BAB XI JAMUR PATOGEN
1. Aspergillus
Jamur Hitam Kacang Tanah Aspergillus niger Pendahuluan
Jamur Aspergillus ini adalah penyebab dari busuk mahkota, busuk polong dan busuk biji pada kacang tanah dan jamur hitam pada bawang. Penyakit ini dapat menjadi penting secara ekonomis pada kondisi panas.
Gejala Penyakit Kacang Tanah
Kecambah dan tanaman yang masih muda lebih peka terhadap pathogen ini, gejala yang sangat jelas adalah tanaman muda menjadi layu dengan cepat. Bagian-bagian tanaman yang terserang ditumbuhi jamur yang bewarna gelap. Infeksi kecambah biasanya terjadi sesudah germinasi. Penyakit ini berkembang dengan cepat dan tanaman yang terinfeksi akan mati 30 hari sesudah tanam.
Gejala Aspergillus niger pada tanaman kacang tanah yang sudah dewasa
Jamur Patogen Tanaman Terbawa Tanah
52
Gejala Aspergillus niger pada tanaman kacang tanah yang masih muda
Busuk batang dan akar Aspergillus niger Bawang
Umbi bawang yang terinfeksi terlihat adanya perubahan warna hitam pada bagian leher bawang, bintik-bintik dangkal pada sisik bagian luar, jaringan miselium hitam dan konidia pada bagian luar sisik dan warna hitam pada bagian-bagian terluka. Seluruh permukaan umbi dapat berubah menjadi hitam, dalam kondisi ini bawang akan berkerut dan bakteri-bakteri sekunder akan menyebabkan terjadinya busuk basah pada umbi
Deskripsi Patogen
Bila diisolasi jaringan yang sakit, jamur akan bertumbuh pada berbagai media, paling optimal pada suhu 25 derajat C, menghasilkan kepala konidia yang besar (diameter mencapai 700- 800um). Kumpulan kepala-kepala spora hitam ini dapat terlihat tanpa pembesaran.
Karakteristik kultur Aspergillus niger Bentuk Aspergillus niger Sebaran Inang
Inang utama dari patogen ini adalah kacang tanah dan bawang.
Epidemiologi
Jamur ini umumnya terdapat di atmosfir dan dalam tanah.
Kadang kadang hidup sebagai saprofit. Infeksi biasanya terjadi melalui jaringan yang sakit. Penyakit ini lebih parah bila melakukan penanaman dengan rotasi tanaman inang yang peka secara terus- menerus. Kondisi udara yang hangat dan lembab mempercepat pertumbuhan dari jamur ini. Kondisi udara yang merugikan, fluktuasi kelembaban tanah yang ekstrim, kualitas biji yang kurang baik, kecambah yang rusak akibat pestisida, dan faktor-faktor lain yang menghambat perkecambahan terbukti dapat meningkatkan kerentanan tanaman terhadap patogen.
Tanaman yang sudah tua lebih peka terhadap infeksi terutama pada tanah yang kering. Biji- biji dapat terinfeksi dan menyebabkan rebah kecambah (“damping off”). Jamur dapat disebarkan oleh biji.
Pembusukan sesudah panen dipercepat oleh kondisi yang lembab yang merangsang perkembangan konidia pada jaringan yang dipotong.
Jamur Patogen Tanaman Terbawa Tanah
54
Tanaman lain yang dikenal sebagai inang dari Aspergillus adalah ubi kayu, taro dan ubi rambat (yam), mungkin lebih sebagai busuk gudang karena semuanya adalah tanaman umbi. Infeksi terjadi melalui pelukaan. Jaringan yang terinfeksi memiliki perubahan warna coklat, kadang-kadang dengan sedikit warna ungu. Luka-luka kecil menetap sampai terjadi kolonisasi oleh bakteri-bakteri sekunder. Pada ubi kayu, pembusukan dapat disebabkan oleh A. flavus dan A. niger. A. niger lebih dominant pada yam dan A. niger serta A. flavus pada taro.
Pengendalian
Perawatan benih dengan menggunakan fungisida mungkin efektif bila digunakan dalam kondisi yang mendorong perkecambahan dan kemunculan dengan cepat untuk mencegah peredaman. Bawang hitam pasca panen dapat dikendalikan jika produk disimpan dan diangkut di bawah 15 ° C atau di bawah kelembaban sangat rendah.
Penyakit ini dapat diminimalisir dengan mengurangi jumlah kerusakan fisik pada organ penyimpanan.
Jamur Kuning Aspergillus flavus Pendahuluan
Aspergillus flavus Link merupakan penyebab penyakit pada kacang tanah dan jagung dan dikenal sebagai jamur kuning. Penyakit ini tidak menurunkan hasil, tetapi mutu hasil sangat rendah. Pada awal 1960’an aflatoksin, racun metabolik dari A. flavus ditemukan pada kacang tanah. Makanan ternak yang dibuat dari bahan kacang tanah ini menyebabkan kematian 100.000 kalkun di Inggris. Jumlah yang sangat sedikit (10-20 ppb) dapat mengakibatkan kanker hati yang mematikan pada hewan yang masih muda. Jamur kuning lebih berbahaya di daerah tropis dengan gejala yang terlihat pada awal pertumbuhan tanaman kacang tanah dan sebelum panen dapat terlihat pada biji kacang dan biji dalam tanah.
Gejala Penyakit
Gejala awal menunjukkan adanya bintik pada kotiledon kecambah. Kecambah dan biji yang tidak bergerminasi mengerut
menjadi coklat kering sampai hitam yang ditutupi oleh spora kuning atau hijau. Tanaman yang hidup dalam germinasi dan pada saat pemunculan terlihat klorotik karena adanya alfatoksin pada seluruh bagian tanaman.
Akar-akar kerdil tanpa sistem perakaran sekunder. Suatu kondisi yang dikenal sebagai aflaroot. Daun-daun kecil, dan tegak serta tebal dan bertekstur kulit. Kecambah yang terinfeksi dapat bertahan hidup pada kondisi pertumbuhan optimal, kemudian jamur kuning pada buah dan biji mulai terjadi terutama dalam kondisi kering. Sesudah panen, infeksi dapat berkembang, dimana pertumbuhan jamur menutupi permukaan biji dan menginvasi biji tersebut. Perubahan warna kuning sampai coklat terjadi selanjutnya kehilangan berat. A. flavus biasanya berasosiasi dengan busuk buah kapas. Jamur melemahkan fiber lint. Infeksi biji menyebabkan turunnya mutu dan viabilitas serta adanya produksi aflatoksin.
Deskripsi Patogen
A. flavus menghasilkan hifa yang tidak bewarna, bersepta dan bercabang. Sebuah vesikel dibentuk pada bagian ujung dari masing- masing konidiopora yang panjang. Pada vesikel ini sederetan sterigmata berkembang membentuk rantai konidia bewarna kuning- hijau sampai biru-hijau. Kepala konidia masing- masing mempunyai sejumlah rantai konidia, yang terlihat sebagai gumpalan berdiameter 100um. Sterigmata dari A. flavus dibentuk dari satu atau dua vesikel yang panjang. Kepala radiasi pecah pada waktu menjadi dewasa. A. flavus juga dapat menghasilkan sklerotia.
A. flavus pada jagung
Jamur Patogen Tanaman Terbawa Tanah
56 Sebaran Inang
Jamur kuning telah ditemukan pada kacang tanah, jagung, kapas biji, kacang pistachio, kelapa, kedelai, padi, pecans, almond dan ubi kayu.
Epidemiologi
Kerusakan oleh jamur kuning dan produksi aflatoksin tergantung pada kondisi lingkungan serta produksi, panen dan penyimpanan. Patogen ini hidup dalam biji, aktif pada kelembaban tinggi (90-98%) dan kelembaban tanah rendah. Suhu kondusif untuk pertumbuhan adalah 17-42°C dengan produksi aflatoksin antara 25- 35°C.
Pengendalian
• Mengendalikan serangga hama pada biji kacang dapat menurunkan kecepatan infeksi karena tanpa titik masuk untuk infeksi. Hindarilah fluktuasi kelembaban biji untuk mencegah kerusakan buah.
• Pilih kultivar kacang yang mengandung lignin pada penutup biji agar biji tetap utuh.
• Penggunaan biji yang berkualitas tinggi yang diperlakukan dengan fungisida dapat menurunkan severitas penyakit.
• Dalam penyimpanan, biji harus disimpan pada kelembaban relatif di bawah 70% agar kadar air biji mencapai 7-9% dan pertumbuhan A. flavus tertekan. Produksi Aflatoxin pada kapas biji biasanya terjadi di lapang dan tidak di penyimpanan karena kadar air biji pada saat panen cukup rendah.
• Praktek kultural lainnya dibuat untuk menurunkan severitas dan insidensitas infeksi A. flavus termasuk:
• Menanam lebih awal untuk mengoptimasi kadar air tanah dan menghindari tekanan kekeringan serta aktifitas serangga.
• Tanamlah varitas yang tahan terhadap busuk buah, nematoda, serangga dan jamur
• Lakukan rotasi tanaman dan pemakaian pupuk untuk mereduksi insiden patogen terbawa tanah
• Lakukan irigasi pada waktu kekeringan untuk menghindari tekanan pada tanaman
• Panenlah pada kondisi kering sesudah sebagian besar buah sudah dewasa
• Pindahkan buah kacang dalam truk yang berventilasi untuk mencegah menaiknya kadar air.
• Keringkan buah dengan kadar air di atas 9% dengan menggunakan tekanan udara.
• Periksalah kacang tanah dan hindarilah konsumen menggunakan kacang yang berjamur.
• Hancurkan kacang yang mengandung level aflatoksin yang ilegal dan tidak menggunakannnya untuk makanan ternak.
2. Cylindrocladium