya dan kebersamaan.

(26)

3. Pola pendekatan-pendekatan sumberdaya dari dalam (The inner resources approach)

Pola yang paling efektif untuk memberdayakan masyarakat adalah The inner resources approach. Pola ini menekankan pentingnya merangsang masyarakat untuk mampu mengidentifikasi keinginan maupun kebutuhannya dan bekerja secara kooperatif dengan pemerintah dan badan lain untuk mencapai kepuasan bagi mereka. Pola ini mendidik masyarakat menjadi perhatian akan pemenuhan dan pemecahan masalah yang dihadapi dengan menggunakan potensi yang mereka miliki.

3. Amil

Amil zakat dalam kitab-kitab fiqh dan perundang-undangan Amil adalah berasal dari bahasa Arab ‘amila-ya’malu yang berarti bekerja.

Berarti amil adalah orang yang bekerja. Dalam konteks zakat , menurut Yusuf Qardhawi yang dimaksudkan amil zakat dipahami sebagai pihak bekerja dan terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam hal pengelolaan zakat.14

Selain itu juga Amil zakat adalah orang yang mendapatkan tugas dari Negara, organisasi, lembaga atau yayasan untuk mengurusi zakat.

14 Aang Anwar, Skripsi:Perencanaan Sumber Daya Manusia (Amil) Pada Badan Amil Zakat, Infak dan Shadaqah(BAZIZ) DKI Jakarta(Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 27.

(27)

Atas kerjanya tersebut seorang amil zakat berhak mendapatkan jatah dari uang zakat.

Berdasarkan pengertian diatas peneliti menyimpulkan bahwa amil merupakan seseorang yang memiliki beban tugas dalam pengelolaan dana zakat mulai dari pengumpulan dana, pengelolaan, pendayagunaan dan pemberdayaan dalam rangka mengoptimalkan potensi zakat untuk kebermanfaatan umat.

Dasar hukum berdirinya lembaga pengelola zakat di Indonesia adalah Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat.

Di Indonesia, organisasi pengelola zakat yang diakui oleh pemerintah terdiri atas dua lembaga, yaitu Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat.

a. Badan Amil Zakat

Badan Amil Zakat (BAZ) adalah lembaga yang dibentuk oleh pemerintah yang bertugas untuk mengelola zakat. Meskipun BAZ dibentuk oleh pemerintah, namun proses pembentukannya sampai kepengurusannya harus melibatkan unsur masyarakat. Dengan demikian, masyarakat luas dapat menjadi pengelola BAZ sepanjang kualifikasinya memenuhi syarat sebagaimana tertuang dalam pasal 11 Undang-Undang No. 23 Tahun 2011. BAZ dibentuk sesuai tingkat wilayah pemerintahan yaitu BAZ tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota serta tingkat kecamatan yang berpusat di ibukota kecamatan.

(28)

b. Lembaga Amil Zakat (LAZ)

merupakan lembaga pengelola zakat yang dibentuk oleh masyarakat sehingga tidak memiliki afiliasi dengan BAZ. BAZ dan LAZ masing-masing berdiri sendiri dalam pengelolaan zakat.

4. Zakat

A. Pengertian Zakat

Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti, yaitu al-barakatu ‘keberkahan’, al-namaa ‘pertumbuhan dan perkembangan’, ath-thaharatu ‘kesucian’, dan ash-shalahu

‘keberesan’. Sedangkan secara istilah, meskipun para ulama berbeda dalam mengemukakan redaksi satu dengan yang lainnya, akan tetapi pada prinsipnya sama, yaitu bahwa zakat merupakan bagian dari harta yang Allah SWT wajibkan untuk dikeluarkan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan yang sudah ditentukan.15 B. Macam-macam Zakat:

1. Zakat fitrah

Zakat Fitrah yaitu zakat yang dikeluarkan pada bulan ramadhan sampai sebelum melaksanakan shalat idul fitri, untuk membersihkan jiwa dalam menyempurnakan puasa dan untuk berbagi kebahagiaan dengan orang tidak mampu di hari

15Didin Hafidhuddin,Zakat dalam Perekonomian Modern(Jkarta: 2002), h. 7.

(29)

kemenangan. Adapun nisab zakat fitrah adalah satu shak (satu shak = 4 kati/( 2,5 kg beras)16.

2. Zakat mal (harta)

Zakat mal adalah zakat harta benda. Artinya, zakat yang berfungsi menyucikan harta benda.17

Dan berikut adalah yang termasuk harta yang wajib dizakati:18 a. Zakat emas dan perak

Emas dan perak wajib dizakati apabila; mencapai 1 haul, mencapai nisab emas 85 gram dan perak 595 gram, besar zakat yang harus dikeluarkan sebesar 2,5%.

b. Zakat uang dan yang senilai dengannya

Wajib dizakati apabila; mencapai satu haul, mencapai nisab, yakni senilai dengan 85 gram emas, besar zakat yang harus dikeluarkan sebesar 2,5%

c. Zakat barang yang memiliki nilai ekonomis dan produksi Diwajibkan zakat untuk barang yang memiliki nilai ekonomis, baik bergerak maupun tidak bergerak, yang meliputi tanaman, buah-buahan, binatang ternak, dan binatang peliharaan yang ada niat untuk diperdagangkan, nisabnya senilai emas 85 gram, waktu pembayaran ketika

16Sahri Muhammad,Zakat Dan Infaq(Surabaya: Al Ikhlas ,1982), h. 15.

17 Dr. Mardani, Hukum Islam: Zakat Infak Sedekah Dan Wakaf, (Bandung: Pt Citra

(30)

mencapai 1 haul, kecuali barang yang tidak bergerak yang digunakan untuk perdagangan, zakatnya 1 kali ketika menjualnya, dan untuk pertanian pada saat memanennya.

Wajib zakatnya sebesar 2,5%.

d. Zakat tanaman dan buah-buahan

Wajib dizakati untuk berbagai macam tanaman dan buah-buahan, wajib dizakati saat panen, wajib berzakat baik untuk pemilik tanah maupun penyewa, besarnya zakat 10%

untuk pengairan secara alami, dan 5% untuk pengairan dengan usaha.

e. Zakat pendapatan

Zakat diwajibkan untuk pendapatan angkutan, baik darat, udara, dan laut, serta kendaran-kendaraan lainnya, mencapai nisab senilai 85 gram emas, dan zakat yang dikeluarkan 2,5%.

f. Zakat profesi

Wajib bagi orang atau badan hukum, mencapai haul dan nisab senilai 85 gram emas setelah dikurangi kebutuhan hidup, besar zakat adalah 2,5%.

g. Zakat barang tambang

Zakat wajib dikeluarkan sebanyak 20% pada barang temuan atau hasil tambang, maupun dari tanah atau laut, baik berupa padat, cair, atau gas. Setelah dikurangi biaya penelitian dan produksi.

(31)

h. Zakat Hewan Ternak

Apabila mencapai 1 haul dan jumlahnya sudah mencapai nisab, unta 5 ekor lebih, kambing 40 ekor lebih, lembu 30 ekor lebih, bintang-binatang tersebut hasil peternakan dan tidak dipekerjakan.

5. Muzakki

Dalam Undang-undang No. 21 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat disebutkan bahwa muzakki adalah orang atau badan yang dimiliki oleh orang muslim yang berkewajiban menunaikan zakat.19

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini yakni melalui pendekatan kualitatif. Metode ini merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan meneliti pada obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, tehnik pengumpulan data dilakukan secara truangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.20

2. Kehadiran peneliti

19Pasal 1 ayat 3 UU RI No.21 Tahun 2011 tentang pengeloalaan zakat

(32)

Dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti sangatlah perlu karena peneliti berperan sebagai instrument sekaligus pengumpul data sehingga kehadirannya dilokasi penelitian perlu digambarkan secara eksplisit/ jelas dalam laporan penelitian. Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian tanpa diwakili siapapun dan pihak BAZNAS Kota Mataram tempat melakukan penelitian mengetahui bahwa peneliti melakukan penelitian di perusahaan tersebut.

3. Sumber Data

Sumber data adalah tempat mengambil data sebagaimana diungkapkan Suharsimi, bahwa “sumber data adalah subyek dari mana data diperoleh”.21

a. Sumber Data Primer

Sumber Data primer yaitu sumber data yang dikumpulkan langsung memberikan data kepada pengumpul data.22 Data primer ini untuk mengetahui bagaimana pola pemberdayaan zakat di BAZNAS Kota Mataram.

Data primer yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh secara langsung melalui hasil wawancara dari pihak-pihak BAZNAS Kota Mataram, yang meliputi ketua BAZNAS Kota Mataram, Divisi Keuangan BAZNAS Kota Mataram,

21Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,Edisi Revisi III, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), h.114.

22 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, (Bandung : ALFABETA CV, 2016), h. 173.

(33)

atau yang berhubungan langsung dengan objek yang diteliti dari BAZNAS Kota Mataram.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.23Biasanya sudah dalam bentuk publikasi yang terkait dengan fokus penelitian tentang pola pemberdayaan zakat pada BAZNAS Kota Mataram.

Data penelitian ini akan diperoleh dari brosur, dokumen dan laporan tahunan yang diperlukan oleh penelitian ini di BAZNAS Kota Mataram, sumber literatur, internet, dokumentasi dan data pendukung lainnya.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipakai untuk mengumpulkan informasi atau fakta-fakta di lapangan. 24 Adapun metode pengumpulan data yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi

23Ibid. h. 173.

(34)

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala- gejala pada objek penelitian.25

Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan observasi nonpartisipan. Dimana dalam observasi ini, peneliti tidak terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati dan hanya sebagai pengamat independen.26

Tujuan peneliti melakukan observasi karena dengan melakukan pengamatan terhadap objek penelitian maka peneliti akan mengetahui letak gegrafis, keadaan sarana dan prasarana, maupun kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh ketua, wakil ketua maupun petugas dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Mataram.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan atau komunikasi yang bertujuan untuk memperoleh informasi dengan cara tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih dengan saling melihat dan mendengar secara langsung pertanyaan serta jawabannya.27

Jenis wawancara yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak

25 Nawawi dan Martini, Instrumen Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1995), h. 74.

26 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitataif dan R&D,h. 204.

27 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 135.

(35)

terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.28 Adapun wawancara ini peneliti gunakan untuk memperoleh informasi tentang Pola pemberdayaan zakat yang dilakukan oleh BAZNAS Kota Mataram dalam upaya meningkatkan jumlah muzakki di Kota Mataram.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling untuk memilih orang tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan oleh peneliti. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tetentu. Pertimbangan tertentu ini maksudnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang peneliti inginkan dan harapkan.29

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.30

28Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h. 320.

(36)

Dalam penelitian ini, data-data dokumentasi berupa annual report tahun-tahun sebelumnya, dokumen yang berkaitan dengan pendayaguaan zakat, serta artikel-artikel atau tulisan mengenai BAZNAS Kota Mataram.

5. Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.31

Bertolak dari pengertian diatas, peneliti akan menggunakan beberapa cara dalam menganalisa data, sebagai berikut:

a. Analisa induktif adalah berangkat dari fakta-fakta khusus, peristiwa yang kongkrit, kemudian dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa yang kongkrit itu ditarik generalisasi-generalisasi yang mempunyai sifat umum.

b. Analisa deduktif adalah berangkat dari fakta-fakta umum, kemudian dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa yang umum itu ditarik kesimpulan yang sifatnya khusus.

6. Uji Keabsahan Data

31Ibid., h.401.

(37)

Keabsahan data merupakan usaha yang dilakukan peneliti untuk membuktikan apa yang telah diamati dalam penelitian sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Sehingga untuk memperoleh data yang valid perlu diadakannya pemeriksaan secara seksama untuk mendapatkan keabsahan data atau temuan diperlukan teknik pemeriksaan keabsahan data. Hal ini dilakukan agar data informasi yang dikumpulkan mengandung nilai keaslian.

Ada beberapa langkah yang akan peneliti gunakan sebagai acuan untuk mendapatkan keabsahan hasil penelitian ini, antara lain:

a. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.32

b. Kecukupan Referensi

Peneliti menggunakan dokumen atau catatan-catatan yang ada kaitannya dengan fokus penelitian. Hal ini untuk mengetahui adanya kesesuaian antara data tersebut dengan kesimpulan hasil penelitian.

H. Sistematika Pembahasan Bab I : Pendahuluan

Berupa pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan setting penelitian,

(38)

telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab II : Paparan Data dan Temuan

Bab ini menjelaskan gambaran umum beserta data perusahaan yang menjadi studi pengamatan, meliputi sejarah berdirinya BAZNAS Kota Mataram, Profil BAZNAS Kota Mataram, visi dan misi BAZNAS Kota Mataram, dasar pendirian BAZNAS Kota Mataram, struktur organisasi BAZNAS Kota Mataram, unit pengumpul zakat BAZNAS Kota Mataram, dan pengelolaan dana zakat pada BAZNAS Kota Mataram.

Bab III : Pembahasan

Bab ini berisi tentang bagaimana pola pemberdayaan zakat dalam meningkatkan jumlah muzakki dan Mengenai apa faktor-faktor kendala BAZNAS dalam meningkatkan jumlah zakat di Kota Mataram.

Bab IV: Penutup

Pada akhirnya bab ini menguraikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan serta saran dari peneliti terhadap pola pemberdayaan zakat dalam meningkatkan jumlah muzakki di BAZNAS Kota dan Mengenai apa faktor-faktor kendala dari BAZNAS dalam meningkatkan jumlah muzakki di Kota Mataram

(39)

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Mataram Badan Amil Zakat Nanional (BAZNAS) Kota Mataram adalah lembaga zakat yang dibentuk oleh Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, yang berwenang untuk melaksanakan tugas pengelolaan zakat di tingkat Kota Mataram. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.14 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU No. 23 Tahun 2011, telah diatur bahwa organisasi BAZNAS Kota Mataram terdiri atas unsur pimpinan dan pelaksana. Unsur pimpinan terdiri atas ketua dan 4 (empat) orang wakil ketua, sedangkan pelaksana bertugas melaksanakan fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, serta pelaporan pertanggungjawaban dalam pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat. BAZNAS Kota Mataram dapat menerima Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS) serta dana sosial keagamaan lainnya, sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 23 Tahun 2011.33

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Mataram dibentuk oleh Walikota Mataram dan mulai melakukan kegiatan tahun 2000, dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan zakat BAZNAS Kota Mataram mengalami 3 (tiga) kali pergantian kepemimpinan. Tahun 2000,

(40)

BAZNAS Kota Mataram dipimpin oleh H. Muslehuddin, tahun 2003- 2006 dipimpin oleh H. Munajah dan pada tahun 2006-sekarang BAZNAS Kota Mataram dipimpin oleh H. Mahsar Malacca. BAZNAS Kota Mataram sebelumnya bernama BAZDA Kota Mataram yang terletak di Jalan Pejanggik Lantai II No. 16 A Kota Mataram. BAZDA Kota Mataram berganti nama menjadi BAZNAS Kota Mataram setelah dikeluarkannya Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.34

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Mataram resmi menempati gedung kantor baru pada tanggal 2 Juni 2014 yang berlokasi di Jalan Dr. Soedjono Lingkar Selatan Komplek Perkantoran Pemkot Mataram. BAZNAS Kota Mataram telah menempati gedung kantor seluas 348 m2dengan biaya pembangunan sebesar Rp 836.675.000 yang dilengkapi dengan ruang rapat/aula, ruang pimpinan, ruang pelaksana, ruang pelayanan muzakki dan mustahik, ruang ibadah, ruang perpustakaan, serta ruang penyimpanan barang inventaris (gudang), garasi, kendaraan dll.

Sarana yang tersedia adalah kendaraan operasional roda 4 (1 unit), dan roda 2 (1 unit), peralatan kantor berupa meja, kursi, komputer, faximile, telephone, serta sarana penunjang lainnya.35

34H. Mahsar Malacca (Ketua BAZNAS Kota Mataram),Wawancaradi Kantor BAZNAS Kota Mataram Jl. Dr. Soejdono Lingkar Selatan Komplek Perkantoran Pemkot Mataram, 19 Desember 2019

35 Observasi di Kantor BAZNAS Kota Mataram Jalan Dr. Soedjono Lingkar Selatan Komplek Perkantoran Pemkot Mataram, 20 Februari 2020

(41)

2. Letak Geografis BAZNAS Kota Mataram

Secara geografis, gedung BAZNAS Kota Mataram berdiri di atas tanah seluas 348 m2 milik Pemerintah Kota Mataram dengan biaya pembangunan sebesar Rp 836.675.000 yang dibiayai dari bagian amil.

BAZNAS Kota Mataram terletak di Jalan Dr. Soedjono Lingkar Selatan Komplek Perkantoran Pemkot Mataram yang berbatasan dengan:

Sebelah Utara : BPBD Kota Mataram Sebelah Selatan : Lahan Kosong Sebelah Barat : Lahan Kosong

Sebelah Timur : Dinas Perdagangan dan Dinas Perindustrian dan Koperasi Kota Mataram.36

3. Visi dan Misi BAZNAS Kota Mataram

a. Visi BAZNAS Kota Mataram Menjadi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang jujur, amanah dan professional dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab.

b. Misi BAZNAS Kota Mataram

1) Menggali potensi, mengumpulkan, menyalurkan dan mendayagunakan Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS).

2) Membantu para mustahik (kaum dhuafa) melalui pemberian santunan, pelayanan dan pemberdayaan.

3) Lembaga yang membantu penanggulangan bencana alam dan peduli sosial.

(42)

4. Struktur Organisasi BAZNAS Kota Mataram

Tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, maka Pemerintah Daerah Kota Mataram telah membentuk Kepengurusan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang terdiri dari pimpinan dan amil/pelaksana BAZNAS Kota Mataram.

Pimpinan BAZNAS Kota Mataram terdiri dari: Ketua, Wakil Ketua I, II, III dan IV. Amil/pelaksana BAZNAS Kota Mataram terdiri dari:

sekretaris, bidang pengumpulan, bidang pendistribusian dan pedayagunaan, bagian perencanaan, keuangan dan pelaporan, serta bagian administrasi, SDM dan umum. Susunan organisasi BAZNAS Kota Mataram terdiri dari:37

37Dokumentasi, Data Struktur Organisasi BAZNAS Kota Mataram, tanggal 20 Februari 2020.

(43)

KETUA H. Mahsar Malacca WAKIL KETUA I H. M. Ali Asgar WAKIL KETUA II

H. Syafi’i Aropy WAKIL KETUA III

H.A. Kuliani WAKIL KETUA IV

H.Heri Kusnandar

SEKRETARIS H. Djaswad BENDAHARA

Haniyanti

BIDANG

PENDISTRIBUSIAN DAN PENDAYAGUNAAN 1. Wahyu Hidayat 2. Seriadi

BIDANG PENGUMPULAN

1. Abd. Salam 2. Rina Usmariana

BIDANG PERENCANAAN KEUANGAN DAN

PELAPORAN

1. H. Madri 2. Haniyanti 3. Alfi Lestari

BIDANG ADMINISTRASI, SDM DAN UMUM

1. H. Abdullah Munir 2. H. Usman

3. Aulia Fatihu S 4. Hamdani 5. Sapriadi 6. Nursah

(44)

Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:38 1. Wakil Ketua I

a. Pelaksanaan kampanye zakat

b. Pelaksanaan evaluasi pengelolaan pengumpulan zakat

c. Penyusunan pelaporan dan pertanggungjawaban pengumpulan zakat

d. Pelaksanaan dan pengendalian pengumpulan zakat 2. Wakil Ketua II

a. Penyusunan strategi pendistribusian dan pendayagunaan zakat b. Pelaksanaan dan pengendalian pendistribusian dan pendayagunaan

zakat

c. Penyusunan pelaporan dan pertanggungjawaban pendistribusian dan pendayagunaan zakat

d. Koordinasi pelaksanaan pendistribusian dan pendayagunaan zakat di Kota Mataram

3. Wakil Ketua III

a. Penyiapan penyusunan rencana strategis pengelolaan zakat Kota Mataram

b. Penyusunan rencana tahunan BAZNAS Kota Mataram

c. Pelaksanaan evaluasi tahunan dan lima tahunan rencana pengelolaan zakat Kota Mataram

d. Pelaksanaan pengelolaan keuangan BAZNAS Kota Mataram

38 Dokumentasi, Data Struktur Organisasi dan Tata Kerja Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Mataram Tahun 2019, diambil tanggal 20 Februari 2020

(45)

4. Wakil Ketua IV

a. Penyusunan strategi pengelolaan Amil BAZNAS Kota Mataram b. Pelaksanaan perencanaan Amil BAZNAS Kota Mataram

c. Memberikan rekomendasi pembukaan perwakilan LAZ berskala provinsi

d. Penyusunan rencana strategi komunikasi dan hubungan masyarakat BAZNAS Kota Mataram

5. Sekretaris

a. Koordinasi dan komunikasi dengan pimpinan BAZNAS Kota Mataram dalam urusan administrasi terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian dalam pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS)

b. Mengkoordinir pelaksanaan tugas-tugas bidang pengumpulan, bidang pendistribusian, bagian perencanaan, keuangan dan pelaporan, serta bagian Administrasi, SDM dan Umum

c. Penyiapan dan penyelenggaran rapat-rapat BAZNAS Kota Mataram

d. Penyiapan pembuatan laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pengelolaan Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS).

6. Tugas dan fungsi bidang pengumpulan

a. Pembuatan data base muzakki(pemberi) Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS) maupun dana sosial keagamaan lainnya

b. Pembuatan data potensimuzakki(pemberi) zakat

(46)

c. Pelaksanaan pelayananmuzakki

d. Pelaksanaan penerimaan dan tindak lanjut komplain atas layanan muzakki

7. Tugas dan fungsi bidang pendistribusian dan pendayagunaan a. Pembuatan data basemustahik(penerima) zakat

b. Melakukan pelayanan kepadamustahik

c. Melakukan koordinasi dengan instansi/lembaga/badan berkaitan dengan akurasi datamustahik

8. Tugas dan fungsi bagian perencanaan keuangan dan pelaporan

a. Melakukan pengelolaan keuangan dengan sistem akuntansi BAZNAS

b. Penyusunan laporan keuangan dan laporan akuntabilitas kinerja pengelolaan zakat

c. Pelaksanaan sistem akuntansi BAZNAS Kota Mataram 9. Tugas dan fungsi bagian Administrasi, SDM dan Umum

a. Melakukan rekrutmen, pembinaan/pengembangan amil BAZNAS Kota Mataram

b. Pengadaan, pencatatan dan pemeliharaan serta pengendalian dan pelaporan asset (barang inventaris)

c. Pelaksanaan pengembangan Amil BAZNAS Kota Mataram.

5. Program Kerja BAZNAS Kota Mataram

(47)

Dalam upaya meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan pengelolaan zakat serta meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011, maka BAZNAS Kota Mataram telah mencanangkan program yaitu:39

a. Program Pengumpulan 1. Insentifikasi Objek Zakat

Para muzakki khususnya yang memiliki harta/penghasilan dari profesi yang semula hanya memberikan infaq dan Shadaqah, diingatkan untuk menunaikan zakat (2,5 %) sesuai nisbah emas 85 gram (sesuai dengan syari’at Islam).

Zakat profesi yang selama ini dilakukan oleh 40 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) / Instansi Vertikal Kota Mataram dibayarkan setiap bulan melalui Unit Pengumpulan Zakat (UPZ) dimasing-masing OPD/Instansi Vertikal kepada BAZNAS Kota Mataram.

2. Ekstensifikasi Subjek dan Objek a. Ekstensifikasi Subjek Zakat

Eksentifikasi zakat merupakan perluasan kriteria atau ketentuan orang, jenis usaha dan benda yangtermasuk dalam wajib zakat. Subjek zakat yang selama ini yang dilakukan oleh 38 OPD dan 2 Instansi vertikal Se-Kota Mataram.

(48)

Program Ekstensifikasi yang sudah dilakukan adalah kepada Badan/Lembaga/Instansi tingkat pusat (vertikal), pengusaha/kontraktor,pengusaha emas/perak yang ada di Kota Mataram.

b. Ekstensifikasi Objek Zakat

Objek zakat zakat selama ini dilakukan adalah zakat profesi di OPD dan Instansi vertikal se-Kota Mataram sebanyak 40 OPD/Instansi.

Program selanjutnya ditingkatkan/diperluas ke objek zakat harta (emas, perak, dan logam mulia lainnya), harta usaha perniagaan, jasa kontraktor dan surat-surat berharga lainnya.

Program pengumpulan ini diperluas berkaitan dengan telah terbitnya Perwal No.5 Tanggal 28 Februari 2017 yang berlaku bagi seluruh elemen masyarakat.

b. Program pendistribusian

Program pendistribusian diberikan kepada 8 ashnaf dengan prioritas fakir miskin wilayah Kota Mataram. Untuk membantu program pemerintah daerah kota Mataram dalam upaya untuk mensejahterakan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.

Sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No.23 Tahun 2011, maka BAZNAS kota Mataram telah membuat program pendistribusian sebagai berikut:

(49)

1. Program Mataram Peduli Yaitu program yang ditujukan untuk menanggulangi berbagai bencana dan masalah sosial yang meliputi:

a. Bantuan untuk fakir miskin sebesar Rp. 1.200.400.000 b. Bantuan biaya hidup lansia terlantar sebesar Rp. 240.000.000 c. Bantuan perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH) Rp. 405.

125.000

d. Bantuan untuk tenaga kebersihan, pertamanan dan saluran air rutin setiap tahun Rp. 221.250.000

e. Bantuan untuk penjaga sekolah/madrasah Rp. 31.800.000 f. Bantuan untuk panti asuhan Rp. 78.000.000

g. Bantuan untuk asuhan keluarga Rp. 39.000.000 h. Bantuan untuk bencana alam /musibah 210.000.000 i. Bantuan untuk Ibnu Sabil Rp-

j. Bantuan untuk organisasi kemasyarakatan Rp. 158.300.000 k. Bantuan untuk Muallaf Rp. 213.000.000

2. Program Mataram Sejahtera

Yaitu program yang ditujukan untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Mausia (SDM) dengan memberikan motivasi, semangat dan cerdas untuk bekerja yang meliputi:

a. Bantuan modal usaha untuk pedagang kecil (bakulan)

(50)

b. Bantuan modal (Dana bergulir) kepada Usaha Mikro Kecil (UKM)

c. Bantuan modal bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) dari Koperasi Syari’ah BAZNAS kota Mataram.

3. Program Mataram Cerdas Yaitu program yang ditujukan untuk meningkatkan kecerdasan masyarakat dan kualitas pendidikan yang meliputi:

a. Bantuan untuk masyarakat miskin berprestasi b. Bantuan untuk satu keluarga satu sarjana

4. Program Mataram Sehat Yaitu yang ditujukan untuk memberikan bantuan pengobatan/pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin yang meliputi:

a. Bantuan untuk pengobatan lanjut berupa biaya transportasi, akomodasi dan biaya hidup yang bersifat partisipatif

b. Bantuan untuk menanggulangi gizi buruk 5. Program Mataram Takwa

Yaitu program yang ditujukan untuk membangun dan memperkuat keimanan dan ketaqwaan umat Islam yang meliputi:

a. Bantuan untuk pembangunan masjid/mushalla b. Bantuan untuk marbot masjid

c. Bantuan untuk guru ngaji TPA/TPQ Rp. 423.000.000 d. Bantuan untuk organisasi sosial/keagamaan

(51)

Adapun realisasi penerimaan dan penyaluran sesuai dengan program BAZNAS Kota Mataram tercantum dalam renstra BAZNAS Kota Mataram yaitu : Mataram Peduli, Mataram Sehat, Mataram Sejahtera, Mataram Cerdas dan Mataram Taqwa. Untuk merelalisasikan program-program tersebut antara lain mengembangkan ekonomi usaha kecil seperti pedagang bakulan dan lain-lain. Sedangkan berdasarkan ashnaf terdiri dari 8 (delapan) ashnaf yaitu: fakir, miskin, gorimin, ibnu sabil, fisabilillah, riqab, muallaf dan amil.

Lampiran Realisasi Penerimaan Zakat

No Jenis Target (Rp) Realisasi (Rp) Ket

1 Zakat Mall Perorangan 2.250.000.000 4.480.000.000

2 Zakat Mall Badan 150.000.000 175.000.000

3 Infak/ Sedekah 2.400.000.000 91.353.182

4 Jasa Bank 50.000.000 46.564.778

5 Dana Sosial Keagamaan

lainnya - -

6

APBD Kota Mataram - Dana lansia Miskin - Biaya Operasional

1600.000.000 1.200.000.000

450.000.000

1.650.000.000 1.200.000.000

450.000.000

Total 6.500.000.000 6.444.496.859

(52)

Data Pendistribusian Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS) BAZNAS Kota Mataram Tahun 201940

Data Jumlah Pendistribusian danaper-Ashnaf

Data Jumlah Pendistribusian per-program

40

No Uraian Jumlah (Rp) Keterangan

1 Fakir 532.700.000

2 Miskin 3.733.463.000

3 Amil 668.120.906

4 Muallaf 213.000.000

5 Riqab -

6 Gharim . -

7 Fisabilillah 1.192.300.000

8 Ibnu Sabil -

Jumlah Penyaluran 6.339.583.906

No Uraian Jumlah (Rp) Keterangan

1 Program Pendidikan 830.252.000 2 Program Kesehatan 24.136.000 3 Program Kemanusian 3.270.875.000

4 Program Ekonomi 591.400.000

5 Program Dakwah 954.800.000

Jumlah Penyaluran 5.671.463.000

(53)

c. Program Pendayagunaan

Untuk meningkatkan Usaha Mikro Kecil (UKM) Kota Mataram, maka Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) kota Mataram berusaha untuk memberikan bantuan modal, yang diharapkan dimasa mendatang usahanya dapat berkembang, kemudian dapat menyerap tenaga kerja dan dapat menjadi muzakki. Bentuk bantuan tersebut meliputi:

1. Bantuan usaha bagi pedagang bakulan (tanpa pengembalian) 2. pinjaman modal usaha bergulir (tanpa bunga) kepada Usaha Kecil

Mikro (UKM)

3. Bantuan pinjaman modal usaha kepada Usaha Kecil Menengah (UKM) melalui Koperasi Syariah BAZNAS Kota Mataram non benefi profit.

d. Program Pengembangan Organisasi

Untuk memperluas organisasi pengumpulan zakat, maka Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Mataram membentuk Unit Pengumpulan Zakat (UPZ) di masing-masing Masjid se-Kota Mataram yang diharapkan di masa mendatang pengumpulan/penerimaan zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) dapat meningkat. Selain itu, dibentuk UPZ di masing-masing kecamatan/kelurahan/sekolah/madrasah untuk menerima atau mengumpulkan zakat,infaq dan shadaqah.

(54)

e. Program Sosialisasi

Untuk memberikan pemahaman/pencerahan kepada masyarakat akan pentingnya zakat, maka Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Mataram melaksanakan kegiatan sosialisasi yang meliputi:

1. Sosialisasi langsung berupa: penyuluhan/dakwah/sarasehan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh masyarakat dengan sasaran Badan//Lembaga/Instansi serta perusahaan- perusahaan yang berdomisili di Kota Mataram

2. Sosialisasi tidak langsung berupa : publikasi melalui bulletin, baliho, media cetak, kalender serta publikasi melalui media elektronik.

f. Program pengawasan

Untuk mengefektifitas bantuan kepada penerima manfaat, dilakukan monitoring evaluasi keberhasilan dari pada bantuan BAZNAS Kota Mataram. Dilain-lain pihak, BAZNAS Kota Mataram juga melaksanakan verifikasi bantuan yang akan diberikan kepada mustahik (penerima). Khusus untuk manajemen pengelolaan ZIS, maka BAZNAS Kota Mataram mengadakan pengawasan baik pengawasan yang dilakukan oleh akuntan publik.

(55)

B. Pola Pemberdayaan Badan Amil Zakat dalam Meningkatkan Jumlah Muzakki di Kota Mataram.

1. Pola Pemberdayaan Amil

Sebuah lembaga Amil Zakat atau BAZNAS dikatakan memiliki kinerja yang belum optimal baik secara pengelolaan, maupun peningkatan program-program BAZNAS Kota Mataram harus adanya pola pemberdayaan yang baik untuk memberikan hasil yang optimal.

Dikatakan oleh H. Djaswad selaku sekretaris BAZNAS Kota Mataram bahwa dalam lembaga ini masih banyak yang harus dibenahi baik dari kualitas kerja karyawan maupun kualitas program-program BAZNAS Kota Mataram.41

Hal serupa juga dikatakan oleh H. Syafi’i Aropy selaku wakil ketua II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat BAZNAS Kota Mataram:

Pendistribusian dilakukan berdasarkan syariat Islam dan Undang- undang No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Dalam melakukan kegiatan pendistribusian, BAZNAS Kota Mataram melakukan beberapa tahapan yaitu:

1. Menentukan berapa target penerimaan Zakat, Infak dan Sedekah 2. Setiap ashnaf diuraikan untuk apa saja

3. Menentukan ashnaf untuk program apa.

41 H. Djaswad (sekretaris) wawancara di Kantor BAZNAS Kota Mataram Jalan Dr.

Seodjono Lingkar Selatan Komplek Perkantoran Pemkot Mataram, 20 Juli 2020

(56)

4. Membuat rencana realisasi program.

Kemudian wawancara dengan bapak H. Heri Kusnandar selaku wakil Ketua IV bagian ADM, SDM, dan Umum menyatakan :

Bentuk-bentuk pembinaan amil yang dilakukan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Mataram hanya terpaku pada bentuk pemberian teori-teori melalui seminar yang diadakan khusus untuk amil, materi yang diberikan berupa teori tentang strategi pengumpulan zakat, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat, disamping itu juga ada seminar yang sifatnya memberi gambaran langsung mengenai kondisi di lapangan saat ini dan yang berkaitan dengan asas-asas dan tujuan pengelola zakat.42

Supaya tidak menyimpang dari yang sudah di atur dalam Undang- undang, asas dan tujuan pengelola zakat diantaranya :

1. Asas Pengelolaan Zakat a. Syariat Islam

b. Amanah c. Kemanfaatan d. Keadilan

2. Tujuan dari Pengelolaan Zakat

a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat.

42 H. Heri Kusnandar Wakil Ketua IV Bagian ADM,SDM dan Umum, wawancara di Kantor BAZNAS Kota Mataram Jalan Dr. Seodjono Lingkar Selatan Komplek Perkantoran Pemkot Mataram, 20 Pebruari 2020

(57)

b. Meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan

Dalam melaksanakan pemberdayaan amil zakat, sebenarnya harus mencapai aspek pembinaan sesuai dengan ketentuan UU pengelolaan zakat No. 23 tahun 2011 yaitu:

1. Fasilitas 2. Sosialisasi 3. Edukasi

Pembinaan amil di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Mataram masih bersifat struktur kelembagaan yang diberikan pelatihan mengenai zakat produktif yang dilakukan selama 6 bulan sekali dalam akhir tahun. Selanjutnya Untuk meningkatkan jumlah muzakki BAZNAS Kota Mataram mempunyai beberapa strategi yang digunakan sebagai upaya untuk menarik donatur/muzakki sehingga mereka mau menyalurkan dananya melalui BAZNAS Kota Mataram. Adapun strategi yang dijalankan meliputi beberapa hal seperti khutbah jum'at, Buletin, kalender, surat kabar, majalah, brosur-brosur dll. Bahwa hal-hal tersebut dilakukan untuk menarik lebih banyak donatur sehingga akan berpengaruh terhadap pemasukan dana yang lebih besar yang diterima oleh BAZNAS Kota Mataram dari para donatur.

Untuk meningkatkan kepercayaan kepada donatur yang sudah ada, BAZNAS Kota Mataram mempunyai beberapa cara sehingga donatur

(58)

sebagian besar donatur memberikan kepercayaan kepada BAZNAS untuk mengelola dananya. Adapun cara-cara yang dilakukan BAZNAS Kota Mataram untuk meningkatkan kepercayaan donatur yaitu:43

1. Sosialisasi secara langsung dilakukan oleh tokoh-tokoh agama, maupun tokoh-tokoh masyarakat melalui ceramah. Sosialisasi secara tidak langsung dilakukan melalui media elektronik maupun media cetak seperti buletin, laporan tahunan dan baliho yang memberitahukan dan mengingatkan, serta memberikan pemahaman dan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya mengeluarkan zakat.

2. Laporan keuangan

Untuk menjaga kepercayaan masyarakat kepada BAZNAS Kota Mataram, BAZNAS Kota Mataram menyampaikan laporan pelaksanaan pengelolaan zakat, infak dan sedekah (ZIS) dan dana sosial keagamaan lainnya kepada BAZNAS Provinsi dan Wali Kota setiap 6 (enam) bulan dan akhir tahun. Laporan tersebut memuat tentang akuntabilitas dan kinerja pelaksanaan zakat, infak dan sedekah (ZIS) dan dana sosial keagamaan lainnya.

3. Kepastian Hukum

Pengelola zakat harus mendapatkan kepastian hukum berdasarkan peraturan perundang-undangan baik bagi para mustahik, muzakki maupun amil zakat. Kepastian hukum dalam pengelolaan zakat

43H. Heri Kusnandar,wawancara, tanggal 20 Februari 2020

(59)

diperkuat oleh Undang-undang No. 23 Tahun 2011, Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2014, Peraturan Daerah No.1 Tahun 2015 dan Peraturan Walikota Mataram No. 5 Tahun 2017.

4. Keterbukaan dalam manajemen pengelola zakat, infak dan sedekah (ZIS) dilakukan oleh BAZNAS Kota Mataram melalui publikasi media cetak (buletin dan laporan tahunan), hal ini bertujuan untuk menjaga kredibelitas masyarakat terhadap kinerja BAZNAS Kota Mataram.

2. Pola pemberdayaan Zakat

Program pemberdayaan yang menarik, akan menumbuhkan kepercayaan muzakki.kuatnya para penggiat zakat ini terlihat semangat dan kreatifitasnya menyusun program-program pemberdayaan yang memberi dampak berkelanjutan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan mengentaskan kemiskinan dan pengangguran melalui zakat produktif. Berkaitan dengan hal ini H. Syafii Aropy sebagai Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan zakat BAZNAS Kota Mataram menyatakan:

Pendayagunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh BAZNAS Kota Mataram dalam rangka meningkatkan keadaan ekonomi masyarakat dengan mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui pengentasan kemiskinan dan menanggulangi pengangguran. Pendayagunaan zakat untuk usaha produktif dilakukan apabila kebutuhan dasar mustahik telah terpenuhi.pendayagunaan zakat dilakukan melalui kegiatan koperasi

(60)

dengan mengajak masyarakat bermuamalah secara syariah sehingga usahanya dapat berkembang. Pada tahun 2019 BAZNAS Kota Mataram telah melaksanakan kegiatan pendayagunaan zakat yang mempunyai tujuan untuk memberdayakan usaha kecil menengah (UKM) melalui bantuan/pinjamana modal. Berkenaan dengan hal tersebut bapak Seriadi selaku bidang pendistribusian dan pendayagunakan menjelaskan bahwa bantuan/pinjaman modal tersebut dikategorikan menjadi:44

b. Bantuan modal usaha untuk pedagang bakulan (tanpa pengembalian) sebanyak 1.090 orang dengan jumlah sebesar Rp.

545.000.000,-. BAZNAS Kota Mataram memberikan bantuan modal kepada pedagang bakulan agar dapat berusaha secara mandiri untuk meningkatkan usahanya.

c. Bantuan modal usaha (bergulir) untuk usaha mikro kecil (UMK) tanpa bunga dengan jumlah sebesar Rp. 216.000.000,-sebanyak 108 orang. BAZNAS Kota Mataram memberikan bantuan pinjaman modal bergulir tanpa bunga kepada usaha mikro kecil (UMK) agar usahanya dapat berkembang sesuai dengan perkembangan ekonomi di wilayah usahanya masing-masing.

d. Bantuan modal pengembangan usaha untuk usaha mikro kecil menengah (UMKM) melalui koperasi syariah BAZNAS Kota Mataram ( lembaga yang dibentuk BAZNAS Kota Mataram) dengan jumlah sebesar Rp. 761.000.000,- sebanyak 97 orang.

44 Wawancara dengan Bapak Seriadi(Bidang Pendistribusian dan pendayagunaan) BAZNAS Kota Mataram, tanggal 21 Juli 2020

Referensi

Dokumen terkait

penelitian mengenai zakat produktif dengan judul: “ PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT MELALUI ZAKAT PRODUKTIF PADA BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KOTA TANGERANG”.. Pembatasan dan

(Studi Kasus Badn Amil Zakat Lampung Tengah). Penelitian ini menyimpilkan bahwa zakat produktif dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dilakukan peneliti pada

Berdasarkan penelitian, bentuk yang telah dilakukan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Gresik untuk meningkatkan kepercayaan para muzakki adalah

Dari hasil pengumpulan dan analisis data, diperoleh data yang menunjukkan bahwa Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Gorontalo belum menerapkan akuntansi zakat dan infak/sedekah

Berdasarkan hasil penelitian data diatas, dapat disimpulkan bahwa pola pendayagunaan dana zakat produktif berbasis in kind dalam program Siak sejahtera pada Badan Amil Zakat

Adapun rumusan masalah yang diangkat pada penelitian ini yang pertama adalah bagaimana pemberdayaan zakat baik zakat perorangan maupun perusahaan oleh Badan Amil Zakat Nasional dan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh manajemen zakat, transparansi laporan keuangan, dan kualitas pelayanan terhadap kepercayaan muzakki pada Badan Amil Zakat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 Distribusi dana zakat di Badan Amil Zakat Nasional BAZNAS Provinsi Nusa Tenggara Barat didistribusikan kepada seluruh golongan mustahiq kecuali