Tahun Pelajaran 2010/2011.
maupun secara klasikal. Adapun data tes hasil belajar siklus I dan siklus II dapat dilihat pada lampiran 9 dan 10. data lengkap tentang hasil observasi aktivitas guru pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada lampiran 9 dan 10, sedangkan hasil observasi hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada lampiran 9 dan 10.
1. 1. Data Siklus I
a. a. Perencanaan/Persiapan
Pada tahap ini dilakukan beberapa perencanaan atau persiapan yang meliputi perbuatan:
1. 1) LKS berbasis kontekstual (Lampiran 1)
2. 2) Rencana pelaksanaan pembelajaran (Lampiran 4) 3. 3) Soal-soal tes hasil belajar (Lampiran 5)
4. 4) Pedoman observasi kegiatan siswa (Lampiran 3) 5. 5) Pedoman observasi kegiatan guru (Lampiran 2) b. b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap pelaksanaan tindakan dilakukan pembelajaran berdasarkan LKS berbasis kontekstual (lampiran 1) yang telah dibuat.
Pada tahap awalnya, guru menyampaikan materi secara kontekstual kepada siswa. Untuk dapat menyesuaikan materi pelajaran yang disampaikan digunakan metode ceramah, LKS berbasis kontekstual dan Evaluasi. Untuk pelaksanaan tindakan dilakukan dua kali pertemuan yaitu tanggal 22 dan 23 Agustus 2010.
Segala kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I ini harus sudah direvisi dan direfleksi kembali untuk melanjutkan tindakan pada siklus berikutnya, jika pada siklus I ketuntasan belajar belum tercapai.
a. c. Observasi
1. 1) Hasil Observasi Aktivitas Guru
Hasil observasi diperoleh dari pengamatan yang diperoleh oleh guru pendamping dengan mengisi lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti yang bertujuan untuk melihat jalannya proses belajar mengajar dalam kelas. Observasi dalam aktivitas guru dilakukan dengan mengamati perilaku guru (peneliti) pada saat proses belajar mengajar. Segala aktivitas guru yang sesuai dengan lembar observasi diberi tanda rumput dalam lembar hasil observasi (lampiran 2).
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I pada penggunaan LKS berbasis kontekstual guru dapat melakukan aktivitas yang sesuai dengan lembar observasi yaitu guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana pelaksanakan pembelajaran, menjelaskan materi pelajara tentang bentuk-bentuk intraksi sosial dan proses intraksi sosial, memberkan siswa bahan atau tugas untuk dikerjakan di kelas selama 20 menit jam pelajaran, mengarahan setiap siswa untuk mengerjakan soal LKS berbasis kontekstual sebanyak tiga soal, membimbing siswa dala
mengerjakan soal LKS berbsis kontekstual, mengontrol setiap siswa pada saat siswa mengerjakan soal LKS berbasis kontekstual dengan cara guru berkeliling di kelas, memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa hal-hal yang belum di pahami mengenai materi yang di ajarkan, dan membeikan tugas rumah untuk siswa mengenai bentuk asosiatif yang ada di tempat tinggal siswa .
1. 2) Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Hasil observasi diperoleh dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti (sebagai observer) dengan mengisi lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya yang bertujuan untuk melihat aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Observasi terhadap aktivitas siswa dilakukan dengan mengamati perilaku siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar dan pada saat mengerjakan soal-soal yang ada pada evaluasi. Segala aktivitas siswa yang ada dalam lembar observasi diberi tanda rumput dalam lembar observasi (lampiran 3).
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I pada penggunaan LKS berbasis kontekstual untuk meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi, siswa dapat melakukan aktivitas yang sesuai dengan lembar observasi yaitu siswa memperhatikan penjelasan guru tentang bentuk-bentuk intraksi sosial dan proses intraksi sosial, mencatat hasil penjelasan guru
bentuk-bentuk interaksi sosial dan proses interaksi sosial, membaca dan mengerjakan soal LKS berbasis kontekstual yaitu bentuk-bentuk intraksi sosial, mengkaitkan soal LKS berbasis kontekstual dengan kehidupan nyata siswa di sekolah, terfokus dalam mengerjakan soal LKS berbasis kontekstual, menunjukkan jawaban hasil soal LKS pada guru dengan cara siswa tersebut menulis hasil jawabannya di depan kelas, bertanya kepada guru hal-hal yang belum dimengerti dan mengeluarkan pendapatnya mengenai soal jawaban soal LKS berbasis kontekstual yang belum di pahami oleh siswa.
a. d. Hasil Evaluasi
Setelah melakukan proses belajar mengajar sebanyak dua kali pertemuan maka pertemuan kedua guru memberikan soal-soal evaluasi yang menggunakan LKS berbasis kontekstual kepada siswa. Evaluasi berlangsung salama 1 jam pelajaran. Bentuk soal evaluasi yang menggunakan LKS berbasis kontekstual adalah soal essay sebanyak 5 butir soal untuk dikerjakan secara incividu. Masing-masing siswa dapat satu lembar soal. Jawaban siswa kemudian diperiksa dengan skor maksimal 100 jika semua jawaban siswa benar dan skor minimal 0 jika siswa tidak menjawab sama sekali. Melalui analisis evaluasi belajar siswa dan ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 05
Data Hasil Evaluasi Yang Menggunakan LKS Berbasis Kontekstual Dalam Meningkatkan Ketuntasan Belajar Ekonomi Siswa Siklus I
SMPN 4 Batukeliang Lombol Tengah tahun Pelajaran 2010/2011.
No Analisis Hasil Belajar Hasil Belajar
1 Jumlah siswa 21
2 Jumlah siswa yang hadir 21
3 Nilai tertinggi 83
4 Nilai terendah 55
5 Jumlah nilai keseluruhan 1438
6 Siswa yang tuntas secara individu 16 7 Siswa yang tidak tuntas secara individu 5 8 Jumlah tuntas secara klasikal 76,19%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase ketuntasan belajar pada siklus I belum mencapai standar minimal 85% dan penggolongan aktivitas belajar siswa dengan katagori aktif. Hasil analisis secara rinci tentang hasil evaluasi belajar siswa siklus I dapat dilihat pada lampiran. Dari tabel di atas data juga dijelaskan bahwa ada 5 orang siswa yang tidak tuntas secara individual pada siklus I ini.
Pada pertemuan siklus berikutnya akan diberikan bimbingan dan perhatian khusus di kelas ketika proses belajar mengajar berlangsung.
Karena penelitian pada siklus I belum mencapai ketuntasan belajar klasikal, maka peneliti merencanakan tindakan perbuatan pada siklus II.
a. e. Refleksi
Persentase ketuntasan belajar mengajar 76,19%, ini menunjukkan bahwa ketuntasan dilihat dari hasil evaluasi pada siklus I masih belum mencapai hasil yang diharapkan. Adapun kekurangan- kekurangan yang ditemukan pada siklus ini akan diperbaiki pada siklus II yaitu:
1. 1) Guru masih kurang dalam memberikan motivasi kepada para siswa yang malu bertanya ini terlihat dam mengerjakan soal LKS berbasis kontekstual masih banyak yang belum tuntas.
2. 2) Pada saat mengerjakan soal evaluasi yang menggunakan LKS berbasis kontekstual masi banyak siswa yang belum begitu paham dengan materi yang telah diajarkan, sehingga banyak siswa yang tidak tuntas.
3. 3) Guru tidak memberikan contoh secara langsung tentang soal yang di kerjakan siswa.
Cara merefleksikan kekurangan di atas guru bersama peneliti mengajukan beberapa cara untuk dilakukan pada siklus keduanya yaitu:
1. 1) Guru harus memberikan motivasi yang lebih kepada setiap siswa yang masih malu bertanya agar para siswa tidak malu lagi.
2. 2) Dalam menjelaskan pelajaran atau memberikan penguatan harus sampai siswa benar-benar paham terhadap materi.
3. 3) Guru harus memberikan contoh secara langsung kepada siswa sebelum mengerjakan soal LKS berbasis kontekstual.
1. 2. Data Siklus II a. a. Penerapan/Persiapan
Pada tahap ini dilakukan beberapa persiapan sebelum siklus- siklus penelitian tindakan kelas dilaksanakan. Persiapan ini meliputi perbuatan:
1. 1) LKS berbasis kontekstual
2. 2) Soal-soal evaluasi (tes hasil belajar)
3. 3) Lembar observasi kegiatan guru (lampiran 6) 4. 4) Lembar observasi kegiatan siswa (lampiran 7) 5. 5) Rencana pelaksanaan pembelajaran (lampiran 8).
b. b. Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan dilakukan pembelajaran sesuai dengan scenario pembelajaran siklus II (lampiran 1) yang disusun berdasarkan hasil refleksi siklus I. pada pelaksanaan awalnya guru melakukan apersepsi, mengabsen siswa kemudian mengingatkan bahwa ada ulangan harian.
Proses belajar mengajar pada siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pada tangga 1 dan 2 september 2010.
a. c. Observasi
1. 1) Hasil Observasi Aktivitas Guru
Hasil refleksi diperoleh dari pengamatan yang diperoleh oleh guru pendamping pada siklus I dengan mengisi lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti yang bertujuan
untuk melihat jalannya proses belajar mengajar dalam kelas.
Observasi aktivitas guru dilakukan dengan mengamati perilaku guru (peneliti) pada saat proses belajar mengajar. Segala aktivitas guru pada siklus II yang nampak diberi tanda rumput dalam lembar observasi (lampiran 6).
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus II pada penggunaan LKS berbasis kontekstual dalam menguatkan ketuntasan belajar, guru dapat melakukan sktivitas yang sesuai dengan lembar observasi yaitu guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana pelaksanakan pembelajaran, menjelaskan materi pelajaran tentang bentuk-bentuk intraksi sosial dan proses intraksi soaial, memberkan siswa bahan atau tugas untuk dikerjakan di kelas selama 20 menit jam pelajaran, mengarahan setiap siswa untuk mengerjakan soal LKS berbasis kontekstual sebanyak tiga soal, membimbing siswa dala mengerjakan soal LKS berbsis kontekstual, mengontrol setiap siswa pada saat siswa mengerjakan soal LKS berbasis kontekstual dengan cara guru berkeliling di dalam kelas, guru memberikan contoh secara langsung tentang soal yang di kerjakan siswa yaitu tentang intraksi sosial yang ada di lingkungan sekolah SMPN 4 Batukeliang, mberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa hal-hal yang belum di pahami mengenai materi yang di ajarkan,
dan membeikan tugas rumah untuk siswa mengenai bentuk asosiatif yang ada di tempat tinggal siswa.
1. 2) Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Hasil refleksi diperoleh dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti (sebagai observer) pada siklus I dengan mengisi lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa pada saat proses belajar mengajar. Kelangsungan proses belajar mengajar, observasi terhadap aktivitas siswa dilakukan dengan mangamati perilaku siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar dan pada saat melakukan tes atau evaluasi. Segala aktivitas siswa yang ada dalam lembar observasi diberi tanda rumput dalam lembar observasi (lampiran 7).
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II pada penggunaan LKS berbasis kontekstual dalam meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi, siswa dapat melakukan aktivitas yang sesuai dengan lembar observasi yaitu siswa memperhatikan penjelasan guru tentang bentuk-bentuk intraksi sosial dan proses intraksi sosial, mencatat hasil penjelasan guru bentuk-bentuk interaksi sosial dan proses interaksi sosial, membaca dan mengerjakan soal LKS berbasis kontekstual yaitu bentuk- bentuk intraksi sosial, mengkaikan soal LKS berbasis kontekstual dengan kehidupan nyata siswa di sekolah, terfokus dlam
mengerjakan soal LKS berbasis kontekstual, menunjukkan jawaban hasil soal LKS pada guru dengan cara siswa tersebut menulis hasil jawabanya di depan kelas, bertanya kepada guru hal- hal yang belum di mengerti dan mengeluarkan pendapatnya mengenai soal jawaban LKS berbasis kontekstual yang belum di pahami oleh siswa .
a. d. Evaluasi
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran LKS berbasis kontekstual dalam meningkatkan ketuntasan belajar pada mata pelajaran ekonomi pada siklus I maka pada pertemuan siklus II lebih ditekankan pada evaluasi atau tes hasil belajar. Evaluasi berlangsung selama jam mata pelajaran Ekonomi yaitu 40 menit. Bentuk evaluasi yang menggunakan LKS berbasis kontekstual adalah soal essay.
Melalui analisis evaluasi belajar siswa dan ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 06
Data Hasil Evaluasi Yang Menggunakan LKS Berbasis Kontekstual Dalam Meningkatkan Ketuntasan Belajar Ekonomi Siswa Siklus II SMPN 4 Batukeliang Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2010/2011.
No Analisis Hasil Belajar Hasil Belajar
1 Jumlah siswa 21
2 Jumlah siswa yang hadir 21
3 Nilai tertinggi 90
4 Nilai terendah 60
5 Jumlah nilai keseluruhan 1947 6 Siswa yang tuntas secara individu 19 7 Siswa yang tidak tuntas secara individu 2 8 Jumlah tuntas secara klasikal 90,47%
Berdasarkan hasil analisis dari tabel di atas terlihat bahwa ketuntasan belajar secara klasikal sudah mencapai dari target 85%, ini berarti proses pembelajaran pada siklus II sudah dikatakan berhasil atau tuntas. Hasil analisis secara rinci tentang data hasil evaluasi belajar siswa siklus II dapat dilihat pada (lampiran 10). Walaupun hasilnya tidak telah tuntas tetapi untuk siswa yang belum tuntas masih diberikan remedial sehingga siswa mencapai ketuntasan belajar ideal.
a. e. Refleksi
Dilihat dari hasil yang diperoleh pada siklus II dikatakan telah tuntas karena telah mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan yaitu minimal 85%.
Berdasarkan data yang dihasilkan pada siklus II kekurangan yang terjadi pada siklus I bisa diatasi dengan guru telah memberikan motivasi yang lebih kepada siswa sehingga siswa tidak malu lagi bertanya ini terbukti dalam mengerjakan soal evaluasi yang berbasis kontekstual menujukan hasil pembelajaran siswa sudah tuntas, memberikan contoh secara tidak langsung pada siswa tentang intraksi sosial yang ada di lingkungan sekolah SMPN4 Batukeliang, dan Guru dalam memberikan penjelasan dan penguatan benar-benar siswa
memahami penjelasan guru dengan melihat ketuntasan belajar siswa secara individu tercapai sesuai standar minimal ketuntasan belajar siswa.
Dengan demikian penggunaan LKS berbasis kontekstual dalam meningkatkan ketuntasan belajar siswa kelas VII B pada mata pelajaran Ekonomi di SMPN 4 Batukeliang telah tuntas.
a. C. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis data tiap-tiap siklus, terlihat bahwa dari siklus ke siklus mengalami peningkatan. Pada siklus I, menunjukkan bahwa ketuntasan individu siswa dengan nilai 55. Ini berarti ketuntasan belajar siwa belum tercapai dengan ketuntasan belajar siswa yang telah ditetapkan yaitu 65.
Sedangkan persentase ketuntasn klasikal siswa adalah 76,19%. Ini berarti ketuntasan belajar siswa juga belum tercapai sesuai dengan ketuntasan belajar menurut standar yang telah ditetapkan yaitu 85%. Hal ini disebabkan oleh guru masih kurang dalam memberikan motivasi kepada para siswa yang malu bertanya ini terlibat dalam mengertjakan soal LKS berbasis kontekstual masih banyak yang belum tuntas, dan pada saat mengerjakan soal evaluasi yang menggunakan LKS berbasis kontekstual siswa masih banyak yang belum paham selain itu juga guru tidak memberikan contoh langsung tentang soal yang di kerjakan siswa.
Berdasarkan hal tersebut maka siswa yang tidak mampu menjawab soal dikarena siswa belum mengerti pelajaran yang telah diajarkan. Untuk mengatasi banyaknya kekurangan selama pelaksanaan siklus I guru
melakukan perbaikan dalam pembelajaran pada siswa berikutnya dan meningkatkan hal-hal yang dianggap kurang. Untuk itu guru berupaya meningkatkan ketertiban siswa dalam membangkitkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran sesuai dengan refleksi pada siklus I, maka pada siklus II dilakukan tindakan yang merupakan penyempurnaan dan perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang muncul pada siklus I.
Berdasarkan hasil analisis pada siklus II menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa secara individu sebesar 90. Ini berarti ketuntasn belajar siswa secara individu telah sesuai dengan ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu 85. Sedangkan ketuntasn belajar siswa secara klasikal adalah 90,47%. Ini berarti ketuntasan belajar siswa secara klasikal juga telah sesuai dengan ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu 85%. Hal ini disebabkan karena persiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis kontekstual telah tercapai. “LKS berbasis kontekstual merupakan informasi dan instruksi guru kepada siswa agar dapat mengerjakan sendiri suatu aktivitas belajar melalui praktek dan penerapan hasil belajar untuk mencapai tujuan pengajaran.” “Selain itu juga untuk membangun atau menyusun pengetahuan baru kognitif siswa berdasarkan pengalaman atau yang disebut dengan konstruktivisme.”
“Lembar kerja siswa yang salah satu sarana atau alat untuk mengaktifkan siswa dalam melakukan pengamatan, eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data dan memecahkan masalah di dalam atau di luar
kelas dengan urutan-urutan yang sudah ada untuk mencapai tujuan pengajaran.”
Pada penggunaan LKS berbasis kontekstual sangat diperlukan, untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Model pembelajaran LKS berbasis kontekstual ini memiliki tujuan agar semua siswa bisa memiliki nilai ketuntasan belajar di atas standar minimal secara individu maupun klasikal dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Kemampuan siswa yang diperoleh dari proses awal yaitu melalui penggunaan LKS berbasis kontekstual yang akhirnya dapat menuntaskan belajar siswa, khususnya pada pelajaran Ekonomi menunjukkan bahwa dengan penggunaan LKS berbasis kontekstual ketuntasan siswa bisa tercapai dengan melihat kedua siklus yang telah dilakukan dengan refleksi yang terus dilakukan menunjukkan peningkatan, sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan yang dicapai siswa dengan persentase ketuntasan sebesar 90,47%.
Dari uraian serta hasil penelitian di atas pembelajaran dengna menggunakan LKS berbasis kontekstual dalam meningkatkan ketuntasan belajar pada mata pelajaran Ekonomi sangat dibutuhkan, dikarenakan siswa dikaitkan dengan penerapan kehidupan sehari-hari siswa.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN i. A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan LKS berbasis kontekstual dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa kelas VII B pada mata pelajaran Ekonomi di SMPN 4 Batukeliang Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2010/2011.Tingkat ketuntasan individu siswa pada siklus I dengan nilai 55. Dan mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 90. Jadi ketuntasn belajar siswa secara individu sudah tercapai dari target 65.
Sedangkan Tingkat persentase ketuntasan siswa pada siklus I sebesar 76,19%
dan mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 90,47%. Jadi ketuntasan belajar siswa juga secara klasikal sudah tercapai dari target 85%.
i. B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas maka dapat diberikan saran sebagai berikut:
1. 1. Untuk para guru, supaya mempergunakan pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis kontekstual dalam meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi dalam proses belajar mengajar.
2. 2. Untuk mendapatkan mutu pendidikan yang lebih baik, kepada sekolah hendaknya mengusahakan terlaksananya pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis kontekstual untuk meningkatkan ketuntasan belajar siswa.
3. 3. Mengingat kemampuan yang dimiliki peneliti terbatas, maka bagi peneliti lain disarankan untuk melanjutkan penelitian dengan menggunakan LKS berbasis kontekstual agar dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rohani. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 1991.
Ahmad Sudrajat. “Pembelajaran Kontekstual”, dalam http/www.Geogle.Com, diambil tanggal 10 April 2010, pukul 16.00 WITA.
Azhar. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Pada CBSA Dan LKS.
Surabaya: Usaha Nasional, 1993.
Depdiknas. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual. dalam http/www. Google, Com, diambil tanggal 15 April 2010, pukul 17.00 WITA.
KTSP SDN Sumber Belajar. “Ketuntasan Belajar”, dalam http/www.Geogle.Com, diambil tanggal 20 Maret 2010, pukul 14.00 WITA.
Lihat Hatimah, dkk. Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan. Jakarta:
Universitas Terbuka, 2007.
Nana Sudjana. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Baru Algensindo, 2008.
Nasution. Ketuntasan Belajar. dalam http/www. Google. Com, diambil tanggal 20 Maret 2010, pukul 14.00 WITA.
Nurul Zuriyah. Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan.Malang: Bumi Aksara, 2005.
Slameto. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, 1995.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2008.
……….. Metode Penelitian Ketuntasan Kualitatif Dan R dan D. Bandung:
Alfabeta, 2006.
Susilo. Pedoman Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007.
Syaiful Sagala. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2006.
TIM PKG SMU. Lembar Kerja Dalam Pengajaran. Yogyakarta: P3G SMU, 1985.