• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membaca Kritis dan Ideologi Teks Tunjuk Ajar Melayu Bermuatan Humanis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Membaca Kritis dan Ideologi Teks Tunjuk Ajar Melayu Bermuatan Humanis"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

MEMBACA KRITIS

Pengantar

Oleh karena itu, keterampilan membaca perlu dikembangkan dan ditingkatkan sebagai sarana peningkatan kualitas atau kompetensi pribadi. Tujuan dari konsep ini adalah untuk membantu mengembangkan kreativitas dan kemampuan penalaran Anda dalam menyikapi dan mempertimbangkan berbagai informasi yang Anda terima. Oleh karena itu, kegiatan membaca kritis sangat diperlukan dari Anda sebagai bentuk pengembangan kompetensi berbahasa dan kompetensi berpikir kritis.

Membaca kritis mengacu pada aktivitas Anda sebagai pembaca yang perlu memperoleh banyak informasi berupa pengetahuan yang memadai. Tujuannya adalah untuk memudahkan pembaca dalam melakukan refleksi, penjelasan dan pengaturan diri berdasarkan informasi teks. Kegiatan merefleksikan dan mengatur diri teks memerlukan pengetahuan, pemahaman dan pengalaman dari kegiatan membaca kritis sebelumnya.

Berdasarkan hal tersebut, membaca kritis merupakan kegiatan yang sangat penting dan harus dikuasai oleh pembaca. Pada bagian ini akan dijelaskan konsep membaca kritis, pentingnya membaca kritis saat ini, dan aspek-aspek keterampilan membaca kritis.

Konsep Penting Membaca Kritis

Hal ini memberi kita pandangan bahwa membaca kritis melibatkan keterampilan menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan merefleksikan isi suatu teks. Dalam membaca kritis, pembaca diharapkan dapat menggunakan berbagai informasi untuk menambah pengetahuan, pemahaman dan pengalaman. Oleh karena itu, keterampilan membaca kritis menjadi penting sebagai pemenuhan kompetensi menghadapi perkembangan teknologi saat ini.

Hakikat Membaca Kritis

Pembaca melakukan kegiatan membaca kritis tidak hanya untuk memahami apa yang ditulis penulis, tetapi juga memikirkan masalah yang sedang dibicarakan serta mampu menganalisis dan mengevaluasi maksud penulis. Hal ini juga dijelaskan oleh Soedarso (2005) bahwa membaca kritis menitikberatkan pada kegiatan membaca dengan menelaah dan mengevaluasi alasan penulis menulis bahan bacaan tersebut. Pembaca tidak hanya membaca apa yang penulis tulis, tetapi terlibat dalam aktivitas memikirkan permasalahan atau menemukan permasalahan yang dibahas.

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa membaca kritis berarti suatu kegiatan yang memerlukan kompetensi menganalisis dan menilai isi bacaan (Sultan, 2018).

Keterampilan Membaca Kritis

Indikasi bahwa seseorang mungkin mempunyai kemampuan analitis dalam keterampilan membaca kritis adalah kemampuan pembaca dalam mengungkapkan informasi yang tersembunyi. Keterampilan analitis dalam membaca kritis teks terdiri dari tiga subkomponen yaitu mendeteksi ide, mendeteksi argumen, dan menganalisis argumen. Pembaca dinyatakan berhasil memiliki keterampilan menafsirkan bacaan kritis terhadap teks, dibuktikan dengan keberhasilannya menjelaskan makna sumber kontekstual.

Subketerampilan pelaporan merupakan kegiatan membaca kritis yang bertujuan untuk menghasilkan pernyataan yang akurat sebagai hasil analisis, evaluasi, dan inferensi. Subketerampilan prosedur pembenaran adalah kegiatan membaca kritis terhadap teks, yang tujuannya adalah mengevaluasi cara penyajian informasi guna mengungkap subjektivitas pengarang atau. Selain itu, sub keterampilan menyajikan argumen pada keterampilan ekspositori merupakan kegiatan membaca kritis terhadap teks yang bertujuan untuk mengevaluasi dan menyajikan gagasan untuk menerima atau menolak pendapat/pandangan tertentu yang dominan.

Keenam, keterampilan pengaturan diri merupakan kegiatan membaca kritis yang bertujuan untuk memberikan refleksi atas informasi yang diperoleh seseorang tentang dirinya secara pribadi. Selanjutnya subketerampilan koreksi diri membaca kritis teks merupakan kegiatan yang bertujuan untuk merumuskan solusi mengatasi pikiran dan tindakan pribadi yang dianggap stereotip, prasangka dan tindakan dominan (Sultan, 2018).

Prosedur Pembelajaran Membaca Kritis

Apa perbedaan self-assessment dan self- Correction pada konsep keterampilan membaca kritis, aspek pengaturan diri ini? Subketerampilan penilaian diri dalam membaca kritis teks bertujuan untuk merefleksikan pandangan dan tindakan pribadi berdasarkan prasangka, stereotip dan tindakan dominan. Tahapan yang dimaksud dalam pembelajaran membaca kritis adalah (1) menguraikan teks (2) menafsirkan isi teks, dan (3) mengkritisi isi teks sebagai pengetahuan.

Proses membaca kritis dapat ditandai dengan kegiatan (a) memahami gagasan pokok bacaan, (b) mempertimbangkan hal-hal yang nyata, (c) menganalisis hal-hal yang dianggap penting, (d) menarik kesimpulan dari bacaan. membaca, (e) memeriksa asal usul penulis bacaan; (f) mengkaji hubungan antara penulis dan pembaca, (g) mempertimbangkan maksud penulis, (h) merefleksikan dan membandingkan informasi dengan pengetahuan yang ada, (i) mengambil keputusan apakah akan menerima, menolak, mempercayai, mencurigai, meragukan . dan pertanyaan, mengenai informasi yang dibaca (Sultan, 2018). Berdasarkan berbagai tahapan pembelajaran yang telah dikemukakan, perlu dirumuskan langkah-langkah apa saja yang sebaiknya dilakukan oleh pembaca kritis untuk menciptakan pembelajaran membaca kritis. Beberapa tahapan di atas dapat dijadikan bahan referensi bagi pembaca kritis untuk mengembangkan prosedur pembelajaran membaca kritis.

Kegiatan membaca merupakan kegiatan pengelolaan kelas yang berkaitan dengan membaca peserta dalam kegiatan pembelajaran membaca kritis. Kegiatan yang harus dilakukan pembaca pada tahap prosedur pembelajaran membaca kritis ini adalah mengevaluasi isi bacaan dan mempertimbangkan informasi secara pribadi (Nuttall, 2005).

Merefleksi Aktivitas Membaca

Rangkuman

Pendalaman literasi humanistik 17 dilakukan melalui analisis dan evaluasi untuk menemukan permasalahan dan kebenaran yang sebenarnya. Hal ini dilakukan secara bertahap, tahapan membaca kritis adalah (1) mengumpulkan hal-hal yang ingin ditanyakan, (2) menganalisis hasil bacaan, (3) menyimpulkan.

Evaluasi

TUNJUK AJAR MELAYU

Memahami Tunjuk Ajar Melayu

Kedudukan dan Manfaat Tunjuk Ajar Melayu

Bentuk-Bentuk Tunjuk Ajar Melayu

Merefleksi Aktivitas Membaca

Rangkuman

Evaluasi

LITERASI HUMANIS

Hakikat Literasi Humanis

Seperti yang diungkapkan Rozak (2018), literasi humanistik merupakan kegiatan yang melibatkan keterampilan dan pemikiran seseorang. Oleh karena itu, kompetensi literasi humanistik menitikberatkan pada kegiatan yang menggunakan pemikiran dan sikap yang sangat humanistik. Selain itu, literasi humanistik dipandang sebagai cara untuk mengembangkan dan membangun sikap kritis humanistik terhadap sebuah teks.

Kompetensi literasi humanistik digunakan untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan seseorang menjadi humanistik dan kritis melalui kegiatan refleksi terhadap sebuah teks. Pada kompetensi literasi humanistik, reviewer dibimbing dalam kegiatan menemukan makna tersirat dalam sebuah teks. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kompetensi literasi humanistik dapat meningkatkan dan memperkuat kesadaran seseorang dalam paradigma humanistik.

Literasi humanistik dapat digunakan untuk membantu seseorang menemukan praktik bahasa sosial dan merefleksikan diri mereka sendiri dengan cara yang humanistik. Model pembelajaran bahasa dengan kompetensi literasi humanistik seperti ini juga dapat diekspresikan sebagai cara berpikir kritis dan praktik pembelajaran yang menantang dan mengungkap ketidakadilan, kesenjangan, dan praktik kekuasaan yang humanistik.

Karakteristik Literasi Humanis

Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa literasi humanistik merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menyampaikan, menumbuhkan, mengevaluasi, mengenalkan dan menciptakan sikap kemanusiaan. Oleh karena itu, keterampilan literasi humanistik berfungsi untuk meningkatkan dan mengembangkan komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis, keterampilan inovatif dan kreatif (Rozak, 2018). 45 Pembelajaran bahasa dengan kompetensi literasi humanistik mempunyai ciri bahwa kegiatan pembelajaran melibatkan pengaturan diri yang kritis, reflektif dan humanistik terhadap suatu teks.

Kegiatan pengaturan diri merupakan kegiatan yang menerapkan sikap humanistik terhadap informasi yang diterima dalam sebuah teks, dengan melihat tingkat kesenjangan, ketidakadilan dan praktik kekuasaan yang terkandung dalam sikap kemanusiaan. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa dengan literasi humanistik mengarahkan pembaca untuk mengungkapkan pandangan dan ideologi humanistik melalui bahasa yang digunakan penulis sebagai praktik untuk mewakili kepentingan tertentu. Kompetensi sastra humanistik dapat meningkatkan keterampilan pembaca dalam merefleksikan sikap humanistik dengan mengungkap informasi tersembunyi dalam sebuah teks.

Oleh karena itu, syarat pembelajaran bahasa dengan kompetensi literasi humanistik adalah mengungkap praktik sosial humanistik terkait teks persuasi, propaganda, dan hegemonik (Sultan, 2018). Selain itu, dalam pembelajaran bahasa dengan menggunakan kompetensi literasi humanistik perlu dibuat langkah-langkah dan prinsip-prinsip bagaimana penerapannya. Refleksi dan pengaturan diri digunakan untuk mengajukan pertanyaan kritis dengan mengevaluasi dan mengkritik pandangan tentang ketidakseimbangan, ketidakadilan dan ketidaksesuaian dengan sikap humanistik ideal.

Kegiatan ini melibatkan pembaca dalam sebuah teks dan menginternalisasikan pemikirannya berupa keputusan menerima atau menolak sikap humanistik yang ada. Kompetensi literasi humanistik berfokus pada kegiatan yang mendorong pembaca untuk mendalami pemahaman humanistik dan mempertimbangkan permasalahan yang lebih kompleks. Apalagi dari jawaban-jawaban tersebut diberikan solusi yang berkaitan dengan sikap humanis yang bijaksana dan ideal.

Dengan demikian, pembaca dapat merasakan sikap humanistik yang ada dan bagaimana memberikan solusi terhadap permasalahan kemanusiaan dengan cara yang humanistik. Kompetensi literasi humanistik juga menjamin pembaca dapat mengevaluasi teks dari berbagai sudut pandang. Terlebih lagi, dari berbagai sudut pandang tersebut pembaca dapat menarik kesimpulan tentang sikap humanistik yang ideal untuk dianut.

Model Pembelajaran Membaca Kritis Menguntai

Dari kelima langkah belajar membaca kritis tersebut dapat tercipta kegiatan belajar membaca yang mengarah pada literasi humanistik. Lima kegiatan pembelajaran membaca kritis yang berkaitan dengan literasi humanistik adalah (1) mengajak berpikir kritis secara humanistik, (2) membimbing berpikir kritis secara humanistik, (3) melatih berpikir kritis secara humanistik, (4) merefleksikan berpikir kritis secara humanistik, dan (5) menciptakan pemikiran yang humanistik. pemikiran. berpikir kritis. Selain itu, kelas membaca kritis lainnya juga memperkenalkan model membaca kritis yang berbeda berdasarkan literasi humanistik.

Seperti model pembelajaran membaca kritis yang dikemukakan oleh Ciardiello (2004) dengan model membaca kritis teks sastra anak berbasis isu sosial. Tahapan membaca kritis yang diperkenalkan oleh Ciardiello (2004) adalah (1) memilih teks dengan topik keadilan, (2) mengajarkan hubungan antara isi teks dan nilai-nilai demokrasi, (3) memperkenalkan praktik kritis berbasis inkuiri, (4) mendiskusikan teks yang mengangkat persoalan keadilan sosial, (5) pengkajian terhadap isi keadilan sosial berdasarkan penyelidikan kritis. Model pembelajaran membaca kritis diperkenalkan pada teks sastra berupa puisi, fiksi dan drama.

Beberapa model membaca kritis yang diuraikan dijadikan acuan pelaksanaan pembelajaran membaca dengan kompetensi literasi humaniora. Selain itu, dalam kegiatan ini pembaca juga diajak untuk merumuskan tujuan mengapa harus melakukan kegiatan membaca kritis. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendorong pembaca mengevaluasi dan menghubungkan pemahaman yang berbeda dan pengalaman membaca kritis.

Pada tahap ini pembaca juga dibimbing untuk mengembangkan dan memperluas pengetahuan tentang sikap humanis dalam membaca kritis. Kegiatan berpikir kritis yang harus dilakukan adalah: a) Menafsirkan nilai-nilai sikap humanistik yang terkandung dalam teks; Ketiga keterampilan dalam interpretasi adalah kegiatan mengkategorikan, menjelaskan makna, dan mengklasifikasikan makna; (b) Menganalisis nilai sikap humanistik dalam teks; Keterampilan analitis dalam membaca kritis teks memiliki tiga subkomponen, yaitu menemukan ide, menemukan argumen, dan menganalisis argumen.

Subketerampilan analitis adalah kegiatan memberikan kritik terhadap gagasan dengan memaparkan bukti-bukti argumen yang telah dikemukakan sebelumnya; (c) Menetapkan nilai sikap humanistik dalam teks; Keterampilan inferensi merupakan keterampilan membaca kritis yang menitikberatkan pada aktivitas menemukan unsur-unsur pendukung gagasan untuk menarik kesimpulan. Keterampilan pengaturan diri merupakan kegiatan membaca kritis yang bertujuan untuk memberikan refleksi atas informasi yang diterima bagi diri sendiri. 53 Koreksi diri dalam membaca kritis teks merupakan kegiatan yang bertujuan untuk merumuskan solusi mengatasi pikiran dan tindakan pribadi yang dianggap stereotip, prasangka, dan tindakan dominasi.

Teks sebagai Basis Pembelajaran Membaca Kritis Menguntai

MEMBACA KRITIS TEKS TUNJUK AJAR MELAYU

Membaca Kritis Teks Tunjuk Ajar Melayu Menguntai

Merefleksi Aktivitas Membaca Kritis Teks Tunjuk Ajar Melayu

Referensi

Dokumen terkait

Contoh Tunjuk Ajar Melayu dalam bentuk syair tentang ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah:... Wahai ananda hendaklah ingat Hidup di dunia amatlah singkat Banyakkan amal

Skripsi dengan judul “ Pengembangan Buku Ajar Materi Ruang Lingkup Biologi Berbasis Pendekatan Saintifik, Berpikir Kritis dan Keterampilan Proses untuk Siswa SMA Kelas X ”

Adanya Nilai Budaya Tunjuk Ajar Melayu dapat dikatakan telah menyatu dengan kehidupan masyarakat Desa Bukit Batu yang memang memegang tinggi nilai- nilai luhur

Nilai-nilai yang termuat dalam Tunjuk Ajar Melayu dapat dijadikan sumber inspirasi dan dapat diinternailsasikan dalam proses pembelajaran, dimana terjadi interaksi antara guru

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan nilai pendidikan karakter apa saja yang terdapat di dalam buku Tunjuk Ajar Melayu karya Tenas Effendy dan

Cara menyampaikan tunjuk ajar nasihat nasihat mulia melalui ungkapan tradisional yang diutarakan dengan menggunakan bahasa perumpamaan dan perbandingan yang maknanya disamp tidak

Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan bertujuan untuk melihat efektivitas penggunaan bahan ajar bermuatan kearifan lokal Melayu bahari yang diharapkan mampu meningkat kemampuan

ANALISIS PENINGKATAN LITERASI SAINS DAN KEMAMPUAN BERNALAR KRITIS SISWA YANG MENGGUNAKAN BAHAN AJAR LIVEWORKSHEETS Cyndi Prasetya*1, Ika Bella Pratiwi1, Maisarah2 1 Pendidikan