• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usaha yang Dilakukan dalam Mengatasi Kendala

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Usaha yang Dilakukan dalam Mengatasi Kendala

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang menjadi kendala dalam aplikasi perencanaan sistem pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu kurangnya kualitas guru, Kurangnya panduan atau literatur dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan kedisiplinan guru dalam mengajar masih kurang.

D. Usaha yang Dilakukan dalam Mengatasi Kendala Aplikasi

dalam melaksanakan tugas serta mengelola terhadap program yang hendak diterapkan pada siswa, maka dari itu sebagai guru sangat penting artinya dalam mendidik siswanya dan dapat memberi suatu motivasi belajar yang baik demi tercapainya tujuan pengajaran tersebut.

Dalam melaksanakan suatu kegiatan, terutama untuk meningkatkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) perlu mengambil suatu langkah yang baik demi tercapainya tujuan pembelajaran. Olehnya itu strategi dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut senantiasa dituntut agar dipertahankan dengan sebaik-baiknya dalam belajar mengajar. Belajar dan mengajar terjadi pada saat berlangsung interaksi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan pengajaran sebagai proses belajar mengajar sehingga memerlukan perencanaan yang mantap, yakni mengkoordinasikan unsur-unsur tujuan pengajaran, bahan pengajaran, kegiatan belajar mengajar, metode dan alat bantu mengajar serta penilaian atau evaluasi.

Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan Idawati, S. Pd guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar bahwa:

Usaha yang dilakukan guru dalam mengatasi kendala aplikasi perencanaan sistem pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu guru merancang kegiatan instruksional dengan memperhatikan dan kesanggupan dan minat siswa mencegah masalah-masalah jika diperlukan. Untuk kepentingan tersebut perlu dikondisikan lingkungan yang kondusif dan menantang rasa ingin tahu peserta didik, sehingga

proses pembelajaran akan berlangsung secara efektif. (wawancara tanggal 27 November 2013 di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar)

Guru harus berusaha menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, serta dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa. Menyampaikan bahan sesuai dengan urutan-urutan dan ruang lingkup yang ada dalam buku teks.

Mengajar bukan semata-mata menyampaikan bahan sesuai dengan urutan buku teks, tetapi yang paling penting bagaimana memberikan kemudahan belajar kepada siswa sehingga bangkit rasa ingin tahunya dan terjadilah proses belajar yang tenang dan menyenangkan sehingga prestasi belajar dapat meningkat.

2. Meningkatkan metode guru dalam mengajar

Dalam memilih metode pengajaran yang akan dipergunakan, guru hendaknya memperhatikan metode yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan tujuan dan materi yang akan disajikan. Metode yang dipilih disesuaikan dengan fasilitas, sarana dan prasarana yang ada. Metode yang dipilih dapat dikembangkan sesuai dengan perubahan yang diperkirakan.

Metode yang dipilih disesuaikan dengan kemampuan guru sendiri, namun tidak mengurangi pengembangan kreatifitasnya. Metode yang dipilih selalu mengacu kepada bagaimana cara siswa dapat belajar aktif dengan mendayagunakan dan mengembangkan kemampuan yang telah dimiliki oleh siswa atau anak didik.

Wawancara dengan Idawati, S. Pd.I guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar bahwa:

Usaha yang dilakukan dalam mengatasi kendala perencanaan pembelajaran yaitu menerapkan sistem belajar dengan komunikasi terbuka, yang mendorong siswa untuk membuka diri terhadap segala hal atau bahan-bahan pelajaran yang diberikan sehingga kita bisa mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. (wawancara 27 November 2013 di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar) Metode-metode tersebut bisa bersifat, ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas, demonstrasi kerja kelompok dan lain sebagainya. Yang penting penggunaan metode itu harus benar-benar relevan dan sesuai dengan bahan maupun tingkat kemampuan serta dapat mencapai tujuan pengajaran.

3. Kedisiplinan Guru

Kedisiplinan di sekolah sangat penting untuk diterapkan karena sekolah merupakan jalan dari suatu kelompok masyarakat dimana berlangsungnya kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam proses pendidikan, pengajaran, bimbingan dan latihan.

Untuk membiasakan guru agar berdisiplin melaksanakan tugas (mengajar) maka pimpinan harus secara kontinyu mengawasi guru-guru dalam meningkatkan kedisiplinan dalam melaksanakan tugas Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar.

Selain itu usaha yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran yaitu guru berusaha memperbaiki dan memberikan layanan kepada siswa serta memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar serta guru berusaha memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan oleh guru serta berusaha untuk disiplin dalam mengajar.

Dengan pelayanan yang demikian, diharapkan akan tercipta iklim belajar dan pembelajaran yang nyaman, aman, tenang dan menyenangkan yang mampu menumbuhkan semangat belajar siswa, sehingga dapat mengembangkan dirinya secara optimal. Semua itu merupakan kompetensi guru sebagai agen pembelajaran, yang harus mewarnai keterampilan berpikir dan keterampilan mengajar guru.

Adanya kesungguhan kepala sekolah dan guru untuk menegakkan kedisiplinan di sekolah melalui kegiatan pengawasan. Oleh karena itu, para guru turut menghayati maksud baik kepala sekolah dengan senantiasa meningkatkan kedisiplinan diri sendiri serta memegang prinsip-prinsip pengawasan.

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa usaha yang dilakukan dalam perencanaan pengajaran di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar adalah meningkatkan sumber daya guru, meningkatkan metode guru dalam mengajar dan meningkatkan kedisiplinan guru dalam mengajar.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dikemukakan keseluruhan pembahasan dari bab ke bab sebelumnya maka penulis akan menarik kesimpulan :

1. Aplikasi perencanaan sistem pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap mutu pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayaryaitu guru membuat program pengajaran, melakukan persiapan sebelum masuk kelas, meningkatkan keterampilan dalam mengelola kelas serta menggunakan metode mengajar yang tepat sehingga siswa dapat memahami materi yang telah diajarkan dan prestasi siswa dapat meningkat.

2. Faktor yang menjadi kendala aplikasi perencanaan sistem pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap mutu pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayardi antaranya adalah guru kurang berkualitas dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, kurangnya fasilitas berupa buku panduan yang tersedia, kurangnya penguasaan metodologi pembelajaran bagi guru, serta kedisiplinan guru dalam mengajar.

3. Usaha yang dilakukan dalam mengatasi kendala aplikasi perencanaan sistem pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap mutu pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu meningkatkan kualitas guru dalam mengajar, meningkatkan sarana dan prasarana penunjang, penguasaan materi yang diajarkan serta penguasaan metodologi pembelajaran, sehingga dengan antisipasi tersebut prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan.

B. Saran-saran

Berdasarkan pada kesimpulan penelitian dan penulisan skripsi ini, maka berikut ini penulis ajukan beberapa saran yang diharapkan dapat berguna dan masukan-masukan sebagai berikut:

1. Kepada kepala sekolah dan para guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar agar prasarana yang dibutuhkan siswa dalam rangka terlaksananya kegiatan belajar menjalin kerja sama yang baik dan menyiapkan sarana dan mengajar di sekolah tersebut agar menghasilkan lulusan yang bermutu atau berkualitas.

2. Penulis pula sarankan kepada guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar agar kiranya senantiasa menciptakan situasi belajar yang harmonis,

sehingga dengan demikian siswa dalam hal menerima mata pelajaran tidak merasa bosan dan jenuh.

3. Penulis berharap kepada segenap pembaca agar dapat mengambil pelajaran berharga dari hasil karya ilmiah ini sehingga mereka dapat menerapkan dalam aktifitas kehidupan mereka sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur'an Karim

Arikunto, Suharsimi. 2009,Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek).

Cet. VI; Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin, 2007, Metode Penelitian,Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Daradjad, Zakiah 2007, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi Aksara.

Daulay, Haidar Putra, 2004, Pendidikan Islam,Jakarta : Kencana.

Fattah, Nanang, 2006. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Hadi. Sutrisno, 2006.Statistik,Jakarta: Andi Offset

Jaya, Farida. 2009, Perencanaan Pembelajaran, Medan: IAIN Press

Kementerian Agama RI, 2010, Al-Quran dan Terjemahnya, Semarang: Toha Putra.

______, 2006, Basic Kompetensi Guru, Jakarta

Muyasa. E. 2007. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep Karakteristik dan Implementasi.Cet. IX. PT. Remaja Rosdakarya

Nawawi, Hadari, 2006, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Sekolah, Jakarta: Gunung Agung.

Nasution, Irwan dan Syafaruddin, 2005, Manajemen Pembelajaran, Jakarta:

Quantum Teaching.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, 2005, Bandung: Citra Umbara

Poerwadarminto, W.J.S., 2007, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : PN Balai Pustaka.

Rivai. Vaithzal. 2009.Education Management, Jakarta: Rajawali Pers.

Sagala, Syaiful, 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Bandung: Alfabeta Subagio, 2009, Kepala Sekolah Dan Tanggungjawabnya, Yogyakarta:

Kanisius.

Sudjana, Nana. 2008, Pengantar Statistik Pendidikan. Cet. X; Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional. 2009. Cet. IV. Jakarta: Sinar Grafika Offset.

Usman. Moh. Uzer, 2006. Menjadi Guru profesional, Cet; XVI; Bandung:

Remaja Rosdakarya.

ANGKET PENELITIAN

PERENCANAAN SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP MUTU PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

PERTAMA NEGERI 7 SATAP BONTOMATENE KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

IMADUDDIN (NIM : 29 19 00599) I. Keterangan Angket

1. Angket ini dimaksudkan untuk memperoleh data objektif dari siswa dalam rangka penyusunan skripsi

2. Dengan mengisi angket ini, berarti telah ikut serta membantu kami dalam penyelesaian studi.

II. Petunjuk Pengisian Angket

1. Sebelum anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan, terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah tersedia

2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian beri tanda silang (x) pada jawaban yang dianggap paling tepat

3. Isilah angket ini dengan jujur serta penuh ketelitian sehingga semua soal dapat dijawab. Dan sebelumnya tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih atas segala bantuannya

Jazakumullah Khairan Katsiran III. Identitas Siswa

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin :

4. Hari/Tgl. :

IV. Daftar Pertanyaan

1. Apakah Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar sering menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam ? a. Sering sekali

b. Sering

c. Kadang-kadang

2. Apakah Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar sering mempersiapkan materi sebelum mengajar

a. Sering sekali b. Sering

c. Kadang-kadang

3. Bagaimana metode guru dalam mengajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar?

a. Sangat baik b. Baik

c. Kurang baik

4. Apakah Guru Anda Kreatif dalam merencanakan pengajaran?

a. Sangat kreatif b. kreatif

c. Kurang kreatif

5. Bagaimana menurut Anda tentang Kualitas Guru dalam Mengajar Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar?

a. Sangat baik b. Baik

c. Kurang baik

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU

PERENCANAAN SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP MUTU PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

PERTAMA NEGERI 7 SATAP BONTOMATENE KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

IMADUDDIN (NIM : 29 19 00599) I. Petunjuk Wawancara

1. Sebelum anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan, terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah tersedia.

2. Jawablah tes wawancara ini dengan jujur dan penuh ketelitian karena jawaban Bapak/Ibu akan sangat membantu kelengkapan data yang penulis butuhkan. Dan sebelumnya tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih atas segala bantuannya.

Jazakumullah Khairan Katsiran

II. Identitas Guru

Nama : Jenis Kelamin : Jabatan : Bid. Studi yang diajarkan : Hari / Tanggal wawancara : III. Daftar Pertanyaan

1. Bagaimana sistem pembelajaran yang diterapkan bapak/Ibu dalam meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar? Jelaskan

2. Sebutkan strategi apa saja yang Bapak/Ibu lakukan dalam pembelajaran pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Satap Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar? Jelaskan!

3. Sebutkan faktor apa saja yang menjadi kendala sistem perencanaan pembelajaran dalam meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam di

Dokumen terkait