• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. A DENGAN NYERI KRONIS PADA DIAGNOSA MEDIS RHEUMATOID ARTHRITIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. A DENGAN NYERI KRONIS PADA DIAGNOSA MEDIS RHEUMATOID ARTHRITIS "

Copied!
104
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebanyakan penderita rheumatoid arthritis mengeluhkan nyeri sendi yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Artritis reumatoid juga dapat dicegah dengan melakukan olahraga teratur dan ringan untuk menjaga kelenturan sendi.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

Metode Penulisan

  • Metode
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Sumber Data
  • Studi Kepustakaan

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari keluarga atau teman dekat klien, catatan perawat, hasil pemeriksaan dan tim pelayanan kesehatan lainnya.

Sistematika Penulisan

Jelaskan pada klien dan keluarga tentang Rheumatoid Arthritis atau rematik. Respon : klien memperhatikan saat penjelasan diberikan. Menurut Istianah (2017), penderita rheumatoid arthritis merasakan rasa tidak nyaman, antara lain nyeri, kaku pada tangan atau kaki. Menurut Istianah (2017), penderita rheumatoid arthritis mengalami krepitasi, nyeri saat sendi digerakkan, terbatasnya pergerakan sendi akibat berkurangnya kekuatan otot.

Menurut Istianah (2017), penderita rheumatoid arthritis merasa cemas ketika mengalami kelainan bentuk sendi dan juga kelemahan fungsi tubuh saat melakukan aktivitas sehari-hari. Menurut Istianah (2017), penderita rheumatoid arthritis mempunyai keterbatasan fungsional yang mempengaruhi gaya hidup dan istirahat akibat nyeri sendi. Menurut Istianah (2017), penderita rheumatoid arthritis mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri dan bergantung pada orang lain.

Dalam pengkajian ini tidak terdapat kesenjangan karena klien merasakan nyeri pada persendian, seperti tanda dan gejala penderita rheumatoid arthritis. Menurut Istianah (2017), penderita rheumatoid arthritis mengalami gangguan interaksi dengan keluarga/orang lain dan perubahan peran. Sedangkan pada tinjauan literatur menurut SDKI (2017), diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien rheumatoid arthritis adalah.

Dari hasil deskripsi “Asuhan Keperawatan Pada Lansia Artritis Reumatoid Lansia Dengan Masalah Keperawatan Nyeri Kronis Di Desa Suko Pasuruan”. Komplikasi Artritis Reumatoid 1) Mielopati serviks. Kondisi ini terjadi ketika tulang belakang leher menyerang dan mengganggu saraf tulang belakang.

Gambar 2.1 Kerangka Masalah Keperawatan Pada Pasien Rheumatoid ArthritisGangguan citra tubuh
Gambar 2.1 Kerangka Masalah Keperawatan Pada Pasien Rheumatoid ArthritisGangguan citra tubuh

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Penyakit Rheumatoid Arthritis

  • Definisi Rheumatoid Arthritis
  • Etiologi Rheumatoid Arthritis
  • Klasifikasi Rheumatoid Arthritis
  • Manifestasi Klinis Rheumatoid Arthritis
  • Patofisiologi Rheumatoid Arthritis
  • Komplikasi Rheumatoid Arthritis
  • PemeriksaanPenunjang Rheumatoid Arthritis
  • Penatalaksanaan Rheumatoid Arthritis

Konsep Dasar Lansia

  • Definisi Lansia
  • Batasan Lansia
  • Klasifikasi Lansia
  • Karakteristik Lansia
  • Kebutuhan Dasar Lansia
  • Rheumatoid Arthritis pada Lansia

Data WHO menunjukkan bahwa pada tahun 2000 angka harapan hidup masyarakat dunia adalah 66 tahun, pada tahun 2016 meningkat menjadi 70 tahun, dan pada tahun 2017 menjadi 71 tahun. Kebutuhan lanjut usia merupakan kebutuhan manusia pada umumnya yaitu kebutuhan akan pangan, ketahanan pangan, perawatan, kesehatan dan kebutuhan sosial dalam hubungan dengan orang lain, hubungan timbal balik dalam keluarga, teman sebaya dan hubungan dengan organisasi sosial, dengan penjelasan sebagai berikut. .

Konsep Dampak Masalah

  • Konsep Solusi Rheumatoid Arthritis
  • Konsep Masalah Nyeri Kronis pada Rheumatoid Arthritis
    • Definisi Nyeri Kronis
    • Penyebab Nyeri Kronis
    • Tanda dan Gejala Nyeri Kronis

Nyeri kronis merupakan pengalaman sensorik atau emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan nyata atau fungsional yang terjadi secara tiba-tiba atau lambat dengan intensitas ringan sampai berat dan konstan yang berlangsung selama lebih dari 3 bulan (Tim Pokja SDK DPP PPNI, 2017). Penyebab nyeri kronis adalah kondisi muskuloskeletal kronis, kerusakan sistem saraf, kompresi saraf, infiltrasi tumor, ketidakseimbangan neurotransmitter, gangguan imunitas, gangguan fungsi metabolisme, riwayat posisi kerja statis, peningkatan indeks massa tubuh, kondisi pasca trauma, stres emosional, riwayat penyakit. penyalahgunaan, dan riwayat penyalahgunaan narkoba/zat (Tim Pokja DPP PPNI SDKI, 2017).

Konsep Asuhan Keperawatan

  • Pengkajian
    • Pengumpulan Data
    • Analisa Data
  • Diagnosa Keperawatan
  • Intervensi Keperawatan
  • Implementasi
  • Evaluasi

Definisi : Gangguan kualitas dan kuantitas tidur akibat faktor luar. a.. a) Keluhan sulit tidur b) Keluhan sering terbangun c) Keluhan tidak puas tidur d) Keluhan pola tidur berubah e) Keluhan kurang istirahat 2) Tujuan : (tidak tersedia). Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (misalnya TENS, hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres panas/dingin, terapi bermain). Tindakan keperawatan meliputi tindakan mandiri, tindakan saling ketergantungan/kolaborasi, dan tindakan rujukan/ketergantungan (Tartowo & Wartonah, 2015).

Proses keperawatan melibatkan identifikasi sejauh mana tujuan rencana keperawatan telah atau belum tercapai dan perbandingan kesehatan klien secara sistematis dan terencana dengan tujuan yang ditetapkan, keluarga, dan profesional kesehatan lainnya. Merupakan suatu masalah atau diagnosa keperawatan yang terus menerus terjadi, atau dapat juga dituliskan sebagai suatu masalah/diagnosis baru yang terjadi karena adanya perubahan status kesehatan pasien yang rinciannya telah teridentifikasi dalam data subjektif dan objektif. Rencana keperawatan yang dilanjutkan, dihentikan, diubah, atau ditambah dengan rencana tindakan keperawatan yang telah ditetapkan sebelumnya, tindakan yang telah membuahkan hasil memuaskan, tidak memerlukan data.

Kerangka Masalah

Untuk mendapatkan gambaran nyata mengenai pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien penyakit rematik di Desa Suko Pasuruan, maka penulis memaparkan sebuah kasus yang penulis amati pada tanggal 4 Maret 2021 di 08.30 WIB. Agen pemicu fisiologis: radang sendi, ditandai dengan nyeri pada kaki kanan, hingga punggung, terasa kesemutan dan hangat. Nyeri kronis berkaitan dengan pemicu fisiologis: peradangan pada persendian, dibuktikan dengan nyeri pada kaki kanan, hingga punggung yang terasa kesemutan dan hangat.

Pada pembahasan kali ini penulis akan menguraikan kesenjangan yang timbul antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa medis rheumatoid arthritis di Desa Suko Pasuruan yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Menurut Suarjana (2016), rheumatoid arthritis dua sampai tiga kali lebih mungkin terjadi pada wanita, hal ini mungkin terjadi karena efek hormon estrogen yang dikenal dengan hormon wanita. Klien mengatakan bahwa selama setahun ia merasakan nyeri pada kaki kanan dan punggung saat selesai bekerja dan sulit bergerak saat nyeri tersebut timbul.

Penyebab terjadinya Rheumatoid Arthritis adalah faktor genetik, berat badan berlebih atau obesitas, jenis kelamin, faktor infeksi (peradangan) dan faktor lingkungan. C. Tanda dan Gejala Artritis Reumatoid Tahap Awal.

TINJAUAN KASUS

Pengkajian

Namun dia mengatakan bahwa kaki kanannya sakit, bahkan punggungnya, setelah selesai bekerja, dan sulit baginya untuk bergerak ketika rasa sakit itu mulai terasa. Kelas E : Kemandirian dalam segala hal kecuali mandi, berpakaian, toileting dan satu fungsi tambahan. Kelas F: Kemandirian dalam segala hal kecuali mandi, berpakaian, toileting, bergerak, dan satu fungsi.

Saya puas bahwa saya dapat meminta bantuan keluarga (teman) saya ketika ada sesuatu yang membuat saya khawatir. Saya puas dengan cara keluarga (teman) saya berbicara kepada saya tentang berbagai hal dan mengungkapkan masalah saya. Saya puas karena keluarga (teman) saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas atau arahan baru.

Saya puas dengan cara keluarga (teman) saya mengungkapkan perasaan dan bereaksi terhadap emosi saya, seperti kemarahan, kesedihan, atau cinta.

Tabel 3.2 Pengkajian status fungsional
Tabel 3.2 Pengkajian status fungsional

Analisa Data

Daftar Diagnosa Keperawatan

Rencana Asuhan Keperawatan

Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri kronik ditandai dengan sulitnya pergerakan tubuh saat timbul nyeri dan sedikit pincang saat berjalan akibat penghambatan nyeri. Setelah dilakukan intervensi keperawatan diharapkan klien dan keluarga dapat merawat anggota keluarga yang sakit sesuai kriteria.

Tindakan Keperawatan

Jelaskan kepada klien/keluarga tujuan dan rencana praktik Respon: Klien memperhatikan saat diberikan penjelasan. Dengan menghindari makanan yang memperparah peradangan pada sendi Respon : Klien memperhatikan dan memahami saat dijelaskan. Kaji nyeri secara menyeluruh P = Radang dan bengkak Q = Seperti tertusuk-tusuk dan terbakar R = Kaki kanan dan punggung S = 5 (sedang).

Catatan Perkembangan

Tidak ada kesenjangan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus untuk evaluasi ini karena klien mengalami penurunan kekuatan otot yang ditandai dengan kesulitan dalam bergerak. Kesenjangan terjadi dalam penilaian ini karena klien tidak peduli dengan penyakitnya dan klien percaya bahwa setiap penyakit ada obatnya. Adanya gap pada penilaian ini karena klien mengatakan dirinya tidak bergantung pada orang lain, sedangkan ia masih mampu melakukannya sendiri dan seluruh tubuhnya terlihat bersih.

Dalam tinjauan kasus tersebut, penulis membuat dua diagnosa, yaitu nyeri kronis yang berhubungan dengan faktor fisiologis penyebab cedera (peradangan), dan gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri atau ketidaknyamanan. Diagnosis gangguan pola tidur berhubungan nyeri dan fibrosis tidak muncul karena klien dilaporkan tidak mengalami gangguan pola tidur apapun. Mengenai kebersihan, klien menunjukkan bahwa dirinya tidak bergantung pada orang lain selama ia masih bisa melakukannya sendiri dan seluruh tubuhnya terlihat bersih.

Diagnosa keperawatan yang diutamakan pada klien antara lain : nyeri kronik berhubungan dengan agen fisiologis cedera (inflamasi) dan gangguan mobilitas berhubungan nyeri kronik.

Evauasi

PEMBAHASAN

Pengkajian

Pada penelitian ini tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus karena kliennya adalah seorang wanita, dimana wanita tersebut mempunyai hormon estrogen yang dapat menyebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh, sehingga yang seharusnya normal menjadi tidak normal. Pada penelitian ini tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus karena klien merasa tidak nyaman saat nyeri timbul, dan badan sulit digerakkan saat nyeri timbul. Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri pada tungkai kanan akibat kekakuan dan pembengkakan sendi, pada uji kekuatan otot tungkai kanan mendapat nilai 4.

Pada pengkajian ini tidak terdapat gap karena pola tidur/istirahat klien terganggu akibat timbulnya nyeri secara tiba-tiba. Pada pengkajian ini terdapat gap karena nafsu makan klien kuat dan mampu mengonsumsi makanan/cairan dalam jumlah cukup. Dalam penilaian ini terdapat kesenjangan karena klien tidak bergantung pada orang lain namun tetap dapat melakukan aktivitasnya sendiri.

Diagnosa Keperawatan

Intervensi Keperawatan

Tidak ada kesenjangan dalam rencana aksi, semua rencana aksi tinjauan kasus sama dengan tinjauan literatur.

Implementasi Keperawatan

Kedua diagnosis prioritas yang muncul pada klien dilakukan melalui dua jenis tindakan, yaitu tindakan keperawatan mandiri dan tindakan kolaboratif dengan dokter. Semua tindakan yang diterapkan untuk klien sesuai dengan rencana tindakan yang ditetapkan oleh penulis. Fatmah, 2011, Gizi, kebugaran dan olah raga, Bandung, Lubuk Agung Istianah, Umi, 2017, Asuhan keperawatan pada klien gangguan.

Sebelum bertanda tangan di bawah ini, penulis telah mendapat informasi yang jelas tentang tugas pengambilan studi kasus ini dari seorang mahasiswa bernama Rizka Aliyah Jannah tentang proses pengambilan studi kasus ini dan penulis memahami semua yang telah dijelaskan. Saya setuju untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan studi kasus ini dan saya telah menerima salinan formulir ini. Saya Ibu A dengan ini memberikan persetujuan saya setelah memahami semua yang dijelaskan oleh peneliti mengenai proses pelaksanaan studi kasus ini dengan baik.

Segala data dan informasi dari saya sebagai peserta hanya akan digunakan untuk keperluan studi kasus ini.

Evauasi Keperawatan

PENUTUP

Simpulan

Apabila terdiagnosis gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri atau ketidaknyamanan, diperlukan pengobatan selama 2 hari. Selama pelaksanaan tidak ditemukan hambatan karena klien dan keluarga bersikap kooperatif dengan perawat, guna merealisasikan rencana tindakan.

Saran

Suarjana IN, Rheumatoid arthritis, dalam Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, dkk, 2016, Buku Ajar Penyakit ed V, Jakarta, Publikasi Interna, Hal. Suarjana, I Nyoman, 2016, Rheumatoid Arthritis, dalam Buku Ajar Penyakit ed V, Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, Idrus, dkk. Rendam handuk dalam bak berisi air hangat lalu tempelkan kompres hangat pada area yang terkena.

Artritis reumatoid atau rematik adalah penyakit autoimun yang menyerang jaringan sendi, sering kali melibatkan organ tubuh lain, ditandai dengan sinovitis erosif sistemik yang menyebabkan nyeri, kaku, bengkak, serta terbatasnya pergerakan dan fungsi banyak sendi. Kerusakan dan deformitas sendi permanen, ketidakstabilan sendi timbul akibat pecahnya tendon atau ligamen sehingga menimbulkan kelainan reumatoid yang khas berupa deviasi ulnaris pada jari tangan, lutut, dan kaki.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Masalah Keperawatan Pada Pasien Rheumatoid ArthritisGangguan citra tubuh
Tabel 3.1 Struktur Keluarga
Tabel 3.2 Pengkajian status fungsional
Tabel 3.5 pengkajian status sosial
+3

Referensi

Dokumen terkait

4.2 Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang muncul berdasarkan tinjauan pustaka yaitu : 4.2.1 Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus dengue 4.2.2 Ketidakseimbangan