• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Persalinan

Dalam dokumen OLEH : NUR INTAN NIM. PO7224117020 (Halaman 175-180)

TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan

A. Pembahasan Proses Asuhan Kebidanan

2. Asuhan Persalinan

Saat memasuki proses persalinan, usia kehamilan Ny. J yaitu 39-40 minggu, hamil anak pertama datang ke RS Restu Ibu pada tanggal 29 Februari 2020 pada pukul 23.00 WITA dilakukan pemeriksaan dalam dengan hasil vulva/uretra tidak ada kelainan, tampak ada pengeluaran lendir, tidak ada bekas luka parut dari vagina, portio tipis lembut, pembukaan 10 cm, affacement 100%, ketuban (+) belum pecah, hodge III, teraba kepala, molase 0, denominator Ubun-Ubun Kecil, tidak teraba bagian kecil janin dan tidak teraba tali pusat. Denyut jantung janin 131 x/menit, teratur, his 5x10’, durasi : 35-40 detik.

Persalinan kala I Ibu datang ke RS pada tanggal 29 Februari 2020 pukul 23.00 WITA, alasan utama masuk ibu mengeluh keluar air-air sejak tanggal 29 Februari 2020 jam 17.30. Ini merupakan kehamilan kedua dan tidak pernah mengalami keguguran. HPHT 01 Juni 2019, TP 07 Maret 2020. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir dirasakan oleh ibu lebih dari 20 kali dalam sehari. Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis.

Tanda-tanda vital, tekanan darah 110/80mmHg, suhu badan 36,8C, BB sekarang 77 kg. dilakukan pemeriksaan umum head to toe dalam keadaan normal. Jam 23.00 wita DJJ 131x/m, ada kontraksi, pembukaan 4 cm, ketuban masih utuh. Ibu dianjurkan makan minum bila tidak ada his dan jalan-jalan diruangan didampingi suami. Jam 00.00 – 02.00 wita pembukaan masih 8 cm, ketuban utuh, DJJ 131x/m, kontraksi semakin kuat dan teratur. Ibu masih tetap dianjurkan untuk makan dan minum untuk tenaga saat meneran.

Kemajuan persalinan Ny. J dari fase aktif 4 cm ke pembukaan lengkap adalah 4 jam. Inpartu di tandai dengan keluarnya lendir darah karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement) kala dimulai dari pembukaan 0 sampai pembukaan lengkap (10cm) lamanya kala 1 untuk multigravida adalah ±8 jam (Rukiyah, 2009).

Penulis menyimpulkan tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan praktik dari hasil pemeriksaan tanda-tanda persalinan yang dialami Ny. J sesuai dengan teori yang ada.

Menurut teori (JNPK-KR, 2009) inpartu ditandai dengan keluarnya lendir darah, karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Berdasarkan kurva friedman pembukaan primi 1cm/jam, sedangkan pada multi 2cm/jam.

Penulis berpendapat bahwa tidak ada kesenjangan teori dan praktek pada Ny. J Sehingga ibu dan keluarga memutuskan untuk melahirkan di Jadi penulis berpendapat bahwa keputusan Ny. J sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.

Pada Kala II disebut kala pengeluaran bayi. Pada pukul 03.37 WITA His semakin kuat 5x dalam 10 menit lamanya 35-40 detik, tampak ada dorongan untuk mengejan, tampak lendir bercampur darah keluar dari vagina, dilakukan pemeriksaan dalam vulva/uretra tidak ada kelainan, porsio tidak teraba, effacement 100%, pembukaan 10 cm, ketuban pecah amniotomi pukul 03.30 WITA, hodge III, bagian terendah kepala tidak teraba bagian kecil janin dan teraba tali pusat.

Pada pukul 03.35 WITA kepala tampak 5-6 cm didepan vulva tampak adanya tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva membuka, pengeluaran lendir darah semakin meningkat Ny. J dimotivasi untuk mengejan apabila ada dorongan ingin meneran, memasang handuk bersih untuk mengeringkan bayi, mengambil kain bersih dan melipat 1/3 bagian dan meletakkan dibawah bokong ibu, membuka tutup partus set, memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan, saat sub-occiput tampak tangan kanan melindungi perineum dengan dialas lipatan kain dibawah bokong, sementara tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat kepala lahir,

menggunakan kain bersih untuk membersihkan wajah bayi, memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher bayi, menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar, setelah janin menghadap paha ibu letakkan tangan secara biparietal, kepala janin tarik secara hati-hati ke arah bawah sampai bahu depan lahir kemudian tarik secara hat-hati ke atas sampai bahu belakang lahir, setelah bahu lahir tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu janin, kemudian tangan kiri memegang lengan dan bahu janin, setelah badan dan lengan lahir tangan kiri menyusuri pinggang ke arah bokong dan tungkai bawah janin, setelah seluruh badan bayi lahir pegang, pegang bayi bertumpu pada lengan kanan sehingga bayi menghadap ke arah penolong.

Pada Kala II dari hasil pemeriksaan dalam ditemukan saat pembukaan lengkap 10 cm hingga lahirnya bayi dari jam 03.37 wita–03.50 wita sekitar 20 menit.

Hal ini berdasarkan teori yang dikemukakan oleh (Widyaastuti, 2013) pada kala II his semakin sering dan durasinya lebih lama. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, perineum menonjol, vulva membuka, dan meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah, lamanya kala II untuk primigravida 2 jam dan multigravida 1 jam. Menurut penulis terjadi kesenjangan antara teori dan praktek karena lama kala II Ny. J hanya 30 menit.

.

Pada kala III, Pukul 03.37 WITA bayi Ny. J telah lahir, plasenta belum keluar, dilakukan asuhan manajemen aktif kala III. Proses penatalaksanaan kala III Ny. J dimulai dari penyuntikan oksitosin 1 menit setelah bayi lahir, uterus menjadi keras dan membundar. Setelah itu dilakukan pemotongan tali pusat lalu meletakkan klem 5-10 cm di depan vulva. Saat ada tanda-tanda pelepasan plasenta bidan melakukan PTT, lahirkan plasenta, kemudian melakukan masase uteri. Hal ini sesuai dengan teori, manajemen aktif kala III terdiri dari langkah utama pemberian suntik oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir, melakukan PTT dan masase uteri (Prawiroharjo, 2010).

Penulis berpendapat, manajemen aktif kala III memang terbukti mencegah perdarahan pasca persalinan, terbukti pada Ny. J perdarahan yang terjadi pada klien dalam keadaan normal yaitu ± 150 cc dan kontraksi uterus berlangsung baik, uterus teraba keras.

Pukul 03.42 WITA plasenta lahir spontan, kotiledon dan selaput ketuban lengkap, posisi tali pusat marginalis, panjang tali pusat ± 50 cm, tebal plasenta ± 2 cm, lebar plasenta ± 20 cm. Lama kala III Ny. J berlangsung ± 6 menit. Hal ini sesuai dengan teori bahwa persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban (Prawiroharjo, 2010). Kala III berlangsung rata-rata antara 5 sampai 15 menit.

Akan tetapi kisaran normal kala III adalah 30 menit. Perdarahan kala III pada Ny. J berkisar sekitar normal yaitu 150 cc. Hal tersebut didukung oleh teori, bahwa perdarahan post partum normal yaitu perdarahan pervaginam <500 cc setelah kala III selesai atau setelah plasenta lahir (JNPK-KR Depkes RI, 2009).

Penulis berpendapat, hasil observasi perdarahan kala III pada Ny. J dalam kondisi normal yaitu tidak melebihi 500 cc, yakni hanya berkisar 150 cc.

Pada kala IV, pukul 03.42 WITA plasenta telah lahir, pada perineum tidak terdapat laserasi perineum, pastikan kontraksi uterus baik dan melengkapi patrograf.

Pemeriksaan pasca persalinan didapatkan hasil TFU 3 Jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, tekanan darah 120/80 mmhg, nadi 89 x/menit, respirasi 18 x/menit, suhu 36˚C, perdarahan ± 60cc. Oleh karena itu, penulis berpendapat tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek sebab penulis melakukan observasi setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit pada jam kedua pasca persalinan.

Dalam dokumen OLEH : NUR INTAN NIM. PO7224117020 (Halaman 175-180)

Dokumen terkait