• Tidak ada hasil yang ditemukan

Assessment Task pada Mata Kuliah

Dalam dokumen PDF Keputusan Dekan Fakultas Teknik (Halaman 39-57)

BAGIAN 6. ASSESSMENT PADA MATA KULIAH

2. Student Centered Learning

6.4 Assessment Task pada Mata Kuliah

Asesmen dimaknai sebagai “..the process of gathering and discussing information from multiple and diverse sources in order to develop a deep understanding of what students know, understand, and can do with their knowledge as a result of their educational experiences; the process culminates when assessment results are used to improve subsequent learning” (Huba & Freed, 2000). Agar asesmen yang dilakukan mampu memenuhi tujuan yang ditetapkan, ada beberapa pertanyaan yang penting untuk diajukan:

1. Mengapa (why) kita merancang asesmen ini? Tujuan asesmen ada dua kategori, yaitu (1) untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran, dan (2) untuk akuntabilitas kepada organisasi yang lebih tinggi, baik internal maupun eksternal. Kategori pertama disebut juga penilaian formatif sedangkan kategori kedua merupakan penilaian sumatif.

2. Pertanyaan kedua terkait dengan level penilaian yang dilakukan, yaitu siapa (who) yang dinilai? Apakah penilaian dilakukan terhadap individu agar individu tersebut mampu meningkatkan pencapaiannya, ataukah kepada kelompok (group, cohort) agar diketahui karakteristik kelompok tersebut.

3. Pertanyaan ketiga terkait dengan apa (what)yang dinilai, yaitu outcome pembelajaran apa yang menjadi fokus asesmen ini. Capaian pembelajaran ini mencakup keluasan dan kedalaman pengetahuan, tingkatan ketrampilan, nilai dan sikap, serta perilaku.

4. Kapan dan bagaimana (when and how) asesmen dilakukan? Pertanyaan ini terkait dengan perencanaan teknis pelaksanaan asesmen. Asesmen dilaksanakan dengan memilih metode dan piranti asesmen yang paling sesuai dengan tujuan pembelajaran, cocok dengan karakteristik mahasiswa, serta sumberdaya dan waktu yang tersedia.

Keempat pertanyaan ini distrukturkan dalam Gambar 8 (Terenzini, 1989).

Gambar 8. Taksonomi pendekatan dalam asesmen (Terenzini, 1989) (gambar dari slide Prof. Shahrin Mohammad).

A. Asesmen: Tujuan Dan Pengguna

Berdasarkan tujuannya asesmen bisa dibagi ke dalam dua kategori (Stiggins, Arter, Chappuis, &

Chappuis, 2004; Yusof, Azli, Yusof, Ghazali, & Yusof, 2021), yaitu:

1. Asesmen Formatif

Proses formal dan informal yang digunakan oleh dosen dan mahasiswa dalam mengumpulkan bukti untuk tujuan memperbaiki/meningkatkan pembelajaran. Inti dari asesmen ini adalah mendapatkan umpan balik dalam pembelajaran yang sedang berjalan. Kategori ini disebut jugaassessment FOR learning.

2. Asesmen Sumatif

Informasi dari asesmen digunakan untuk menyediakan bukti pencapaian mahasiswa sehingga dapat dilakukan keputusan/penentuan kompetensi mahasiswa atau keefektifan program.

Asesmen ini digunakan untuk menentukan nilai akhir mata kuliah untuk setiap mahasiswa yang menjadi peserta mata kuliah tersebut. Kategori ini merupakanassessment OF learning.

Perbedaan antara asesmen formatif dan sumatif disenaraikan di Tabel 4 (Stiggins et al., 2004).

Dengan memahami isu-isu kunci ini, menjadi sangat jelas bahwa setiap capaian pembelajaran harus didukung dengan asesmen formatif dan sumatif. Kedua kategori harus ada untuk setiap capaian pembelajaran untuk memastikan bahwa mahasiswa berproses dan berkembang dalam pembelajaran sehingga dapat memenuhi capaian pembelajaran dengan raihan yang tinggi. Dosen harus merancang bentuk-bentuk asesmen formatif dan sumatif yang tepat untuk setiap capaian pembelajaran.

Tabel 4. Perbedaan Asesmen Formatif dan Sumatif.

Isu Kunci Asesmen FORMATIF

Assessment FOR learning

Asesmen SUMATIF Assessment OF learning Keputusan Kunci Apa yang harus dilakukan setelah

mahasiswa melakukan kegiatan pembelajaran ini?

Apa capaian pembelajaran yang telah dikuasai oleh masing-masing mahasiswa?

Apa nilai yang didapatkan masing-masing mahasiswa?

Pembuat Keputusan Mahasiswa dan dosen; orang tua Dosen Informasi yang

Diperlukan

Bukti tentang posisi mahasiswa dalam rentang perkembangan pembelajaran yang mengarah kepada masing-masing capaian pembelajaran.

Bukti penguasaan masing-masing mahasiswa terhadap setiap capaian pembelajaran.

Alasan Mengases Mendorong dan membantu mahasiswa agar mahasiswa memenuhi capaian pembelajaran yang lebih banyak/tinggi.

Mendokumentasikan sejauh mana capaian pembelajaran yang diraih atau dikuasai oleh individu atau kelompok mahasiswa.

Mendukung proses perkembangan dan peningkatan mahasiswa yang sedang berjalan.

Mengukur status peraihan pada suatu titik waktu untuk keperluan pelaporan atau akuntabilitas.

Audiens Mahasiswa tentang diri mereka sendiri.

Pihak lain tentang mahasiswa.

Fokus Asesmen Target peraihan spesifik yang dipilih oleh dosen agar mahasiswa dapat membangun dirinya menuju capaian pembelajaran.

Capaian pembelajaran yang menjadi tanggung jawab program studi, dosen, dan mahasiswa.

Tempat dalam Rentang Waktu

Proses ketika pembelajaran sedang berlangsung.

Sebuah peristiwa setelah pembelajaran terjadi.

Pengguna Utama Mahasiswa, dosen, orang tua. Pemegang kebijakan, pengelola program studi, dosen, mahasiswa, orang tua.

Penggunaan Menyediakan wawasan kepada mahasiswa untuk meningkatkan raihan.

Membantu dosen mendiagnosis dan menanggapi kebutuhan mahasiswa dalam pembelajaran.

Membantu orang tua memantau perkembangan studi anaknya.

Membantu orang tua dalam

mendukung pembelajaran anaknya.

Keputusan nilai akhir mata kuliah.

Keputusan untuk kelulusan.

Sertifikasi kompetensi mahasiswa.

Mengelompokkan mahasiswa berdasarkan raihan.

Penting juga untuk membedakan asesmen yang dilakukan terhadap individu atau kelompok. Asesmen sumatif yang dilakukan oleh dosen terhadap individu menghasilkan nilai yang berkontribusi terhadap nilai akhir yang diperoleh oleh masing-masing mahasiswa peserta mata kuliah, baik dalam bentuk angka (misalnya skala 0 sampai dengan 100) ataupun dalam bentuk huruf (misalnya A, B, C, D, E).

Jenis asesmen sumatif-individu ini masuk kuadran kanan-atas di Gambar 8. Asesmen formatif-individu (kuadran kiri-atas di Gambar 8) dilakukan oleh dosen dengan tujuan untuk perbaikan masing-masing mahasiswa dalam pembelajaran di mata kuliah yang sedang diikutinya. Bentuk-bentuk asesmen formatif-individu ini biasanya tidak dinilai. Kalaupun diberikan nilai yang berkontribusi terhadap nilai akhir, misalnya dengan tujuan agar mahasiswa termovitasi untuk bersungguh-sungguh mengerjakan tugas asesmen ini, biasanya bobotnya kecil. Alasannya adalah bahwa asesmen formatif-individu ini terjadi ketika proses pembelajaran sedang berlangsung, mahasiswa sedang berproses meraih capaian pembelajaran, dan diperkirakan belum secara penuh memenuhi capaian pembelajaran. Adalah lebih tepat dan adil mengukur peraihan capaian pembelajaran mahasiswa setelah proses pembelajaran rampung dalam bentuk asesmen sumatif-individu. Asesmen formatif-kelompok (kiri-bawah di Gambar 8) dilakukan dilakukan oleh dosen untuk mengukur sejauh mana pemenuhan capaian pembelajaran mata kuliah (CPMK) oleh kelas. Tujuan asesmen formatif-kelompok ini adalah untuk

mencari akar masalah dalam pembelajaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Portofolio mata kuliah merupakan laporan yang ditulis dosen untuk mendeskripsikan dan mendokumentasikan rencana, pelaksanaan, dan asesmen pembelajaran, termasuk asesmen formatif-kelompok di mata kuliah yang diampunya.

Program studi (PS) atau unit pengelola program studi (UPPS) menggunakan informasi dari asesmen formatif dan sumatif pada individu dan kelas untuk membuat kepTabel 5utusan untuk meneruskan atau menghentikan suatu mata kuliah dan membuat langkah-langkah peningkatan program studi.

Keputusan ini dibuat setelah PS atau UPPS mengadakan bentuk asesmen sumatif-kelompok (kanan-bawah di Gambar 8).

B. Kaitan Antara Capaian Pembelajaran Dan Metode Asesmen

Dalam merencanakan bentuk asesmen, baik formatif maupun sumatif, dosen harus memperhatikan kesesuaian antara capaian pembelajaran dan metode asesmen. Tabel 5 menyajikan contoh

pertanyaan untuk asesmen capaian pembelajaran pada ranah kognitif yang melibatkan satu topik yaitu karakteristik tata letak galangan kapal yang baik (Shahrin Mohammad, 2016). Dapat dilihat bahwa level taksonomi yang berbeda mempunyai ekspektasi yang berbeda. Hal ini berimplikasi kepada pertanyaan dan bentuk asesmen yang berbeda pula.

Tabel 6 menampilkan contoh perilaku yang diharapkan pada setiap level taksonomi afektif dari satu topik yang sama, yaitu keselamatan kerja di laboratorium. Contoh perilaku pada ranah taksonomi psikomotorik disajikan di Tabel 7. Di tabel ini, topik tentang ketrampilan melaksanakan eksperimen di laboratorium disampaikan sesuai dengan level taksonomi psikomotorik. Capaian pembelajaran di masing-masing level dan ranah pembelajaran memerlukan metode asesmen dan/atau kriteria penilaian yang berbeda.

Tabel 5. Contoh Asesmen untuk Capaian Pembelajaran Ranah Kognitif di Berbagai Level (Shahrin Mohammad, 2016).

Level Deskripsi Ekspektasi Asesmen

1 Mengingat Mampu mengingat kata-kata kunci untuk setiap

karakteristik tata letak galangan kapal yang baik.

Sebutkan lima karakteristik tata letak galangan kapal yang baik.

[Kuis, tes, UTS/UAS]

2 Memahami Mampu

mendiskusikan/menjelaskan karakteristik tersebut dalam bahasa mereka sendiri yang sesuai dengan audiens.

Jelaskan (gunakan sketsa jika diperlukan) dua karakteristik tata letak galangan kapal yang baik.

[Tes, UTS/UAS]

3 Menerapkan Mampu menunjukkan kinerja tugas tertentu berdasarkan

Gambarkan aliran bahan di tata letak galangan kapal yang diberikan

pengetahuan tentang karakteristik galangan kapal yang telah dipelajari sebelumnya.

dan indikasikan apakah ada aliran mundur yang terjadi.

[Tes, UTS/UAS, Tugas]

4 Menganalisis Mampu menganalisis tata letak galangan kapal yang diberikan berdasarkan

karakteristik yang dibutuhkan.

Diberikan tiga tata letak galangan kapal, lakukan analisis yang

diperlukan dan tentukan mana tata letak yang terbaik.

[Tugas, Proyek Kelompok]

5 Mengevaluasi Mampu

memilih/mengevaluasi tata letak terbaik berdasarkan analisis yang dibuat.

6 Mencipta Mampu merekomendasikan perbaikan/modifikasi untuk memperbaiki atau merancang tata letak galangan kapal baru.

Diberikan satu tata letak galangan kapal (diambil dari contoh nyata), analisislah efektivitas tata letak tersebut dan rekomendasikan perbaikan yang perlu dibuat.

[Proyek Kelompok]

Tabel 6. Contoh Perilaku pada Setiap Level Taksonomi Ranah Afektif terhadap Satu Topik (Shahrin Mohammad, 2016)

Level Deskripsi Contoh Perilaku

1 Menerima Menyimak/membaca/ mencari tahu tata tertib kelas dan regulasi tentang keselamatan laboratorium. Kemauan untuk taat dan bersungguh-sungguh terhadap regulasi keselamatan laboratorium.

Membuat persiapan yang diperlukan untuk menaati tuntutan keselamatan dan sadar akan konsekuensinya.

2 Merespons Mendorong dan membantu pihak lain untuk mengikuti aturan laboratorium. Mampu untuk mendiskusikan / berdiri kokoh pada pentingnya keselamatan dengan pihak lain.

3 Menghargai Mengenakan pakaian keselamatan, mengikuti instruksi / prosedur keamanan selama eksperimen di lab. Menggunakan piranti yang tepat/sesuai.

4 Mengorganisasi Mampu mengembangkan kesadaran keselamatan in tempat atau aspek hidup lainnya.

5 Menginternalisasi Selalu konsisten menaati standar keselamatan pada semua aspek.

Mampu mengembangkan atau meningkatkan praktik keselamatan.

Tabel 7. Contoh Perilaku pada Setiap Level Taksonomi Ranah Psikomotorik terhadap Satu Topik (Shahrin Mohammad, 2016).

Level Deskripsi Contoh Perilaku

1 Persepsi Mengetahui prosedur laboratorium.

2 Kesiapan Mendapatkan informasi/teori/materi/modul yang diperlukan sebelum menghadiri kerja laboratorium.

3 Respons

Terbimbing

Menunjukkan kerja lab berdasarkan manual atau pedoman yang diberikan atau dibimbing oleh teknisi.

4 Mekanisme Mampu menunjukkan kerja lab sederhana tanpa pengawasan/bimbingan.

5 Respons

Tampak yang Kompleks

Mampu melaksanakan pekerjaan lab yang sulit secara efisien.

6 Adaptasi Mampu melakukan eksperimen apa pun (di bidang lain) secara mandiri.

7 Originasi Mampu merancang, mengembangkan, memformulasikan prosedur eksperimen yang dapat mengumpulkan data yang diperlukan atau dapat menunjukkan analisis yang diinginkan.

C. Kategori Target Pembelajaran

Capaian pembelajaran dari ketiga ranah taksonomi dapat dikelompokkan ke dalam lima kelompok target (Stiggins et al., 2004):

1. Target Pengetahuan

Target pengetahuan mewakili informasi faktual, pengetahuan prosedural, dan pemahaman konseptual yang mendasari setiap disiplin ilmu.

2. Target Penalaran

Target penalaran memperinci proses berpikir yang dipelajari mahasiswa agar dapat dilakukan dengan baik di dalam sekelompok mata kuliah. Pola penalaran meliputi:

a. Inferensi: Membuat tebakan yang masuk akal berdasarkan informasi atau petunjuk.

b. Analisis: Meneliti komponen atau struktur sesuatu.

c. Perbandingan: Menggambarkan persamaan dan perbedaan antara dua item atau lebih.

d. Klasifikasi: Mengurutkan hal-hal ke dalam kategori berdasarkan karakteristik tertentu.

e. Evaluasi: Mengekspresikan dan mempertahankan pendapat, sudut pandang, penilaian, atau keputusan.

f. Sintesis: Menggabungkan elemen-elemen diskrit untuk menciptakan sesuatu yang baru.

3. Target Ketrampilan

Target ketrampilan adalah kelompok capaian pembelajaran yang dicirikan dengan demonstrasi atau unjuk kerja berbasis ketrampilan fisik sebagai jantung pembelajaran.

Contoh target keterampilan antara lain kefasihan dalam membaca, melakukan servis dalam bola voli, berbicara dalam bahasa asing, memberikan presentasi lisan, mengarahkan adegan dan produksi, menunjukkan keterampilan gerakan dalam tarian, memainkan alat musik, dan memperagakan penggunaan alat ukur dalam praktikum.

4. Target Produk

Target produk dideskripsikan dalam artifak yang mana penciptaan produk menjadi fokus target pembelajaran. Dengan target produk, spesifikasi kualitas produk itu sendiri menjadi fokus pengajaran dan asesmen.

5. Target Disposisi (Watak)

Target disposisi merujuk kepada sikap, motivasi, dan minat yang mempengaruhi pendekatan mahasiswa terhadap pembelajaran. Target ini mewakili tujuan-tujuan penting dalam ranah afektif. Target disposisi mencerminkan sikap dan keadaan perasaan, seperti, "Saya berharap untuk datang ke sekolah setiap hari," "Musik layak dipelajari," atau "Saya suka membaca."

Target disposisi mempunyai tiga karakteristik, yaitu (1) objek tertentu sebagai fokus, (2) arah positif atau negatif, dan (3) tingkat intensitas yang bervariasi, dari kuat hingga lemah.

Misalnya, tanggapan terhadap pertanyaan “Saya suka membaca” bisa diberikan pilihan

“sangat setuju”, “agak setuju”, “netral atau tidak ada pendapat”, “agak tidak setuju”, atau

“sangat tidak setuju”.

Kategori Target

Pembelajaran Perincian Kata Kerja Contoh Tugas Asesmen

Pengetahuan 1. Informasi faktual.

2. Pemahaman konseptual.

3. Mengetahui melalui referensi.

1. Mengetahui, mendaftar, menamai, mengidentifikasi, mengingat kembali.

2. Memahami, menjelaskan.

3. Cara mendapatkan pengetahuan melalui kata kunci (referensi) dalam mesin pencari, kamus, atau ensiklopedia.

Matematika:

● Mengenali sudut lancip, tumpul, dan siku-siku.

● Mengetahui teorema sisa dalam pembagian polinomial.

Sains:

● Menjelaskan bagaimana organisme berinteraksi antara satu dengan lainnya untuk

mentransfer energi dan materi dalam suatu ekosistem.

● Mendeskripsikan asal mitokondria dan kloroplas.

Penalaran 1. Inferensi induktif dan deduktif.

2. Analisis.

3. Perbandingan.

4. Klasifikasi.

5. Evaluasi.

6. Sintesis.

Menerapkan, memprediksi, menginferensi, mengklasifikasikan, berhipotesis, membandingkan, mengontraskan, menarik kesimpulan, meringkas,

mengestimasi,

memecahkan masalah, menganalisis,

mengevaluasi, menjustifikasi, menggeneralisasi, mencipta.

Matematika:

● Mengklasifikasikan bentuk-bentuk yang diberikan ke dalam kategori dua dimensi ataukah tiga dimensi.

● Menggunakan data dari cuplikan acak untuk menarik kesimpulan tentang populasi yang karakteristiknya tidak diketahui.

Sains:

● Menggunakan sifat karakteristik cairan untuk membedakan satu zat dari zat lain.

● Menarik kesimpulan dari hasil percobaan.

Ketrampilan Fokusnya adalah demonstrasi dan peragaan fisik secara real-time, bukan pada proses kognisinya.

Mendemonstrasikan, menunjukkan, memperagakan.

Matematika:

● Dua kali mengukur panjang suatu benda yang panjangnya

berbeda, masing-masing pengukuran

menggunakan satuan yang berbeda.

● Menggunakan busur derajat dengan benar.

Sains:

● Mengukur sifat benda dengan menggunakan timbangan dan termometer.

● Menggunakan peralatan laboratorium dengan aman.

Produk Fokusnya ada di produk (kualitas, atribut), bukan aktivitasnya.

Menciptakan, membuat, membangun,

mengonstruksi, menulis, mengembangkan, menggambar, memproduksi.

Matematika:

● Menggambar grafik batang untuk mewakili kumpulan data hingga empat kategori.

● Membangun lingkaran bertulis dan berbatas segitiga.

Sains:

● Membuat piktograf untuk menggambarkan pengamatan dan menarik kesimpulan.

● Menciptakan tampilan data yang akurat, lengkap, dan terorganisasi yang diperoleh melalui penyelidikan ilmiah.

Disposisi Arah positif atau negatif, intensitas kuat sampai lemah.

- Matematika:

● Memandang diri sendiri mampu mengerjakan matematika.

● Melihat matematika sebagai hal yang penting untuk dipelajari.

Sains:

● Mencari peluang untuk memahami bagaimana segala sesuatu bekerja.

● Ingin tahu tentang alam.

D. Keselarasan Metode Asesmen dan Capaian Pembelajaran

Metode asesmen terhadap capaian pembelajaran secara umum dapat dikelompokkan dalam lima kategori yaitu (1) tanggapan tertulis berupa pilihan jawaban, (2) tanggapan tertulis berupa jawaban pendek, (3) tanggapan tertulis berupa jawaban panjang, (4) peragaan atau unjuk kerja, dan (5) komunikasi personal atau percakapan. Tabel 8 menyajikan contoh metode asesmen untuk masing-masing kategori.

Tidak semua metode asesmen dapat digunakan untuk menilai/ases setiap kategori capaian pembelajaran. Metode pilihan ganda, benar-salah, dan menjodohkan tidak dapat secara tuntas digunakan untuk capaian pembelajaran ketrampilan, produk, maupun penalaran aras tinggi. Metode ini hanya mampu menilai elemen pengetahuan sebagai prasyarat target pembelajaran ketrampilan maupun produk dan pola dasar penalaran. Kategori penguasaan pengetahuan sangat tepat dinilai dengan metode ujian tulis dan lisan, namun tidak cocok dinilai dengan metode peragaan. Informasi lengkap yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menilai kesesuaian metode asesmen terhadap kategori capaian pembelajaran ditampilkan dalam Tabel 8.

Tabel 8. Matriks Kesesuaian Metode Asesmen dan Capaian Pembelajaran (Stiggins et al., 2004).

TARGET PEMBELAJARAN

METODE ASESMEN Tanggapan Tertulis

(Kertas & Pensil atau Komputer)

Peragaan/ Unjuk Kerja

Komunikasi Personal/

Percakapan Memilih Jawaban Jawaban Pendek Jawaban Panjang

Benar-Salah, Pilihan Ganda, Menjodohkan

Isian pendek, Mengisi kata yang

kosong

Esai, laporan penelitian, laporan kerja laboratorium

Pertunjukan umum, investigasi, presentasi, pameran, debat, drama, praktik lab

Ujian lisan, wawancara, diskusi kelompok, seminar, observasi,

peer-review, think-aloud Penguasaan

Pengetahuan

Dapat mencuplik penguasaan elemen-elemen pengetahuan.

Dapat mencuplik penguasaan elemen pengetahuan dan pemahaman hubungan.

Dapat menangkap pemahaman hubungan antara elemen-elemen pengetahuan.

Tidak

direkomendasikan.

Memungkinkan penguji untuk mengeksplorasi penguasaan

kemampuan secara selektif tetapi mendalam, sebagai tanggapan terhadap pertanyaan evaluasi.

Kemahiran Penalaran

Dapat menilai pemahaman tentang pola dasar dalam penalaran.

Deskripsi singkat penyelesaian masalah sederhana dapat menyediakan jendela dangkal ke dalam kemahiran penalaran.

Deskripsi lebih panjang tentang penyelesaian masalah kompleks dapat

menyediakan jendela yang lebih dalam kepada kemahiran penalaran.

Dapat menyimpulkan kemahiran penalaran dari observasi langsung terhadap perilaku mahasiswa dalam

menyelesaikan masalah.

Dapat menyimpulkan kemahiran penalaran secara lebih mendalam dengan meminta mahasiswa

mengucapkan apa yang sedang dipikirkannya atau melalui pertanyaan lanjutan yang fokus.

Ketrampilan Dapat menilai penguasaan pengetahuan yang menjadi prasyarat untuk mampu menciptakan produk yang berkualitas, namun tidak bisa menilai kualitas produk itu sendiri.

Secara langsung dapat menilai ketrampilan dalam menulis. Di luar itu, hanya dapat menilai pengetahuan prasyarat.

Secara langsung dapat

mengobservasi dan mengevaluasi ketrampilan sebagai ditunjukkan.

Secara langsung dapat menilai ketrampilan komunikasi lisan, juga bisa menilai

penguasaan

pengetahuan prasyarat.

Kemampuan Mencipta Produk

Dapat menilai penguasaan pengetahuan yang menjadi prasyarat untuk mampu menciptakan produk yang berkualitas, namun tidak bisa menilai kualitas produk itu sendiri.

Secara langsung dapat menilai kemampuan mencipta produk tertulis. Dapat menilai

pengetahuan yang menjadi prasyarat produk tak-tertulis.

Secara langsung dapat menilai (a) kemahiran melaksanakan langkah-langkah dalam

pengembangan produk, dan (b) atribut produk itu sendiri.

Dapat memeriksa pengetahuan tentang prosedur dan atribut kualitas, tetapi bukan kualitas produk itu sendiri.

Disposisi (Watak) Survei/kuesioner dapat menangkap perasaan dan sikap mahasiswa

Butir tanggapan terbuka dapat menangkap informasi yang tidak masuk dalam survei.

Pertanyaan terbuka dapat memunculkan tanggapan mendalam tentang perasaan dan sikap.

Disposisi dapat disimpulkan dari perilaku dan produk.

Perasaan dan sikap dapat dieksplorasi dan diperiksa secara mendalam.

Pada praktiknya, dosen mengombinasikan berbagai metode asesmen dalam satu bentuk penilaian.

Sidang Tugas Akhir terdiri atas metode esai, peragaan, dan wawancara. Penguasaan pengetahuan dan penalaran dapat dinilai dengan metode esai dan wawancara. Ketrampilan dan produk dapat dinilai dengan peragaan. Bentuk-bentuk asesmen yang biasa dilakukan di perguruan tinggi dan capaian pembelajaran yang bisa diases disenaraikan di Tabel 9.

Tabel 9. Bentuk-Bentuk Asesmen dalam Pendidikan Tinggi (Randhahn & Niedermeier, 2017).

Bentuk Asesmen Kompetensi yang Diases

Skripsi, tugas akhir, tesis, disertasi

Sidang untuk mempertahankan skripsi, tugas akhir, tesis, disertasi

● Mengembangkan, menganalisis, dan menjustifikasi pertanyaan penelitian

● Menemukan dan mempertimbangkan kaitan ke tema lain

● Menerapkan pengetahuan teoretis

● Menstrukturkan skripsi, tugas akhir, tesis, disertasi

● Mengembangkan dan menerapkan metode kerja yang efektif untuk menyelesaikan skripsi, tugas akhir, tesis, disertasi

● Bekerja di bawah kekangan waktu untuk memenuhi tenggat waktu

● (+) kompetensi yang disebutkan di bagian laporan/esai tertulis

Laporan atau esai tertulis, seperti:

● Review artikel

● Kritik makalah penelitian yang kontras

● Analisis teks, data, kasus

● Portofolio, catatan harian

● Laporan kerja lapangan

● Laporan penempatan kerja

● Laporan proyek

● Menganalisis dan refleksi pengetahuan teoretis

● Membedakan berbagai pendekatan teoretis

● Mengkritik pekerjaan sendiri

● Menggunakan metode saintifik

● Mengutarakan masalah dan menyelesaikan masalah yang disiapkan oleh dosen

● Melaksanakan riset berskala kecil yang kerumitannya makin meningkat

● Meringkas wacana yang paling relevan terhadap kebutuhannya saat ini

● Survei literatur

● Melakukan pencarian bahan-bahan yang relevan di perpustakaan atau daring

● Berurusan dengan media

● Refleksi aktivitas / ketrampilan profesional selama penempatan kerja / proyek / kerja lapangan

● Menganalisis dan refleksi ketrampilan teknis atau laboratorium

● Refleksi dan komentar tentang bagaimana mentransfer teori ke praktik, misalnyaj selama penempatan kerja, proyek, kerja lapangan

● Bekerja di bawah kekangan waktu untuk memenuhi tenggat waktu

Diskusi lisan Wawancara

● Berkomunikasi secara interaktif kepada pemangku kepentingan yang berbeda-beda

● Menyajikan secara lisan informasi tentang analisis, data, hasil, dsb.

● Meringkas pengetahuan teoretis secara lisan

● Refleksi kritis dan mendiskusikan pertanyaan penelitian

● Berkomentar secara kritis terhadap pernyataan/argumen lain

● Merumuskan masalah dan penyelesaian masalah yang ditentukan oleh dosen Presentasi (poster) ● Meringkas aspek-aspek kunci dalam isu

yang diberikan dan membuatnya menjadi mudah dimengerti oleh orang lain

● Membuat ilustrasi kreatif tentang isu/pertanyaan/masalah yang diberikan

● Beroperasi secara kreatif dalam grup (jika kerja kelompok)

● Memimpin aktivitas kelompok

● Bekerja dengan mahasiswa lain untuk bersama-sama menghasilkan jawaban terhadap masalah atau menemukan masalah penelitian

● Bekerja di bawah kekangan waktu untuk memenuhi tenggat waktu

Logbook Meringkas aspek dan hasil kunci dari tugas yang

diberikan, misalnya modul praktikum

Ujian tulis Mengulang, meringkas, menganalisis, refleksi,

memahami pengetahuan teoretis

Pilihan ganda Memahami pengetahuan teoretis

Dosen dapat menggunakan Tabel 9 untuk merencanakan asesmen mata kuliah yang diampunya.

Sebagai ilustrasi, mata kuliah Elektronika Telekomunikasi mempunyai tiga CPMK yaitu:

1. Mahasiswa mampu menerapkan prosedur perancangan rangkaian telekomunikasi meliputi tapis, osilator, penyintesis frekuensi, dan penguat.

2. Mahasiswa mampu mengevaluasi arsitektur pemancar dan penerima telekomunikasi.

3. Mahasiswa mampu menerapkan simulasi sistem dan rangkaian telekomunikasi dengan memanfaatkan perangkat lunak standar.

CPMK #1 memerlukan penalaran level tiga dalam taksonomi Bloom. CPMK #2 menargetkan kemampuan penalaran mahasiswa untuk memilih dan membandingkan kinerja berbagai arsitektur pemancar dan penerima telekomunikasi sehingga menghasilkan kinerja terbaik sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. CPMK #3 menuntut mahasiswa menunjukkan penalaran level tiga dalam taksonomi Bloom dan kemampuan memeragakan penggunaan perangkat untuk menghasilkan produk rancangan sistem dan rangkaian telekomunikasi. Ketiga CPMK mengenalkan konsep, fakta, istilah, dan

pengetahuan prosedural yang digunakan dalam penalaran, peragaan ketrampilan, maupun

Dalam dokumen PDF Keputusan Dekan Fakultas Teknik (Halaman 39-57)

Dokumen terkait