• Tidak ada hasil yang ditemukan

MASALAH DEFISIT PENGETAHUAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI DESA GALIS BANGKALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "MASALAH DEFISIT PENGETAHUAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI DESA GALIS BANGKALAN "

Copied!
102
0
0

Teks penuh

Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep) dari Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo. S DENGAN MASALAH Defisiensi Pengetahuan DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI DESA GALIS BANGKALAN” bukan merupakan hasil karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya, kecuali berupa kutipan dengan menyebutkan sumbernya. Alhamdulillah, Alhamdulillah berkat Rahmat dan Bimbingan-Mu ya Allah, penulisan ilmiah ini dapat saya selesaikan.

Kepada orang tua dan keluarga besar saya, Terima kasih banyak atas segala dukungan, doa dan semangatnya selama menempuh pendidikan di POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA SIDOARJO. S dengan permasalahan defisit pengetahuan dengan diagnosis medis hipertensi di desa Galis Bangkalan” ini tepat pada waktunya sebagai syarat akademik dengan menyelesaikan program D3 keperawatan di Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidorajo. Penulis artikel ilmiah ini tidak lepas dari atas bantuan dan bimbingan berbagai pihak, kami sangat berterimakasih untuk itu.

Pihak – pihak yang turut berkontribusi dalam penyusunan artikel ilmiah ini yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Penulis menyadari bahwa penulisan ilmiah ini masih belum mencapai kesempurnaan, sebagai bekal perbaikan, penulis mengucapkan terima kasih apabila para pembaca bersedia memberikan masukan, baik berupa kritik maupun saran demi kesempurnaan tulisan ilmiah ini.

Rumusan Masalah

Pengobatan pasien hipertensi dapat dilakukan dengan asupan obat yang teratur dan benar sesuai anjuran dokter sehari sekali (Anindya, 2009). Peran perawat dalam pengobatan pasien hipertensi adalah sebagai pendidik, perawat membantu klien mengetahui kesehatannya dan prosedur keperawatan yang harus mereka lakukan baik dari segi pola hidup sehat maupun pengobatan rutin untuk pemulihan atau dan meningkatkan pengetahuan penderita hipertensi untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan dan pengobatan untuk mencegah penyakit khususnya hipertensi.

Tujuan Penulisan

Dengan permasalahan pengetahuan yang kurang dengan diagnosa medis hipertensi di Desa Galis 1.3.2.3 Pembuatan rencana asuhan keperawatan pada Tn. Dengan permasalahan kurangnya pengetahuan dengan diagnosa medis hipertensi di Desa Galis sesuai rencana asuhan keperawatan.

Manfaat

S dengan permasalahan defisit pengetahuan dengan diagnosa medis hipertensi di desa Galis 1.3.2.3 Penyusunan rencana asuhan keperawatan pada Tn. kurangnya pengetahuan dengan diagnosa medis hipertensi di desa Galis 1.3.2.4 Membawa keluar tindakan keperawatan pada pengetahuan Tn. dengan diagnosa medis hipertensi di Desa Galis. Selain pengetahuan tentang profesi keperawatan dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang asuhan keperawatan gerontologis dengan hipertensi. Metode deskriptif merupakan metode yang mengungkapkan peristiwa atau gejala yang terjadi pada masa sekarang yang meliputi studi literatur yang mempelajari, mengumpulkan data, membahas data dengan kajian pendekatan proses keperawatan dengan langkah pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan pengkajian.

Studi pustaka, yaitu mempelajari buku-buku sumber yang berkaitan dengan judul studi kasus dan masalah yang dibahas.

Sistematika Penulisan

Klasifikasi

Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan selain tekanan darah tinggi, namun terjadi perubahan retina seperti Namun jika asupannya berlebihan, tekanan darah akan meningkat akibat retensi cairan dan peningkatan volume darah. Tekanan darah yang sangat tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah, sehingga menyebabkan otot jantung kiri membesar sehingga jantung menjadi tegang.

Pengobatan nonfarmakologis pada pasien hipertensi bertujuan untuk menurunkan tekanan darah tinggi dengan memodifikasi faktor risiko, yaitu. Penurunan berat badan 2,5 – 5 kg dapat menurunkan tekanan darah diastolik sebesar 5 mmHg (Dalimartha Mengurangi asupan natrium (natrium)) Menghindari stres pada penderita hipertensi dapat dilakukan melalui relaksasi seperti relaksasi otot, yoga atau meditasi yang dapat mengontrol sistem saraf. sehingga menurunkan tekanan darah tinggi (Hartono Progressive Relaxation Therapy.

Sistem saraf simpatis merupakan sistem saraf yang segera merespon stres dengan meningkatkan tekanan darah. Beberapa obat dapat menurunkan tekanan darah dengan cepat, dan sebagian besar diberikan secara intravena: diazoksida, nitroprusside, nitrogliserin, labetalol.

Tabel 2.2 Indeks Massa Tubuh (IMT)
Tabel 2.2 Indeks Massa Tubuh (IMT)

Konsep Lansia

Pathway 2.1.1 2.1.1

Klien mengatakan belum pernah ke dokter atau pelayanan kesehatan lainnya, karena sakit kepala kambuh maka klien hanya membeli Bodrex di toko. Klien tidak mengalami lesi/luka, terdapat perubahan pigmentasi pada kulit klien yang tipis dan kendur, tekstur warna rambut agak putih, terdapat perubahan pada kuku, warna kuku klien agak hitam . Tidak ada perdarahan/memar yang tidak normal, tidak ada limfedema, tidak ada anemia, tidak ada riwayat transfusi darah.

Selama beraktivitas, klien merasakan sakit kepala yang hebat sampai ke tengkuk, tidak ada trauma masa lalu, dan ada pusing. Terjadi perubahan penglihatan, tidak berkacamata/lensa persegi, tidak nyeri, tidak bengkak di sekitar mata, tidak ada pandangan kabur. Tidak ada lesi, bentuk hidung simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada sekret berlebihan, tidak ada epistaksis, klien mendengkur saat tidur.

Tidak ada lesi/ulkus, tidak ada perubahan suara, tidak ada gangguan menelan, tidak ada riwayat infeksi, kebiasaan menggosok gigi dua kali sehari. Tidak ada rasa kaku pada leher, tidak nyeri, tidak ada benjolan/massa, tidak ada hambatan gerak. Tidak batuk, tidak sesak nafas, tidak berdahak, tidak mengi, tidak ada asma/alergi pernafasan.

Tidak ada nyeri tekan di dada, tidak ada sesak nafas, ada peningkatan darah, tidak ada edema. Tidak ada maag, tidak nyeri, tidak ada perubahan nafsu makan, tidak ada benjolan/massa, tidak ada pendarahan pada dubur, tidak ada diare dan konstipasi. Tidak ada nyeri saat buang air kecil, tidak ada riwayat batu saluran kemih, tidak ada infeksi saluran kemih, tidak ada inkontinensia, tidak ada nokturia, tidak ada hematuria.

Tidak ada lesi, tidak keluar cairan, tidak nyeri testis, tidak ada massa testis, tidak ada gangguan prostat, tidak ada penyakit kelamin, tidak ada perubahan gairah seksual, tidak ada impotensi, tidak ada gangguan aktivitas seksual. Tidak nyeri sendi, tidak kaku, tidak bengkak sendi, tidak nyeri punggung. Sakit kepala di leher, tidak kejang, tidak kejang, tidak lumpuh, tidak ada gangguan koordinasi, tidak ada cedera kepala, tidak ada gangguan daya ingat.

Gambar 3.1 Genogram Keluarga Tn. S
Gambar 3.1 Genogram Keluarga Tn. S

Diagnosa Keperawatan

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

P : nyeri saat beraktivitas P : nyeri menusuk R : nyeri kepala pada leher bagian belakang S : derajat nyeri 3. Pada bab ini akan dijelaskan kepada Tn. S dengan diagnosis medis hipertensi di Dusun kesenjangan antara teori dan asuhan keperawatan langsung. Galis yang meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Tabel 3.7 Intervensi Keperawatan Pada Tn.S dengan Diagnosa Medis Hipertensi  No
Tabel 3.7 Intervensi Keperawatan Pada Tn.S dengan Diagnosa Medis Hipertensi No

Pengkajian

Dalam tinjauan pustaka menurut (Cahyani, 2020) diperoleh data utama keluhan yaitu alasan seringnya klien meminta pertolongan medis adalah pusing yang disertai nyeri. Karena tinjauan pustaka mencakup data gejala hipertensi, dan tinjauan kasus mencakup data klien hipertensi, maka datanya tidak konsisten. Karena tinjauan pustaka dan tinjauan kasus mempunyai informasi yang sama mengenai riwayat kesehatan masa lalu.

Dalam tinjauan pustaka menurut (Doengoes, 2000) ditemukan informasi mengenai kondisi umum yaitu kesadaran sedang, lemah atau baik. Karena tinjauan literatur dan tinjauan kasus memiliki data yang sama, penglihatan normal, pupil isokorik, sklera tidak ikterik. Karena tinjauan literatur dan tinjauan kasus memiliki data yang sama, telinga simetris, tidak ada cedera, dan pendengaran normal.

Karena pada tinjauan pustaka dan tinjauan kasus datanya sama, bibir simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada lesi. Karena dalam tinjauan pustaka dan tinjauan kasus terdapat data bentuk payudara simetris dengan frekuensi normal. Karena dalam tinjauan pustaka dan tinjauan kasus datanya sama, tidak ada kekakuan, tidak ada kelembutan.

Dalam tinjauan pustaka menurut (Doengoes, 2000) diperoleh data mengenai bentuk dada simetris atau tidak, pernafasan normal atau tidak, ada retraksi otot-otot yang membantu pernafasan atau tidak. Karena pada tinjauan pustaka dan tinjauan kasus diperoleh data yang sama yaitu bentuk dada simetris, tidak ada retraksi otot bantu pernafasan, tidak nyeri, bunyi nafas nyaring, bunyi nafas vesikuler. Pada tinjauan kasus diperoleh data rentang gerak ROM bebas, kekuatan 5/5/5/5, tidak ada kekakuan sendi, tidak ada nyeri tekan.

Karena data pada tinjauan literatur dan tinjauan kasus memiliki data yang sama, maka tidak ditemukan kekakuan sendi, tidak ada nyeri tekan. Dalam penelusuran literatur menurut (Doengoes, 2000), data yang diperoleh merupakan intervensi yang sama dengan intervensi case review. Karena data mengenai pengertian evaluasi diperoleh dari penelusuran literatur, dan data evaluasi dari klien yang telah maju dalam tinjauan kasus, terdapat data yang berbeda.

Simpulan

Setelah melakukan observasi dan memberikan asuhan keperawatan secara langsung pada klien dengan diagnosa medis HIPERTENSI di Dusun Galis Kecamatan Galis Kabupaten Bangkalan, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan serta saran yang mungkin dapat membantu dalam memperbaiki keadaan. mutu pelayanan keperawatan dengan diagnosa medis HIPERTENSI.

Saran

Hubungan asupan natrium, kalium, magnesium dan status gizi terhadap tekanan darah pada lansia di Kelurahan Makam Haji Kecamatan Surakarta. 2002).Buku ajar keperawatan medik bedah. Makalah Ilmiah Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjohttp://eprints.ums.ac.id Diakses pada tanggal 20 Januari 2021 pukul 08.30. Dasar-Dasar Keperawatan Buku Ajar Keperawatan: Konsep Proses dan Praktek Edisi 4 Jilid 2 Bahasa Terjemahan: Renata Komalasari, dkk., Jakarta: EGC.

Sebelum bertanda tangan di bawah ini, saya telah mendapat informasi yang jelas tentang tugas pengambilan studi kasus ini dari seorang mahasiswa bernama Nurul Jennah tentang proses pengambilan studi kasus ini dan saya memahami semua yang telah dijelaskan. Saya setuju untuk berpartisipasi dalam proses penerimaan studi kasus ini dan telah menerima salinan formulir ini. Saya Ibu/Ibu/Pak.. menyatakan kesediaannya setelah memahami semua yang telah dijelaskan oleh peneliti mengenai proses penyelesaian studi kasus ini dengan benar.

Segala data dan informasi dari saya sebagai peserta hanya akan digunakan untuk keperluan studi kasus ini. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan hipertensi Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi Menjelaskan penyebab hipertensi Mengetahui komplikasi hipertensi Mengetahui cara menangani hipertensi. Jelaskan pengertian hipertensi Jelaskan tanda dan gejala hipertensi Jelaskan apa saja penyebab hipertensi Jelaskan komplikasinya.

Cara Membuat Obat Tradisional Mentimun dan Belimbing Cara Membuat Obat Tradisional Mentimun dan Belimbing.

OLEH : NURUL JANNAH

POLTEKKES KERTA CENDEKIA SIDOARJO 2021

HIPERTENSI

PENYEBAB 1. Stress

TANDA DAN GEJALA 1. Sakit kepala

Akibat Lanjut Hipertensi

PERAWATAN HIPERTENSI

PENGOBATAN TRADISIONAL UNTUK HIPERTENSI 1. Buah Ketimun

Gambar

Tabel  2.1  Klasifikasi  tekanan  darah  orang  dewasa  berusia  18  tahun  keatas  tidak  sedang memakai obat antihipertensi dan tidak sedang sakit akut
Tabel 2.2 Indeks Massa Tubuh (IMT)
Tabel 2.3 intervensi keperwatan pada diagnosa  defisit pengetahuan  berhubungan  dengan kurang informasi dan  nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan  vaskular serebral
Gambar 2.1 Pathway Pada Lansia Dengan Diagnosa Medis Hipertensi   (Nurarif & Kusuma, 2015)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada diagnosa keperawatan defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi semua perencanaan tindakan keperawatan telah dilakukan seperti mengidentifikasi kesiapan dan