• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisis Risiko dengan Metode HIRARC

Tabel 10 Hasil identifikasi bahaya pada pengerjaan fillet ikan kakap merah beku di ruang produksi

No

Hazard Identification Risk Assessment Risk Control

Tahapan

Pekerjaan Potensi Bahaya Risiko Dampak K A

R Skala

prioritas Pengendalian risiko K3 Penanggung jawab

1 Penerimaan bahan baku

Lingkungan kerja yang licin dan berair

Kemamampua n mesin crane menahan bobot bahan baku

Pekerja terpeleset sewaktu membawa peti

Pekerja tertimpa peti berisi penuh ikan yang diangkat oleh crane

Menyebabkan anggota tubuh terkilir Menyebabkan kecacatan Menyebabkan benturan di kepala

Pekerja mengalami luka ringan, kecacatan hingga kematian

3 1 L Rendah

Selalu membersihkan lantai maupun dinding ketika selesai melakukan pekerjaan

Membersihkan ruangan penerimaan ketika dirasa kurang bersih

Karyawan Penerimaan

2 Sortasi - - - - - - - - -

3 Penimbangan

1 - - - - - - - - -

4 Penyisikan

Duri ikan yang tajam

Alat sisik yang tidak tajam

Pekerja tertusuk duri

Terkena goresan alat sisik ikan

Menyebabkan luka

ringan 3 1 L Rendah

Menggunakan sarung tangan saat melakukan pekerjaan

Mengganti sarung tangan jika memang dirasa sudah tidak laya k untuk

digunakan

Karyawan Sisik

5 Pencucian 1 - - - - - - - - -

6 Pencucian 2 - - - - - - - - -

7 Pemfilletan

Pisau fillet yang tajam

Pisau fillet kurang tajam

Tangan tersayat pisau fillet

Terkena pantulan pisau fillet

Luka ringan

Menyebabkan

kecacatan 2 2 H Tinggi Menggunakan pisau yang tajam

Mengganti sarung tangan bila dirasa sudah tidak layak digunakan

Karyawan produksi

8 Pencabutan

duri - - - - - - - - -

9 Perapihan - - - - - - - - -

10 Pencucian 3 - - - - - - - - -

11 Pembungkusan - - - - - - - - -

12 Vacuum - - - - - - - - -

13 Penimbangan

2 - - - - - - - - -

14 Penyusunan dalam long pan

- - - - - - - - -

15 Pembekuan Area kerja yang licin

Pekerja terpeleset sewaktu

memasukkan dan mengeluarkan produk dari ABF

Menyebabkan luka ringan

Menyebabkan anggota tubuh terkilir, kecacatan hingga benturan dikepala

4 1 L Rendah Membersihkan lantai dan area produksi sebelum dan sesudah digunakan

Karyawan dan QC

16 Pengemasan

dan Pelabelan - - - - - - - - -

17 Penyimpanan Beku

Area kerja yang licin

Es yang sering mencair di area penyimpanan

Es yang menumpuk dan mengeras

Tumpukan produk di area penyimpanan

Terpeleset saat melakukan pekerjaan

Tertimpa reruntuhan produk yang disimpan dalam ruang penyimpanan

Mengakibatkan luka ringan

Mengakibatkan kecacatan

Membuat anggota tubuh terkilir hingga benturan dikepala

1 2 H Tinggi

Membersihkan sisa es dilantai

Memecahkan bongkahan es yang mengganggu dalam ruang penyimpanan beku

Menghindari tumpukan produk diarea yang tidak datar/miring

Karyawan &

QC

18 Pengangkutan Kapasitas peti Tangan terjepit peti Mengakibatkan luka 3 2 M Sedang Memastikan area pengangkutan tidak Karyawan,

pengiriman berlebih

Penggunaan crane dengan bobot berlebih

Kondisi permukaan lantai yg licin

Penggunaan tali untuk mengangkat peti

Roda troli licinn

saat melakukan pemuatan

Terpeleset saat menangangkut peti ke kontainer

Tertimpa peti saat menggunakan crane

Tali yg digunakan untuk mengangkat peti lepas/putus

Terpeleset saat menarik/mendoron g troli

ringan, berat, hingga kecacatan

Mengakibatkan benturan di kepala dan anggota tubuh lainnya

Membuat

pergelangan tangan terkilir

Mengakibatkan kematian

menghalangi proses pengangkutan

Membersihkan lantai saat sebelum dan sesudah proses pengangkutan

Memeriksa kondisi crane sebelum digunakan

Memeriksa kondisi tali sebelum digunakan

Mengurangi kecepatan saat berada di lantai yang licin

Mandor &

Quality

Penilaian risiko digunakan untuk menentukan tingkat risiko ditinjau dari kemungkinan terjadinya (probability) dan keparahan yang dapat ditimbulkan (severity). Risk rating adalah nilai yang menunjukkan resiko yang ada berada pada tingkat rendah, sedang, tinggi. Penentuan besar nilai probability dan severity berdasarkan standar AS/NZS 4360, masing-masing risiko bahaya dilakukan dengan wawancara kepada pekerja. Dari hasil tingkat risiko (risk rating) kemudian dievaluasi untuk menentukan kriteria risiko. Indikator kriteria risiko terdapat kategori merah, kuning atau hijau mengacu pada peraturan menteri tenaga kerja nomor: PER.05/MEN/1996 tentang Indicator Traffic Light System (Sistem Lampu Merah).

Dari tabel 10 HIRARC terkait hasil identifikasi aspek/bahaya dan evaluasi dampak/risiko lingkungan produksi fillet ikan kakap merah dapat diuraikan sebagai berikut: Pada tabel diatas didapatkan pekerjaan dengan resiko rendah, sedang dan tinggi

Resiko rendah ada di ruangan : penerimaan, penyisikan dan pembekuan Resiko sedang ada di ruangan : pengangkutan

Resiko tinggi adat di ruangan : fillet dan penyimpanan beku

serta di dapat tingkat dampak terendah dari pengerjaan produksi fillet ikan kakap merah yakni memar di tubuh dan paling berat yaitu kecacatan hingga kematian.

4.3 Identifikasi bahaya saat penggunaan mesin yang digunakan dalam proses produksi di PT. Bintan Intan Gemilang Tabel 11 Identifikasi bahaya pada penggunaan mesin diluar proses produksi

No

Hazard Identification Risk Assessment Risk Control

Tahapan

Pekerjaan Potensi Bahaya Risiko Dampak K A

R Skala

prioritas Pengendalian risiko K3 Penanggung jawab

1 Penggunaan crane

Kemamampua n mesin crane menahan bobot bahan baku

Kelalaian operator crane

Crane menabrak benda lain

Putusnya sling/tali crane

Pekerja tertimpa peti berisi penuh ikan yang diangkat oleh crane

Membuat benda lain rusak dan jatuh saat setelah disusun

Pekerja tertimpa peti yang berat dan mengakibatkan kecacatan hingga kematian

Pekerja mengalami luka berat, kecacatan hingga kematian

Pekerja tertimpa reruntuhan benda yang ditambrak

3 4 E Extreme

Memeriksa kondisi crane sebelum digunakan

Melakukan perawatan secara terjadwal

Dilakukan dengan konstrasi penuh dan kehati hatian

Operator Crane

2

Penggunaan mesin Bone Saw

Kondisi mesin tidak stabil

Kelalaian karyawan

Terkena mesin pemotong

Menyebabkan kecacatan pada anggota tubuh

Menyebabkan luka berat

5 3 M Medium Memeriksa kondisi mesin sebelum dan sesudah digunakan

Melakukan perawatan secara berkala

Operator Bone Saw 3 Penggunaan

mesin giling Kondisi mesin tidak normal

Kelalaian karyawan

Terjepit mesin penggiling

Menyebabkan luka berat

Menyebabkan kecacatan anggota

5 4 H High- Melakukan perawatan secara berkala

Memeriksa kondisi mesin sebelum digunakan

Operator Mesin giling

tubuh

Dari tabel 11 HIRARC terkait hasil identifikasi bahaya risiko penggunaan mesin di lingkungan produksi fillet ikan kakap merah dapat diuraikan sebagai berikut: Pada tabel diatas didapatkan pekerjaan dengan resiko Sedang, Tinggi dan Ekstrim dimana skala prioritas sedang pada saat penggunaan mesin Bone Saw, sedangkan skala Tinggi ada di penggunaan mesin penggiling dan kegiatan dengan skala prioritas ekstrim terdapat di penggunaan crane.

Analisis risiko tingkat kecelakaan pekerjaan di bagian produksi menunjukkan bahwa, tingkat kemungkinan berdasarkan bahaya pada tahap penggunaan crane masuk kategori extreme karena memiliki potensi dan keparahan yang cukup tinggi jika menimpa pekerja. Penilaian risiko tingkat keparahan pada proses penggunaan mesin bone saw menunjukkan tingkat keparahan pada tahap Medium mengingat kecelakaan ini cukup jarang terjadi dan kemungkinan terjadi juga tidak terlalu besar sedangkan keparahan risiko yang terjadi pada penggunaan mesin giling masuk kategori tinggi karena potensi terjadi juga lumayan besar dan keparahnnya juga demikian. Penentuan besar nilai probability dan severity berdasarkan standar AS/NZS 4360, masing-masing risiko bahaya dilakukan dengan wawancara kepada pekerja. Dari hasil tingkat risiko (risk rating) kemudian dievaluasi untuk menentukan kriteria risiko. Indikator kriteria risiko terdapat kategori merah, kuning atau hijau mengacu pada peraturan menteri tenaga kerja nomor: PER.05/MEN/1996

28

Dokumen terkait