Suharsimi, Arikunto. 2002. Penelitian Tindakan Kelas, Makalah pada Pendidikan dan Pelatihan (TOT) Pengembangan Profesi bagi Jabatan Fungsionla Guru, 11-20 Juli 2002 di Balai penataran Guru (BPG) Semarang.
Suharsimi, Suhardjono dan Supardi.
2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara
Supardi. 2005. Penyusunan Usulan, dan Laporan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas, Makalah disampaikan pada
“Diklat Pengembangan Profesi Widyaiswara”, Ditektorat Tenaga Pendidik
57 57
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams- Achievement Division (STAD)
Darfiatna, S.Pd ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Matematika siswa kelas X Multimedia A di SMK Negeri 1 Sengah Temila melalui penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Tipe Student Teams- Achievement Division (STAD), Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Sepetember-November 2018, Subjek penelitian adalah siswa kelas X Multimedia A SMK Negeri 1 Sengah Temila Tahun Ajaran 2018/2019 yang berjumlah 30 orang yang terdiri dari 15 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswa perempuan. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah nilai tes siswa untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dan lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Pada saat dilaksanakan pembelajaran kooperatif tipe STAD, suasana pembelajaran di kelas menjadi lebih hidup, peserta didik menjadi lebih aktif dan hasil belajar maksimal. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus siklus. Pada kondisi awal sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, hasil belajar peserta didik sangat rendah yaitu rata-rata hasil belajar hanya 51,53.
Setelah dilaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, aktivitas dan hasil belajar peserta didik meningkat. Pada siklus I, dengan rata-rata hasil belajar peserta didik 63,00 dan ketuntasan belajar 23,33
%. Pada siklus II, dengan rata-rata hasil belajar 68,50 dan ketuntasan belajar 66,67%. Sedangkan pada siklus III, dengan rata-rata hasil belajar 80,00 dan ketuntasan belajar 93,33%. Dari data tersebut, jelas bahwa ada peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar dari sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan setelah model pembelajaran tersebut diterapkan.
Kata kunci : Model Pembelajaran Kooperatif, Tipe STAD, dan Hasil Belajar
I. Pendahuluan
Pendidikan adalah upaya yang sengaja untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai oleh negara Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang termuat dalam UUD 1945. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah menyelenggarakan pendidikan di sekolah-sekolah negeri maupun swasta. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sering mengalami perubahan
kurikulum. Perubahan kurikulum tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pendidikan yang sesuai dengan kondisi bangsa Indonesia sekarang dan diharapkan masa depan pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik.
Perubahan kurikulum menuntut guru untuk melakukan perubahan dan inovasi dalam pembelajarannya di kelas seperti penggunaan pendekatan, model pembelajaran dan model mengajar. Salah satu langkah yang diambil oleh guru dalam menyikapi perubahan kurikulum adalah memilih model pembelajaran yang tepat.
Guru yang dahulu menerapkan model
pembelajaran secara tradisional yang berpusat pada guru dituntut untuk melakukan perubahan dalam pembelajarannya dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih mengutamakan aktivitas siswanya
Setiap guru menginginkan proses pembelajaran yang dilaksanakannya meyenangkan dan berpusat pada siswa. Siswa antusias mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan atau memberikan pendapat, bersorak merayakan keberhasilan mereka, bertukar informasi dan saling memberikan semangat.
Tujuan akhir dari semua proses itu adalah penguasaan konsep dan hasil belajar yang memuaskan.
Sikap kurang bergairah, kurang aktif, kelas kurang berpusat pada siswa, dan kadang-kadang ada yang bermain-main sendiri didalam kelas, merupakan salah satu masalah yang dihadapi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sengah Temila, khususnya untuk mata pelajaran Matematika pada siswa kelas X. Dampak buruknya adalah penguasaan konsep dan ketuntasan belajar mereka belum tercapai secara maksimal. Hal ini terbukti dengan rendahnya rata-rata hasil belajar siswa dalam tiga tahun terakhir ini khususnya pada materi pokok Persamaan dan Pertidaksamaan Linear. Kondisi yang seperti ini tentunya sangat tidak diharapkan dalam proses belajar mengajar.
Guru telah berusaha menciptakan pembelajaran agar siswa lebih aktif diantaranya pengamatan objek langsung, diskusi kelompok mengerjakan LKS, menggunakan media yang ada di sekolah, dan mengunakan metode tanya-jawab. Namun
hasilnya belum dapat meningkatkan gairah dan aktivitas secara maksimal Kondisi yang seperti ini jika tidak dicarikan alternatif pemecahan masalahnya, maka guru tetap sebagai sumber informasi satu-satunya di kelas, tidak ada tukar informasi, penguasaan konsep dan hasil belajar matematika siswa tetap rendah, dan pembelajaran bahasa indonesia jadi membosankan.
Untuk mengatasi masalah seperti tersebut diatas, maka salah satu alternatif pemecahannya adalah dengan memberikan variasi model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana menyenangkan dan dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam belajar. Pelajaran tidak hanya bersifati ntelektual, melainkan juga bersifat emosional.
Kegembiraan belajar dapat mempertinggi hasil pelajaran. Pernyataan yang sama juga dikemukakan oleh DePorter bahwa kegembiraan membuat siswa siap belajar lebih mudah dan dapat mengubah sikap negatif.
Model pembelajaran kooperatif dapat diterapkan sebagai upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa yang diduga akan berdampak meningkatnya hasilbelajar siswa. Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang mengembangkan prinsip kerjasama antar siswa. Model pembelajaran ini mengelompokkan siswa dalam kelompok kecil yang heterogen untuk menyelesaikan suatu tugas untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif setiap siswa harus saling membantu temannya dalam memahami pelajaran, saling berdiskusi menyelesaikan
59 59
tugas, saling bertanya antar teman jika belum memahami pelajaran
Model pembelajaran kooperatif yang baik digunakan adalah pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) karena merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dari pembelajaran model- model pembelajaran kooperatif yang lain.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pelaksanaannya tidak jauh berbeda dengan pembelajaran yang selama ini digunakan dalam kelas tersebut sehingga diharapkan siswa akan mudah beradaptasi. Model pembelajaran ini juga dapat membantu mengembangkan sikap sosial dan kerja sama siswa sehingga dapat meningkatkan minat belajar. Hal inilah yang menjadi alasan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD menjadi alternatif yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki beberapa kelebihan, Davidson (Nurasma 2006 : 27), menyatakan kelebihan pembelajaran kooperatif tipe STAD antara lain dapat meningkatkan kecakapan individu, meningkatkan kerjasama antara anggota dalam kelompok, meningkatkan komitmen, menghilangkan prasangka buruk terhadap teman, tidak bersifat kompetitif, dan tidak memiliki rasa dendam. Disamping kelebihan tersebut Slavin menyatakan pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki beberapa kekurangan yaitu kontribusi dari siswa yang berprestasi rendah dalam kelompok menjadi kurang, dan siswa yang berprestasi tinggi mengarah pada kekecewaan karena peran siswa
yang berprestasi tinggi lebih dominan. Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas X Multimedia A SMK Negeri 1 Sengah Temila, diharapkan aktivitas belajar siswa dapat meningkat, yang diduga ber-implikasi terhadap peningkatan hasil belajar.
Berdasarkan uraian tersebut, untuk mengatasi masalah di atas maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan mengetahui proses dan hasil peningkatan kemampuan menyatakan pendapat ke dalam proses pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD), dengan harapan pembelajaran Matematika menjadi menyenangkan, siswa lebih aktif, dan tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan.
II. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams- Achievement Division (STAD) dalam pembelajaran Matematika materi pokok Persamaan dan Pertidaksamaan Linear di kelas X Multimedia A SMK Negeri 1 Sengah Temila Tahun pelajaran 2018/2019?
2. Seberapa besar model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) mampu meningkatkan hasil belajar Matematika materi pokok Persamaan dan Pertidaksamaan Linear di kelas X Multimedia A SMK Negeri 1 Sengah Temila Tahun Pelajaran 2018/2019?
A. Subjek Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas (PTK), yaitu penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada pertengahan semester ganjil , yaitu tanggal 24 September sampai 16 Nopember 2018. Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Multimedia A SMK Negeri 1 Sengah Temila Tahun Ajaran 2018/2019 yang berjumlah 30 siswa, terdiri dari 15 laki-laki dan 15 perempuan.
B. Faktor-Faktor yang Diteliti
Faktor-faktor yang diteliti pada penelitian ini adalah:
(1) Aktivitas belajar matematika siswa (2) Hasil belajar matematika siswa
C. Data Penelitian
Data dalam penelitian tindakan kelas ini berupa data aktivitas dan hasil belajar siswa. Data aktivitas siswa berupa data kualitatif, sedangkan data hasil belajar siswa berupa data kuantitatif.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui observasi, catatan lapangan dan tes
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan pembelajaran yaitu untuk mengamati aktivitas siswa selama penelitian sebagai upaya untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan. Data aktivitas siswa diperoleh dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dengan menggunakan tanda (√).
2. Catatan Lapangan
Catatan lapangan dimaksudkan untuk memperoleh data secara obyektif yang tidak terekam dalam lembar observasi, mengenai hal- hal yang terjadi selama pemberian tindakan.
Catatan lapangan ini dapat berupa catatan perilaku siswa, maupun permasalahan yang dapat dijadikan pertimbangan bagi pelaksanaan langkah berikutnya ataupun masukan terhadap keberhasilan yang sudah dicapai.
3. Tes
Tes yang diberikan pada penelitian ini berupa tes awal dan tes akhir. Tes awal diberikan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap konsep matematika. Hasil tes ini digunakan juga untuk menentukan skor dasar, penentuan anggota kelompok, serta penentuan poin peningkatan. Sedangkan tes akhir dilakukan untuk melihat hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tes ini dilaksanakan setiap akhir siklus. Hasil tes akhir digunakan untuk menentukan poin peningkatan individu, penentuan pemberian penghargaan, serta untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setiap siklus.