TEKNIK SAMPLING
A. Pengertian Data
3. Berdasarkan Skala
Berdasarkan skala, data dibedakan menjadi data nominal, ordinal, interval dan rasio.
a. Data Nominal
Data nominal memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Dibedakan dalam kategori tanpa memperhatikan urutan. 2) Satu pengukuran hanya menghasilkan satu-satunya kategori. 3) Setiap kategori dianggap sama (tanpa tingkatan).
4) Data paling ‘rendah’ dalam level pengukuran data. 5) Tak bisa dioperasikan secara matematis.
Contoh:
1) Jenis kelamin 2) Data alamat 3) Jenis sabun
4) Tanggal/Tempat lahir 5) Suku
6) Agama b. Data Ordinal
Data ordinal memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Dibedakan dalam kategori berdasarkan urutan. 2) Memiliki tingkatan data.
3) Lebih ‘tinggi’ dibanding data nominal dalam level pengukuran data.
4) Tak bisa dioperasikan secara matematis. Contoh:
1) Ranking kelas I, II, III 2) Tingkat senioritas pegawai 3) Ranking juara I, II, III
4) Status sosial (kaya, sedang, miskin) 5) Tingkat kepangkatan
6) Tingkat pengetahuan c. Data interval
Data interval memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Urutan bertingkat dan dapat dikuantifikasi (diberi nilai) 2) Memiliki interval tertentu
3) Lebih ‘tinggi’ dibanding data ordinal dalam level pengukuran data
4) Dapat dianalisis dengan uji statistik parametrik. Contoh:
a. Interval suhu
Cukup Panas 50 – 800 C
Panas 80 – 1100 C
b. Skor IQ
Nilai mahasiswa (A = 4; B = 3; C = 2; D = 1; dan E = 0) Urutan kualitas pelayanan
Sangat puas 5 Puas 4 Cukup puas 3 Kurang puas 2 Tidak puas 1 d. Data Rasio
Data rasio memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Data bersifat angka dalam arti yang sesungguhnya 2) Memiliki angka nol absolut
3) Memiliki kedudukan paling ‘tinggi’ dalam level pengukuran data
4) Dapat dioperasikan secara matematis. Contoh:
1) Angka produksi 2) Harga saham 3) Tinggi badan 4) Jumlah warga desa B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, peneliti tidak akan mendapatkan data data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara.
1. Bila dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan dengan beberapa cara yaitu:
b. pada laboratorium dengan metode eksperimen c. di rumah dengan berbagai responden
2. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sumber primer dapat diperoleh dengan tiga cara yaitu wawancara (interview), kuosioner (angket) dan observasi (pengamatan langsung). Sedangkan sumber sekunder dapat diperoleh melalui lewat orang lain atau dokumen
3. Bila dilihat segi, cara atau teknik pengumpulan data maka teknik pengumpulan data dilakukan dengan interview, kuesioner, observasi dan gabungan ketiganya.
a) Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila pneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka atau face to face maupun dengan menggunakan telepon.
1) Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai
pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape
recorder, gambar, brosur dan materi lain yang dapat
membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar. Dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan.
2) Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh respoden.
b) Kuesioner (angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang lebih luas. Berikut ini prinsip-prinsip penulisan angket.
1) Isi dan tujuan pertanyaan harus disusun dalam skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
2) Bahasa yang digunakan dalam penulisan angket harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden. 3) Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka
atau tertutup dan bentuknya dapat menggunakan kalimat postif atau negatif. Pertanyaan terbuka
adalah pertanyaan yang mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya dalam bentuk uraian, sedangkan pertayaan tertutup adalah pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia.
4) Pertanyaan dalam angket jangan mendua sehingga menyulitkan responden dalam memberikan jawaban. 5) Setiap pertanyaan dalam instrumen angket, sebaiknya
tidak mengajukan pertanyaan yang memerlukan jawaban dengan berpikir berat.
c) Observasi
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, obsevasi dapat dibedakan menjadi
participant observation (observasi berperan serta) dan non participant observation, selanjutnya dari segi instrumentasi
yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.
1) Participant observation (observasi berperan serta) Dalam observasi ini, peneliti terlibat dalam kegiatan
sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakann sumber data dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, terpercaya dan sampai mengetahui pada tingkat mana dari setiap perilaku yang nampak.
2) Non participant observation
Dalam observasi non partisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Pengumpulan data dengan observasi non partisipan ini tidak mendapatkan data yang mendalam, dan tidak sampai pada tingkat makna.