• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASPEK EKONOMI USAHA PENANGKAPAN DENGAN RUMPON LAUT DALAM

BAB VI. KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN DI SEKITAR RUMPON LAUT DALAM

VII. ASPEK EKONOMI USAHA PENANGKAPAN DENGAN RUMPON LAUT DALAM

Standar kompetensi :

Setelah mempelajari bab ini diharapkan pembaca mampu memahami tentang aspek ekonomi usaha penangkapan dengan rumpon laut dalam Komptensi dasar :

Setelah membaca bab ini pembaca diharapkan mampu menjelaskan tentang aspek ekonomi usaha penangkapan dengan rumpon laut dalam hingga 90% benar.

Indikator :

Dapat mendiskripsikan aspek ekonomi usaha penangkapan dengan rumpon laut dalam

Aspek ekonomi usaha penangkapan adalah aspek yang penting untuk diketahui sebelum seseorang akan melakukan usaha tersebut. Salah satu contoh analisis aspek usaha penangkapan dengan menggunakan rumpon laut dalam dapat ditinjau dari biaya investasi, biaya operasional, biaya perawatan, biaya tenaga kerja dan biaya tetap.

Biaya Investasi

Menurut Kuswadi (2007), investasi adalah suatu keputusan yang diambil oleh seseorang untuk mengalokasikan sumber daya yang berupa sejumlah dana yang di miliki saat sekarang dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan atau meningkatkan nilai sumber daya tersebut dikemudian hari.

Pada tabel dibawah diketahui besarnya biaya investasi yang diperlukan dalam usaha penangkapan ikan dengan alat tangkap pancing beserta alat bantu pengumpul ikan berupa rumpon laut dalam dengan menggunakan atraktor alami sebesar Rp. 636.160.000, sedangkan biaya investasi usaha penangkapan dengan alat tangkap pancing yang menggunakan rumpon laut dalam dengan menggunakan atraktor kombinasi alami dan buatan sebesar Rp. 638.960.000. Biaya-biaya tersebut terdiri dari biaya untuk pembelian kapal, mesin, alat tangkap, pembuatan 1 unit rumpon laut dalam, GPS (Global Positioning System) dan lampu.

Uraian Satuan Atraktor alami

Atraktor kombinasi

1. Penerimaan

-Jumlah trip dalam 1 tahun -Jumlah hari penangkapan dalam 1

tahun -Jumlah ABK

-Hasil tangkapan (4 trip) -Hasil tangkapan dalam 1 tahun -Hasil penjualan ikan tangkapan

(4 trip)

-Harga rata-rata ikan hasil tangkapan -Harga ikan total dalam 1 tahun

Trip Hari Orang Kg Kg Rp Rp Rp

36 270 (9 bulan) 5 7.644,4 68.799,6 94.854.200 12.408 853.687.800

36 270 (9 bulan) 5 12.140 109.260 140.264.000 11.553 1.262.376.000

2. Biaya A. Biaya Investasi

-Kapal -Mesin I -Mesin II -Mesin III

-Alat tangkap 5 jenis -Rumpon

-GPS

-Lampu Total

B. Biaya Tetap 1. Biaya Perawatan

-Kapal (20%) -Mesin I (20%) -Mesin II (20%) -Mesin III (20%) Total

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Rp Rp Rp Rp Rp

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

400.000.000 70.000.000 12.000.000 19.100.000 13.960.000 51.750.000 5.000.000 14.000.000 636.160.000

800.000 800.000 200.000 200.000

400.000.000 70.000.000 12.000.000 19.100.000 13.960.000 52.450.000 5.000.000 14.000.000 638.960.000

800.000 800.000 200.000 200.000 2.000.000

40.000.000 3.500.000 600.000 955.000 139.600 140.000

2.000.000

40.000.000 3.500.000 600.000 955.000 139.600 140.000 45.334.600 45.334.600

Buku Ajar Rumpon Laut Dalam dengan Atraktor Limbah Jaring Payang

Uraian Satuan Atraktor

alami

Atraktor kombinasi

1. Penerimaan

-Jumlah trip dalam 1 tahun -Jumlah hari penangkapan dalam 1

tahun -Jumlah ABK

-Hasil tangkapan (4 trip) -Hasil tangkapan dalam 1 tahun -Hasil penjualan ikan tangkapan

(4 trip)

-Harga rata-rata ikan hasil tangkapan -Harga ikan total dalam 1 tahun

Trip Hari Orang Kg Kg Rp Rp Rp

36 270 (9 bulan) 5 7.644,4 68.799,6 94.854.200 12.408 853.687.800

36 270 (9 bulan) 5 12.140 109.260 140.264.000 11.553 1.262.376.000

2. Biaya A. Biaya Investasi

-Kapal -Mesin I -Mesin II -Mesin III

-Alat tangkap 5 jenis -Rumpon

-GPS

-Lampu Total

B. Biaya Tetap 1. Biaya Perawatan

-Kapal (20%) -Mesin I (20%) -Mesin II (20%) -Mesin III (20%) Total

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Rp Rp Rp Rp Rp

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

400.000.000 70.000.000 12.000.000 19.100.000 13.960.000 51.750.000 5.000.000 14.000.000 636.160.000

800.000 800.000 200.000 200.000

400.000.000 70.000.000 12.000.000 19.100.000 13.960.000 52.450.000 5.000.000 14.000.000 638.960.000

800.000 800.000 200.000 200.000 2.000.000

40.000.000 3.500.000 600.000 955.000 139.600 140.000

2.000.000

40.000.000 3.500.000 600.000 955.000 139.600 140.000 45.334.600 45.334.600

Buku Ajar Rumpon Laut Dalam dengan Atraktor Limbah Jaring Payang

Buku Ajar Rumpon Laut Dalam dengan Atraktor Limbah Jaring Payang

Uraian Satuan Atraktor

alami

Atraktor kombinasi

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

23.760.000 76.500.000 990.000 6.750.000 28.800.000 28.800.000 7.200.000 7.200.000 125.640.000

23.760.000 76.500.000 990.000 6.750.000 28.800.000 28.800.000 7.200.000 7.200.000 125.640.000 305.640.000 305.640.000

C. Penerimaan bersih Rp 548.047.800 956.736.000

D. Gaji ABK

Nahkoda

ABK -ABK I -ABK II -ABK III -ABK IV

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

274.023.900 137.011.950 137.011.950 34.252.987,5 34.252.987,5 34.252.987,5 34.252.987,5

478.368.000 239.184.000 239.184.000 59.796.000 59.796.000 59.796.000 59.796.000

E. Penerimaan juragan Rp 274.023.900 478.368.000

F. Parameter analisa usaha - BEP Produksi - BEP harga - B/C Ratio

- PP

Kg/thn Rp --- Tahun

5.942,42 73.960.312,5 0,77 0,74

5.406,18 63.112.800 1,35 0,5

Biaya Operasional

Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan oleh nelayan untuk perbekalan selama operasi penangkapan. Biaya operasional meliputi biaya perawatan dan biaya tenaga kerja. Biaya perbekalan merupakan biaya untuk konsumsi selama operasi penangkapan seperti beras, lauk pauk, rokok dan air bersih. Besarnya biaya operasional usaha penangkapan menggunakan rumpon laut dalam dengan menggunakan atraktor alami maupun atraktor kombinasi masing-masing sebesar Rp. 305.640.000 per tahun.

Buku Ajar Rumpon Laut Dalam dengan Atraktor Limbah Jaring Payang

Uraian Satuan Atraktor

alami

Atraktor kombinasi

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

23.760.000 76.500.000 990.000 6.750.000 28.800.000 28.800.000 7.200.000 7.200.000 125.640.000

23.760.000 76.500.000 990.000 6.750.000 28.800.000 28.800.000 7.200.000 7.200.000 125.640.000 305.640.000 305.640.000

C. Penerimaan bersih Rp 548.047.800 956.736.000

D. Gaji ABK

Nahkoda

ABK -ABK I -ABK II -ABK III -ABK IV

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

274.023.900 137.011.950 137.011.950 34.252.987,5 34.252.987,5 34.252.987,5 34.252.987,5

478.368.000 239.184.000 239.184.000 59.796.000 59.796.000 59.796.000 59.796.000

E. Penerimaan juragan Rp 274.023.900 478.368.000

F. Parameter analisa usaha - BEP Produksi - BEP harga - B/C Ratio

- PP

Kg/thn Rp --- Tahun

5.942,42 73.960.312,5 0,77 0,74

5.406,18 63.112.800 1,35 0,5

Biaya Operasional

Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan oleh nelayan untuk perbekalan selama operasi penangkapan. Biaya operasional meliputi biaya perawatan dan biaya tenaga kerja. Biaya perbekalan merupakan biaya untuk konsumsi selama operasi penangkapan seperti beras, lauk pauk, rokok dan air bersih. Besarnya biaya operasional usaha penangkapan menggunakan rumpon laut dalam dengan menggunakan atraktor alami maupun atraktor kombinasi masing-masing sebesar Rp. 305.640.000 per tahun.

Biaya Perawatan

Biaya perawatan pada usaha penangkapan merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pemeliharaan faktor-faktor produksi dalam usaha penangkapan ikan, sehingga alat-alat produksi tersebut dapat digunakan dengan maksimal. Besarnya biaya perawatan yang harus dikeluarkan dalam usaha penangkapan yang menggunakan rumpon laut dalam dengan menggunakan atraktor alami dan atraktor kombinasi masing- masing sebesar Rp. 2.000.000. Biaya perawatan yang dikeluarkan meliputi biaya perawatan kapal (20%) dan biaya perawatan mesin (20%).

Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja dalam usaha penangkapan ikan adalah biaya biaya yang dikeluarkan oleh nelayan pemilik kepada nelayan penggarap sebagai balas jasa terhadap keahlian dan tenaga dari nelayan, sehingga menghasilkan hasil produksi tertentu. Sistem bagi hasil nelayan di Puger Wetan khususnya nelayan perahu skoci memakai sistem yang disebut “ maron “ (50:50), dimana 50% diberikan untuk juragan/pemilik kapal dan 50%

untuk nelayan penggarap atau ABK (Anak Buah Kapal) dimana 50% tersebut dibagi lagi menjadi 25% untuk bagian nahkoda kapal dan sisanya 25% lagi untuk ABK kapal, namun sebelumnya dilakukan pemotongan biaya operasional terlebih dahulu.

Selain pembagian berupa upah tenaga kerja, nelayan juga mendapatkan bagian dari “borengan“. Borengan merupakan bonus dari hasil tangkapan. Ikan hasil tangkapan tersebut bisa dijual kembali kepada orang ataupun digunakan untuk konsumsi pribadi. Penerimaan juragan yang dihasilkan dari usaha penangkapan yang menggunakan rumpon dengan atraktor alami sebesar Rp. 274.023.900 per tahun, sedangkan penerimaan juragan yang dihasilkan dari usaha penangkapan yang menggunakan rumpon dengan atraktor kombinasi sebesar Rp.

478.368.000 per tahun.

Biaya tenaga kerja usaha penangkapan untuk ABK perahu yang menggunakan rumpon dengan atraktor alami sebesar Rp. 274.023.900 per tahun dengan jumlah nahkoda kapal sebanyak 1 orang dan ABK sebanyak 4 orang, maka nahkoda kapal menerima upah sebanyak Rp. 137.011.950 per tahun, sedangkan ABK akan menerima biaya tenaga kerja sebesar Rp.

137.011.950 per tahun, maka tiap ABK akan menerima upah sebesar Rp.

34.252.987,5 per tahun.

Buku Ajar Rumpon Laut Dalam dengan Atraktor Limbah Jaring Payang

Biaya tenaga kerja usaha penangkapan untuk ABK perahu yang menggunakan rumpon dengan atraktor kombinasi sebesar Rp. 478.368.000 per tahun dengan jumlah nahkoda kapal sebanyak 1 orang dan ABK sebanyak 4 orang, maka nahkoda kapal menerima upah sebanyak Rp. 239.184.000 per tahun, sedangkan ABK akan menerima biaya tenaga kerja sebesar Rp.

239.184.000 per tahun, maka tiap ABK akan menerima upah sebesar Rp.

59.796.000 per tahun.

Biaya Tetap

Biaya tetap merupakan biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya volume produksi. Dalam hal ini yang termasuk biaya tetap adalah biaya penyusutan dalam kegiatan usaha penangkapan yang meliputi biaya penyusutan kapal, biaya penyusutan mesin, biaya penyusutan, biaya penyusutan alat tangkap dan biaya penyusutan alat bantu (lampu). Besarnya biaya tetap pada usaha penangkapan yang menggunakan rumpon dengan atraktor alami dan atraktor kombinasi alami dan buatan masing-masing sebesar Rp. 47.334.600 per tahun.

Analisis Kelayakan Usaha Penangkapan

Analisis yang digunakan untuk mengetahui kelayakan usaha penangkapan diukur melalui perhitungan Break Even Point (BEP), Net Benefit/Cost Ratio(Net B/C R) danPayback Period(PP).

Break Even Point(BEP)

Perhitungan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui berapa batas nilai produksi untuk mencapai nilai untung maupun tidak rugi (impas).

BEP ini dilakukan dengan dua cara yaitu, atas dasar nilai jual dalam rupiah dan atas nilai produksi dalam kilogram (Kg). Perhitungan analisis kelayakan usaha menggunakan rumus BEP Produksi (kg) dan BEP Harga (Rp).

Dari hasil perhitungan diketahui nilai BEP berdasarkan produksi usaha penangkapan pada rumpon dengan atraktor alami sebesar 5.942,42 kg/tahun, sedangkan untuk nilai BEP produksi pada rumpon dengan menggunakan atraktor kombinasi sebesar 5.408,18 kg/tahun.

Perhitungan nilai BEP berdasarkan harga pada usaha penangkapan yang menggunakan rumpon dari atraktor alami sebesar Rp. 73.960.312,5 per tahun, sedangkan nilai BEP berdasarkan produksi yang diperoleh dari rumpon dengan atraktor kombinasi sebesar Rp. 63.112.800 per tahun.

Net Benefit Cost Ratio(B/C Ratio)

Perhitungan dengan menggunakan B/C Ratio lebih ditekankan pada kriteria-kriteria investasi yang pengukurannya diarahkan pada usaha untuk membandingkan, mengukur dan menghitung tingkat keuntungan pada usaha penangkapan. Perhitungan dengan menggunakan rumus B/C Ratio diketahui bahwa nilai B/C Ratio pada usaha penangkapan menggunakan rumpon dengan atraktor alami sebesar 0,77, sedangkan nilai B/C Ratio pada rumpon dengan atraktor kombinasi sebesar 1,35. Nilai tersebut berarti dengan investasi sebesar Rp. 636.160.000 pada usaha penangkapan yang menggunakan rumpon dengan atraktor alami akan diperoleh hasil penjualan sebesar 0,77 kali jumlah investasi. Pada atraktor kombinasi diperoleh hasil penjualan sebesar 1,35 kali jumlah investasi. Apabila semakin kecil nilai rasio, semakin besar kemungkinan usaha penangkapan menggunakan alat bantu rumpon akan menderita kerugian usaha.

Payback Period(PP)

Pada perhitungan analisisPayback Periodditujukan untuk mengetahui waktu tingkat pengembalian investasi yang telah ditanam oleh usaha penangkapan menggunakan rumpon dengan atraktor alami dapat mengembalikan biaya investasi yang telah ditanam dalam jangka waktu 0,74 tahun, sedangkan pada usaha penangkapan yang menggunakan atraktor kombinasi dapat mengembalikan biaya investasi yang ditanam dalam jangka waktu 0,5 tahun.

Spesifikasi rumpon secara rinci disajikan pada tabel dibawah, sedangkan untuk konstruksi rumpon laut dalam dengan atraktor alami dan atraktor kombinasi alami dan buatan yang dipasang di perairan Puger dapat dilihat pada gambar di halaman berikut.

Buku Ajar Rumpon Laut Dalam dengan Atraktor Limbah Jaring Payang

Tabel 3. Spesifikasi dan rincian rumpon laut dalam

No. Bagian

Konstruksi Spesifikasi Jumlah unit

Harga Satuan (Rp)

Atraktor Alami Jumlah

(Rp)

Buatan Jumlah (Rp)

1. Pelampung

Panjang 7 meter Bahan dari gabus Warna Putih Bentuk silinder

Ø 89 c m

1 buah 3.000.000 3.000.000 3.000.000

2. Kili-kili

Bahan stainlesteel Warna putih Berat 1,2 kg

4 buah 75.000 75.000 75.000

3. Tali

Bahan tali PE Panjang 4000 m Ø 57mm Warna Kelabu

3 ton 15.000/kg 45.000.000 45.000.000

4. Pemberat

Bahan semen cor Bentuk silinder

Ø 50 cm, Berat 60 kg

30 buah 85.000 2.550.000 2.550.000

5. Ban Truk Bekas

Warna hitam

Bahan dari karet 5 buah 150.000 750.000 750.000

6. Atraktor alami

Bahan dari pelepah daun kelapa Panjang 2 meter

30 buah 5.000 150.000 ---

7.

Atraktor Jaring payang

bekas

Warna biru Bahan PVC

(Polyvilidenchloride)

1 buah 700.000 --- 700.000

Biaya Investasi 51.750.000 52.450.000

Buku Ajar Rumpon Laut Dalam dengan Atraktor Limbah Jaring Payang Soal Latihan

1. Jelaskan tentangBreak Even Point(BEP)

2. Jelaskan tentangNet Benefit/Cost Ratio(Net B/CR) 3. Jelaskan tentangPayback Period(PP)

Buku Ajar Rumpon Laut Dalam dengan Atraktor Limbah Jaring Payang DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kelautan dan Perikanan, 2009. Tabel Penangkapan Ikan di Laut, Marine Fishing. [Terhubung Berkala]. html [03 Oktober 2015]

De San, M. 1982. Fish Aggregation Devices or Payaos. South Pacific Commission 14th Regional Technical Meeting on Fisheries. [Terhubung B e r k a l a ] . h t t p : / / w w w. b o t a n y. h a w a i i . e d u / b a s c h / u h n p s c e s u / pdfs/sam/Buckley1989AS.pdf html [6 Oktober 2015].

Direktorat Jenderal Kelautan dan Perikanan, 1995. Penggunaan Payaos/Rumpon di Indonesia. Jakarta. [Terhubung Berkala]. html [6 Oktober 2015].

Dishidros TNI AL, 1987. Sumber Daya Kelautan Berbasis Hidrografi (Jawaban Atas Tantangan dan Pemanfaatan Peluang di Bidang Kelautan dalam Rangka Memperkokoh Perekonomian Nasional).

[Terhubung Berkala]. http://dishidros.go.id/hidrografi/573-sumber-daya- kelautan-berbasis-hidrografi. html [05 Oktober 2015].

Gunarso, Wisnu. 2005. Tingkah Laku Ikan Hubungannya dengan Metode Pengoperasian Alat Tangkap Ikan.[Terhubung Berkala].

http://media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110097010_k_4993.

pdf.html [05 Oktober 2015].

Hermawan. 2000. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Erlangga.

http://www.jtfupr.com/pdf/vol6/2/pak%20haryuni%204.pdf. Haryuni, dkk.

2011. Analisis Ekonomi Usaha Penangkapan Ikan Hias Di Danau Lais.

http://hasyimibnuabbas.blogspot.com/2012/08/studi-kelayakan-proyek- net-benefitcost.html. Hasyim. 2012. Studi-kelayakan-proyek- net- benefitcost.

http://shelmi.wordpress.com/2009/03/30/break-even-point/. Helmi. 2004.

Break Even Point.

Buku Ajar Rumpon Laut Dalam dengan Atraktor Limbah Jaring Payang

http://julrahmatiyalfajri.wordpress.com/2014/07/10/payback-period-dan- penjelasannya/. Julrahmatiyalfajri. 2014. Payback Period dan Penjelasannya.

http://sangiangsea.wordpress.com/2013/05/30/gambar macam macam ikan laut Indonesia_bagian 01/. Diunduh 19 Agustus 2015.

https://sangiangsea.wordpress.com/2013/05/10/ikan tenggiri-raja-atau-king- mackerel/Sarwing.Diunduh 19 Agustus 2015.

https://mrblackdhinartabrushes.wordpress.com/page/2/ Jenis ikan yang gesit bagi para pemancingSwordfish. Diunduh 19 Agustus 2015.

http://www.indonetwork.co.id/barokah_laut/3075278/ikan-layang.htm.

Diunduh 19 Agustus 2015.

https://minyakhiubotol.wordpress.com/2014/01/29/sejarah-minyak-ikan-hiu- botol-laut-dalam/. Diunduh 19 Agustus 2015.

http://budidaya-ikan.com/kkp-berhasil-budidaya-ikan-tuna-sirip-kuning/.

Diunduh 19 Agustus 2015.

http://sangiangsea.wordpress.com/2013/05/30/gambar macam macam ikan laut Indonesia_bagian 01/. Diunduh 19 Agustus 2015.

Indonesia Jurnal Penelitian Perikanan Laut. Jakarta. [Terhubung Berkala].

http://paparisa.unpatti.ac.id/paperrepo/ppr_iteminfo_lnk.php?id=465.

html [6 Oktober 2015].

Kompas, 2007, Kembangkan Rumpon untuk Alternatif. [Terhubung Berkala].

http://64.203.71.11/kompas-cetak/0706/11/daerah/3590983.htm.

[05 Oktober 2015].

Kuswadi Ir. MBA. 2007. Analisis Keekonomian Proyek. Yogyakarta: Andi Offset.

Lampeet al. 1996. A transposon Tn5(Wiegand and Reznikoff 1992). It purified mariner transposase is sufficient to mediate transposition seems likely that only after mutants of mariners are found in vitro. [Terhubung Berkala]. http://europepmc.org/articles/pmc1460121/pdf/9584095.pdf . [03 Oktober 2015].

Buku Ajar Rumpon Laut Dalam dengan Atraktor Limbah Jaring Payang

Matsumoto, W. M., T. K. Kazama, and D. C. Aasted. 1981. Anchored Fish Aggregating Devices in Hawaiian. [Terhubung Berkala].http://www.

botany.hawaii.edu/basch/uhnpscesu/pdfs/sam/Buckley1989AS.pdf.

html [6 Oktober 2015].

Naamin dan Kee-Chai Chong. 1987. Technology and Economic Aspect of FAD-Based Skipjack and Tuna Fishing in Indonesia. [Terhubung Berkala]. http://www.apfic.org/Archive/symposia/1993/36.pdf.

[05 Oktober 2015].

Pemkab Jember, 2008, Gairahkan Potensi Perikanan Dengan Rumpon. [ Te rh u b u n g B e rk a la ] . h t tp : / / ww w. p e m k a b j em b er. g o . id/v2/tools/

news_file/upload/17092008.php.html [05 Oktober 2015].

Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan. 2011. Pemasanagan Rumpon.

Jakarta: [Terhubung Berkala]. http://www.pusluh.kkp.go.id/index.php /arsip/file/119/pemasangan-rumpon.pdf/.html [03 Oktober 2015].

Rosana, N dan Prasita. 2008. Kajian Rumpon Laut Dalam di Perairan Sendang Biru Malang Selatan. Jurnal Sain dan Teknologi Vol 6 No 2.

Surabaya.

Rosana N, Sofijanto, M.A, Fuadzy R. 2014. Pemanfataan Limbah Jaring Payang sebagai Atraktor Rumpon Laut Dalam di Perairan Puger Jember, Jawa Timur. Makalah Ilmiah Poster dipresentasikan di Pertemuan Ilmiah Nasional Tahunan XI dan Kongres IX Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia . 17-18 November 2014. Balikpapan.

Rosana N, Sofijanto, M.A, Ismail. 2015. Ujicoba Atraktor Limbah Jaring Payang Pada Rumpon Laut Dalam di Perairan Puger Jember. Prosiding Seminar nasional Kelautan X (Universitas Hang Tuah 21 Mei 2015).

Surabaya. Hal. B-67.

Shomura, R.S. and W.M. Matsumoto. 1982. Structured flotsam as fish aggregating devices. U.S. Dep. Commer., NOAA Tech. Memo. NPIFS, N O A A - T M - N M F S - S W F C - 2 2 , 9 P. [ Te r h u b u n g B e r k a l a ] . http://swfsc.noaa.gov/publications/TM/SWFSC/NOAA-TM-NMFS- SWFC-22.PDF.html [03 Oktober 2015].

Subani, W. 1986. Telaah Penggunaan Rumpon dan Payaos dalam Perikanan Subani W dan HR Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di

Indonesia. Jurnal Perikanan Laut. Nomor: 50 Tahun 1988/1989. Jakarta.

Buku Ajar Rumpon Laut Dalam dengan Atraktor Limbah Jaring Payang [Terhubung Berkala]. .html [03 Oktober 2015].

Syahrul dan Muhammad Afdi Nizar. 2000. “Kamus Istilah-istilah Akuntansi”.

Cetakan Pertama. Citra Harta Prima. Jakarta Sugiono. 2000. Statistik untuk Penelitian (cetakan ke 3). Bandung: Alfabeta.

Tim Pengkajian Rumpon Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor.

1987. Laporan Akhir Survey Lokasi dan Desain Rumpon di Perairan Ternate, Tidore, Bacan dan sekitarnya. Laporan. Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor.

[Terhubung Berkala].http://lppmuniversitasmuarabungo.

files.wordpress.com/2012/05/pengabdian-rumpomn.pdf.html[03 Oktober 2015].

Umar, H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Yunus, Zabar. 2010. Optimasi Rumpon Menggunakan Tali Rafia di Perairan

Reudada Bireuen.[Terhubung Berkala].http://www.scribd.com/ d o c / 2 9 5 4 6 4 7 9 / O p t im a s i - R u m p o n - M e n g g u n a k a n - Ta li - R a fi a - D i- Perairan-Peudada-Bireuen.html [03 Oktober 2015].

Buku Ajar Rumpon Laut Dalam dengan Atraktor Limbah Jaring Payang GLOSARIUM

Atraktor : Bagian dari rumpon yang berfungsi untuk menarik perhatian ikan agar berkumpul disekitar rumpon.

Break Event Point(BEP): Perhitungan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui berapa batas nilai produksi untuk mencapai nilai untung maupun tidak rugi (impas)

Benefit Cost Ratio (BCR): Perhitungan yang lebih ditekankan pada kriteria- kriteria investasi yang pengukurannya diarahkan pada usaha untuk membandingkan, mengukur dan menghitung tingkat keuntungan pada usaha penangkapan

Borengan : bonus yang diberikan kepada nelayan dari hasil tangkapan ikan dalam satu operasi penangkapan ikan

Food Chain: Rantai makanan

Eretan : merupakan alat tangkap pancing yang cara pengoperasiannya hampir mirip dengan alat tangkap tonda yaitu tali pancing diikat di belakang kapal sambil ditarik oleh kapal

Global Positioning System (GPS) : Alat navigasi yang digunakan nelayan untuk menunjukkan arah dimana nelayan meletakkan rumpon

Ikan Pelagis : Kelompok ikan perenang cepat yang hidup di bagian permukaan laut

Jaring Payang : Jenis alat tangkap ikan pelagis dari bahan jaring yang dioperasikan di perairan laut dengan cara ditarik/diseret

Limbah Jaring Payang : Jaring payang bekas yang digunakan sebagai bahan pembuatan atraktor rumpon laut dalam

Maron : Sistem bagi hasil nelayan, khususnya nelayan perahu sekoci

One Day Fishing : Penangkapan ikan di laut yang dilakukan oleh nelayan dalam waktu satu hari.

Ondel-ondel : Pancing jenis ini menggunakan layang-layang dalam operasi penangkapannya. Besar layang-layang ini sekitar 1 m. Sedangkan jarak layang-layang dengan permukaan laut sekitar 3 m

Buku Ajar Rumpon Laut Dalam dengan Atraktor Limbah Jaring Payang

Plankton : Mikroorganisme renik yang dihidup melayang di perairan dan tidak mampu bergerak secara aktif

Prawean : suatu pancing yang terdiri dari tali panjang (tali utama) ke arah vertikal, kemudian pada tali tersebut secara berderet pada jarak tertentu digantungkan tali-tali pendek (tali cabang) yang ujungnya diberi mata pancing Predator : Pemangsa

Payback Period (PP) : Perhitungan analisis untuk mengetahui waktu tingkat pengembalian investasi yang telah ditanam oleh usaha penangkapan

Pelampung : Bagian dari rumpon yang digunakan untuk menambah daya apung di perairan.

Pemberat : Bagian dari rumpon yang digunakan untuk mempertahankan posisi rumpon di perairan

Perahu Sekoci : Jenis perahu yang digunakan nelayan dalam operasi penangkapan di sekitar rumpon

Pukat Cincin / Purse Seine : Alat tangkap ikan pelagis yang terbuat dari bahan jaring, dioperasikan dengan cara melingkari gerombolan ikan di laut Rapala’an : merupakan pancing yang umpannya berupa ikan buatan. Ukuran ikan buatan ini bervariasi tergantung dari jenis ikan yang dipancing

Rumpon / Fish Aggregating Device (FAD) : Salah satu jenis alat bantu penangkapan ikan yang dipasang dan ditempatkan pada perairan laut.

Rumpon Buatan : Rumpon yang dibuat dari bahan bukan tumbuhan

Rumpon Laut Dalam : Rumpon yang dipasang dan ditempatkan pada perairan laut dengan kedalaman lebih dari 200 meter.

Rumpon Laut dangkal : Rumpon yang dipasang dan ditempatkan pada perairan laut yang kedalamannya sampai dengan 200 meter.

Tali Utama : Bagian dari rumpon sebagai penghubung antara pelampung, pemberat dan atraktor

Uncalan : Jenis pancing yang digunakan dalam operasi penangkapan ikan disekitar rumpon, dengan cara melempar satu persatu menggunakan tali senar.

Buku Ajar Rumpon Laut Dalam dengan Atraktor Limbah Jaring Payang INDEKS

Atraktor 8,18,21,33,34,35,37,38,47,49 Break Event Point(BEP) 50

Benefit Cost Ratio(BCR) 51 Borengan 49

Food Chain 7 Eretan 28

Global Positioning System(GPS) 26,46 Ikan Pelagis 2,40,43

Jaring Payang 1

Limbah Jaring Payang 32,33,35 Maron 49

One Day Fishing 7 Ondel-ondel 29 Plankton 9 Prawean 28 Predator 9

Payback Period(PP) 51 Pelampung 16,21,38 Pemberat 18 ,22 Perahu Sekoci 24,49

Pukat Cincin /Purse Seine 1,2 Rapala’an 29

Rumpon /Fish Aggregating Device 1,2,5,6,7,9,10,11,14,20,22,27,37 Rumpon Buatan 7,8

Rumpon Laut Dalam 1,2,5,10,13,14,16,18,20,27,37,40,45,46,52 Rumpon Laut dangkal 1,2,5,10

Tali Utama 17,21 Uncalan 27

Dokumen terkait