• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Murid Kelas V Tema Ekosistem Sub Tema Keseimbangan Ekosistem Melalui Metode Sokratis Pada SD Negeri 1 Unoe Kecamatan Glumpang Baro Kabupaten Pidie

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Murid Kelas V Tema Ekosistem Sub Tema Keseimbangan Ekosistem Melalui Metode Sokratis Pada SD Negeri 1 Unoe Kecamatan Glumpang Baro Kabupaten Pidie"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

140

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Murid Kelas V Tema Ekosistem Sub Tema Keseimbangan Ekosistem Melalui Metode Sokratis Pada SD

Negeri 1 Unoe Kecamatan Glumpang Baro Kabupaten Pidie

Nuriah

Guru SD Negeri 1 Unoe, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, Indonesia Email : nuriah@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika tema ekosistem pada murid kelas V SD Negeri 1 Unoe dengan menggunakan metode sokratis Tahun Ajaran 2017/2018. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (action research).

Subyek penelitian ini adalah murid kelas V di SD Negeri 1 Unoe yang berjumlah 20 orang. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : melalui penggunaan metode sokratis dalam penelitian tindakan kelas pada SD Negeri 1 Unoe sudah terjadi peningkatan hasil belajar murid pada sub tema keseimbangan ekosistem, khususnya tema ekosistem. Sebelum dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode sokratis nilai murid adalah 54. Pada siklus I hasil evaluasi murid mendapatkan nilai rata-rata pada pertemuan ke I adalah 60, dan pada pertemuan ke II 60,50. Sedangkan pada siklus II terus meningkat menjadi rata-ratanya 67,50 pada pertemuan ke 1 dan 78 pada pertemuan ke 2. Dari penelitian tersebut terjadi peningkatan ketuntasan belajar cukup besar dari siklus I ke siklus II sebesar , karena ketuntasan pada siklus I hanya 71,43%, akan tetapi pada siklus II mencapai 89,21%, berarti terdapat peningkatan hasil belajar murid dan aktivitas proses pembelajaran para peserta didik setelah dilakukan penelitian tindakan kelas. Dengan demikian, dapat disimpulkan terdapat perbedaan hasil belajar sebelum dan sesudah dilakukan tindakan kelas pada murid kelas V SD Negeri 1 Unoe.

Kata Kunci : Hasil Belajar Melalui Metode Sokratis PENDAHULUAN

Fungsi guru sangat penting dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, situasi yang dihadapi guru dalam melaksanakan pengajaran mempunyai pengaruh besar terhadap proses belajar mengajar itu sendiri. Dengan demikian, guru sepatutnya peka terhadap berbagai situasi yang dihadapi, sehingga dapat menyesuaikan pola tingkah lakunya dalam mengajar dengan situasi yang dihadapi. Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki guru adalah merencakana dan melaksanakan proses belajar mengajar. Kemampuan ini membekali guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengajar.

Belajat dan mengajar terjadi pada saat berlangsungnya interaksi antara guru dengan murid untuk mencapai tujuan pengajaran. Menurut Rohani dan Ahmadi (2001: 1) tugas dan tanggung jawab utama seorang guru/pengajar adalah mengelola pengajaran secara lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif antara dua subyek pengajaran, guru sebagai penginisiatif awal dan pengarah serta pembimbing, sedang peserta didik sebagai yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam pengajaran.

(2)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Maret 2023 eISSN 2657- 0998

141 Mengingat pentingnya belajar dalam kehidupan sehari-hari, maka semua materi harus dikuasai dengan baik. Hal ini ditinjau dari tujuan umum diberikannya pelajaran dijenjang pendidikan dasar sampai pendidikan menengah adalah memepersiapkan murid agar sanggup menghadapi perubahan keadaan didalam kehidupan dan dapat menggunakan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Menurut Djamarah, dkk (2006 : 11) belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses dan hasil belajar, kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru. Jadi, hakikatnya belajara adalah perubahan”.

Selama ini, proses pembelajaran yang berlangsung di kelas V SD Negeri 1 Unoe masih sedikit sekali yang memperoleh hasil belajar yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal khususnya pada tema ekosistem, walaupun telah banyak dilakukan penerapan strategi dan metode yang dilakukan. Dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan beberapa Metode diantaranya metode tanya jawab, seluruh murid yang menggunakan metode tersebut menciptakan suasana di kelas terutama murid lebih aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar, tetapi khusus pada kelas V muridnya sebagian kecil aktif dan sebagian besar pasif sehingga hasil belajar sebagian besar tidak tuntas dalam pembelajaran di sekolah. Murid kurang aktif bertanya, menanggapi dan menjawab pertanyaan serta hasil belajar murid pada tema ekosistem masih rendah dengan nilai rata-rata 54 sedangkan kriteria ketuntasan minimal yang diterapkan 65.

Sehingga diperlukan metode pembelajaran yang tepat mengatasi permasalahan tersebut. Menurut Amri (2013:113) metode belajar mengajar dapat diartikan sebagai cara- cara yang dilakukan untuk menyampaikan atau menanamkan pengetahuan kepada subjek didik, atau anak melalui sebuah kegiatan belajar mengajar, baik di sekolah, rumah, kampus, pondok, dan lain-lain. Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan (Rusman, 2011:6).

Pembelajaran adalah bukan menitikberatkan pada apa yang dipelajari melainkan pada bagaimana cara membuat peserta didik mengalami proses pembelajaran dengan cara-cara penyampaian materi pelajaran, cara mengelolah pembelajaran dan pengorganisasian materi (Yamin, 2013:16).

Gagasan peneliti, metode pembelajaran yang sesuai untuk memecahkan masalah ini adalah metode sokratis. Metode sokrates adalah salah satu metode pembelajaran tanya jawab yang digunakan untuk membimbing dan memperdalam tingkat pemahaman.

Menurut Juliana (dalam Aqib & Murtadlo, 2016: 178) metode sokrates adalah suatu metode pembelajaran yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan cara percakapan atau perdebatan. Mereka dihadapkan dengan sederet pertanyaan-pertanyaan yang mengaharuskan mereka berdiskusi, yang serangkaian pertanyaan itu diharapkan peserta didik mampu menemukan jawabannya, saling membantu dan menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang sulit. Sedangkan menurut Abdullah (2014:208) metode

(3)

142

sokrates adalah kegiatan belajar dengan mengajukan pertanyaan baik adalam mengajukan permasalahan maupun dalam menjawab pertanyaan.

Metode sokratis hampir sama dengan tanya jawab, maka kegiatan gurupun pada metode ini banyak kesamaannya. Kegiatan guru pada metode sokratis yang paling menonjol ialah bertanya dan memperhatikan jawaban para murid. Pada metode sokratis isi pertanyaan di samping berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari, pertanyaan itu berbentuk pertanyaan kunci untuk mengarahkan cara berpikir para murid. Dengan pertanyaan kunci ini diharapkan murid bersangkutan sadar akan kesalahannya atau kekeliruannya dan dapat pula mencari jawaban yang benar. Bila murid ini memberi jawaban yang kurang tepat atau salah, maka guru memberi pertanyaan baru yang sifatnya menggiringi pikiran murid ini agar sadar bahwa jawaban yang diberikannya adalah kurang tepat. Pertanyaan seperti ini dapat disebut pertanyaan kunci. Mengingat pada kelas V terdiri dari sebagian kecil murid aktif dan sebagian besar pasif, peneliti cenderung menggunakan sokratis, untuk menciptakan murid lebih aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar. Maka dari itu penulis tertarik untuk menerapkan metode sokratis untuk mengantisipasi kendala pada pelaksanaan pembelajaran tanya jawab di kelas V.

Peneliti memperkirakan dengan penerapan metode sokratis ini dapat meningkatkan hasil belajar pada semua murid kelas V dan menjadikan sub tema keseimbangan ekosistem menjadi pelajaran yang menyenangkan bagi murid serta dapat meningkatkan hasil belajarnya. Berdasarkan masalah yang dipaparkan di atas peneliti memilih judul penelitian

“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Murid Kelas V Tema Ekosistem Sub Tema Keseimbangan Ekosistem Melalui Metode Sokratis Pada SD Negeri 1 Unoe Kec.

Glumpang Baro Kabupaten Pidie”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Unoe yang dilakukan selama 3 bulan, mulai dari bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2018. Subyek penelitian ini adalah murid kelas V di SD Negeri 1 Unoe yang berjumlah 20 orang. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan menggunakan model desain model PTK Kemmis S. and Mc. Taggart yang melalui beberapa langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini terdiri atas 2 siklus.

Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi. Sumber data dalam penelitian ini adalah murid berupa data hasil tes tertulis dan hasil observasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif, yang meliputi:

Analisis deskriptif komparatif hasil belajar dengan cara membandingkan hasil belajar murid pada siklus I dengan siklus II dan Analisis deskriptif kualitatif hasil observasi dengan cara membandingkan hasil observasi refleksi pada siklus I dengan siklus II.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kondisi Awal

Pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas guru mengajar secara konvensional. Guru cenderung mentransper ilmu kepada murid, sehingga murid hanya mendengar dan murid kurang aktif bahkan cenderung bosan, disamping itu dalam penyampaian materi guru tidak menggunakan media pembelajaran. Proses pembelajaran

(4)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Maret 2023 eISSN 2657- 0998

143 tampak kaku karena murid hanya melihat dan mendengar apa yang dijelaskan gurunya. Itu semua berdampak pada hasil nilai Murid di Kelas V Semester II SD Negeri 1 Unoe.

Tabel 1. Perolehan Data Hasil Belajar Pra Siklus

No Kriteria Jumlah Data

(Rentang Nilai) Jumlah % Nilai Rata- Rata Kelas 1 Sudah mencapai KKM 65-100 16 orang 46,43%

2 Belum mencapai KKM 55-64 4 orang 53,57% 54

Perolehan nilai rata-rata pada kondisi awal (pra siklus) pembelajaran dapat juga disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2. Rata-Rata Hasil Tes Pra Siklus

No Keterangan Nilai

1 Nilai Tertinggi 70

2 Nilai Terendah 40

3 Jumlah Nilai 1512

4 Nilai Rata-Rata 54

Perolehan persentase aktivitas guru dan murid pada tahap awal dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. Aktivitas Guru dan Aktivitas Murid Pra Siklus

No Aktivitas Guru Aktivitas Murid

1 Nilai Persentase Nilai Persentase

2 13 45,00% 15 55,00%

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa aktivitas guru adalah 45% dan aktivitas murid adalah 55%.

Deskripsi Hasil Siklus I 1. Tahap Perencanaan

a. Melihat kurikulum, dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

b. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

c. Menyiapkan LKS.

d. Menyusun lembar instrument yang akan digunakan oleh observer sebagai acuan penilaian dan pengamatan tindakan para murid.

2. Tahapan Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dalam rencana pembelajaran. Peneliti menyampaikan materi berdasarkan urutan langkah-langkah pembelajaran yang sudah disusun dalam RPP yang secara garis besar seperti berikut:

Pertemuan 1 dan II Pendahuluan

Apersepsi : Mengingat kembali sub tema sebelumnya yaitu komponen ekosistem dan hubungan antar makhluk hidup dalam ekosistem.

Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat berinteraksi dan saling memerlukan/ bergantung satu sama lain (dengan makhluk hidup lain).

(5)

144

Kegiatan Inti Eksplorasi

Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (selain itu misalkan dalam bentuk lembar kerja, tugas mencari materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan lingkungan, atau pemberian contoh-contoh materi untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb), kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut.

Elaborasi

1) Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan tentang keseimbangan ekosistem (rantai makanan dan jaring-jaring makanan)

2) Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas tentang keseimbangan ekosistem dalam buku paket pada hal 99-121 mengenai (rantai makanan dan jaring- jaring makanan)

3) Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai keseimbangan ekosistem dalam buku paket hal.99-121 sebagai tugas individu.

Konfirmasi

1) Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui 2) Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui Penutup

1) Peserta didik membuat rangkuman dari materi mengenai keseimbangan ekosistem.

2) Peserta didik dan guru melakukan refleksi.

3. Tahap Observasi dan Monitoring

Pada tahap ini peneliti bersama observer yang juga teman sejawat menganalisis proses kegiatan pembelajaran dan hasil belajar murid. Analisis ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana tingkat keaktifan, kerja sama dan kreatifitas dalam kegiatan pembelajaran.

Selain itu juga menganalisis kekurangan-kekurangan dan kelebihan peneliti dalam mengajar. Hasil pengamatan terhadap kegiatan murid selama kegiatan pembelajaran pada siklus I sudah menunjukkan hasil yang lebih baik, artinya terjadi perubahan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dibandingkan dalam kegiatan belajar sebelumnya.

4. Tahapan Refleksi

Berdasarkan tes pada akhir pembelajaran pertemuan 1 penulis dapat mengkalsifikasikan nilai seperti tabel nilai yang terlampir sesuai dengan nilai tabel di atas penulis dapat menganalisis sebagai berikut

a. Ketuntasan belajar murid mencapai KKM berjumlah 8 orang atau 40% yang belum tuntas 12 orang 60% dari 20 murid. Dengan demikian hasil pembelajaran yang dicapai pada siklus pertama tatap muka satu, nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50. Tingkat ketuntasan 40%.

b. Hasil belajar tatap muka dua penulis melakukan dengan tes atau pengukuran. Pada akhir pembelajaran pertemuan yang ke-2 memperoleh hasil Ketuntasan murid 60%

dan tidak tuntas 40%. Nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50, yang sudah mencapai ketuntasan 12 orang 60%. Setelah dicari rata-rata dari siklus I 60,25. Nilai dari tingkat ketuntasan 40% menjadi 60%. Berikut hasil belajar pada siklus I dapat diketahui melalui tabel di bawah ini :

(6)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Maret 2023 eISSN 2657- 0998

145 Tabel 4. Perolehan Data Ketuntasan Belajar Siklus I

No Kriteria

Jumlah Data (Rentang

Nilai)

Jumlah Murid

Rata-Rata Tuntas

Nilai Rata- Rata Kelas Pert.I Pert.II

1 Sudah mencapai KKM 65-100 8 orang 12 orang 71,43%

2. Belum mencapai KKM 35-64 12 orang 8 orang 32,14% 68

Perolehan nilai rata-rata pada siklus I pembelajaran dapat juga disajikan pada tabel berikut :

Tabel 5. Rata-Rata Hasil Tes Siklus I

No Perolehan Nilai Pertemuan I Pertemuan II Rata-Rata

1 Nilai Tertinggi 80 80 80

2 Nilai Terendah 50 50 50

3 Jumlah Nilai 1680 1694 1687

4 Nilai Rata-Rata 60 60,50 60,25

Perolehan presentase aktivitas guru dan murid dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 6. Aktivitas Guru dan Aktivitas Murid Siklus I

No Aktivitas Guru Aktivitas Murid

1

Pertm.I Pertm.II Rata- rata (%)

Pertm.I Pertm.II Rata- rata Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % (%)

14 50 20 71,43 60,72 18 66,66 20 70 68,33 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa rata-rata aktivitas guru adalah 60,72%

dan ratarata aktivitas murid adalah 68,33%.

Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II 1. Tahap Perencanaan

Pada siklus ini penelitian akan lebih aktif dalam membimbing murid sehingga dan memotivasi murid untuk aktif dalam mempelajari materi yang sedang dipelajari dan diharapkan akan terjadi peningkatan hasil belajar murid dari pada siklus I. Adapun persiapan yang dilakukan peneliti ada siklus II ini adalah mempersiapkan bahan atau materi ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran antara lain :

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan langkah- langkahnya yang sesuai dengan penerapan metode sokratis dengan lebih mengaktifkan murid

b. Menyusun LKS yang akan diselesaikan murid c. Menyediakan alat dan bahan yang diperlukan d. Menyusun kuiz

e. Menyusun soal evaluasi akhir

f. Menyusun lembar instrument aktivitas guru dan murid tentang penggunaan metode sokratis yang akan digunakan oleh observer sebagai acuan penilaian dan pengamatan tindakan guru dan para murid

g. Peneliti juga meminta 2 orang teman guru untuk menjadi observer

(7)

146

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah disusun dalam rencana pembelajaran. Peneliti menyampaikan materi berdasarkan urutan langkah-langkah pembelajaran. Adapun kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah :

Pertemuan 1 dan II Pendahuluan

Apersepsi : Mengingat kembali sub tema sebelumnya yaitu komponen ekosistem dan hubungan antar makhluk hidup dalam ekosistem

Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat berinteraksi dan saling memerlukan/bergantung satu sama lain (dengan makhluk hidup lain).

Kegiatan Inti Eksplorasi

Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (selain itu misalkan dalam bentuk lembar kerja, tugas mencari materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan lingkungan, atau pemberian contoh-contoh materi untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb), kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut

Elaborasi

a. Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan tentang keseimbangan ekosistem (rantai makanan dan jaring-jaring makanan)

b. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas tentang keseimbangan ekosistem dalam buku paket pada hal 99-121 mengenai (rantai makanan dan jaring- jaring makanan)

c. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai keseimbangan ekosistem dalam buku paket hal.99-121 sebagai tugas individu

Konfirmasi

a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui b. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui Penutup

a. Peserta didik membuat rangkuman dari materi mengenai keseimbangan ekosistem b. Peserta didik dan guru melakukan refleksi

3. Tahap Observasi

Pelaksanaan observasi dilakukan oleh teman sejawat selaku pengamat terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh penulis, dan aktifitas murid dalam mengikuti pembelajaran. Hasil observasi siklus II pertemuan I dan pertemuan ke II menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran sudah kesesuaian dalam skenario atau rencana. Hasil belajar sudah meningkat secara signifikan hampir seluruh murid mencapai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 65.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil tes pada akhir pembelajaran dua penulis dapat mengklasifikasikan nilai seperti tabel nilai yang terlampir sesuai dengan nilai tabel di atas penulis dapat menganalisis sebagai berikut :

(8)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Maret 2023 eISSN 2657- 0998

147 a. Siklus I pertemuan I jumlah murid 20 orang 16 orang murid yang tuntas 80%

sedangkan yang belum tuntas 4 orang murid 20% telah mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 65.

b. Pada siklus II pertemuan II jumlah murid 20 orang mencapai ketuntasan 18 orang = 90% yang belum mencapai ketuntasan 2 orang murid = 10 % nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 55. Dengan demikian hasil pembelajaran yang dicapai pada siklus ke dua, nilai rata-rata 78. Persentase ketuntasan siklus II pertemuan I dan II adalah 80%

tambah 90% rata-rata ketuntasan pada siklus II = 89,21%. Seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 7. Perolehan Data Ketuntasan Belajar Siklus II

No Kriteria

Jumlah Data (Rentang

Nilai)

Jumlah Murid Rata- Rata Tuntas

Nilai Rata- Rata Kelas Pert.I Pert.II

1 Sudah mencapai KKM 65-100 16 orang 18 orang 89,21%

72,75 2. Belum mencapai KKM 35-64 4 orang 2 orang 10,79%

Perolehan nilai rata-rata pada siklus II pembelajaran dapat juga disajikan pada tabel berikut :

Tabel 8. Rata-Rata Hasil Tes Siklus II

No Perolehan Nilai Pertemuan I Pertemuan II Rata-Rata

1 Nilai Tertinggi 90 100 95

2 Nilai Terendah 55 55 55

3 Jumlah Nilai 2025 2340 2183

4 Nilai Rata-Rata 67,50 78,00 72,75

Perolehan presentase aktivitas guru dan murid pada tahap awal dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 9. Aktivitas Aktivitas Guru dan Aktivitas Murid Siklus II

No Aktivitas Guru Aktivitas Murid

1

Pertm.I Pertm.II Rata- rata (%)

Pertm.I Pertm.II Rata- rata (%)

Nilai % Nilai % Nilai % Nilai %

24 85,57 26 92,85 82,5 24 85,57 26 92,85 89,21 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa rata-rata aktivitas guru pada siklus II telah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I menjadi 82,5%. Aktivitas murid pada siklus II juga mengalami peningkatan jika dibndingkan dengan siklus I menjadi 89,21. Ha ini membuktikan bahwa sahnya dengan menerapkan metode sokrais dapat meningkatkan hasil belajar murid, aktivitas guru maupun aktivitas murid.

PENUTUP

Kesimpulan

Setelah melakukan penelitin ini selama dua siklus, maka telah terjadi peningkatan hasil belajar murid yang cukup baik, berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode sokratis dapat meningkatkan hasil belajar murid. Peningkatan tersebut ditandai dengan terjadinya tingkat ketuntasan

(9)

148

belajar murid, dimana ke 20 murid di kelas V sudah mencapai nilai tuntas (KKM) yang ditentukan sekolah yaitu 65.

Berdasarkan paparan hasil penelitian tindakan yang sudah dilakukan selama dua siklus dengan nilai yang didapat rata-rata hasil evaluasi yang telah dilakukan pada setiap siklus, ternyata terjadi peningkatan yang cukup baik pada setiap siklus yang dilaksanakan dimana pada siklus I diperoleh nilai rata-rata murid yaitu 60,25 dengan tingkat aktivitas murid 70,33% dan aktivitas guru mencapai 60,72%. Sedangkan pada siklus II memperoleh nilai rata-rata 72,75 dengan tingkat aktivitas murid 89,21% dan aktivitas guru %.

Oleh karena itu penelitian ini dianggap cukup berhasil dan memuaskan bagi peneliti, dimana peneliti dapat mengetahui bahwa: dengan menggunakan metode sokratis dapat meningkatkan pemahaman konsep murid di kelas V SD Negeri 1 Unoe. Hal ini ditandai dengan semakin berkualitas belajar murid. Pembelajaran dengan menggunakan metode sokratis dapat meningkatkan kemampuan murid mengelompokkan dan membedakan pecahan aljabar biasa dan campuran dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abdullah, R. (2016). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan & Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013.

Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya.

Aqib, Z., & Murtadlo, A. (2016). Kumpulan Metode Pembelajaran Kreatif dan Inovatif.

Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.

Djamarah, Syaiful, Bahri, dkk, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Rohani, Ahmad dan Ahmadi, Abu 2001. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Renika Cipta.

Rusman. 2011. Model – Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja grafindo Persada.

Yamin, M. 2013. Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta: Press Group.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk lebih jelasnya peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I dan II dapat dilihat dalam grafik berikut: Dari hasil penelitian, bahwa strategi question student have