BAB III LITERASI HUMANIS
B. Hakikat Literasi Humanis
Kompetensi literasi humanis melibatkan keterampilan berpikir kritis seseorang. Melalui kegiatan berpikir kritis penelaah dapat memberikan pertimbangan dan refleksi terhadap regulasi dirinya secara personal. Oleh karena itu, dalam kompetensi literasi humanis keterampilan beripiki kritis seseorang sangat diperlukan. Seperti yang dinyatakan Rozak (2018) literasi humanis merupakan aktivitas yang melibatkan keterampilan dan kemampuan seseorang dalam berpikir
MEMBACA KRITIS TEKS TUNJUK AJAR MELAYU | Menguntai Literasi Humanis
41 secara kritis. Kegiatan berpikir kritis adalah aktivitas yang berfokus pada pengembangan daya kritis pembaca melalui kegiatan menganalisis, mengevaluasi, dan merefleksikan diri terhadap teks, penulis, dan konteks sosial (Beck, 2005). Oleh karena itu, kompetensi literasi humanis menitikberatkan pada aktivitas pemanfaatan daya pikir dan sikap humanis yang tinggi. Selain itu juga, literasi humanis dinyatakan sebagai cara untuk mengambangkan dan membangun sikap humanis yang kritis terhadap suatu teks. Bahkan tidak jarang bahwa literasi humanis selalu dilibatkan dalam keterampilan seseorang dalam mengembangkan dan meningkatkan daya pikir humanis yang berfokus pada isu-isu politik kemanusiaan. Dari pernyataan tersebut dapat dinyatakan bahwa kompetensi literasi humanis mengembangkan dan meningkatkan kemampuan seseorang dalam merefleksikan teks, menginterpretasi teks, dan meregulasikan diri terhadap suatu teks dengan mempertimbangkan sikap humanis seperti ketidakadilan, ketidaksamaan, kesenjangan, dan kekuasan (Wisudo, 2011). Kompetensi ini berfungsi mengambangkan kehumanisan pembaca melalui analisis, evaluasi, dan reflektif dengan melibatkan pembaca, teks, penulis dan konteks.
Kompetensi literasi humanis digunakan untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan seseorang dalam bersikap humanis dan kritis melalui kegiatan memberikan refleksi terhadap suatu teks.
Kompetensi ini memberikan peluang yang sebesar-besarnya kepada penelaah untuk meregulasikan dan merefleksikan dirinya terhadap ketidakadilan dan kesenjangan secara kemanusiaan. Dalam kompetensi literasi humanis penelaah digiring kepada kegiatan untuk mengungkap maksud yang tersirat dalam suatu teks. Selanjutnya, dalam aktivitas tersebut penelaah dibawa kepada pemikiran tentang bagaimana teks tersebut dapat terbentuk. Kemudian, penelaah juga dimintai untuk memberikan pertanyaan yang mengarah pada relasi kekuasaan yang melatarbelakangi penulis menuliskan suatu teks.
Dalam perspektif pembelajaran kompetensi literasi humanis dinyatakan sebagai kompetensi yang membawa dan melibatkan kegiatan refleksi, dan regulasi diri secara kritis terhadap suatu teks. Bagaimana hubungan suatu teks yang ditinjau dari kekuasaan, ketidakseimbangan, ketidakadilan, dan praktik sosial. Kompetensi ini menggambarkan cara pandang penelaah bagaimana menyikapi dan merefleksikan dirinya terhadap sikap sosial yang humanis dari sebuah teks. Penekanan analisis diberikan kepada pertanyaan bagaimana teks tersebut dibuat, dengan tujuan apa dibuatnya, dalam konteks yang seperti apa dibuat, dan bagaimana regulasinyat terhadap sikap sosial humanis kemasyarakatan.
42 | MEMBACA KRITIS TEKS TUNJUK AJAR MELAYU
Menguntai Literasi Humanis
Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa kompetensi literasi humanis dapat meningkatkan dan memperkuat kesadaran seseorang dalam paradigma humanis.
Dari kompetensi literasi humanis, peserta didik disadarkan akan pentingnya sikap humanis. Sikap menghargai sesama manusia, mengomunikasiknnya antarsesama, mengolaborasikannya dan mengaplikasikannya dalam kehidupan antarmasyarakat. Kompetensi literasi humanis bertujuan untuk memberikan kesadaran kepada peserta didik bahwa nilai-nilai humanis perlu ditanamkan dalam diri sejak dini.
Dengan begitu, peserta didik dapat menilai, menimbang, dan merefleksikan pengetahuan, pengalaman, dan sikap humanisnya dalam kehidupan antarsesama. Semua konsep itu diintegrasikan dalam pembelajaran bahasa terutama dalam pembelajaran membaca krits. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa saat ini diarahkan pada pembelajaran berbasis teks dan bagaimana refleksinya terhadap sikap humanis secara personal. Hal ini juga dinyatakan oleh Faircloug (1992) bahwa pembelajaran bahasa akan memiliki arti dan berdampak kepada peserta didik jika dihubungkan dengan konteks sosial teks. Jika pembelajaran hanya diarahkan pada deskripsi suatu teks, dan mengidentifikasi unsur- unsur teks maka arti penting pembelajaran berbasis teks tersebut akan hilang. Pembelajaran bahasa dalam konteks ini difungsikan untuk meningkatkan keterampilan seseorang dalam membangun pemahaman terhadap diri dan lingkungan sosial secara humanis. Pembelajaran bahasa tidak hanya berfokus pada bagaimana meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan mengekspresikan diri saja, tetapi juga mempertimbangkan unsur pragmatik setiap bahasa yang digunakan.
Dalam pandangan literasi humanis yang kritis juga dinyatakan bahwa pembelajaran bahasa yang berbasis teks tidak hanya menimbuhkan pemahaman terhadap pesan dalam teks tetapi memiliki pesan yang bias yang ditandai dengan idiologi tertentu (Priyatni, 2011) dan (Norton &
Toohey, 2004).
Dewasa ini pembelajaran bahasa dengan kompetensi literasi humanis menjadi bagian terpenting. Hal ini ditandai dengan berubahnya peran bahasa dalam kehidupan. Banyak praktik-parktik sosial yang menggunakan bahasa sebagai media persuasi dan propaganda. Moumou (2004) menyatakan bahwa pembelajaran bahasa telah mengalami pergeseran, karena telah terjadi perubahan kepentingan praktik berbahasa dalam konteks sosial humanis. Perubahan tersebut ditandai dengan semakain eksplisitnya kekuasaan dan kesenjangan dalam tindak berbahasa. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa saat ini akan lebih tepat
MEMBACA KRITIS TEKS TUNJUK AJAR MELAYU | Menguntai Literasi Humanis
43 jika dilakukan dengan kompetensi literasi humanis. Kompetensi literasi humanis yang disuguhkan dengan memberikan perhatian pada kegiatan berpikir kritis. Satu bentuk pebelajaran bahasa yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran membaca kritis (Sultan, 2018). Kompetensi literasi humanis dapat difungsikan untuk membantu seseorang dalam mengungkap praktik sosial berbahasa dan merefleksikannya terhadap diri secara humanis. Model pembelajaran bahasa dengan kompetensi literasi humanis yang seperti ini dapat juga dinyatakan sebagai cara berpikir kritis dan prktik pembelajaran dengan memperjuangkan dan mengungkap ketidakadilan, kesenjangan, dan praktik kekuasan secara humanis. Selanjutnya, penelaah akan meregulasikan dirinya terhadap sikap humanis tersebut apakah dapat dikatakan bijak atau tidak.
Keterampilan dan kemampuan yang seperti ini menjadi bagian terpenting saat ini (Crookes, 2013). Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa literasi humanis adalah kegiatan yang bertujuan untuk menyampaikan, menumbuhkan, menilai, mengenalkan, dan menciptakan sikap kemanusiaan.