• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Kepribadian

Dalam dokumen PSD III ASESMEN Muslimah Zahro Romas (Halaman 33-47)

Ada berbagai alat yang sering digunakan untuk mengukur kepribadian, misalnya mengisi semacam kuesioner yang intinya menelusuri

karakteristik psikologis tertentu, atau melalui tugas-tugas menggambar.

Tugas menggambar ini sebetulnya adalah sarana bagi subjek untuk memproyeksikan diri.

Bagi orang awam, tes menggambar seperti ini tampak tidak masuk akal dalam menjelaskan kepribadian. Namun alat-alat itu dibuat melalui

kajian ilmiah sehingga hasilnya pun bisa dipertanggungjawabkan.

Aspek Kepribadian

Sifat tes kepribadian seperti ini adalah memberi indikasi tentang sejumlah karakteristik psikologis tertentu.

Psikolog dituntut ketajaman dan kepekaannya untuk menganalisis lebih jauh dan menemukan gambaran kepribadian yang khas dari subjek,

dengan didukung oleh hasil observasi dan wawancara.

Untuk dapat mengungkap kepribadian seseorang, psikolog dituntut

memiliki pengalaman yang memadai agar dapat melihat makna-makna tersirat dari hasil tes setiap subjek.

Tes Proyektif

• Proyeksi adalah suatu proses pelampiasan keluar dorongan-

dorongan, perasaan dan sentiment individu ke dunia luar (objek lain) sebagai mekanisme pertahanan diri dan tanpa disadari.

• Tes proyeksi adalah tes (materi atau tugas) yang digunakan sebagai tempat untuk memproyeksikan dorongan-dorongan perasaan dan sentiment individu

Macam-macam Tes Proyektif

1. Tes Proyektif Verbal : tes proyektif yang materinya menggunakan Bahasa , reaksinya menggunakan Bahasa, begitu pula instruksinya. Dala tes ini

menuntut kemampuan berbahasa sehingga dalam pemakaiannya agak terbatas, misalnya SSCT, EPPS dan Eysenck Personality Inventory

2. Tes Proyektif non verbal: tes proyektif yang materinya bukan Bahasa (tidak menggunakan Bahasa, kecuali instrusksinya. Reaksi yang

diharapkan bukan/ tidak enitik beratkan pada Bahasa. Jadi dalam jenis tes ini tidak menuntut kemampuan berbahasa, sehingga dapat dikenakan pada semua orang misalnya:TAT, CAT, Rorschach, Tes Grafis

Tes Grafis

Tes proyektif non verbal dan mengutamakan performance subyek. tes grafis merupakan tes yang menghasikan segala macam bentuk tulisan tangan,

gambar atau lukisan yang dikerjakan dan dihasilkan seseorang atas dasar intensionalitas maupun akibat pengaruh tidak sadar akan dirinya. Misalnya:

Baum Test, DAM, atau DAP, HTP, Grafologi dan Wartegg

Elemen interpretative psikodinamika yang perlu diperhatikan dalam tes grafis adalah :

Elemen-elemen gerak

Ruang,

Bentuk ,

Warna dan tema

• Wartegg dikembangkan Ehrig Wartegg tahun 1920-1930 an. Tes ini berisi 8 panel kotak putih dimana setiap kotakberisi tanda kecil yang digunakan sebagai titik awal yang harus diselesaikanmenjadi gambar.

Tes ini berasumsi bhw konten dan aspek kualitatif gambar dapat mencerminkan kepribadiannya

• Sakck’s Sentence Completion Test (SSCT). Caranya individu mengisi

jawaban dari soal tes sesuai dengan kondisipikiran dan perasaanmereka saat mereka sedang di tes. Tes ini dapat mengungkap isi pikiran

seseorang dengan keadaan yang sedang terjadi disekitarnya, seperti dengan keluarga, teman kerja, atasan dan hubungan social lain

Rorschach

• Rorschach : Rorschach yang pertama menerapkan noda tinta pada penyelidikan diagnostik atas kepribadian secara keseluruhan.

• Konsep Kepribadian menurut Tes Rorschach:

1. aspek kognitif /aspek intelektual 2. Aspek emosional (afektif)

3. Aspek fungsi ego

Aspek kognitif atau intelektual

Kondisi intelektual dan fungsinya: kemampuan dapat dilihat dari kekayaan pengetahuan dan kemampuan menggunakan Bahasa

Cara menghadapi masalah: logig, sistimatis, atau sekenanya, deduktif atau induktif

Kemampuan menghayati: menghayati secara jelas, menangkap hal-hal umum seperti halnya orang lain menangkap dan melihatnya

Kemampuan berpikir original: dapat menangkap hal-hal origional dapat menunjukkan unsur- unsur kreatif berdasarkan realita atau tidak berdasar yang logis

Produktifitas : memiliki ide-ide tinggi atau umum, normal dan rerata dibandingkan orang lain.

Tingkat produktivitas , didapatkan dari respon yang bernilai tinggi (mutu) dapatkan diberikan secara umum

Luasnya interes (minat): luas atau sempitnya pengetahuan, pengalaman dan lingukungan.

Apakah ungkapannya kaya atau tersebar luas. Adakah keragaman atau keyakinan dalam memberikan respon interes

Aspek Emosi

• Suasana hati: dapatkah diungkap sikap terbuka, tertekan atau adanya hambatan-hambatan

• Sikap terhadap diri sendiri: bagaimana respon terhadap dorongan bstin sendiri, sikap relaks, kecemasan dan ragu ragu. Dapatkah ia

menilai dirinya sendiri secara realistic dan menerima kekurangan diri . Sikap adekuat atau kurang adekuat dalam menilai diri sendiri

• Sifat responsive terhadap orang lain: bagaimana kemampuanny dalam hubungan dengan orang lain. Dapatkah merasakan pentingnya

hubungan dengan orang lain. Apakah dia lebih seneng (aman) dalam lingkungan benda-benda mati

Aspek emosi

Reaksi terhadap stress emosional: bagaimana respon individu dalam situasi tertekan. Adakah kecenderungan menghindarkan diri,

mampukan mengendalikan diri, mudah panik. Reaksinya terhadap

situasi baru, dapatkah segera menyesuaikan diri. Mampukan ia segera mengatasi dengan penuh keyakinanatau mudah terganggu (peka

terhadap hal-hal yang tidak menyenangkan)

Pengendalian diri terhadap dorongan emosional: kemampuan

mengendalikan diri, adakah sesuai(adekuat) atau kaku. Apakah mudah mengikuti dorongan-dorongan nafsu impulsive, apakah mengalami

ketegangan emosional, mampukan melakukan penyaluran yang wajar, sikapnya berhati-hati atau kurang terkendali

Aspek Fungsi Ego

• Kekuatan ego: dapatkah menanggapi realita secara sehat. Daya persepsi cukup baik atau tidak realistis. Kemampuan menilai diri sendiri, keyakinan diri sendiri, kepercayaan diri sendiri

• Konflik-konflik: mampukan menyesuaikan diri dalam tingkat

pertentangan yang timbul baik dari dalam diri sendiri maupun dari

luar. Apakah Nampak kebutuhan untuk ketergantungan sikapnya yang pasif atau aktif dalam menangkap persoalan-persoalan

• Defensif (pertahanan diri): kemampuan dan kekuatan yang dimiliki untuk mempertahankan diri. Adakah Nampak represi, penplakan,

intelektualisasi. Adakah defen yang kaku, atau memiliki sikap fleksibel

• DISC (Dominan (D), influential (I), Steady (S) dan compliant(C) adalah tes psikologi yang mudah diplikasikan di dunia kerja, sangat berguna untuk merekrut karyawan baru. Ten ini mampu mengupas karakter calon karyawan, cara berkomunikasi dengan orang lain, kepribadian dalam dirinya, dan tingkat stress saat menghadapi tekanan

• Tes papikostik; calon karyawan hanya mengisi jawabandari

pertanyaan yang diajukan pada selembar kertas, jawabannya harus

sama dengan yang dia rasakan atau dipikirkan. Dengan hsl ini team HR dapat melihat sifat atau kepribadian calon karyawan

• Kraeplien Test berisikan angka-angka. Seseorang diminta untuk menambahatau menghitung angka-angka tertentu sesuai dengan kolom-kolom yang ada. Hasil dari tes ini akan menunjukkan tingkat

ketahanan, ketelitian dan kecepatan bekerja dan sikap saat menghadapi tekanan

• Edward’s Personal Preference Scale (EPPS). Tes ini mampu menjawab kebutuhan seseorang dalam berprestasi, berorganisasi dan memimpin.

Tes ini mampu membuat pernilaian apakah calon karyawan mampu

bersosialisasi dan memiliki kemampuan menyelesaikan masalah. Tes ini mampu menguji jiwa kepemimpinan seseorang

• Myers Briggs Type Indicator (MBTI) . Tes in kerap digunakan perusahaan dalam proses rekruetmen. Tes ini dirancang untuk melihat bagaimana preferensi seseorang dalam mengambil

keputusan dan memandag sesuatu, mulai dari kehidupan pribadi, pekerjaan hingga gaya memimpin. MBTI terdiri dari 93 pertanyaan dimana kandidat akan diberikan 2 pilihan pernyataan untuk

menentukan kecenderungan yang paling sesuai dengan diri. Menurut beberapa kalangan Tes ini kurang pas jika digunakan untuk

rekrutmen, sebab tes ini dianggap lebih tepatuntuk memahami bagaimana ia dapat bekerja dalam suatu kelompok, bukan untuk melihat apakah kandidat cocok untuk posisi itu

Dalam dokumen PSD III ASESMEN Muslimah Zahro Romas (Halaman 33-47)

Dokumen terkait