• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Perencanaan Sistem Pembelajaran Pendidikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Aplikasi Perencanaan Sistem Pembelajaran Pendidikan

Dari tabel dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana pendidikan yang ada di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar sudah dapat menunjang proses pembelajaran namun masih sangat dirasakan berbagai kekurangan seperti alat dan media yang masih terbatas. Dengan keterbatasan media pembelajaran maka guru diharapkan dapat lebih kreatif serta terus berusaha meningkatkan kwalitas kinerjanya sehingga mutu pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar tetap meningkat pada setiap tahunnya.

B. Aplikasi Perencanaan Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama

Dengan demikian, perencanaan pengajaran atau rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan serangkaian tahapan bagi guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar dalam mempersiapkan aktivitas mengajar secara sistematis terutama berkenaan dengan komponen atau unsur pengajaran, metode yang digunakan, media yang dipakai, serta penilaian atau evaluasi yang digunakan pada akhir pengajaran.

Pentingnya suatu perencanaan pengajaran, dimana dikatakan bahwa perencanaan sebagai sarana yang dapat membantu guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar melakukan tugas mengajar secara berdaya guna dan berhasil. Jadi, tanpa perencanaan pengajaran ini, maka dimungkinkan guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar menghadapi kendala dalam mencapai tujuan pengajaran sebagaimana yang diharapkan.

Tabel 6

Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran

Pendidikan Agama Islam

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat sering 16 34 %

2 Sering 23 50 %

3 Kadang-kadang 7 16 %

Jumlah 46 100 %

Sumber data : Tabulasi Angket No. 1

Dari tabel di atas 46 orang dijadikan responden 16 orang atau 34 siswa yang menyatakan guru sangat sering menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran, 23 orang atau 50% siswa yang menyatakan guru sering menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran, 7 orang atau 16%

siswa yang menyatakan guru kadang-kadang menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar sering menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebelum mengajar atau mempersiapkan materi ajar sebelum menyampaikan kepada siswa.

berdasarkan persentase di atas Idawati, S. Pd.I guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar mengemukakan bahwa :

Guru berusaha menciptakan suasana yang nyaman, indah dan teratur di dalam kelas, agar siswa dapat mengembangkan pelajaran yang disampaikan oleh pendidikan, karena dalam hal pengembangan, guru bertindak sebagai fasilitator yang berusaha untuk meningkatkan proses belajar mengajar dengan baik agar tujuan pendidikan dapat tercapa. (wawancara tanggal 27 November 2013 di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar)

Dari hasil wawancara di atas bahwa guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar menyiapkan materi dan metode serta media apa yang digunakan dalam mengajar, sehingga guru dalam menyampaikan materi tersebut tidak kesulitan.

Idawati, S. Pd. I gru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar menyatakan bahwa :

Dalam proses pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar, kami terlebih dahulu, menyiapkan materi yang diperlukan untuk mencapai hasil optimal, dan menyusun program prosedur pengajaran, kemudian memberikan evaluasi kepada siswa. (wawancara tanggal 27 November 2013 di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar)

Dari hasil wawancara di atas bahwa perencanaan pengajaran memiliki fungsi yang sangat penting bagi guru dalam menjalankan aktivitas mengajarnya. Demikian pula bagi siswa, karena dengan adanya perencanaan pengajaran ini, maka siswa akan banyak terbantu keberhasilan mereka dalam belajar.

Tabel 7

Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar mempersiapkan materi sebelum mengajar

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat sering 12 28

2 Sering 32 59

3 Kadang-kadang 2 13

Jumlah 46 100 %

Sumber data : Tabulasi Angket No. 2

Tabel di atas menunjukkan bahwa 46 orang dijadikan responden 12 orang atau 28 siswa yang menyatakan sangat sering guru mempersiapkan bahan ajar sebelum mengajar, 32 orang atau 59% siswa yang menyatakan guru sering mempersiapkan bahan ajar sebelum mengajar, 2 orang atau

13% siswa yang menyatakan guru kadang-kadang mempersiapkan bahan ajar sebelum mengajar.

Dari hasil persentasi di atas bahwa guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar sebelum mengajar menyiapkan bahan atau materi ajar sebelum mengajar.

Dalam proses pembelajaran guru harus menguasai beberapa teknik dan metode dalam menjalankan tugasnya sebagai guru agar tidak mengalami kesulitan dan dapat mencapai sasaran yang telah ditentukan sasaran supervisi ditunjukkan kepada situasi mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan pendidikan secara optimal.

Peningkatan pembelajaran merupakan standar dalam proses pembelajaran, guru merupakan komponen yang sangat penting, sebab keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan sangat tergantung pada guru sebagai ujung tombak. Oleh karena itulah upaya peningkatan kualitas pendidikan seharusnya dimulai dari pembenahan kemampuan guru. salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru adalah bagaimana merancang suatu strategi pembelajaran sesuai dengan tujuan kompetensi yang akan dicapai.

Idawati, S. Pd. I guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar bahwa:

Proses belajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene strategi yang digunakan dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam yaitu menggunakan strategi yang mendorong siswa untuk belajar Pendidikan Agama Islam berdasarkan minat yang berkesadaran pribadi, bebas dari paksaan dan tekanan mental sehingga membawa keberhasilan bagi proses pembelajaran.

(wawancara tanggal 27 November 2013 di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar) Dari hasil wawancara di atas bahwa seorang pendidik menyesuaikan situasi dan kondisi dalam mengajar dengan terobosan baru yang dilaksanakan dalam kegiatan kurikuler maupun ekstra kurikuler yaitu menggunakan metode pengajaran yang disesuaikan dengan materi. Oleh karena itu metode sangat menunjang keberhasilan seorang pendidik atau guru dalam proses belajar mengajar, makanya seorang guru harus profesional dan mengetahui banyak metode pengajaran sehingga tidak dikatakan gagal dalam mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.

Dalam mengefektifkan penggunaan rencana pelaksanaan pembelajaran guru dituntut untuk menyiapkan metode dalam mengajar sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

Tabel 8

Metode guru dalam mengajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat baik 23 36

2 Baik 33 52

3 Kurang baik 8 12

Jumlah 64 100 %

Sumber data : Tabulasi Angket No. 3

Dari tabel di atas bahwa 64 siswa yang dijadikan responden 23 siswa atau 36% yang menyatakan metode guru dalam mengajar sangat baik, 33 orang atau 52% siswa yang menyatakan metode guru dalam mengajar baik, 8 orang atau 12% yang menyatakan metode guru dalam mengajar kurang baik.

Menurut Idawati, S. Pd. I guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar bahwa:

Guru dalam mengajar menerapkan metode mengajar situasional yaitu metode yang mendorong siswa untuk belajar dengan perasaan gembira dalam berbagai tempat dan situasi, sehingga memberikan kesan-kesan yang menyenangkan bagi siswa dan pembelajaran yang diberikan melekat pada ingatan mereka (anak didik) dalam waktu yang cukup lama. (wawancara tanggal 27 November 2013 di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar)

Dengan memahami metode mengajar diharapkan kepada guru agar dapat dan mampu menggunakan metode-metode mengajar dengan baik dan tepat. Sistem pembelajaran yang diterapkan Peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar adalah sistem belajar berdasarkan situasi dan kondisi, dimana sistem belajar ini dapat membangkitkan minat dan konsentrasi siswa terhadap pembelajaran yang diberikan. Dengan demikian sistem ini mendorong siswa untuk belajar dengan perasaan gembira, dan senang belajar Pendidikan Agama Islam.

Dalam menyampaikan materi kepada siswa metode yang digunakan oleh guru dalam setiap pertemuan dalam kelas bukan asal digunakan, tetapi setelah melalui seleksi yang sesuai dengan perumusan tujuan pengajaran.

Jarang sekali guru merumuskan tujuan dengan hanya satu rumusan, tapi guru merumuskan lebih dari satu rumusan. Oleh karena itu guru pun selalu menggunakan lebih dari satu metode. Penggunaan metode yang satu digunakan untuk mencapai tujuan yang satu, sementara penggunaan metode yang lain, juga digunakan untuk mencapai tujuan yang lainnya sesuai dengan kehendak tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.

Jadi dalam mengajar harus menggunakan perencanaan dan tehnik mengajar sesuai dengan materi yang diajarkan. Karena tanpa penguasaan yang baik maka pengajaran itu tidak akan berhasil. Oleh karena itu, guru harus menguasai materi dan metode yang akan digunakan sehingga dalam penggunaan metode terkadang harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas yang ada pada saat itu.

Dengan demikian kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh guru adalah kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan perencanaan proses belajar mengajar, karena itu kemampuan-kemampuan ini untuk membekali guru dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai pendidik dan pengajar. Namun demikian, guru sebagai tenaga pengajar atau pendidik sangat berperan di dalam melaksanakan tugas serta mengelola terhadap program yang hendak diterapkan pada siswa, maka dari itu sebagai

guru sangat penting artinya dalam mendidik siswanya dan dapat memberi suatu kedisiplinan belajar yang baik demi tercapainya tujuan pengajaran tersebut.

Dalam melaksanakan suatu kegiatan, terutama untuk meningkatkan kedisiplinan guru dalam mengajar harus mengambil suatu langkah yang baik demi tercapainya tujuan pembelajaran. Agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik dan mantap, sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan sebelumnya. Olehnya itu guru dituntut agar kreatif dan profesionalisme dalam mengajar, sehingga dalam proses belajar dan mengajar terjadi pada saat berlangsung interaksi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar memerlukan perencanaan yang mantap, yakni mengkoordinasikan unsur-unsur tujuan pengajaran, bahan pengajaran, kegiatan belajar mengajar, metode dan alat bantu mengajar serta penilaian atau evaluasi.

Tabel 9

Pernyataan Siswa tentang Kreatif Guru dalam merencanakan pengajaran No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat kreatif 14 31 %

2 Kreatif 28 53 %

3 Kurang kreatif 4 16 %

Jumlah 46 100%

Hasil angket nomor 4

Tabel di atas menunjukkan 46 siswa yang dijadikan sebagai responden, terdapat 14 atau 31% siswa yang menyatakan bahwa guru sangat kreatif dalam merencanakan pengajaran, sementara 28 atau 53%

siswa yang menyatakan bahwa guru kreatif dalam merencanakan pengajaran, kemudian 4 atau 16% siswa yang menyatakan bahwa guru kurang kreatif dalam merencanakan pengajaran.

Idawati, S. Pd. I guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar bahwa:

Peningkatan kreatifitas guru dalam mengajar yaitu guru membuat program pengajaran, melakukan persiapan sebelum masuk dikelas, meningkatkan keterampilan dalam mengelola kelas serta menggunakan metode mengajar yang tepat sehingga siswa dapat memahami materi yang telah diajarkan dan prestasi siswa dapat meningkat. (Wawancara tanggal 27 November 2013 di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar)

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa dengan kreatifitas guru dalam mengajar siswa dapat memahami materi pelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga dalam perencanaan pelaksanaan pengajaran di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar dalam proses pembelajaran, seperti apa yang dilakukan oleh Idawati, S. Pd. I Guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar sebagai berikut:

Peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam guru dituntut untuk berusaha bagaimana supaya siswa dapat memahami dan mengetahui apa yang telah diajarkan oleh guru sehingga terkadang guru untuk mengaktifkan siswa belajar, maka dalam pelaksanaannya guru membuat pelajaran yang diajarkan itu menantang, merangsang dan

menggugah daya cipta siswa untuk menemukan sesuatu dan mengesankan. (Wawancara tanggal 27 November 2013 di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar)

Berdasarkan keterangan di atas, dapat dipahami bahwa guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar memiliki prinsip yang sangat mendukung proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam.

Tabel 10

Pernyataan Siswa tentang Kualitas Guru dalam Mengajar Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene

Kabupaten Kepulauan Selayar

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Baik 12 28 %

2 Baik 28 53 %

3 Kurang baik 6 19 %

Jumlah 46 100%

Hasil angket nomor 5

Dari 46 yang dijadikan responden, terdapat 12 atau 28% siswa yang menyatakan sangat baik kualitas guru dalam mengajar Pendidikan Agama Islam, sementara 28 atau 53% siswa yang menyatakan baik kualitas guru dalam mengajar Pendidikan Agama Islam, kemudian 6 atau 19% siswa yang menyatakan sangat baik kualitas guru dalam mengajar Pendidikan Agama Islam.

Untuk meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam guru dituntut yang efektif, kreatif, dan harus dipilih prinsip yang memiliki ciri-ciri yang baik,

seperti memobilisasi tujuan, memberi bentuk keseragaman pada belajar mengorganisasi belajar sebagai suatu proses eksplorasi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru sebelum mengajar diharuskan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang mengacu ke silabus yang telah dibuatnya, sehingga perencanaan pelaksanaan pembelajar dapat meningkatkan kualitas terhadap guru dalam mengajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar.

C. Faktor Kendala Aplikasi Perencanaan Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap mutu pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar

Dalam meningkatkan kualitas penggunaan rencana pelaksanaan pembelajaran, maka profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam memegang peranan penting dalam meningkatkan mutu pembelajaran, namun pada dasarnya masih ada beberapa faktor kendala dalam menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu:

1. Kurang profesionalnya guru dalam menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran

Hambatan yang dialami dalam rancangan pelaksanaan pembelajaran adalah kurang profesionalisme guru dalam mengajar sehingga apa yang

telah diajarkan terkadang siswa tidak memahami materi yang diajarkan, tingkat pendidikan guru masih kurang, kurangnya pengalaman untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Menurut Idawati, S. Pd. I guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar mengemukakan bahwa kendala yang dihadapi dalam aplikasi perencanaan sistem pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar bahwa:

Masih ada beberapa guru belum mampu menyusun, rencana kerja, satuan pelajaran, melaksanakan kegiatan-kegiatan menyusun dan melaksanakan penilaian dalam bidang studinya. Kurang mampu melaksanakan keterampilan-keterampilan mengajar. Pembuatan program pengajaran untuk kemajuan para siswa perlu ditingkatkan.

(wawancara tanggal 27 November 2013 di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar) Dari hasil wawancara di atas bahwa masih ada beberapa guru belum mampu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), ini disebabkan karena tingkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman guru masih kurang.

c. Kurangnya panduan atau literatur dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

Buku panduan atau literatur sebagai materi bacaan yang baik oleh guru maupun siswa sangat mendukung kelancaran dalam proses belajar mengajar di sekolah. Buku merupakan sarana yang sangat menentukan.

Mengacu pada uraian yang telah dikemukakan di atas dengan melihat peranan buku yang sangat vital, maka tidaklah mengherankan jika kelangkaan atau kurangnya buku panduan ikut mempengaruhi sekaligus menjadi penghambat dalam penggunaan rencana pelaksanaan pembelajaran hal ini didukung oleh pernyataan Idawati, S. Pd. I guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar sebagai berikut :

Kurangnya buku literatur sebagai panduan dalam proses belajar mengajar masih kurang. Hal ini sekaligus menjadi kendala dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). (wawancara tanggal 27 November 2013 di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar)

Berdasarkan keterangan yang telah dikemukakan di atas, maka jelaslah bahwa salah satu penghambat dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) kurangnya buku panduan sebagai penunjang penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dalam proses belajar mengajar.

Mengacu pada pemaparan yang telah diuraikan di atas, maka jelaslah bahwa berbagai kendala yang dihadapi, baik oleh guru maupun siswa dalam proses belajar mengajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar di antaranya kurangnya fasilitas berupa buku panduan yang tersedia, kurangnya penguasaan metodologi pembelajaran bagi guru, serta kurangnya media pembelajaran sebagai alat yang dapat menunjang keberhasilan proses belajar mengajar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang menjadi kendala dalam aplikasi perencanaan sistem pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu kurangnya kualitas guru, Kurangnya panduan atau literatur dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan kedisiplinan guru dalam mengajar masih kurang.

D. Usaha yang Dilakukan dalam Mengatasi Kendala Aplikasi

Dokumen terkait