• Tidak ada hasil yang ditemukan

mengontrak MK.TMI (ada 55 mahasiswa/ 2 kelas), gunakan 70-80 % sumber referensinya dari jurnal 3 atau 5 tahun terakhir. Semua sumber referensi yang digunakan harus disebutkan, jurnal, harus dilampirkan

jawab:

1. Analisis tema Penerapan Perancangan dan Pengembangan Produk

Peracangan produk merupakan proses mendefinisikan rancangan sebagai totalitas fitur yang berpenagruh terhadap penampilan dan fungsi dari suatu produk tertentu sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Tujuan dilakakukan hal tersebut yakni untuk membantu perusahaan dalam menghasilkan maupun melakukan riset terhadap suatu produk baru. Salah satu cara yang dilakukan untuk melalukan perancangan dan pengembangan produk yaitu menggunakan Quality Function Development (QFD) yang merupakan pendekatan secara sistematis guna membuat desain suatu produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan dengan cara mengartikan keinginan pelanggan kedalam karakteristik atau kriteria yang dibuat untuk tahap pengembangan produk. Pada aplikasi dalam perencanaan dan pengembangan produk, QFD dapat dibagi dalam beberapa fase sebagai berikut:

I. Fase 1 yaitu perencanaan produk yang dikenal dengan House of Quality. Data awal yang diperoleh dari konsumen dilakukan analisa oleh ahli teknis produk dan ahli teknis manufaktur guna memperoleh data yang valid, akurat serta terukur.

II. Fase 2 yaitu desain produk yang pada umumnya akan dipimpin pelaksanaannya oleh bagian rekayasa produk karena desain produk memerpelukan kreativitas dan ide dari tim yang inovatif. Konsep produk secara mendetail akan dilakukan selama fase ini.

III. Fase 3 yaitu perencanaan proses yang umumnya akan dipimpin oleh bagian rekayasa proses manufaktur karena bagian ini yang akan terjun langsung untuk melakukan proses pembuatan produksi.

Proses ini banyak dilakukan dengan model fflowchart dalam prosesnya supaya mempermudah pemngartian dari suatu rangkaian produksi.

IV. Fase 4 yaitu perencanaan produksi yang tahapan ini terkandung kinerja indicator untuk melihat bagaimana proses produksi produk, jadwal maintenance, pelatihan keterampilan bagi operator, serta hambatan yang ditemui saat proses produksi.

Berdasarkan pembagian fase-fase tersebut dapat diketahui bahwa perancangan dan pengembangan suatu produk memiliki berbagai tahapan dan banyak unsur-unsur yang terlibat didalamnya mulai dari penggunaan teknologi yang canggih dan mumpuni, keikutsertaan konsumen dalam proses desain dan perancangan suatu produk, pengembangan berbagai fitur tambahan sebagai penunjang bagi konsumen, pengujian yang ketat dan validasi yang akurat terhadap produk, serta peningkatan kualitas

layanan purna jual juga sangat penting untuk diperhatikan oleh produsen.

Proses Panjang yang harus dilalui mulai dari proses penyediaan alat dan bahan hingga produk benar-benar siap untuk disebarluaskan kepada konsumen. Tidak lupa juga berbagai standar keamanan dan parameter yang harus diperhitungkan dengan seksama dan tepat guna menciptakan rasa aman dan nyaman bagi konsumen Ketika menggunakan suatu produk.

2. Analisis Tema Desain dan Pengembangan Sistem Pengukuran Performans serta Standar Kerja di PT. XYZ

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan area strategis dalam suatu organisasi. MSDM harus dilihat sebagai pengembagan dari pendekatan trasidional dalam mengelola sumber daya manusia secara efektif dan untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan pemahaman tentang perilaku manusia serta kemampuan dalam mengelolanya. Tugas manajemen sumber daya manusia dapat dikelompokkkan menjadi tiga bagian yaitu:

1. Fungsi manajerial yang dimana mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta pengendalian.

2. Fungsi operasional melingkupi pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja

3. Kedudukan manajemen sumber daya manusia dalam pencapaian tujuan organisasi perusahaan secara terpadu.

Pengukuran terhadap kinerja karyawan juga sangat penting dalam suatu perusahaan guna evaluasi dan perencanaan dimasa depan. Hal ini dilakukan untuk memahami dan mengetahui prestasi atau pencapaian yang diharapkan dari setiap individu yang terlibat. Penilaian kinerja juga harus dilakukan dengan metode yang tepat dan akurat supaya tidak terjadi kesalahan dalam penilaian. Hasil penilaian juga harus mampu menjamin karyawan untuk mendapatkan perlakuan yang adil dan memuaskan bagi karyawan yang kienrjanya sedang dinilai supaya meningkatkan semangat dan kinerja mereka. Cara yang sering dilakukan yaitu berupa penilaian kinerja. Tetapi seringkali terdapat beberapa masalah ketika pelaksanaan penilaian kinerja tersebut. Terdapat beberapa hal yang penting dalam penilaian reward punishment diantaranya keahlian, prestasi kerja, kepribadian, keterampilan, kehadiran, dan sikap.

3. Analisis Tema Analisis Desain dan Perbaikan Sistem Perencanaan dan Pengendalian untuk Distribusi Barang/Jasa, Pengendalian Persediaan, Pengendalian Kualitas

Distribusi barang dan jasa produksi melibatkan proses pengiriman dari tepat produksi menuju tempat konsumen. Sistem perencanaan dan pengendalian ini harus dibuat dan didesain dengan baik untuk menciptakan

pendistribusian yang optial dan efisien yang akan berpenagruh terhadap biaya pengiriman, waktu pengiriman, dan kualitas pelayanan.

Pengendalian persediaan mencakup pengeloaan bahan baku hingga menjadi produk jadi. Sistem perecncanaan dan pengendalian haruslah dibuat dengan baik untuk mengoptimalkan persediaan, meningkatkan kualitas produk, meminimalisir biaya produksi dan pengiriman. Metode just in time (JIT) yang digunakan merupakan metode yang menjadwalkan pembelian barang dengan penerimaan barang tepat saat diperlukan untuk proses produksi sehingga barang dapat diterima oleh pelanggan tepat waktu. Hal ini dapat memberikan penghematan waktu, mengurangi pemborosan produksi, tempat penyimpanan barang jadi yang lebih efisien, serta meminimalisir biaya dalam proses produksi. Pengendalian kualitas melibatkan pengukuran ciri-ciri kualitas produk dengan membandingkan spesifikasi produkdan dapat melakukan Tindakan penyehatan apabila ditemukan ketidaksesuaian antara desain dan produk yang ada. Sistem ini dibuat untuk mengurangi cacat produksi dan mengoptimalkan proses produksi supaya dapat tercipta pengingkatan terhadap kualitas produk yang dibuat.

Reliabilitas atau kenadalan melibatkan proses pengelolaan mesin dan fasilitas serta tenaga kerja manusia. Sistem perencanaan dan pengendalian ini harus dirancang dengan baik untuk mengoptimalkan kualitas produk.

Hal yang dapat dilakukan oleh produsen yaitu dengan melakukan pengedalian reliabilitas seperti maintenance rutin yang terjadwal, pelatihan terstuktur terhadap operator, dan penggunaan mesin serta fasilitas yang sesuai dengan kapasitas produksi atau over production.

Contoh dari penerapan eksklusivitas produksi telah banyak dilakukan oleh berbagai perusahaan terkemuka yang ada di berbagai wilayah seperti contohnya Mercedes-Benz, BMW, Aston Martin yang telah sejak lama menerapkan distribusi eksklusif terhadap produk mereka untuk menjaga dan mempertahankan produk mereka supaya terjaga kualitasnya hingga sampai ke tangan konsumen. Perusahaan tersebut membatasi jumlah produksi mereka karena untuk menjaga citra premim dan kualitas yang maksimal yang dapat mereka berikan kepada konsumen. Hal ini memberikan kesan kemewahan dan eksklusif yang tinggi dan yang paling penting mereka akan mempertahankan kualitas terdepan untuk menjaga kepercayaan konsumen.

Sistem Just in Time (JIT) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas produksi suatu produk yang dibuat oleh sebuah perusahaan. Berikut dampak positif JIT pada efektivitas produksi:

1. Reduksi Persediaan

Just In Time akan mengurangi persediaan bahan baku, barang setengah jadi, dan produk jadi karena proses produksi hanya ketika diperlukan, perusahaan dapat menghindari biaya penyimpanan dan risiko barang kadaluarsa.

2. Penyederhanaan Proses

Just In Time akan mendorong perusahaan untuk merampingkan proses produksiyang dilakukan dengan tujuan menghilangkan pemborosan, seperti waktu tunggu, pergerakan yang tidak perlu, dan overproduction. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya.

3. Kualitas yang Lebih Baik

Just In Time memerlukan kualitas yang konsisten dan tinggi dari pemasok. Dengan fokus pada kualitas, perusahaan dapat mengurangi cacat dan menghasilkan produk yang lebih baik.

4. Respons Terhadap Permintaan Pelanggan

Dengan Just In Time, perusahaan dapat lebih cepat menyesuaikan produksi dengan permintaan pelanggan. Ini memungkinkan perusahaan untuk lebih responsive terhadap perubahan pasar dan kebutuhan pelanggan.

5. Peningkatan Produktivitas

Dengan mengurangi pemborosan dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya, JIT membantu meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan mesin. Ini berdampak positif pada efektivitas produksi secara keseluruhan.

Dokumen terkait