BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.6 Catatan Perkembangan
am 2 Gangguan Mobilitas
Fisik b/d Nyeri Kronis
06-03-2021 S: Ny. A mengatakan sudah mampu meningkatkan pergerakan kakinya O:
Tekanan Darah : 130/90 mmHg Suhu : 37°C
Nadi : 80 x/menit Respirasi : 24 x/menit
Kekuatan otot atas dan bawah 5 5
5 5
Ny. A mampu meningkatkan meningkatkan pergerakan ekstremitas A: Masalah teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
64
3.7 EVALUASI
Nama pasien : Ny. A
Umur : 60 tahun
No. Register : - Tabel 3.11 Evaluasi
65
No DX KEP TANGGAL EVALUASI
1 04-03-2021 S: Ny. A mengatakan nyeri terjadi pada sendi bila bergerak terlalu lama P= Adanya peradangan dan pembengkakan
Q= Seperti ditusuk-tusuk dan panas R= Kaki kanan dan punggung
T= Hilang timbul (terutama saat terlalu lama beraktivitas / bekerja ) O: Ada pembengkakan pada sendi dan wajah tampak menyeringai
TTV : S : 5 (sedang)
Tekanan Darah : 130/90 mmHg Suhu : 36,5°C
Nadi : 88x/menit Respirasi : 24 x/menit A: Masalah belum teratasi P: Intervensi di lanjutkan
mengidentifikasi skala nyeri
Berikan teknik nonfarmakologis untukmengurangi rasa nyeri
kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
1 05-03-2021 S:
P = Ny. A mengatakan nyeri masih terasa Q= Seperti ditusuk-tusuk dan panas R= Kaki kanan dan punggung
T= Hilang timbul (terutama saat terlalu lama beraktivitas / bekerja ) O: Pembengkakan sudah berkurang
S : 5 (sedang)
Tekanan Darah : 120/90 mmHg Suhu : 36°C
Nadi : 88 x/menit Respirasi : 24 x/menit
Ny. A sudah bisa mempraktikkan cara mengurangi nyeri secara non farmakologis Wajah menyeringai masih terlihat
A: Masalah belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan
Mengkaji nyeri secara komprehensif
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
1 06-03-2021 S:
P = Ny. A mengatakan nyeri sudah berkurang Q= Seperti ditusuk-tusuk dan panas
R= Kaki kanan dan punggung
T= Hilang timbul (terutama saat terlalu lama beraktivitas / bekerja ) O: Tidak ada pembengkakan dan tidak terlihat wajah menyeringai
S : 3 (ringan)
Tekanan Darah : 130/90 mmHg Suhu : 37°C
Nadi : 80 x/menit Respirasi : 24 x/menit
Ny. A mampu mengontrol nyeri dengan cara mengaplikasikan teknik non farmakologis yang telah diajarkan
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dilanjutkan 66
2 05-03-2021 S : Ny. A mengatakan badannya sulit digerakkansaat nyeri timbul O : Tekanan Darah : 120/90 mmHg
Suhu : 36°C Nadi : 88 x/menit Respirasi : 24 x/menit
Ny. A sedikit pincang saat berjalan dan sulit bergerak karena menahan nyeri kekuatan otot atas dan bawah
5 5
4 5
A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan
Melatih ROM, membantu dan mengevaluasi perkembangannya Memotivasi untuk tetap melakukan pergerakan
2 06-03-2021 S : Ny. A mengatakan sudah mampu meningkatkan pergerakan kakinya O : Tekanan Darah : 130/90 mmHg Suhu : 37°C
Nadi : 80 x/menit Respirasi : 24 x/menit
Ny. A mampu meningkatkan meningkatkan pergerakan ekstremitas Kekuatan otot atas dan bawah
5 5
5 5
A : Masalah teratasi P : Intervensi dilanjutkan
67
BAB 4 PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini penulis akan menguraikan tentang kesenjangan yang terjadi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan pada Klien dengan diagnosa medis Rheumatoid Arthritis di Desa Suko Pasuruan yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evlauasi.
4.1 Pengkajian 4.1.1 Identitas
Klien bernama Ny. A berjenis kelamin perempuan. Menurut Suarjana (2016) penyakit rheumatoid arthritis lebih beresiko dua hingga tiga kali lipat terjadi pada jenis kelamin perempuan, hal ini bisa terjadi karena efek hormon esterogen yang dikenal dengan hormon wanita. Pada pengkajian ini tidak terjadi kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus karena klien berjenis kelamin perempuan, dimana perempuan memiliki hormon esterogen yang berpotensi untuk menimbulkan sistem imun yang tidak baik, jadi yang seharusnya normal menjadi abnormal. Auto-imun sendiri merupakan konsdisi dimana sistem imun salah mengenal dan justru menyerang jaringan tubuh itu sendiri.
4.1.2 Riwayat keperawatan
Klien mengatakan selama satu tahun ini merasa nyeri pada kaki kanan dan punggung disaat selesai bekerja dan sulit bergerak saat nyeri timbul. Menurut Istianah (2017) pada penderita rheumatoid arthritis merasakan ketidaknyamanan antara lain nyeri, kekauan pada tangan atau kaki
68
dalam beberapa periode atau waktu sebelum klien mengetahui dan merasakan adanya perubahan sendi. Pada pengkajian ini tidak terjadi kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus karena klien merasa tidak nyaman saat nyeri dan badan sulit bergerak saat nyeri itu timbul.
4.1.3 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri pada kaki kanan yang disebabkan kekakuan dan pembengkakan pada sendi, pada uji kekuatan otot didapatkan nilai 4 pada kaki sebelah kanan. Menurut Istianah (2017) penderita rheumatoid arthritis mengalami krepitasi, nyeri saat sendi digerakkan, keterbatasan gerak sendi akibat penurunan kekuatan otot. Pada pengkajian ini tidak terjadi kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus karena klien mengalami penurunan kekuatan otot yang ditandai dengan kesulitan saat bergerak.
4.1.4 Riwayat psikososial
Klien menyadari bahwa dirinya menderita rheumatoid arthritis tetapi pengetahuan tentang penyakitnya masih kurang. Menurut Istianah (2017) penderita rheumatoid arthritis merasa khawatir saat mengalami deformitas pada sendi-sendinya dan juga merasakan adanya kelemahan pada fungsi tubuh saat melakukan kegiatan sehari- hari. Pada pengkajian ini terjadi kesenjangan karena klien tidak merasa khawatir tentang penyakitnya dan klien yakin bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya.
4.1.5 Aktivitas / istirahat
Klien mengatakan tidak bisa tidur pada malam hari jika nyeri muncul. Menurut Istianah (2017) penderita rheumatoid arthritis mengalami keterbatasan fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup dan aktivitas istirahat yang diakibatkan karena nyeri sendi. Pada pengkajian ini tidak terjadi kesenjangan karena pola tidur/istirahat klien terganggu dikarenakan nyeri yang tiba-tiba muncul.
4.1.6 Makanan / cairan
Klien mengatakan makan tiga kali sehari dengan jenis makanan nasi, sayur, dan ikan. Menurut Istianah (2017) penderita rheumatoid arthritis mengalami ketidakmampuan untuk mengonsumsi makanan/cairan yang adekuat. Pada pengkajian ini terjadi kesenjangan karena nafsu makan klien kuat dan mampu untuk mengonsumsi makanan/cairan yang adekuat
4.1.7 Higiene
Klien mengatakan dapat melakukan perawatan pribadi secara mandiri. Menurut Istianah (2017) penderita rheumatoid arthritis mengalami kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi secara mandiri dan ketergantungan pada orang lain. Pada pegkajian ini terjadi kesenjangan karena klien mengatakan tidak bergantung pada orang lain selagi masih bisa melakukannya sendiri dan anggota tubuh lainnya terlihat bersih.
4.1.8 Nyeri/kenyamanan
Klien mengatakan nyeri pada kaki kanan dan punggung ditandai kekakuan pada sendi dan pembengkakan. Menurut Istianah (2017) penderita rheumatoid arthritis ditandai dengan rasa nyeri dan kekakuan pada sendi. Pada pengkajian ini tidak terjadi kesenjangan karena klien merasakan nyeri pada sendi seperti tanda daan gejala penderita rheumatoid arthritis.
4.1.9 Keamanan
Klien mengatakan sepulang bekerja selalu membersihkan dan merapikan rumah. Menurut Istianah (2017) penderita rheumatoid arthritis mengalami kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga. Pada pegkajian ini terjadi kesenjangan karena klien tidak bergantung pada orang lain selagi masih bisa melakukan aktivitasnya sendiri
4.1.10 Interaksi sosial
Klien mengatakan berinteraksi dengan baik di lingkungan sekitarnya. Menurut Istianah (2017) penderita rheumatoid arthritis mengalami kerusakan interaksi dengan keluarga/orang lain dan perubahan peran. Pada pengkajian ini terjadi kesenjangan karena klien menerapkan sikapyang baik dimanapun klien berada
4.2 Diagnosa keperawatan
Pada tinjauan kasus penulis mengambil dua diagnosa yaitu, nyeri kronis b.d agen pecedera fisiologis (inflamasi), dan gangguan mobilitas fisik b.d nyeri ataurasa tidak nyaman.
Sedangkan pada tinjauan pustaka menurut SDKI (2017) diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien rheumatoid arthritis adalah :
4.2.1 Nyeri kronis b.d proses inflamasi dan destruksi sendi
4.2.2 Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri atau rasa tidak nyaman, deformitas skeletal, dan penurunan kekuatan otot
4.2.3 Gangguan pola tidur b.d nyeri dan fibrosis
Diagnosa gangguan pola tidur b.d nyeri dan fibrosis tidak muncul karena klien mengatakan tidak mengalami gangguan pola tidur
4.3 Intervensi keperawatan
Intervensi dilaksanakan menggunakan sasaran, dengan alasan penulis ingin berupaya memandirikan klien dan keluarga dalam pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan melalui peningkatan pengetahuan (Kognitif), keterampilan mengenai masalah (Afektif) dan perubahan tingkah laku klien (Psikomotor). Pada tinjauan pustaka perencanaan menggunakan kriteria hasil yang mengacu pada pencapaian tujuan. Dalam tujuan pada tinjauan kasus dicantumkan kriteria waktu karena pada kasus nyata keadaan klien secara langsung. Intervensi diagnosa keperawatan yang ditampilkan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus terdapat kesamaan namun masing-masing intervensi tetap mengacu pada sasaran, data dan kriteria hasil yang telah ditetapkan.Tujuan : Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi musculoskeletal kronis, Setelah di lakukan tindakan keperawatan 2x90 menit diharapkan nyeri pada klien berkurang atau hilang dengan. Kriteria hasil, klien mengetahui penyebab nyeri nya, klien mengatakan Nyeri hilang, klien mampu mendemonstrasikan ulang teknik relaksasi, Skala nyeri berkurang 1-3, Tanda- tanda vital dalam batas normal,
intervensi : Ajarkan klien untuk melakukan teknik rileksasi karena teknik relaksasi dapat menurunkan rasa nyeri, Kaji skala nyeri klien (0-10) karena Skala nyeri dapat menunjukan kualitas nyeri yang dapat di rasakan klien, Perhatikan isyarat verbal dan non verbal seperti: meringis, kaku, gerakan melindungi sebab klien mungkin tidak secara verbal melaporkan nyeri dan ketidak nyamanan secara langsung, Kaji tanda-tanda vital (tekanan darah, respirasi, Nadi, Suhu di karenakan Pada klien dengan gangguan nyeri menyebabkan gelisah serta tekanan darah dan nadi meningkat, untuk intervensi yang terakhir Kolaborasi pemberian analgesik dengan dokter karena pemberian analgesik dapat mengurangi nyeri. Pada rencana tindakan tidak terjadi kesenjangan, semua rencana tindakan tinjauan kasus sama seperti tinjauan pustaka
4.4 Implementasi keperawatan
Implementasi dilaksanakan dengan rencana yang telah di tetapkan oleh penulis. Pada diagnosa nyeri kronis b.d agen pecedera fisiologis (inflamasi) di butuhkan pelaksanaan selama 3 hari. Pada diagnosa gangguan mobilitas fisik b.d nyeri atau rasa tidak nyaman di butuhkan pelaksanaan selama 2 hari. Pada pelaksanaan implementasi tidak ditemukan hambatan7 dikarenakan klien dan keluarga kooperatif dengan perawat, sehingga rencana tindakan dapat dilakukan.
4.5 Evaluasi keperawatan
Evaluasi dilakukan karena penulis mengetahui keadaan klien dan masalahnya secara langsung. Waktu pelaksanaan evaluasi nyeri kronis berhubungan dengan agen pecedera fisiologis (inflamasi) dilakukan 2x90 menit dan gangguan
mobilitas fisik b.d nyeri atau rasa tidak nyaman 2x45 menit, karena klien sudah dapat melakukan tindakan yang di ajarkan oleh penulis untuk mengatasi nyeri dan berhasil dilaksanakan beserta tujuan dan kriteria hasil telah tercapai.
Pada akhir evaluasi semua tujuan dan kriteria hasil dapat dicapai karena adanya kerjasama yang baik antara keluarga dan klien. Hasil evaluasi pada Ny.A sudah sesuai dengan harapan masalah teratasi.
BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan
Dari hasil uraian tentang “Asuhan Keperawatan pada Lansia Rheumatoid Arthritis dengan Masalah Keperawatan nyeri kronis di Desa Suko Pasuruan”
di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran sebagai berikut:
5.1.1 Pengkajian
Fokus pengkajian Ny. A pada riwayat psikososial klien tidak merasa khawatir tentang penyakitnya dan klien yakin bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya. Pada higiene klien mengatakan tidak bergantung pada orang lain selagi masih bisa melakukannya sendiri dan anggota tubuh lainnya terlihat bersih.
5.1.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan prioritas pada klien meliputi : nyeri kronis berhubungan dengan agen pecedera fisiologis (inflamasi) dan gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri kronis.
5.1.3 Intervensi Keperawatan
Pada dua diagnosa prioritas yang muncul pada klien dilakukan melalui dua jenis tindakan yaitu tindakan mandiri keperawatan dan tindakan kolaborasi dengan dokter.
5.1.4 Implementasi Keperawatan
Semua tindakan yang diimplementasi pada klien sesuai dengan rencana tindakan yang telah di tetapkan oleh penulis. Pada diagnosa nyeri kronis b.d agen pecedera fisiologis (inflamasi) di butuhkan pelaksanaan selama
75
3 hari. Pada diagnosa gangguan mobilitas fisik b.d nyeri atau rasa tidak nyaman di butuhkan pelaksanaan selama 2 hari. Pada pelaksanaan implementasi tidak ditemukan hambatan dikarenakan klien dan keluarga kooperatif dengan perawat, sehingga rencana tindakan dapat dilakukan.
5.1.5 Evaluasi
Pada akhir evaluasi semua tujuan dapat tercapai karena adanya kerjasama yang baik antara klien, keluarga dan perawat. Hasil evaluasi pada Ny. A sesuai dengan harapan karena masalah teratasi dan intervensi dihentikan.
5.2 Saran
Penulis memberikan saran sebagai berikut:
5.2.1 Untuk pencapaian hasil keperawatan yang diharapkan, diperlukan hubungan yang baik dan keterlibatan klien, keluarga dan tim kesehatan lainnya.
5.2.2 Perawat sebagai petugas pelayanan kesehatan hendaknya mempunyai pengetahuan, keterampilan yang cukup serta dapat bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan Rheumatoid Arthritis.
5.2.3 Dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang profesional alangkah baiknya diadakan suatu seminar atau suatu pertemuan yang membahas tentang masalah kesehatan yang ada pada klien.
5.2.4 Pendidikan dan pengetahuan perawat secara berkelanjutan perlu ditingkatkan baik secara formal dan informal.
5.2.5 Kembangkan dan tingkatkan pemahaman perawat terhadap konsep manusia secara komprehensif sehingga mampu menerapkan asuhan keperawatan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
American Academy of Orthopaedic Surgeons, 2016, Rheumatoid Arthritis of The Foot and Ankle
American Academy of Orthopaedic Surgeons, 2017, Rheumatoid Arthritis of The Foot and Ankle
Andri, Juli.,dkk. 2020. Tingkat pengetahuan terhadap penanganan penyakit Rheumatoid Arthritispada lansia.
Artinawati, S. (2017). Asuhan Keperawatan Gerontik. Bogor: IN MEDIA.
Aspiani, R. Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta:
CV. TransInfo Media
Buffer, 2016, Klasifikasi Arthritis Rheumatoid.
Chabib, L, dkk.(2016). Review Rheumatoid Arthtritis: Terapi Farmakologi, Potensi Kurkumin dan Analognya, serta Pengembangan Sistem Nanopartikel. Jurnal Pharmascience, 3 (1),10-18.
Depkes RI, 2017, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta. <www.depkes.go.id>
Fatmah, 2011, Gizi Kebugaran dan Olahraga, Bandung, Lubuk Agung Istianah, Umi, 2017, Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Muskuloskeletal,Yogyakarta, Pustaka Baru Press.
Junaidi, I. (2013) Rematik dan Asam Urat. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
McInnes B dan Schett G, 2011 Dec. The Pathogenesis of Rheumatoid Arthritis, NEngl J Med.; 365:2205-2219.
National Health and Medical Research Council (NHMRC). 2012.
Guideline for the Non-Surgical Management of Hip and Knee Osteoarthritis.
Ningsih, N., & Lukman. (2013). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta:
Salemba Medika.
Nurrahmani, Ulfah. 2016. Stop Hipertensi. Yogyakarta : Familia
Padila. (2018). Buku Ajar Keperawatan Gerontik (1st ed.). Yogyakarta:
Nuha Medika.
Rubenstein, D., Wayne, D.,Bradley, J., 2013, Lecture Notes Kedokteran Klinis, 6th ed, Jakarta,Erlangga.
Sekar, 2016, Pengertian Rheumatoid Arthritis, diakses pada Januari 2021,
<http://repository.unimus.ac.id/2259/3/BAB%20II.pdf >
Shields, M.D. and Young, S.M. 2011. “The case for multiple methods in empirical management accounting research (with an illustration from budget setting)”, Journal of Management Accounting Research, Fall, pp. 33-66.
Suarjana IN, Reumatoid artritis, dalam Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, dkk, 2016, Buku Ajar Ilmu Penyakit ed V, Jakarta, Interna Publishing, Hal. 657- 88
Suarjana, I Nyoman, 2016, Artritis Reumatoid, dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit ed V, Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, Idrus, et al.
Interna Publishing. Jakarta.
Tarwoto, Wartonah. 2015. Kebutuhan DasarManusia dan Proses Keperawatan - Ed 3, Jakarta, SalembaMedika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia ed 1, Jakarta, Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia ed 1, Jakarta. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2018, Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan ed 1, Jakarta, Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
World Health Organization (WHO). 2016. Rheumatoid Arthritis,
diakses pada Januari 2021,
<http://eprints.ums.ac.id/81699/3/BAB%20I.pdf
YAYASAN KERTA CENDEKIA
POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA
Jalan Lingkar Timur, Rangkah Kidul, Sidoarjo 61232 Telepon: 031-8961496; Faximile : 031-8961497 Email :
akper.kertacendekia@gmail.com
Sidoarjo, 19 Maret 2021 No. Surat : 196/BAAK/III/2021
Perihal : Surat Pengantar Studi Penelitian Kepada Yth.
Bapak/Ibu Kepala Desa Sukorejo di Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan kegiatan penyusunan Karya Tulis Ilmiah mahasiswa Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo Tahun Akademik 2020/2021.
Bersama surat ini kami mohon Kepala Desa Sukorejo mengijinkan mahasiswa kami untuk megambil data dasar di tempat tersebut. Berikut adalah informasi mahasiswa kami.
Nama Mahasiswa : Rizka Aliyah Jannah
NIM : 1801085
Alamat : Jl. Sucipto Perum PLN RT 03/02 Kelurahan Dawuhan Situbondo
Tempat Tanggal Lahir : Pasuruan, 04 Juli 2000
No. Hp : 082258736107
Judul KTI : Asuhan Keperawatan pada Ny. a dengan nyeri kronis pada diagnosa medis Rheumatoid Arthritis di Desa Suko Pasuruan Demikian surat permohonan ini kami sampaikan semoga sudi kiranya
memperhatikan untuk dipertimbangkan. Atas perhatiandan kerjasamanya kami sampaikan terima kasih.
Mengetahui, DIREKTUR
Agus Sulistyowati, S.Kep, M.Kes
INFORMED CONSENT
Judul: “ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. A DENGAN NYERI KRONIS PADA DIAGNOSA MEDIS RHEUMATOID ARTHRITIS DI DESA SUKO PASURUAN”
Tanggal pengambilan studi kasus 22 Januari 2021
Sebelum tanda tangan dibawah, penulis telah mendapatkan informasi tentang tugas pengambilan studi kasus ini dengan jelas dari mahasiswa yang bernama Rizka aliyah jannah proses pengambilan studi kasus ini dan penulis mengerti semua yang telah dijelaskan tersebut.
Saya setuju untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan studi kasus ini dan saya telah menerima salinan dari form ini.
Saya Ny.A dengan ini saya memberikan kesediaan setelah mengerti semua yang telah dijelaskan oleh peneliti terkait dengan proses pengambilan studi kasus ini dengan baik. Semua data dan informasi dari saya sebagai partisipan hanya akan digunakan untuk tujuan dari studi kasus ini.
Tanda tangan Partisipan Tanda Tangan Peneliti
Ny. A Rizka Aliyah Jannah
Lampiran 3
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) RHEUMATOID ARTHRITIS
Topik : Rheumatoid Arthritis Hari, tanggal : Kamis, 04-Maret-2021
Waktu : 90 menit
Tempat : Desa Suko Pohjentrek Pasuruan Sasaran : Ny. A dan Keluarga
Tujuan :
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan, audiens mampu memahami dan mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari hari.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 90 menit audiens akan dapat:
a. Menjelaskan kembali pengertian Rheumatoid Arthritis dengan bahasanya sendiri dengan benar
b. Menyebutkan 3 penyebab Rheumatoid Arthritis dengan baik c. Menyebutkan 3 tanda dan gejala Rheumatoid Arthritis dengan baik d. Menyebutkan 3 komplikasi Rheumatoid Arthritis
e. Menjelaskan cara mengatasi nyeri pada Rheumatoid Arthritis dengan baik f. Mampu menjelaskan cara melakukan kompres hangat dan dingin.
3. Materi
a. Pengertian Rheumatoid Arthritis
Rheumatoid arthtritis atau biasa yang disebut rematik merupakan penyakit autoimun yang mengenai jaringan persendian, dan sering juga melibatkan organ tubuh lainnya yang di tandai dengan terdapatnya sinovitis erosif sistemik yang dapat menyebabkan nyeri, kekakuan,
pembengkakan serta keterbatasan gerak dan fungsi banyak sendi.
b. Penyebab Rheumatoid Arthritis
Penyebab Rheumatoid Arthritis yaitu Genetik, Berat badan berlebih atau obesitas, Jenis kelamin, Faktor infeksi (peradangan), dan Faktor lingkungan.
c. Tanda dan gejala Rheumatoid Arthritis Stadium awal
Malaise, penurunan berat badan, rasa capek, sedikit demam, dan anemia.
Gejala local yang berupa pembengkakan, nyeri dan gangguan gerak pada sendi matakarpofalangeal.
Stadium lanjut
Kerusakan sendi dan deformitas yang bersifat permanen, selanjutnya timbul ketidakstabilan sendi akibat rupture tendon atau ligament yang menyebabkan deformitas rheumatoid yang khas berupa deviasi ulnar jari- jari, deviasi radial atau volar pergelangan tangan serta valgus lutut dan kaki.
d. Komplikasi Rheumatoid Arthritis 1) Cervical myelopathy
kondisi ini terjadi ketika menyerang sendi tulang leher dan mengganggu saraf tulang belakang.
2) Carpal tunnel syndrome
Kondisi ini terjadi ketika menyerang sendi pergelangan tangan, sehingga menekan saraf di sekitarnya.
3) Sindrom Sjogren
Kondisi ini terjadi saat sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar air mata dan ludah, sehingga menimbulkan keluhanmata kering dan mulut kering.
4) Limfoma
Limfoma merupakan sejenis kanker darah yang tumbuh pada sistem getah bening.
5) Penyakit jantung
Kondisi ini dapat terjadi bila sistem kekebalan tubuh menimbulkan peradangan di pembuluh darah jantung.
e. Cara mengatasi nyeri pada Rheumatoid Arthritis
1) Istirahat yang cukup (minimal tidur 8 jam setiap malam).
2) Berhenti merokok.
3) Olahraga secara teratur (jalan cepat atau berenang).
4) Mengatur pola makan
penuh dengan antioksidan dan sifat anti-inflamasi, seperti: sayuran mentah atau sedikit dimasak rempah-rempah, termasuk kunyit dan jahe, buah serta yogurt.
5) Kompres es atau air hangat.
f. Cara melakukan kompres hangat dan dingin.
Kompres hangat (selama 15-20 menit)
Kegunaan : Nyeri, bengkak, dan kaku pada sendi akibat arthritis, Sakit kepala, Nyeri atau kram otot, Nyeri punggung, Nyeri kronis, misalnya
pada kondisi fibromyalgia, Cedera otot atau persendian, seperti keseleo, Demam.
Prosedur : Isi air hangat kedalam bak dengan suhu 33-37,7°C. Celupkan handuk kedalam bak yang sudah terisi air hangat, Selanjutnya, letakkan kompres hangat pada area yang mengalami gangguan.
Kompres dingin (selama 15-20 menit)
Kegunaan : Gigitan serangga, Kulit gatal atau terbakar matahari, Nyeri sendi.
Prosedur : Basahi handuk dengan air dingin dan peras sampai menjadi lembap. Lipat handuk, masukkan ke dalam kantong plastik bersih, Bekukan selama 15 menit. Lepaskan dari kantong plastik dan kompres di area yang cedera.
4. Metode
Ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab 5. Media
Brosur/ leaflet.
6. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Keg. Penyuluhan Keg.Audien Est. Waktu 1. Perkenalan Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri Apersepsi
Menjawab salam Menjawab
5 menit
2. Kerja Menjelaskan materi penyuluhan
Mengajukan pertanyaan
Mendengarkan, menjawab pertanyaan
80 menit
3. Terminasi Menyimpulkan Menutup
Mengucapkan salam
Mendengarkan, Menjawab Salam
5 menit
7. Evaluasi
a. Bagaimana pengertian Rheumatoid Arthritis b. Apa saja penyebab Rheumatoid Arthritis
c. Bagaimana tanda dan gejala Rheumatoid Arthritis d. Apa saja komplikasi Rheumatoid Arthritis
e. Bagaimana cara mengatasi nyeri pada Rheumatoid Arthritis f. Bagaimana cara melakukan kompres hangat dan dingin
Rheumatoid Arthritis Pada Lansia
Disusun oleh : RIZKA ALIYAH JANNAH
PROGRAM DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KERTA
CENDEKIA SIDOARJO 2021
Apa itu Rheumatoid Arthritis ???
Rheumatoid arthtritis atau rematik adalah penyakit autoimun yang mengenai jaringan persendian, sering juga melibatkan organ tubuh lainnya di tandai dengan sinovitis erosif sistemik yang menyebabkan nyeri, kekakuan, pembengkakan serta keterbatasan gerak dan fungsi banyak sendi.
Penyebab Rheumatoid Arthritis
1. Genetik
2. Berat badan berlebih atau obesitas 3. Jenis kelamin
4. Faktor infeksi (peradangan) 5. Faktor lingkungan
87