B. Akhlak kepada Rasulullah
1. Beriman kepada Rasulullah
Setiap Muslim harus mengimani atau mempercayai bahwa setiap rasul diutus oleh Allah Swt ke muka bumi ini untuk membawa risalah mereka bagi setiap kaumnya dan bagi semua manusia. Bahkan menjadi rahmat dan dapat memperoleh petunjuk hidup darinya bagi semua makhluk di alam semesta ini.
Sebagaimana firman Allah berikut ini:
Artinya: “Katakanlah: Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, tidak ada Tuhan selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan. Maka , berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-Nya, nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk.” (Q.S. al-A’ra>f: 158)
Seperti juga akhlak kepada Allah, maka akhlak manusia kepada nabi dan rasul Allah dengan beriman kepadanya, yaitu percaya dan yakin bahwa mereka itu adalah benar-benar nabi dan rasul utusan Allah kepada seluruh
manusia. Iman kepada nabi dan rasul Allah adalah modal utama di samping iman kepada Allah. Orang tidak mungkin menjadi Muslim dan tidak akan sah kemuslimannya itu apabila hanya beriman kepada salah satunya saja dengan mengingkari kepada yang lain. Hal ini persis seperti yang pernah dilakukan oleh kaum „Ad. Mereka tidak percaya sedikitpun bahwa Nabi Hud adalah utusan Allah. Kaum „Ad mendustai, mendurhakai dan mengingkari ayat ayat Allah dan rasul-rasul Allah. Mereka terus menentang kebenaran risalah dan peringatan yang sebenarnya yang dibawa oleh Nabi Hud kepada mereka.
“Kaum 'Ad berkata: Hai Hud, kamu tidak mendatangkan kepada kami suatu
bukti yang nyata, dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sembahan- sembahan kami karena perkataanmu, dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kamu.” (Q.S. Hu>d: 53)
Hingga sejauh inilah penyimpangan di dalam diri mereka itu. Dakwah tauhid itu tidak membutuhkan atau memerlukan bukti yang nyata. Tauhid itu hanya membutuhkan sebuah pengarahan dan pengingatan serta memerlukan dibangkitkannya logika fitrah manusia dan kesadaran nurani setiap orang.
Mereka tidak pernah menerima dan membenarkan seruan Nabi Hud. Mereka sama sekali tidak membenarkan ayat-ayat Allah, nasihat-nasihat Nabi Hud,
dan akan datangnya azab yang amat berat dari Allah Swt.175 Kaum „Ad merasa heran, tidak dapat dipahami akal dan menganggap aneh terhadap dipilihnya Nabi Hud sebagai seorang rasul utusan Allah yang notabene Nabi Hud adalah saudara mereka sendiri dan mereka juga merasa heran terhadap risalahnya itu.
“Apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadamu peringatan dari Tuhanmu yang dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu untuk memberi peringatan kepadamu?.” (Q.S. al-A’ra>f: 69)
Mengimani rasulullah berarti juga mengimani Allah karena rasulullah diutus oleh Allah. Begitu juga apabila seseorang tidak mengimani nabi-nabi dan rasul-rasul Allah berarti orang tersebut tidak beriman kepada Allah yang telah mengutus mereka. Inilah yang dilakukan oleh kaum Nabi Hud, mereka tidak mempercayai Nabi Hud sebagai utusan dari Allah dan mereka juga tidak beriman kepada Allah. Dengan demikian, beriman kepada rasulullah adalah mutlak dan tidak dapat dipilih-pilih baik itu Allah atau rasul utusan Allah.176 2. Menaati Rasulullah
Risalah adalah ajaran yang dibawa oleh setiap rasulullah. Inti ajaran tiap nabi dan rasul adalah sama, yaitu mentauhidkan atau mengesakan Allah.
175 Ibid., Jilid 6, 243.
176 Ibid., Jilid 4, 341.
Pokok-pokok ajaran yang dibawa setiap rasul terdapat di dalam al-Qur‟an. Orang yang beriman kepada Allah membawa konsekuensi untuk taat kepada Allah Swt dan orang yang beriman kepada rasulullah berarti juga membawa konsekuensi untuk taat kepadanya. Barang siapa yang taat kepada rasulullah berarti ia juga menaati Allah, barang siapa yang mendurhakai rasulullah maka berarti dia juga mendurhakai Allah.177 Oleh karena itulah, setiap Muslim harus berupaya untuk menaati rasulullah. Sebagaimana firman Allah berikut ini:
“Katakanlah: Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul dan jika kamu
berpaling, maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata -mata apa yang dibebankan kepadamu dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.” (Q.S. al-Nu>r: 54)
Taat kepada rasulullah adalah suatu keharusan. Rasul-rasul Allah itu membawa risalah Allah masing-masing pada setiap masa dan di setiap waktu.
Mereka memiliki kewajiban yang berat untuk menyampaikan risalah tersebut kepada semua manusia agar mereka mau menerimanya. Rasulullah datang kepada kaumnya setelah mereka tidak mau beriman dan taat kepada Allah dan rasul Allah. Setiap rasul-rasul Allah berdakwah, mereka dihadapkan dengan tantangan yang sangat sulit dan juga dapat mengancam keselamatan dirinya.
Tantangan tersebut tidak lain adalah pemberontakan dan pembangkangan dari kaumnya itu sendiri. Inilah yang terjadi dalam kisah Nabi Hud dan kaumnya yang bernama „Ad. Mereka sangat memusuhi Nabi Hud setelah mengajaknya untuk bertakwa kepada Allah dan menaati rasul Allah ini.
“Bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.”(Q.S. al-Shu’ara>’: 126) Nabi Hud berharap kepada kaumnya agar mereka mau taat kepadanya.
Ia menginginkan agar mereka mau untuk tunduk patuh kepadanya. Mentaati semua nasihat darinya, menerima risalahnya, dan ikut bersama-sama dengan nabinya tersebut agar mau tunduk patuh kepada Allah Swt, beribadah kepada Allah, mengabdi kepada Allah Swt dan tidak mendurhakai atau menentang kebenaran risalah yang dibawa oleh Nabi Hud itu. Namun, mereka malah menyombongkan diri dan tidak mau menati perintah rasul Allah itu.
“Apa yang diberikan rasul kepadamu maka terimalah dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.” (Q.S. al-H{ashr: 7)
Apa yang dilakukan oleh kaum „Ad bertentangan dengan ayat diatas.
Mereka tidak menuruti apa yang di perintahkan Allah dan rasul Allah. Mereka tidak suka menuruti aturan Allah. Inilah sikap kaum „Ad kepada Allah dan Nabi Hud. Mereka tidak taat pada rasulullah sekaligus tidak tunduk kepada Allah Swt. Taat kepada rasulullah merupakan perintah langsung dari Allah yang seharusnya mereka taati dan patuhi. Taat kepada Allah dan rasulullah ini pula yang harus tetap terus dijaga dan dilakukan oleh semua umat Muslim yang masih hidup di dunia ini hingga akhir zaman. Hal ini dilakukan agar umat Muslim sekarang tidak di azab oleh Allah seperti azab yang menimpa kaum Nabi Hud yang telah diceritakan di dalam kitab al-Qur‟an.178