• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA KELAS IV MI AL HUDA KEDUNGLO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA KELAS IV MI AL HUDA KEDUNGLO"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA

KELAS IV MI AL HUDA KEDUNGLO

UMI MASLIKATIN

Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : umimasrikatin@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas IV MI Al Huda Kedunglo pada mapel tematik tema 4 berbagai pekerjaan disebabkan karena pemilihan strategi pembelajaran bersifat konvensional dan cenderung monoton dengan menggunakan metode ceramah yang lebih dominan dibandingkan metode penugasan atau diskusi.Hal tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa rendah ditunjukkan dengan Pelaksanaan pembelajaran secara konvensional diperoleh data bahwa siswa yang tuntas belajar sebesar 45%, dari 20 siswa kelas IV hanya ada 9 orang siswa yang mampu memperoleh nilai di atas KKM.Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan setiap siklusnya satu pertemuan.Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas IV MI Al Huda Kedunglo dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar dengan ketuntasan klasikal pada siklus I adalah 70 % dengan nilai rata-rata 76 . Siklus II meningkat menjadi 85 % dan nilai rata-rata 85,5. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar tematik tema 4 siswa kelas IV MI Al Huda Kedunglo.

Kata Kunci : Hasil belajar,problem based learning dan tematik tema 4 subtema 2

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan faktor yang paling besar peranannya dalam kehidupan. Melalui pendidikan pembangunan kepribadian manusia dapat dilakukan, Manusia dididik, dibina, dan dikembangkan potensi yang dimilikinya sehingga terwujud sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

Menyadari hal tersebut, maka pemerintah bersama para ahli pendidikan berusaha meningkatkan mutu pendidikan baik di tingkat sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama, sekolah lanjutan tingkat atas maupun perguruan tinggi. Salah satu cara yang dapat ditempuh yaitu dengan mengubah sistem

(2)

pembelajaran yang selama ini berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswaRendahnya hasil belajar siswa kelas IV MI Al Huda Kedunglo pada mapel tematik tema 4 berbagai pekerjaan disebabkan karena pemilihan strategi pembelajaran bersifat konvensional dan cenderung monoton dengan menggunakan metode ceramah yang lebih dominan dibandingkan metode penugasan atau diskusi.

Perbaikan dalam proses pembelajaran perlu diadakan. Untuk meningkatkan proses pembelajaran guru harus mampu memilih dan menggunakan berbagai model pembelajaran. Model pembelajaran yang dipilih, sebaiknya lebih melibatkan siswa secara aktif. Hal ini akan membuat siswa lebih paham terhadap materi pelajaran dan bukan sekedar menerima informasi dari guru untuk dihafal.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model problem based learning atau sering disebut pembelajaran berbasis masalah, karena dengan model problem based learning siswa dapat belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta dapat tercapainya pembelajaran yang diharapkan.

Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari siswa (bersifat kontekstual) sehingga merangsang siswa untuk belajar. Dengan membuat permasalahan sebagai tumpuan pembelajaran, siswa di dorong untuk mencari informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Lima langkah utama model problem based learning, yaitu : a)Mengorientasi siswa pada masalah b)Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran c)Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok d)Mengembangkan dan menyajikan hasil karya e)Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.

METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan penelitian ini menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang menjelaskan prosedur pembelajaran pada tema berbagai pekerjaan subtema pekerjaan disekitarku. Data yang terkumpul dianalisis seacara deskriptif kualitatif untuk data observasi dan deskriptif kuantitatif untuk data tes.

Ditinjau dari bagaimana penelitian dilakukan, maka penelitian ini termasuk ke dalam penelitian tindakan kelas (PTK). Pemilihan jenis PTK karena permasalahan yang diteliti berawal dari permasalahan yang terjadi di kelas.

Selain itu peneliti terlibat langsung dan sudah merupakan tugas peneliti sebagai pendidik yang harus selalu berusaha meningkatkan mutu Pendidikan.Adapun

(3)

tahapan dalam penelitian tindakan kelas ini di mulai dari tahapan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi tindakan yang diikuti perencanaan ulang.

Adapun langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

a)Pra Tindakan,berdasarkan studi pra-penelitian yang dilakukan peneliti di kelas IV MI Al Huda Kedunglo dan diskusi dengan teman sejawat rendahnya hasil pembelajaran tematik siswa kelas IV MI Al Huda Kedunglo, pembelajaran masih berpusat pada guru.Dengan memperhatikan permasalahan-permasalahan yang telah dipaparkan, maka peneliti merasa perlu untuk mengembangkan suatu prosedur pembelajaran yang dapat membangun pemahaman siswa tentang pembelajaran tematik pada tema 4 berbagai pekerjaan subtema 2 pekerjaan disekitarku.b)Siklus I, meliputi :1.Perencanaan(Planning)2.Pelaksanaan Tindakan (Acting)3.Pengamatan (Observing)4.Refleksi ( Reflecting).c)Siklus II,meliputi : 1.Perencanaan(Planning)2.PelaksanaanTindakan(Acting)3.Pengamatan(Observi ng) 4.Refleksi ( Reflecting).

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :1)Soal tes,data hasil belajar digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan yaitu tema 4 berbagai pekerjaan subtema 2 pekerjaan disekitarku menggunakan model Problem Based Learning. Tes yang digunakan peneliti pada lembar soal tes yang berbentuk pilihan ganda sebanyak 10 soal dan 5 soal esay. Soal tes diberikan sesudah pembelajaran pada pertemuan terakhir (Soal Evaluasi 1 pada akhir siklus I dan Soal Evaluasi 2 pada akhir siklus II).2)Lembar observasi,yaitu mengumpulkan data dengan cara mengamati langsung terhadap objek yang akan diteliti. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi aktivitas kemampuan guru mengajar.

Tahap yang paling penting dalam suatu penelitian adalah tahap pengolahan data, karena pada tahap ini hasil penelitian dirumuskan, setelah semua data terkumpul maka untuk mendeskripsikan data penelitian dilakukan perhitungan sebagai berikut:1. Data Kuantitatif,data kuantitatif diperoleh dari tes hasil belajar setelah mengikuti pembelajaran dengan model Problem Based Learning.Hasil tes yang digunakan dapat digunakan untuk mengetahui perubahan hasil belajar siswa. Langkah analisis yang dilakukan adalah a).Mengoreksi hasil tes pada Soal Evaluasi 1 dan 2 dengan menggunakan kunci jawaban b).Menghitung persentase ketuntasan secara klasikal dari siklus I dan siklus II.Siswa dikatakan tuntas belajar secara individu jika persentase daya serap individu ≥ 70% 2. Data Kualitatif,Secara spesifik, pendekatan kualitatif adalah sesuatu yang berkaitan dengan aspek kualitas nilai dan makna hanya dapat diungkapkan dan dijelaskan melalui kata-kata (Wardani, 2008:75). Data

(4)

kualitatif diperoleh dari :a).Data tentang aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran b).Data tentang aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning pada tema 4 berbagai pekerjaan subtema 2 pekerjaan disekitarku.Pengolahan data kualitatif diambil dari data hasil aktivitas guru dan siswa yang diperoleh melalui lembar observasi yang diisi selama proses pembelajaran berlangsung. Data dianalisis dan dinyatakan dalam bentuk persentase.

HASIL PENELITIAN

Berpijak dari hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran dalam dua siklus, peneliti melakukan layaknya sebuah penelitian ilmiah yaitu proses pengumpulan data dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dituangkan dari hasil pengamatan penilai dan kajian data hasil tes formatif siswa dalam dua siklus pembelajaran. Dari data-data tersebut dikonsultasikan kepada supervisor sebagai prosedur asesmen kinerja menilai dan mengevaluasi hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran peneliti menggunakan lembar observasi, sementara untuk menilai kemajuan prestasi belajar siswa menggunakan tes formatif.

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran untuk membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar, peneliti melakukan langkah terobosan dari metode konvensional menuju pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (Student centered Learning) yaitu penggunaan model problem based learning.

Model problem based learning diharapkan membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah sehingga hasil belajar dapat mengalami peningkatan. Pada bagian ini peneliti akan memaparkan data kualitas pelaksanaan perbaikan pembelajaran dan data hasil prestasi belajar siswa pra siklus, siklus I, dan siklus II.

Setelah semua rangkaian kegiatan pembelajaran dilaksanakan, didapatkan hasil dan evaluasi belajar berupa nilai yang digunakan untuk melihat ketuntasan belajar peserta didik. Pada siklus I dapat dilihat bahwa ada 14 siswa yang tuntas dan 6 siswa yang tidak tuntas dalam penilaian pembelajaran. Persentase ketuntasan belajar klasikal peserta didik kelas IV adalah 70% dengan kategori cukup.Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa siswa sudah tuntas secara klasikal.Sedangkan pada siklus II dapat dilihat bahwa ada 17 siswa yang tuntas dan 3 peserta didik yang tidak tuntas dalam penilaian pembelajaran dengan persentase ketuntasan belajar klasikal peserta didik kelas IV sebesar 85% dengan kategori baik.Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa siswa dikatakan tuntas secara klasikal Berdasarkan pemaparan data sebelumnya, ketuntasan belajar peserta didik dapat disajikan dalam gambar di bawah ini.

(5)

Diagram 4.1 Ketuntasan Belajar Peserta Didik

Berdasarkan diagram 4.1 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan ketuntasan belajar dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I ketuntasan belajar peserta didik mencapai 70 %, itu berarti ada 14 peserta didik yang mendapat nilai tuntas dan 6 peserta didik yang belum tuntas. Sedangkan pada siklus II ketuntasan belajar peserta didik sebesar 85% yang artinya 17 peserta didik mendapat nilai tuntas dan 3 peserta didik belum mendapat nilai tuntas.

Nilai yang digunakan untuk melihat peserta didik tersebut tuntas atau tidak adalah nilai yang didapat dari lembar penilain yang telah dikerjakan oleh peserta didik. Hasil dari ketuntasan peserta didik dalam penelitian ini menunjukkan bahwa model Problem Based Learning yang diterapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan.

Pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning tentu didapati beberapa hambatan.kelemahan dalam pelaksanaan Problem Based Learning yang dirasakan oleh peneliti adalah memerlukan banyak waktu dalam proses pembelajaran dan dibutuhkan kesiapan dan kematangan mental peserta didik.

Kelemahan ini sangat dirasakan oleh peneliti saat melaksanakan siklus I. Ini disebabkan karena siswa belum terbiasa menggunakan model Problem Based Learning dalam pembelajaran, sehingga masih memerlukan penyesuaian baik dengan tahap-tahap pembelajaran maupun model lembar kerja yang diberikan.

Namun, kelemahan itu dapat diminimalisir saat pelaksanan siklus II. Ini dikarenakan mental peserta didik sudah mulai bisa menerima model Problem Based Learning berdasarkan pengalaman yang mereka dapat selama proses siklus I.

Problem Based Learning adalah sebuah cara guru untuk membimbing peserta didik membangun pengetahuan dan pemahaman mendalam mengenai materi pelajaran melalui permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang direncanakan secara hati-hati dan diawasi secara seksama, dan membekali serta mengarahkan peserta didik menuju pembelajaran yang bebas. Hasil dari

(6)

penerapan Problem Based Learning ini dapat dilihat berdasarkan hasil observasi guru, observasi siswa dan ketuntasan hasil belajar siswa.

Hasil observasi guru dan siswa digunakan sebagai indikator keberhasilan penerapan model Problem Based Learning karena dalam lembar observasi tersebut terdapat aktivitas pembelajaran Problem Based Learning yang diamati oleh observer. Berdasarkan nilai tersebut dapat diketahui seberapa besar ketercapaian penerapan Problem Based Learning pada mata pelajaran tematik tema 4 berbagai pekerjaan.

Diagram 4.2 Aktivitas Guru dan Siswa

Berdasarkan diagram 4.2 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan dari aktivitas guru dan siswa dari siklus I dan siklus II. Hasil aktivitas guru pada siklus I mencapai 84,7, sedangkan pada siklus II mencapai 93,05. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pada aktivitas guru sebesar 8,35. Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus 1 mencapai 80 dan pada siklus II mencapai 90. Itu menunjukkan bahwa pada aktivitas siswa terjadi peningkatan sebesar 10.

Hasil observasi guru menunjukkan adanya peningkatan sebesar 8,35 poin dari siklus I ke siklus II. Aktivitas guru yang mengalami peningkatan adalah dalam hal membimbing peserta didik selama pembelajaran, memberi penguatan dan juga memberikan rencana tindak lanjut. Pada siklus I nilai untuk guru dalam membimbing siswa yaitu 3, namun mengalami peningkatan pada siklus II dengan mendapat nilai 4. Hal itu menunjukkan adanya upaya yang dilakukan oleh guru berdasarkan hasil siklus I.

Aktivitas selanjutnya yang mengalami peningkatan adalah kegiatan memberi penguatan dan memberikan rencana tindak lanjut kepada siswa. Pada siklus I pelaksanaan kegiatan memberi penguatan dan rencana tindak lanjut sudah cukup baik dalam pelaksanaannya namun belum maksimal. Hal itu dikarenakan kurangnya manajemen waktu selama pembelajaran, sehingga waktu pembelajaran sudah habis sebelum kegiatan akhir dilaksanakan.

Berdasarkan hasil tersebut, peneliti melakukan perbaikan dengan

(7)

memaksimalkan waktu yang sudah dialokasikan sehingga pelaksanaannya menjadi lebih baik dari siklus I.

Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 10 poin dari siklus I. Aktivitas peserta didik yang mengalami peningkatan adalah memberi penguatan yang diberikan guru, menyimpulkan pembelajaran, dan merespon rencana tindak lanjut yang diberikan guru. Pada siklus I pada aktivitas memberikan penguatan guru mendapat nilai 3 sedangkan pada siklus II mendapat nilai 4.

Dalam kegiatan menyimpulkan pembelajaran pada siklus I peseta didik masih cukup pasif dalam menyimpulkan pembelajaran pada siklus I siswa masih cukup pasif dalam menyimpulkan ditambah dengan waktu pembelajaran yang sudah habis sebelum semua kegiatan pembelajaran dilaksanakan.namun pada siklus II peserta didik dengan cepat menyimpulkan apa yang telah dipeajari pada pembelajaran tersebut. Peserta didik juga mampu merespon dengan baik penyampaian rencana tindak lanjut yang disampaikan guru.Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Ketut Udiani,dkk yang mengemukakan bahwa model Problem Based Learning memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif terlibat dalam proses mentalnya melalui kegiatan pengamatan, pengukuran dan pengumpulan data untuk menarik suatu kesimpulan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :1).Penerapan Problem Based Learning pada mata pelajaran tematik tema 4 di kelas IV dapat meningkatkan hasil belajar dan ketuntasan siswa kelas IV MI Al Huda Kedunglo 2).Penerapan Problem Based Learning pada mata pelajaran tematik tema 4 dapat meningkatkan aktivitas guru dan aktivitas belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil persentase aktivitas guru dan siswa yang meningkat dari siklus I ke siklus II. .

DAFTAR PUSTAKA

Anggi St Anggari, dkk. 2017. Buku Tematik terpadu Kurikulum 2013 Kelas 4 Tema 4 Berbagai Pekerjaan. Jakarta : Kementrian pendidikan dan Kebudayaan Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Najma, Siti. 2017. Penerapan Model Problem Based Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Tema Selalu Berhemat Energi Kelas IV

(8)

MIN 3 Banda Aceh. Diakses pada tanggal 14 Oktober 2021 pada situs:https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/3860/2/Siti%20Najma.pdf

Sofyan, Fauzan Ahmad. (2019). Penelitian Tindakan Kelas : Pendidikan profesi guru dalam Jabatan Tahun Anggaran 2019.

Shoimin, Aris. (2014). Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: ArRuzz Media

Rostiyah NK. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RINEKA CIPTA

Sugiyono, Anas. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: ALFABETA

Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta : Kencana Prenada Media Grup

Syaifuddin, Muhammad dkk. (2018). Senang Belajar Matematika. Jakarta:

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI

Tim. (2022). Modul Pembelajaran Tematik. PPG Daljab Kemenag Tahun Anggaran 2022

Tim. (2022). Modul Teori Belajar dan Pembelajaran. PPG Daljab Kemenag Tahun Anggaran 2022

Wardani, IGAK., Kuswaya Wihardit. (2019). Penelitian Tindakan Kelas.

Tangerang Selatan : Universitas Terbuka

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu proses yang berasal dari dalam diri seseorang yang mengarahkan dan

Terapi intensif untuk anak dengan berat badan 20-32 kg dilakukan dengan pemberian 3 obat kombinasi yaitu INH 200 mg, Rifampisin 300 mg dan Pirazinamid (PZA) 600 mg per hari selama

Berdasarkan kenyatan tersebut diatas, penulis mengadakan penelitian tentang: Pengunaan Tehnik Cloze (Dilition) Pada Pembelajaran Puisi Mata Pelajaran Bahasa Indanesia

Minėti ambivalencijos koncepcijos kū- rėjai vietoj siauro tarpgeneracinių santykių interpretavimo siūlo remtis ambivalencijos sąvoka kaip teoriškai ir empiriškai

Di dalam meneliti kepuasan konsumen, nilai yang dirasa terhadap loyalitas konsumen dan word of mouth (WOM) pada pengguna mobil Toyota dengan menggunakan metode

Maka dibuatlah suatu alat pendeteksi kebocoran gas dengan menggunakan sensor MQ-2 yang dapat mendeteksi gas LPG, serta menggunakan sistem SMS Gateway dengan modul SIM

Edema paru akut dapat terjadi karena penyakit jantung maupun penyakit di luar jantung ( edema paru kardiogenik dan non kardiogenik ).Gejala paling umum dari edema

Pengumpulan data dari penelitian ini adalah: (1) data hasil belajar dari siklus I dan siklus II yang dilakukan siswa dan diambil dari penilaian tes hasil belajar oleh