KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 31
(1)
Atas:a. Impor
danf atau Penyerahan Barang Kena Pajak tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3;b. Penyerahan Jasa Kena Pajak
tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4;c. Impor dan/atau
Penyerahan Barang Kena Pajaktertentu yang bersifat strategis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 25;d.
pemanfaatandan
PenyerahanJasa Kena
Pajaktertentu yang bersifat strategis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1O dan Pasal 26; darre. Impor
Barang Kena Pajak yang dibebaskan daripungutan Bea Masuk
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (3),yang diberikan
pembebasandari
pengenaan PajakPertambahan Nilai atau tidak dipungut
PajakPertambahan
Nilai, tetapi Pajak
Pertambahan Nilai tersebut telahtelanjur
dipungut atau dibayar, berlaku ketentuan sebagai berikut:a,
bagi Pengusaha Kena Pajak penjual:1.
Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut wajib disetorkan ke kas negara; dan2.
Pajak Masukan yang dibayar oleh Pengusaha Kena Pajakpenjual atas
perolehan Barang Kena Pajakdan/atau
Jasa Kena Pajak, ImporBarang Kena Pajak, serta
pemanfaatan Barang Kena Pajaktidak
berwujuddari luar Daerah
Pabeandi dalam Daerah
Pabeandan/atau
Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dariluar Daerah Pabean sehubungan
dengan penyerahan yang:a)
seharusnya dibebaskandari
pengenaanPajak
PertambahanNilai, tidak
dapatdikreditkan; atau
b) seharusnya. . .
b) seharusnya tidak dipungut
PajakPertambahan
Nilai, dapat
dikreditkanjika
memenuhi ketentuan pengkreditanPajak Masukan dalam
peraturanperundang-undangan di
bidangperpajakan; dan
b.
bagi pihak terpungut:1. dalam hal pihak terpungut
merupakanPengusaha Kena Pajak, Pajak Pertambahan
Nilai yang dibayar dapat dikreditkan jika
memenuhi ketentuan peraturan perundang- undangan di bidang perpajakan; atau2. dalam hal pihak terpungut
bukanmerupakan
PengusahaKena Pqiak,
Pajak Pertambahan Nilai yang dibayar merupakan pajak yang seharusnyatidak
terutang.(2)
Pihakterpungut
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. importir;
b.
pembeli barang;c.
penerima jasa;d.
pihak yang memanfaatkan barangtidak
berwujud dariluar
Daerah Pabean; ataue. pihak
yang memanfaatkanjasa dari luar
DaerahPabean di dalam Daerah Pabean.
Pasal 32
(1)
Wajib Pajak wajib membayar Pajak Pertambahan Nilai terutang yang telah dibebaskan atas Impordan/atau
perolehan Barang Kena Pajaktertentu yang
bersifat strategis sebagaimana dimaksud dalam Pasal6 ayat (1)huruf a dan huruf k
sertaayat
(2)huruf a, huruf
i,huruf j, dan huruf o atau
Pajak Pertambahan Nilaiterutang yang tidak dipungut atas Impor dan/atau
perolehan Barang Kena Pajaktertentu yang
bersifat strategis sebagaimana dimaksud dalam Pasal25
ayat (1)huruf
c sampai denganhuruf gdan
ayat(21huruf b sampai denganhuruf
f, apabila dalam jangkawaktu
4 (empat)tahun terhitung sejak saat Impor dan/atau
perolehannya, Barang Kena Pajak tersebut:a. digunakan...
a. digunakan tidak
sesuai dengantujuan
semula;atau
b. dipindahtangankan kepada pihak lain,
baik sebagian atau seluruhnya.(21
Dikecualikan dari kewajiban membayar kembali Pajak PertambahanNilai atas lmpor dan/atau
perolehanBarang
Kena Pajaktertentu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalamhal
Barang Kena Pajak tertentusebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tersebut dipindahtangankan:a. dari pusat ke
cabangatau
sebaliknya danf atau antarcabang;b. oleh perusahaan pelayaran niaga
nasional,perusahaan penangkapan ikan
nasional, perusahaan penyelenggarajasa
kepelabuhanannasional, dan perusahaan
penyelenggara jasaangkutan sungai, danau, dan
penyeberangan nasional kepadapihak lain
ataskapal
angkutanlaut, kapal angkutan sungai, kapal
angkutan danau, dan kapal angkutan penyeberangErn, kapalpenangkap ikan, kapal pandu, kapal
tunda,dan/atau
kapal tongkang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1)huruf
c danayat(21huruf
b untuk digantikan dengan kapal dalam
jenisyang
sama denganukuran atau
kapasitas yang lebih besar; atauc. oleh badan usaha milik negara untuk tujuan
setoran modal pengganti saham dalam
rangkaholdingisasi, dengan cara
penggabungan,peleburan, pemekaran, pemecahan, dan/atau
pengambilalihanusaha, jika digunakan
sesuai dengantujuan
semula.(3) Holdingisasi
sebagaimanadimaksud pada ayat
(21huruf c
merupakan pembentukan perusahaaninduk
badan usaha milik negara melalui
upayarestrukturisasi
perusahaan dengan pengalihan sahamdari
1 (satu) badan usahamilik
negara ke badan usahamilik
negaralain dan membentuk satu grup
badan usahamilik
negara dengan menginduk pada salah satubadan usaha milik negara setelah
mendapatpersetujuan dari menteri yang
menyelenggarakanurusan
pemerintahandi bidang badan usaha milik
negara.
(4)
Orang...
(4)
Orangpribadi atau
badan yang melakukan importasiBarang Kena Pajak
sebagaimanadimaksud
dalam Pasal28
ayat (3)huruf b, huruf
g,huruf h, huruf
k,huruf 1, dan huruf m wajib membayar
Pajak PertambahanNilai atau
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang telahtidak
dipungut, apabila dalam jangka waktu 4 (empat)tahun terhitung sejak saat Impor, Barang Kena
Pajaktersebut:
a.
digunakan tidak
sesuai dengantujuan
semula;atau
b. dipindahtangankan kepada pihak lain,
baik sebagian maupun seluruhnya.(5) Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai
terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (a) wajibdilakukan
oleh Wajib Pajak, orang pribadi, atau badandalam jangka waktu paling lama 1 (satu)
bulan terhitung sejak Barang Kena Pajak tersebut digunakantidak sesuai dengan tujuan semula
atau dipindahtangankan kepadapihak lain, baik
sebagian maupun selumhnya.(6) Pajak Pertambahan Nilai yang telah dibayar
atas kewajiban sebagaimanadimaksud
padaayat
(1) dan ayat (4)tidak
dapat dikreditkan.(71
Ketentuan lebihlanjut
mengenai tata cara pembayarankembali Pajak Pertambahan Nilai yang
telahdibebaskan
atau tidak dipungut
atas Impordan/atau
perolehan Barang Kena Pajaktertentu yang
bersifatstrategis
sebagaimanadimaksud pada ayat (1)
dan Pqiak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang semulatidak dipungut
sebagaimanadimaksud
padaayat
(4)diatur
dengan Peraturan Menteri.BABX...
Dalam dokumen
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
(Halaman 41-45)