B. Akhlak kepada Rasulullah
3. Larangan Mendustakan Rasulullah
“Apa yang diberikan rasul kepadamu maka terimalah dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.” (Q.S. al-H{ashr: 7)
Apa yang dilakukan oleh kaum „Ad bertentangan dengan ayat diatas.
Mereka tidak menuruti apa yang di perintahkan Allah dan rasul Allah. Mereka tidak suka menuruti aturan Allah. Inilah sikap kaum „Ad kepada Allah dan Nabi Hud. Mereka tidak taat pada rasulullah sekaligus tidak tunduk kepada Allah Swt. Taat kepada rasulullah merupakan perintah langsung dari Allah yang seharusnya mereka taati dan patuhi. Taat kepada Allah dan rasulullah ini pula yang harus tetap terus dijaga dan dilakukan oleh semua umat Muslim yang masih hidup di dunia ini hingga akhir zaman. Hal ini dilakukan agar umat Muslim sekarang tidak di azab oleh Allah seperti azab yang menimpa kaum Nabi Hud yang telah diceritakan di dalam kitab al-Qur‟an.178
Kaum „Ad, kaum Fir‟aun, kaum Nabi Luth, dan penduduk Aikah serta kaum- kaum yang lain, mereka adalah golongan yang mendustakan rasul-rasul Allah dan bersekutu menetang rasul Allah. Pada waktu itu, ditimpakanlah kepada mereka azab yang tak dapat dihindari dan dielakkan oleh mereka.
Artinya: “Telah mendustakan (rasul-rasul pula) sebelum mereka itu kaum Nuh, 'Ad, Fir'aun yang mempunyai tentara yang banyak, dan Tsamud, kaum Luth dan penduduk Aikah. Mereka itulah golongan-golongan yang bersekutu (menentang rasul-rasul). Mereka itu semua tidak lain hanyalah mendustakan rasul-rasul, maka pastilah (bagi mereka) azab-Ku.” (Q.S. S{a>d: 12-14)
Kaum „Ad adalah kaum kedua setelah kaum Nabi Nuh dibinasakan dan dihancurkan oleh Allah Swt. Setelah mereka, banyak sekali kaum yang berpikir dan berpandangan tajam seperti kaum „Ad ini. Mereka semua binasa setelah mendapatkan azab dari Allah. Mereka itu semua telah mendustakan rasul-rasul Allah Swt. Mereka mengalami nasib seperti yang tercatat di dalam sejarah. Mereka semua telah binasa tanpa meninggalkan suatu bekas kecuali tanda-tanda yang menunjukkan kekalahan mereka.
Seperti inilah keadaan golongan yang mendustai rasul-rasul Allah dan bersekutu untuk menentang rasul-rasul Allah. Inilah akibat dari perbuatan yang mendustai rasul-rasul Allah. Jelaslah bahwa ayat diatas bukan bertujuan untuk menerangkan masalah-masalah yang dihadapi oleh kaum „Ad, tetapi untuk menyentuh hati nurani pembaca dengan disuguhkan pemandangan dari puing-puing umat masa lalu yang telah mendustakan para rasul Allah.179 4. Larangan Menentang Peringatan Rasulullah
Sebagai manusia biasa, seseorang tidak pernah luput dari kesalahan, lalai, lengah dan lupa. Ini adalah karakter atau tabiat manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah Swt yang tidak abadi. Dengan demikian, manusia tidak akan pernah berhenti melakukan tindakan yang tidak benar sebelum dia mendapat sebuah peringatan atau ancaman yang berasal dari Allah dan rasul Allah. Peringatan merupakan sebuah tindakan pencegahan dini untuk manusia yang telah lalai, melupakan nikmat-nikmat Allah dan ia telah berpaling dari beribadah kepada Allah. Manusia seperti ini segera diperingatkan kepadanya akan datangnya azab Allah yang segera menimpanya.
Artinya: “dan ingatlah (Hud) saudara kaum 'Ad yaitu ketika dia memberi peringatan kepada kaumnya di al-Ahqaf dan sesungguhnya telah terdahulu beberapa orang pemberi peringatan sebelumnya dan sesudahnya (dengan mengatakan): Janganlah kamu menyembah selain Allah, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab hari yang besar.” (Q.S. al-Ah}qa>f: 21)
Nabi Hud telah memperingatkan dan menakut-nakuti kaumnya, bahwa mereka akan ditimpa azab baik di dunia dan azab pada hari kiamat. Nabi Hud sebagai saudara mereka, dia takut dan khawatir mereka pasti akan di azab pada hari kiamat. Nabi Hud adalah kerabat mereka, keluarga mereka, salah seorang di antara mereka dan dia sangat prihatin dan penuh perhatian agar azab pada hari kiamat tidak akan menimpa mereka. Nabi Hud telah memberi peringatkan yang sebenarnya kepada mereka. Peringatan tersebut berasal dari Allah Tuhannya dan Tuhan mereka. Namun, peringatan dari Nabi Hud tidak sampai kepada hati yang keras dan membatu serta penuh noda-noda hitam.
Lalu, mereka bersikap membangkang dan keras kepala.
Dalam hubungan sesama manusia sebagai makhluk Allah hendaklah saling memberi peringatan tentang adanya azab Allah yang akan diberikan kepada manusia yang berani menentang kebenaran dan mendustakan Allah beserta para rasul Allah. Peringatan ini sebagai tanda bahwa manusia tersebut telah keluar dan menyimpang dari jalan Allah. Dengan demikian, setiap orang
yang telah lengah dan lupa akan segera kembali kepada Allah dan bertobat kepada Allah. Peringatan ini yang menjadikan seseorang selalu ingat Allah.180 5. Larangan Mengolok-olok Rasulullah
Mengolok-olok adalah sebuah perkataan seseorang yang mengandung sindiran dan ejekan. Orang yang mengolok-olok berarti dia bermain-main dan bersenda gurau tanpa diikuti dengan pemahaman dan keseriusan tentang apa yang telah dia katakan itu. Orang seperti ini sangat suka menyindir orang lain tanpa mempertimbangkan perasaan orang lain yang ia olok-olok. Setiap kata yang diucapkan mengandung lelucon dan membuat orang merasa jengkel dan tidak dihargai. Tindakan mengolok-olok orang lain tanpa dipikirkan terlebih dahulu ini sama seperti perkataan dan tanggapan yang dilontarkan oleh kaum
„Ad kepada Nabi Hud terhadap pengarahan dari Allah dan peringatan akan datangnya azab Allah yang akan menimpa kaumnya itu.
“Mereka menjawab: Adalah sama saja bagi kami, apakah kamu memberi nasihat atau tidak memberi nasihat.”(Q.S. al-Shu’ara>’: 136)
“Mereka menjawab: Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan
kami dari (menyembah) tuhan-tuhan kami? Maka, datangkanlah kepada kami azab yang telah kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang- orang yang benar.”(Q.S. al-Ah}qa>f: 22)
Kaum „Ad tidak peduli apakah Nabi Hud menasihati mereka atau tidak menasihati mereka sama sekali. Ini adalah suatu ungkapan yang mengandung penghinaan, olok-olokan yang diikuti dengan sikap jumud atau tidak mau berubah, kekerasan dan bersandar pada taklid atau kepercayaan pada agama nenek moyang mereka tanpa mengetahui dasar, bukti, dalil, dan alasannya.
Mereka itu lebih mengikuti dan menuruti perintah penguasa yang sewenang- wenang. Kaum „Ad lebih mempercayai dan tunduk patuh kepada selain Allah.
Dakwah yang ditujukan kepada mereka ditanggapi dengan berburuk sangka, tidak mau memahami, menentang pemberi peringatan, meminta disegerakan turunnya azab yang diancamkan, mengolok-olok, mendustakan, dan mereka memilih hidup dalam kebatilan dan keangkuhan.
Sebagai umat Muslim yang dirahmati oleh Allah, hendaklah sekiranya dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat jangan bertindak dengan saling mengolok-olok, menghina, dan berburuk sangka terhadap nasihat orang lain sebelum dirinya mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan kebenaran yang sesungguhnya. Dengan melakukan tindakan ini, seseorang tidak saja melukai
perasaan orang lain melainkan juga melukai dirinya sendiri. Inilah perbuatan yang sangat disukai oleh setan sebagai musuh abadi umat manusia.181