Perencanaan Struktur Bangunan Atas
1.2 Daftar istilah .1
abutment
bangunan bawah jembatan yang terletak pada kedua ujung jembatan serta berfungsi untuk meneruskan beban yang dipikul bangunan atas ke fondasi
1.2.2
aksi komposit
aksi struktur yang terbuat dari dua material berbeda untuk memikul beban yang bekerja 1.2.3
alinyemen vertikal
perpotongan bidang vertikal dengan bidang permukaan perkerasan jalan melalui sumbu jalan untuk jalan 2 lajur 2 arah atau melalui tepi dalam masing-masing perkerasan untuk jalan dengan median
1.2.4
alinyemen horizontal
proyeksi sumbu jalan untuk jalan tanpa median, atau proyeksi tepi perkerasan sebelah dalam untuk jalan dengan median
1.2.5 beton
campuran agregat kasar dan halus, semen sebagai pengikat serta additif dan unsur lain sebagai bahan tambahan
1.2.6
box culvert
saluran air berbentuk kotak yang terbuat dari struktur beton bertulang 1.2.7
kecepatan rencana
kecepatan kendaraan yang dapat dicapai bila berjalan tanpa gangguan dan aman tinggi muka air sungai adalah elevasi permukaan air (water level) pada suatu penampang melintang sungai terhadap suatu titik tetap yang elevasinya telah diketahui
2 1.2.8
kompresibilitas
kemampuan granul untuk tetap kompak dengan adanya tekanan, rasio housner dapat dihubungkan dengan kerapatan, rasio housner adalah kerapatan serbuk (porositas) dinyatakan dalam persen yaitu perbandingan antar volume dengan volume total suatu serbuk 1.2.9
mutu beton
proses pengujian terhadap kuat tekan beton dengan mengikuti standar yang sudah baku 1.2.10
oprit jembatan
timbunan tanah atau urugan di belakang abutment yang dibuat sepadat mungkin untuk menghindari penurunan
1.2.11
perkerasan jalan
campuran antara agregat dan bahan pengikat yang digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai adalah batu pecah atau batu belah atau batu kali ataupun bahan lainnya
1.2.12
kepala pilar
bagian atas pilar yang berfungsi mendukung bangunan atas dan menyalurkan ke fondasi 1.2.13
pilar
bangunan yang berada di tengah bentang yang mendukung bangunan atas jembatan 1.2.14
voided slab
tipe struktur atas jembatan dengan pelat beton berongga 1.3 Penentuan alternatif konsep jembatan
Meskipun pada dokumen ini lebih fokus kepada aspek teknis perencanaan jembatan seperti tata cara perhitungan kekuatan struktur jembatan, namun pada sub bab ini juga dibahas terkait jenis-jenis struktur jembatan dan pertimbangan dalam pemilihan tipe struktur secara singkat.
Secara umum pemilihan alternatif konsep jembatan dapat ditentukan berdasarkan beberapa kategori. Kategori untuk pemilihan alternatif jembatan adalah:
1) Bentang jembatan
Penentuan bentang jembatan berhubungan dengan kondisi eksisting di lapangan, seperti sungai, rel kereta api, lembah, jalan raya, dan lain-lain.
2) Struktur jembatan
Struktur sebuah jembatan dapat dipilih setelah menentukan bentang jembatan yang akan di bangun. Jenis struktur jembatan yang akan dipilih dapat dilihat lebih lengkap pada Sub bab 4.5.
3 3) Kemudahan pelaksanaan
Kemudahan pelaksanaan merupakan salah satu aspek penentu dalam pemilihan alternatif konsep jembatan. Faktor yang menentukan kemudahan pelaksanaan di antaranya:
a) Tipe struktur jembatan,
b) Waktu pelaksanaan konstruksi yang tersedia, c) Ketersediaan lahan di sekitar jembatan,
d) Kondisi eksisting di bawah jembatan (sungai, lembah, jalan raya, dan lain-lain), e) Ketersedian jalan akses untuk mobilisasi alat berat dan material menuju lokasi
pembangunan jembatan.
4) Kekuatan dan stabilitas struktur (structural safety)
Jembatan yang dibangun harus kuat dan stabil dalam menerima beban-beban yang akan bekerja terhadap jembatan.
5) Keamanan dan kenyamanan
Lantai jembatan harus dirancang untuk menghasilkan pergerakan lalu lintas yang mulus.
Ketidaknyamanan bagi pengguna jalan sering terjadi akibat banyaknya sambungan yang menimbulkan goncangan dan bunyi akibat kurangnya pemeliharaan sambungan.
Sehingga pada jembatan bentang banyak, link slab bisa digunakan untuk menghindari ketidaknyamanan pengguna jalan. Link slab merupakan sistem lantai menerus pada jembatan sederhana dengan menerapkan debonding area sebesar kurang lebih dari 5%
dari panjang bentang yang difungsikan hanya untuk memikul beban lalu lintas.
Perencanaan link slab ini diatur dalam Surat Penyampaian Direktorat Bina Teknik Nomor JB.06.02-Bt/97. Selain itu, sudut pada sambungan lantai beton yang dilewati oleh lalu lintas harus dilindungi dari kemungkinan tergerus atau tergompal. Apabila lantai beton tanpa lapis permukaan aspal yang digunakan, pertimbangan harus diberikan untuk menyediakan ketebalan tambahan 10 mm untuk keperluan penyesuaian profil lantai dengan cara penggerindaan (grinding) dan sebagai kompensasi berkurangnya ketebalan akibat tergerus.
6) Keawetan
Jembatan harus dirancang untuk dapat meminimalkan pengaruh yang dapat mempercepat kerusakan oleh karena itu harus dilakukan perlindungan untuk material yang mudah rusak pelapukan akibat cuaca. Pertimbangan lebih harus diberikan terkait dengan keawetan struktur. Beberapa hal yang berpengaruh terhadap keawetan struktur jembatan beton adalah pemilihan material dan sistem struktur yang sesuai dengan kondisi lingkungan. Pada struktur jembatan yang berada di daerah lembab atau di dalam air maka digunakan material beton mutu tinggi untuk mencegah permeabilitas pada beton sehingga korosi pada baja tulangan bisa dihindari. Contoh pemilihan sistem struktur yang berdampak terhadap durabilitas adalah penggunaan link slab pada jembatan beton pracetak segmental pada lingkungan yang agresif dimana hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada sambungan siar muai dan tumpuan. Contoh lainnya adalah jika yang menjadi isu utama adalah korosi pada baja tulangan di gelagar, maka sistem gelagar pratekan lebih diutamakan dari pada gelagar beton bertulang.
7) Aspek lingkungan
Kondisi lingkungan dalam pemilihan tipe jembatan sangat bergantung pada alinyemen horizontal dan vertikal, serta ruang bebas dari jalan raya. Sebagai contoh untuk jalan dengan tikungan, maka gelagar U menerus sangat tepat untuk digunakan. Selain alasan
4
estetika, gelagar U memiliki kemampuan ketahanan terhadap torsi yang relatif tinggi. Hal lain yang perlu dipertimbangkan pada aspek lingkungan adalah penanganan atau pengendalian lalu lintas untuk menjamin keselamatan selama masa konstruksi.
8) Estetika
Pada saat perencanaan jembatan, pertimbangan estetika dapat dipilih untuk menentukan bentuk visual yang diinginkan. Keberadaan jembatan pada suatu wilayah sangat mempengaruhi landscape suatu perkotaan.
9) Biaya
Biaya konstruksi tergantung dari tipe struktur jembatan, metode konstruksi yang digunakan, dan waktu pengerjaan.
10) Waktu
Pengerjaan suatu proyek akan lebih baik jika semakin cepat pengerjaannya, namun tetap memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan.
Dari semua pemilihan dalam penentuan alternatif konsep jembatan, panduan ini lebih fokus membahas terhadap aspek perencanaan teknis jembatan untuk batas kekuatan dan kelayanan.
1.4 Penentuan lokasi jembatan dan pembentangan jembatan