• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk mengetahui apakah dengan penggunaan LKS berbasis kontekstual dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa kelas VII B pada mata pelajaran Ekonomi di SMPN 4 Batukeliang Lombok Tengah

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk mengetahui apakah dengan penggunaan LKS berbasis kontekstual dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa kelas VII B pada mata pelajaran Ekonomi di SMPN 4 Batukeliang Lombok Tengah"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

PENGGUNAAN LKS (LKS) BERBASIS KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS VII B EKONOMI. yang berjudul “Penggunaan Lembar Kerja Siswa Berbasis Konteks Dalam Meningkatkan Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VIIB Mata Pelajaran Ekonomi Di SMPN 4 Batukeliang Lombok Tengah Tahun Ajaran Telah Memenuhi Syarat Dan Telah Disetujui Untuk Munaqasah. penggunaan LKS berbasis konteks dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa kelas VII B Ilmu Ekonomi SMPN 4 Batukeliang Lombok Tengah.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan LKS berbasis kontekstual dapat meningkatkan kesempurnaan belajar siswa kelas VII. Kelas B Ekonomi SMPN 4 Batukeliang Lombok Tengah tahun ajaran 2010/2011. diatas, penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji secara mendalam tentang “Pemanfaatan LKS Berbasis Konteks Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII B Mata Pelajaran Ekonomi Di SMPN 4 Batukeliang Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2010/2011”. Apakah penggunaan LKS berbasis kontekstual dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa kelas VII? ekonomi kelas B di SMPN 4 Batukeliang Lombok Tengah pada tahun pelajaran?

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh rancangan pembelajaran menggunakan LKS berbasis konteks untuk meningkatkan ketuntasan belajar siswa kelas VII B Ilmu Ekonomi SMPN 4 Batukeliang Lombok Tengah tahun pelajaran 2010/2011.

C. LKS Berbasis Kontekstual

SOL, tugas guru adalah bertindak lebih dari sekedar fasilitator dan merangsang inovasi dan kreativitas siswa. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa model LKS Berbasis Kontekstual adalah model LKS yang lebih memudahkan prinsip kontekstual untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa), dimana penemuan baru datang dari diri sendiri, bukan bukan dari guru.

Pembuatan LKS (Lembar Kerja Siswa) merupakan tugas yang dilakukan oleh guru bersamaan dengan penyusunan satuan pelajaran (SP) karena gurulah yang paling tahu apakah lembar kerja siswa diperlukan saat pembelajaran blok pelajaran atau tidak. Seperti namanya, “LKS” merupakan lembar kerja bagi siswa baik dalam kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler untuk memudahkan pemahaman terhadap materi pelajaran yang diperoleh. Sedangkan bagi guru, LKS berfungsi untuk membimbing siswa dalam berbagai kegiatan yang akan diajarkan dan mempertimbangkan prosesnya.

LKS digunakan apabila mata pelajaran atau sub topik suatu bidang studi membutuhkan kegiatan yang detail untuk dilatihkan kepada siswa. Dengan kata lain, LKS harus dibuat sedemikian rupa sehingga mengefektifkan pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (TLA). Artinya, guru harus merancang LKS sedemikian rupa, sehingga siswa dalam LKS dapat mengerjakan kegiatan yang mengarah pada “belajar kemampuan dasar”.

Menyusun rencana pembelajaran LKS berbasis konteks Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran lebih merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang oleh guru, yang memuat skenario langkah demi langkah tentang apa yang akan dilakukan siswa terkait dengan topik yang akan dibahas. dipelajari, program mencerminkan tujuan pembelajaran, media untuk mencapai tujuan tersebut, materi pembelajaran, penilaian otentik langkah-langkah pembelajaran. Dari pendapat para ahli di atas, dapat dipahami bahwa menyusun RPP berbasis konteks merupakan tugas yang dirancang oleh guru agar siswa dalam LKS berbasis konteks dapat bekerja dengan kegiatan ke arah perolehan keterampilan dasar.

D. Ketuntasan Belajar

Dalam pembelajaran penuh, dua layanan diberikan kepada siswa, yaitu layanan program remedial dan layanan program pengayaan. Hasil analisis juga dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan ketuntasan belajar pada semester atau tahun berikutnya. Manfaat hasil analisis ketuntasan belajar menjadi dasar untuk peningkatan ketuntasan belajar pada semester atau tahun ajaran berikutnya.

Analisis pencapaian ketuntasan belajar dilakukan berdasarkan hasil pengelolaan data perolehan nilai setiap siswa pada mata pelajaran tersebut.

A. Jenis Penelitian

B. Setting Penelitian

C. Sasaran Penelitian

D. Rencana Tindakan

Tahapan ini sebenarnya berjalan seiring dengan tahapan melakukan kegiatan observasi, yang dilakukan secara terus menerus setiap kali berlangsung pembelajaran tindakan dengan mengamati kegiatan guru dan kegiatan belajar siswa. Dari kegiatan berpikir inilah yang perlu diperhatikan agar pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal. Tahap refleksi ini dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru mata pelajaran ekonomi dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang optimal dalam mencapai penguasaan studi ekonomi yang diinginkan.

Dari siklus diatas dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan PTK dengan siklus pertama terdiri dari empat kegiatan, jika diketahui dimana keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilakukan pada siklus pertama, menentukan rancangan untuk siklus kedua. Kegiatan siklus kedua dapat merupakan kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya jika dimaksudkan untuk mengulang sukses atau. Namun secara umum kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua terdapat beberapa tambahan perbaikan pada tindakan sebelumnya yang jelas dimaksudkan untuk mengatasi berbagai kendala atau masalah yang ditemukan pada siklus pertama.

E. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaan

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati dan mencatat setiap kejadian yang sedang berlangsung dengan alat pengamatan tentang hal-hal yang akan diamati atau diselidiki. Dalam penelitian ini observasi dilakukan peneliti untuk mengamati penerapan pembelajaran LKS kontekstual pada perilaku siswa saat mengerjakan tugas individu guru ekonomi. Dokumenter adalah cara pengumpulan data melalui catatan tertulis, seperti arsip buku-buku tentang teori, pendapat, proposal, dan undang-undang, dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah penelitian.

Penggunaan film dokumenter ini juga diperlukan untuk mendapatkan data jumlah siswa kelas VII. kelas di SMPN 4 Batukeliang tahun ajaran 2010/2011 untuk memperoleh data nama-nama subjek penelitian.

F. Cara Pengamatan (Monitoring)

SMP Negeri 4 Batukeliang Lombok Tengah merupakan lembaga pendidikan formal yang keberadaannya telah diakui oleh masyarakat sekitar dan pemerintah khususnya, SMP Negeri 4 Batukeliang Lombok Tengah berdiri diawali dengan terbentuknya Sekolah Menengah Pertama (SMP) Cabang pada tanggal 13 Mei 2000 Dari hasil pertemuan tersebut menghasilkan beberapa rumusan mengenai langkah-langkah pendirian SMPN 4 Batukeliang Lombok Tengah. Pada tahun ajaran 2000/2001, jumlah siswa yang diterima sebanyak 27 orang, terdiri dari 25 laki-laki dan 12 perempuan.

Pada awal tahun ajaran 2002/2003 SMP 1 Filial Batukeliang Desa Bujak menerima 31 siswa, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan, pada saat itu Pak Mahnan, S.Pd. Sekolah ini menempati lahan seluas 9.304 m2, dipimpin oleh seorang kepala sekolah yaitu Bapak Nasirun, S.Pd yang juga merupakan kepala pelaksana Unit Sekolah Baru (USB). SMP Negeri 4 terletak di Desa Bujak, Kecamatan Batukeliang, Lombok Tengah. Dilihat dari letak geografisnya, SMPN 4 cukup strategis karena terletak di tengah desa sehingga mudah dijangkau siswa.

Kondisi sarana dan prasarana pendukung di SMPN 4 Batukeliang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel sarana dan prasarana di atas menunjukkan bahwa kondisi sarana dan prasarana di SMPN 4 Batukeliang dapat menunjang proses belajar mengajar di tempat tersebut. Jika melihat kondisi siswa tersebut, maka menunjukkan bahwa SMPN 4 Batukeliang tidak memiliki siswa yang terlalu banyak, cukup.

Untuk sekolah yang baru berdiri seperti SMPN 4 Batukeliang, Lombok Tengah, dengan jumlah siswa laki-laki 81 orang dan perempuan 71 orang. Guru memiliki pengaruh yang cukup besar dalam dunia pendidikan, lebih jelasnya tentang guru di SMPN 4 Batukeliang dapat dilihat pada tabel berikut. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah guru di SMPN 4 Batukeliang Lombok Tengah adalah 18 orang, semua guru ini berpendidikan sarjana dan merupakan alumni perguruan tinggi.

B. Hasil Penelitian

Agar dapat mengadaptasi materi pelajaran yang disampaikan, digunakan metode ceramah, LKS berbasis kontekstual dan evaluasi. Setelah melaksanakan proses belajar mengajar selama dua kali pertemuan, pada pertemuan kedua guru memberikan soal-soal evaluasi berupa lembar kerja siswa berbasis kontekstual. Bentuk soal asesmen menggunakan LKS berbasis kontekstual berupa soal esai sebanyak 5 soal untuk dikerjakan secara individu. Setiap siswa mendapat satu kertas.

Data hasil penilaian menggunakan LKS berbasis konteks dalam meningkatkan ketuntasan belajar ekonomi siswa Siklus I. 2. 2) Pada saat mengerjakan soal penilaian yang menggunakan LKS berbasis konteks, masih banyak siswa yang kurang memahami materi yang diberikan. diajarkan, sehingga banyak siswa yang tidak menyelesaikannya. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II penggunaan LKS berbasis konteks dalam meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi, siswa dapat melakukan kegiatan sesuai lembar observasi yaitu siswa memperhatikan guru. penjelasan bentuk interaksi sosial dan proses interaksi sosial, mencatat hasil penjelasan guru bentuk interaksi sosial dan proses interaksi sosial, membaca dan mengerjakan soal LKS berbasis konteks yaitu bentuk-bentuk interaksi sosial, menghubungkan soal LKS berbasis konteks dengan kehidupan nyata siswa di sekolah, terfokus secara internal.

Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran LKS berbasis konteks untuk meningkatkan ketuntasan belajar mata pelajaran ekonomi pada siklus I, pada pertemuan siklus II lebih ditekankan pada penilaian atau tes prestasi belajar. Data hasil penilaian menggunakan lembar kerja berbasis konteks dalam meningkatkan ketuntasan belajar ekonomi siswa siklus II SMPN 4 Batukeliang Lombok Tengah tahun ajaran 2010/2011. Dengan demikian, penggunaan LKS Berbasis Kontekstual untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VII B Mata Pelajaran Ekonomi SMPN 4 Batukeliang telah selesai.

Hal ini karena penyiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dicapai melalui penggunaan LKS berbasis kontekstual. Dari uraian dan hasil penelitian di atas, pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis konteks dalam meningkatkan ketuntasan belajar pada mata pelajaran ekonomi sangat diperlukan, karena siswa terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa. Bagi guru agar menggunakan pembelajaran dengan menggunakan LKS kontekstual untuk meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi dalam proses belajar mengajar.

Untuk mendapatkan mutu pendidikan yang lebih baik, sekolah hendaknya berupaya menerapkan pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis konteks untuk meningkatkan ketuntasan belajar siswa. Mengingat keterbatasan kemampuan peneliti, peneliti lain disarankan untuk melanjutkan penelitian dengan menggunakan LKS berbasis konteks guna meningkatkan ketuntasan belajar siswa.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 78,25 % dan pada siklus II sebesar 83,85 % mengalami