BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
B. Zakat
2. Dasar Hukum Zakat
disyukuri dikarenakan pendapat berbeda diantara ulama merupakan anugerah untuk kita dapat lebih memahami perintah Allah terkhususnya masalah zakat. Meski memiliki pandangan yang berbeda tetapi pada prinsipnya memiliki tujuan yang sama dikarenakan asal dari perintah zakat adalah perintah Allah, Allah telah memerintahkan dalam surat at-Taubah/9: 103.37
orang orng mukminyang mempunyai hak dan kewajiban yang sama tanpa ada perbedaan . ikatan persaudaraan demikian adalah ikatan yang sangat kuat dan luas yang dapat menghilangkan segala macam perselisihan dan permusuhan yang ditimbulkan oleh perbedaan.suku, bangsa dan sebagainya.
Selanjutnya dalam tafsir Al-Azhar karya hamka menjelaskan tentang anjuran memberikan zakat kepada orang lain untuk memilihnya dari barang yang baik dan layak demi mengoptimalkan pemberian zakat . hamka menambahkan ketika hendak berzakat, zakatkanlah harta yang baik menurut pandangan umum.
Kemudian hamka menafsirkan, apabila tuhan tealah memerintahkan supaya iman kepada keesaan Allah SWT itu lebih didalamkan dengan mengerjakan shalat, selanjutnya mengeluarkan zakat, maka akan tumbuhlah iman itu dengan suburnya.karena ada juga orang mengaku beriman kepada allah tetapi dia tidak mengerjakan shalat.39
b. QS At-Taubah/9: 58
Artinya : “Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (distribusi) zakat; jika mereka diberi sebahagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah”.
Tafsir Ayat:
39 Hamka, tafsir Al-Azhar Jus 1, Jakarta:Yayasan Nurul Islam,1995
Abu Ishaq berkata dari Abu Ubaidah , dari abdullah bin mas‟ud ia berkata: “ kalian diperintahkan untuk melakukan shalat dan mengeluarkan zakat . Barangsiapa yang tidak mengeluarkan zakat, maka tidak ada shalat baginya (shalatnya tidak diterima).”
Ayat yang mulia ini adalah ayat as-saif (pedang), dimana dalam hal ini adh-Dhahhak bin Muzahim berkata: “ ayat ini menghapus semua perjanjian antara nabi dengan seorang musyrik , semua perjanjian dan semua batas waktu yang telah disepakati.40
c. QS At-Taubah/9: 60
Artinya : “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang- orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”[647].
Tafsir Ayat:
Dalam surat AT-Taubah ayat 60 diatas, hanya ada 8 kelompok yang berhak menerima zakat dan disebut dengan Ashnaf tsamaniyah atau kelompok 8, yaitu:
1. Fakir yaitu orang-oraang yang tidak mempunyai harta, tidak pula mempunyai penghasilan yang tentu.
40 Ibnu katsir, Tafsir surah at-Taubah
2. Miskin yaitu orang orang yang mempunyai penghasilan yang tentu, tetapi penghasilan nya itu tidak mencukupi keperluan sehari hari ( selalu dalam kekurangan).
3. Amil yaitu orang yang bekerja menghimpunkan dan membagikan zakat, kepada yang berhak menerimanya.
4. Mu`allaf yaitu orang-orang yang masih lemah hatinya seperti yang baru mauk islam,mereka diberi zakat, agar supaya menjadi kuat hatinya tetap memeluk agama islam.
5. Riqab yaitu hamba (budak) yang akan dimerdekakan oleh tuan nya, jika dibayarkan uang ataupun lainnya kepadanya.
6. Gharim yaitu orang-orang yang mempunyai hutang yang tidak kuasa membayarnya.
7. Fisabilillah yaitu orang-orang yang sukarela berperang pada jalan allah dengan tidak memandang upah atau pangkat dan sebagainya, perjuangan nya semata-mata karena allah.
8. Ibnu sabil yaitu orang –orang (mussafir) yang bukan untuk pekerjaan maksiat, kehabisan bekal dalam tengah perjalanan yaitu seperti orang yang menuntut ilmu pengetahuan atau orang yang mensyiarkan agama islam.
Imam Malik Dan Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa penguasa boleh menentukan penerima zakat kepada satu golongan atau lebih, apabila situasi atau kondisinya menuntut demikian. Sementara itu, pendapat Imam Syafi` zakat tidak dibolehkan hanya diberikan kepada golongan tertentu, melainkan merata ada delapan golongan di atas.41
41Eka Tri Wahyuni dan Aprina Chintya, “Pembagian Zakat Fitrah Kepada Mustahiq:
Studi Komparatif Ketentuan Ashnaf Menurut Imam Syafi‟i dan Imam Malik”, Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah, Jurnal Muqtasid, 8(2) 2017: 154-167, h.157
d. QS. Al-Baqarah/2: 4342
Artinya : “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku' ”[44].
Tafsir Ayat:
Pada ayat tersebut Qurais shihab menjelaskan bahwa aqimu as-shalah,yakni laksanakan shalat dengan sempurna memenuhi rukun dan syaratnya serta secara bersinambung dan atu az-zakah, yakni tunaikanlah zakat dengan sempurna tanpa mengurangi dan menangguhkan serta sampaikan dengan baik kepada yang berhak menerimanya.43
Dua kewajiban pokok itu merupakan pertanda hubungan harmonis , shalat untuk dihubungkan baik dengan Allah SWT dan zakat pertanda hubungan harmonis dengan sesama manusia.Keduanya ditekankan, sedangkan kewajiban lainnya dicakup oleh penutup ayat ini yaitu ruku‟lah bersama orang orang yang ruku‟. Dalam arti tunduklah dan taatlah pada ketentuan-ketentuan allah.
42Mardani, Hukum Islam: Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf...h. 19
43 Quraish Shihab, Tafsir al Misbah, pesan kesan dan keselarasan al Qur‟an, Jakarta:
Lentera hati, h 176
e. QS. Al-Baqarah/2: 267
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.
Kata “Maa” adalah termasuk kata yang mengandung pengertian yang umumyang artinya apa saja, sebagian dari hasil (apa saja) yang kamu usahakan baik baik. Maka jelaslah, bahwa semua macam penghasilan (gaji, honorrarium, dll) terkena wajib pajak.
Sayyid Quthb dalam tafsirnya Fi Zhilalil Qur‟an bahwa nash tersebut mencakup seluruh hasil usaha manusia yang baik dan halal dan mencakup pula seluruh yang dikeluarkan Allah SWT dari dalam dan atas bumi, baik yang terdapat di zaman Rasulullah SAW maupun dizaman sesudahnya.
Sedangkan menurut syarifuddin ayat tersebut adalah mencakup segala hal apa apa yang diperoleh uasaha atau jasa, dan juga apa-apa yang dikeluarkan atau diusahakan dari bumi.44
44 Agus Marimin dan Tira Nur Fitria,” zakat profesi (zakat penghasilan)
2). Hadist
اْطِفْنااَةاَكَزاَىَهَضَٔاِّْيَهَعاُاللاَٗهَصاِ َاللاُلُٕضَرا َضَرَف اِىِئاَصهِناًةَرُْٓطاِر
اَيَِٓفاِة َلََصنااَمْبَقااَْاَدَأا ًٍََْفا،ٍِيِكاَطًَْهِناًتًَْعُطَٔا،ِثَفَرنأَإِْغَهناا ٍَِي اِثاَقَذَصناا ٍَِياٌتَقَذَصاَيَِٓفاِة َلََصنااَذْعَبااَْاَدَأا ٍَْئَا،ٌتَنُٕبْقَياٌةاَكَز
Artinya: Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata, Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah untuk membersihkan orang yang berpuasa dari perkataan sia-sia dan perkataan kotor, dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Barang siapa yang menunaikannya sebelum shalat (Idul Fitri), berarti ini merupakan zakat yang diterima, dan barang siapa yang menunaikannya setelah shalat (idul fitri) berati hal itu merupakan sedekah biasa”. ( HR. Abu Daud,Ibnu Majah, dan Daru Quthni)
Tafsir Hadist :
Hadist ini menjelaskan kewajiban zakat fitrah berupa kadar tertentu dari makanan pokok yang ditunaikan oleh tiap individu muslim yang dikeluarkan paling lambat sebelum pelaksanaan shalat idul Fithri.
Dalam kitab Al Majmu‟ Syarah karangan imam An- Nawawi Juz 6 halaman 87-88 menjelaskan tiga pendapat tentang hukum menyegerakan zakat fitrah:
Pendapat pertama : Boleh membayarkan zakat fitrah di semua waktu dari hari pertama bulan Ramadan, namun tidak boleh bila dilakukan sebelum Ramadan. Pendapat ini menurut Imam Nawawi dan Madzhab Syafi‟i. Dalam kitab Al Mughni, Imam Syafi‟i mengatakan bahwa alasan kewajiban zakat fitrah adalah puasa dan Idul Fitri, maka jika terdapat salah satu dari kedua alasan tersebut maka boleh disegerakan, seperti zakat mal jika telah memenuhi nishab boleh disegerakan tanpa menunggu haul.
Pendapat Kedua: Boleh dilakukan setelah terbit fajar hari pertama bulan Ramadan hingga terbit fajar hari terakhir bulan
Menurut hukum islam: stie-aas surakarta.‟‟ jurnal ilmiah ekonomi islam - vol. 01, no. 01, maret 2015:h.55
Ramadan. Tidak boleh mengeluarkan zakat fitrah di malam pertama Ramadan, karena belum berlaku syariat puasa. Demikian pendapat ini disampaikan oleh Al-Mutawalli.45
Pendapat Ketiga: Boleh mengeluarkan zakat fitrah kapan pun di semua tahun. Pendapat ini disampaikan oleh al-Baghawi dan kawan-kawannya. Namun pendapat ini dipandang lemah dan tidak mendasar.
اٗضرارًعاٍبااٍع االل
الٕضرالاقاآًُع االل
ﷺ . الّاٌااةدآهاصًماٗهعاو لَضاالإاايُب الّااّنإ االل
ﷴ اٌأ
الٕضراا االل
اةلَصااواقأ
اٌاضيراوٕصٔاجحنأاةاكسنااءʫأ ]اِأر
ٖراخبنا
Artinya: “ Dari umar Ra. Rasulullah SAW Bersabda: Islam dibangun diatas pondasi pokok, yakni kesaksian bahwa tiada tuhan selain allah dan bahwa muhmmad SAW adalah utusan allah. Mendirikan sholat, menunaikan zakat, melaksanakan haji, dan berpuasa pada bulan ramadhan.
Tafsir Hadist:
Hadist ini menceritakan tentang kewajiban seorang muslim untuk mengeluarkan zakat dengan ketentuan pendistribusian dari kelompok yang berkecukupan kepada kelompok yang mengalami kekurangan. Posisi sunnah menguatkan dan menjelaskan apa yang dinyatakan secara umum oleh Al-Qur‟an .46
45Abi Abdul Jabbar, hadits anjuran menyegerakan zakat fitrah, dikutip dari https://www.madaninews.id/11277/hadits-anjuran-menyegerakan-zakat-fitrah.html, pada hari minggu, tanggal 8 Agustus 2021, pukul 09.15 WIB.
46 Qardhawi, Fiqh al Zakah, h. 70
اٌََأ اَشاَبَعْنا ا اٍَْب ا
اِذْبَع ا اِبِهَطًُْنا ا اَلَأَض ا
اَيِبَُنا ا اْيِف ا اِمْيِجْعَت ا اِِّتَقَذَص ا
ا
اَمْبَق ا اٌَْأ
،َمِحَت ا اَصَمَرَف ا ا
اَُّن اْيِف ا اَكِنَر ا
Artinya: Bahwasanya Al-’Abbas bin Abdil Muththalib bertanya kepada Nabi tentang maksudnya untuk menyegerakan pengeluaran zakatnya sebelum waktunya tiba, maka Nabi memberi kelonggaran kepadanya untuk melakukan hal itu.” (HR Ahmad, Abu Dawud, At- Tirmidzi, Ibnu Majah, Ad-Daraquthni, Al-Baihaqi, dan yang lainnya.)
Tafsir Hadist:
Abu Dawud, Ad-Daraquthni, Al-Baihaqi, dan Al- Albani merajihkan bahwa hadits ini mursal namun Al- Albani menghasankannya dalam Irwa‟ Al-Ghalil (no.
857) dengan syawahid (penguat-penguat) yang ada.
Adapun memajukan pengeluaran zakat harta yang belum mencapai nishab, hal ini tidak boleh berdasarkan kesepakatan ulama. Karena nishab merupakan sebab (faktor) sehingga suatu harta terkena kewajiban zakat.
Jika sebab (faktor) tersebut belum ada, maka pada asalnya harta itu tidak terkena kewajiban zakat.47
Berdasarkan ayat Al-qur‟an dan Hadis Nabi saw di atas dapat diketahui bahwa hukum zakat bagi umat Islam adalah wajib. Sehinggadengan melaksanakan zakat berarti kita telah melaksanakan salah saturukum Islam. Karena itu, gerakan kesadaran membayar zakat oleh umatIslam apabila
47 Al-Ustadz Abu Abdillah Muhammad As-Sarbini Al-Makassari, Majalah Islam AsySyariah dan berbagai sumber,dikutip dari https://baznasgresik.com/hukum-zakat-penghasilan- dan-profesi-menurut-al-quran-hadist-dan-ulama/ pada hari minggu, tanggal 8 Agustus 2021, pukul 09.30 WIB.
berada di suatu kenegaraan perlu didukung masyarakatnya.
Dengan diiringi tindakan riil dari segenap masyarakatuntuk saling memperingati dan menasihati arti penting zakat bagi keselarasan hidup.