• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai keluaran (outcome) yang diharapkan (PPNI T. p., 2018)

Berikut adalah uraian tujuan serta kriteria hasil dan intervensi keperawatan bagi penderita Ulkus Diabetikum yang disesuaikan dengan (PPNI T. p., 2018) a. Nyeri Akut

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tingkat nyeri menurun

Kriteria Hasil: Tingkat Nyeri (L.08066)

1) Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat 2) Keluhan nyeri menurun

3) Meringis menurun 4) Sikap protektif menurun 5) Gelisah menurun

6) Kesulitan tidur menurun 7) Pola nafas membaik 8) Frekuensi nadi membaik 9) Tekanan darah membaik 10) Proses berfikir membaik

Intervensi: Manajemen Nyeri (I.08238) Observasi:

1) Identifikasi lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas intensitas nyeri

2) Identifikasi skala nyeri

3) Identifikasi respon nyeri non verbal

4) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri 5) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri

6) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri 7) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup

8) Monitor keberhasilan terapi Komplementer yang sudah diberikan 9) Monitor efek samping penggunaan analgetik

Terapeutik:

10) Berikan farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri 11) Kontrol lingkungan perberat rasa nyeri

12) Fasilitasi istirahat dan tidur

13) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri

Edukasi:

14) Jelaskan penyebab periode dan pemicu nyeri 15) Jelaskan strategi meredakan nyeri

16) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri 17) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat

18) Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Kolaborasi:

19) Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu

b. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan Neuropati Perifer

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan Integritas Kulit membaik

Kriteria Hasil: Penyembuhan Luka (L.14130) 1) Penyatuan kulit meningkat

2) Peradangan luka menurun 3) Nyeri menurun

4) Bau tidak sedap pada luka menurun Intervensi: Perawatan Luka (I.14564) Observasi:

1) Monitor karakteristik luka (drainase, warna, ukuran, bau) 2) Monitor tanda-tanda infeksi

Terapeutik:

3) Lepaskan balutan dan plester secara perlahan

4) Bersihkan dengan cairan Nacl atau pembersih nontoksik, sesuai kebutuhan 5) Bersihkan jaringan nekrotik

6) Berikan salep yang sesuai ke kulit, jika perlu 7) Pasang balutan sesuai luka

8) Pertahankan tehnik steril saat perawatan luka Edukasi:

9) Jelaskan tanda dan gejala infeksi

10) Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein 11) Ajarkan prosedur perawatan luka mandiri

Kolaborasi:

12) Kolaborasi prosedur debridement (enzimatik, biologis, mekanik) 13) Kolaborasi pemberian antibiotic, jika perlu

c. Resiko Infeksi berhubungan dengan Penyakit kronis (diabetes mellitus), Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer: Kerusakan integritas kulit

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan resiko infeksi menurun.

Kriteria Hasil: Tingkat Infeksi (L.14137) 1) Kebersihan tangan meningkat

2) Kebersihan badan meningkat 3) Kemerahan menurun

4) Nyeri menurun

5) Cairan berbau menurun 6) Kultur daerah luka membaik

Intervensi: Pencegahan Infeksi (I.14539) Observasi:

1) Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistematik Terapeutik:

2) Batasi jumlah pengunjung

3) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien

4) Pertahankan tehnik aseptic pada pasien berisiko tinggi

Edukasi:

5) Jelaskan tanda dan gejala infeksi

6) Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar 7) Ajarkan cara memeriksa kondisi luka 8) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi 9) Anjurkan meningkatkan asupan cairan Kolaborasi:

10) Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu

d. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Penurunan kekuatan otot

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tingkat mobilitas fisik meningkat

Kriteria Hasil: Mobilitas Fisik (L.05042) 1) Pergerakan ekstremitas meningkat 2) Kekuatan otot meningkat

3) Rentang gerak (ROM) meningkat 4) Nyeri menurun

5) Gerakan terbatas menurun 6) Kelemahan fisik menurun

Intervensi: Dukungan Mobilisasi (I.05173) Observasi:

1) Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya 2) Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi

3) Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai ambulasi

4) Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi Terapeutik:

5) Fasilitas melakukan mobilitas fisik, jika perlu

6) Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan ambulasi

Edukasi:

7) Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi 8) Anjurkan ambulasi dini

9) Anjurkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan 4. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan, yang adalah kategori dari prilaku keperawatan di mana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asukahan keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Sembiring, 2018).

Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yangtelah di susun pada tahap perencanaan. Ukuran intervensi keperawatan yang diberikankepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yangmuncul dikemudian hari. Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agarsesuai dengan rencana keperawatan (Sembiring, 2018).

5. Evaluasi Keperawatan

Tahap evaluasi merupakan perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.

Evaluasi keperawatan mungukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien.

Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan. Penilaian keberhasilan adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan, apabila dalam penilaian ternyata tujuan tidak tercapai, maka perlu dicari penyebabnya. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor : tujuan tidak realistis, tindakan keperawatan yang tidak tepat dan terdapat faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi. Alasan pentingnya penilaian sebagai berikut : menghentikan tindakan atau kegiatan yang tidak berguna, untuk menambah ketepatgunaan tindakan keperawatan, sebagai bukti hasil dari tindakan perawatan dan untuk pengembangan dan penyempurnaan praktik keperawatan.

37 BAB III

METODE PENULISAN

A. Rancangan Penulisan

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dalam bentuk studi kasus yang mengeskplorasi suatu masalah asuhan keperawatan pada klien yang mengalami Ulkus Diabetikum di RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Kalimantan Timur. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

B. Subyek Studi Kasus

Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan asuhan keperawatan dengan kasus yang akan diteliti secara rinci dan mendalam. Adapun kriteria subjek penelitian yang akan dipilih antara lain:

1. Kriteria Inklusi:

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2017)

a. Pasien dengan diagnose diabetes mellitus (DM)

b. Subyek pasien terdiri dari 2 orang dengan ulkus diabetikum yang di rawat di ruang rawat inap.

c. Pasien berjenis kelamin laki laki maupun perempuan d. Pasien dengan kesadaran compos mentis

e. Pasien setuju menjadi responden

a. Ulkus Diabetikum

Ulkus diabetikum merupakan kerusakan yang terjadi sebagian (Partial Thickness) atau keseluruhan (Full Thickness) pada daerah kulit yang meluas ke jaringan bawah kulit, tendon, otot, tulang atau persendian yang terjadi pada seseorang yang menderita penyakit DM, kondisi ini timbul akibat dari peningkatan kadar gula darah yang tinggi. Apabila ulkus diabetikum berlangsung lama, tidak dilakukan penatalaksanaan dan tidak sembuh, luka akan menjadi terinfeksi. Ulkus diabetikum penyebab terjadinya gangren dan amputasi ekstremitas pada bagian bawah (Tarwoto, 2012).

b. Asuhan Keperawatan Ulkus Diabetikum

Studi kasus dengan menggunakan Asuhan Keperawatan adalah rangkaian proses keperawatan pada individu yang mengalami gangguan Pankreas dengan melalui pengkajian, menetapkan diagnosis, menyusun perencanaan, melakukan implementasi (tindakan keperawatan) serta melakukan evaluasi pada pasien.

D. Lokasi dan Waktu Studi Kasus

Penelitian ini dilakukan di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Kalimantan Timur pada pasien yang mengalami Ulkus Diabetikum pada klien 1 tanggal 07 Juni-09 Juni 2021 dan pada klien 2 14 Juni-17 Juni 2021.

E. Prosedur Studi Kasus

Prosedur studi kasus pada karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa melakukan penyusunan usulan penelitian dengan menggunakan studi kasus.

2. Mahasiwa melakukan ujian proposal, setelah proposal disetujui oleh penguji maka penelitian akan dilanjutkan dengan kegiatan pengumpulan data.

3. Poltekkes Kemenkes Kaltim mengirimkan surat pengajuan izin pengumpulan data ke RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan.

4. Setelah surat dari Poltekkes Kemenkes Kaltim masuk, maka mahasiswa dapat melakukan studi kasus.

5. Mahasiswa melapor kepada Kepala Ruangan dan CI.44

6. Bersama Kepala ruangan, CI serta penguji, mahasiswa menentukan klien studi kasus sesuai dengan kriteria inklusi untuk dilakukan asuhan keperawatan.

7. Mahasiswa melakukan bina hubungan saling percaya kepada klien yang telah ditentukan , kemudain mahasiswa melakukan pengkajian kepada klien melalui pegisian format pengkajian ,observasi dan wawancara.

8. Setelah pengkajian telah dilakukan mahasiswa mangumpulkan data fokus untuk menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan SDKI.

9. Setelah mahasiswa menegakkan diagnosa asuhan keperawatan selanjutnya Mahasiswa melakukan perencanaan asuhan keperawatan berdasarkan SLKI dan SIKI.

10. Mahasiswa melakukan tindakan asuhan keperawatan sesuai dengan perencanaaan yang telah disusun berdasarkan SILI dan SLKI.

11. Mahasiwa melakuan evaluasi asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

12. Mahasiswa membuat kesimpulan dan saran tentang masalah keperawatan yang ditemukan dalam studi kasus.

13. Mahasiswa melakukan perbaikan sesuai masukan pada saat kosultasi dengan pembimbing

F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara yaitu hasil anamnesa yang dilakukan pada klien maupun pada keluarga. Hasil wawancara berisi tentang identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, dan riwayat penyakit keluarga.

b. Observasi

1) Pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi).

2) Pengukuran Tanda-tanda Vital.

3) Dokumentasi asuhan keperawatan

G. Instrumen Pengumpulan Data.

Alat atau instrumen pengumpulan data menggunakan format pengkajian Asuhan Keperawatan Medikal Bedah yang di sepakati di lingkungan prodi DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim.

H. Keabsahan Data 1. Data Primer

Sumber data yang dikumpulkan dari klien yang dapat memberikan informasi yang lengkap tentang masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapinya.

2. Data Sekunder

Sumber data yang dikumpulkan dari orang terdekat klien (keluarga) seperti orang tua, saudara, atau pihak lain yang mengerti tentang kesehatan klien dan dekat dengan klien.

3. Data Tersier

Catatan klien (perawatan atau rekam medis klien) yang merupakan riwayat penyakit dan perawatan klien dimasa lalu.

I. Analisis Data

Pengolahan hasil analisa data ini menggunakan anilisis statistik deskriptif.

Analisis deskriptif adalah pendekatan penulisan deskriptif dengan menggunakan rancangan studi kasus. (Notoatmodjo, 2015).

Analisa data dilakukan sejak pengumpulan data sampai dengan semua data terkumpul. Dilakukan mulai awal pengkajian dan dilakukan pendokumentasian pada setiap hari untuk mengetahui perkembangan dari pasien. Analisis data

dilakukan dengan cara mengemukakan fakta. Selanjutnya membandingkan dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan.

Teknik analisis yang digunakan dengan cara menarasikan jawaban-jawaban dari data yang diperoleh. Selanjutnya diinterpretasikan oleh penulis dan dibandingkan dengan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi tersebut.

43 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

Hasil

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan yang terletak di Jalan MT Haryono No. 656 Balikpapan. RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo atau dahulu dikenal dengan Rumah Sakit Umum Balikpapan ini dibuka sejak tanggal 12 September 1949. Fasilitas yang tersedia antara lain:

intalasi rawat jalan, instalasi farmasi, ruang rawat inap, fisioterapi, dan UGD 24 jam.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data dari kasus dari praktek keperawatan medical bedah II di ruang Flamboyan B dan Anggrek Hitam Lantai 6. Ruangan Flamboyan B adalah ruangan Kelas 3 yang dikhususkan merawat klien laki-laki kasus bedah dan non bedah sedangkan Anggrek Hitam Lantai 6 adalah ruangan Kelas 1 yang dikhususkan merawat klien perempuan kasus bedah dan non bedah.

Adapun batasan-batasan Ruangan Flamboyan B yaitu sebagai berikut:

sebelah timur berbatasan dengan jalan menuju tangga turun ke lantai 1, sebelah utara berbatasan dengan Ruangan Isolasi, dan sebelah selatan berbatasan dengan Ruangan Flamboyan C serta sebelah barat berbatasan dengan Ruangan Flamboyan A.

Table 4. 1 Hasil Anamnesis dengan klien Ulkus Diabetikum di RSUD dr.

Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2021 DATA

ANAMNESIS

Klien 1 Klien 2

Nama Ny. H Tn. A

Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki

Umur 52 Tahun 57 Tahun

Status Perkawinan

Menikah Menikah

Pekerjaan IRT Montir

Agama Islam Islam

Pendidikan Terakhir

SMA SMA

Alamat Jl. Umaq Suling Gang Fajar No. 01 Jl. Indrakila III No.65 Gunung

A RT. 39 Sepinggan Samarinda Diagnosa Medis Ulkus Pedis, Non Insulin

Dependent Diabetes Melitus

Ulkus Pedis, Non Insulin Dependent Diabetes Melitus+Hipertensi

Nomor Register 08.00.XX 08.00.XX

MRS/ Tgl Pengkajian

MRS: 07 Juni 2021

Tgl. Pengkajian: 07 Juni 2021

MRS: 14 Juni 2021

Tgl. Pengkajian: 14 Juni 2021 Keluhan utama Pasien mengatakan nyeri luka

dijari kelingking kaki kiri.

Pasien mengatakan nyeri kaki kiri karena luka di punggung kaki.

Keluhan penyakit sekarang

Klien mengatakan terdapat luka di jari kelingking kaki kiri post terbentur kaki meja sejak tanggal 3 Juni 2021 kemudian keluar air dan berbau sejak Tanggal 6 Juni 2021 dan Nyeri pada jari kelingking kaki kiri, kemudian klien di bawa IGD RSKD pada pukul 07.00.

kemudian klien Di pindahkan ke ruangan perawatan Anggrek Hitam Lantai 6 kamar 14 pada jam 08.40 Pada saat dikaji pasien mengeluh nyeri di bagian kaki (luka pasien).

P: Akibat luka/ ulkus yang berada di jari kelingking kaki sebelah kiri Q: Nyeri dirasakan seperti

tertusuk-tusuk

R: Di bagian kaki/ daerah luka saja S: Skala nyeri 6

T : Nyeri dirasakan terus menerus

Klien mengatakan terdapat luka dipunggung kaki kiri klien tidak menyadari adanya luka klien menyadari adanya luka ketika pasien merasakan nyeri saat berjalan sehingga klien susah berjalan dikarenakan ulkus dikaki. kemudian klien di bawa IGD RSKD pada pukul 09.00 kemudian klien Di pindahkan ke ruangan perawatan Flamboyan B kamar 2 pada jam 11.00.

Pada saat dikaji pasien mengeluh nyeri di bagian kaki(luka pasien).

P: Akibat luka/ ulkus yang berada ditelapak kaki kiri

Q: Nyeri dirasakan seperti tertusuk- tusuk

R: Di bagian kaki/ daerah luka saja S: Skala nyeri 6

T : Nyeri dirasakan terus menerus Riwayat penyakit

dahulu

Klien mengatakan mengalami penyakit Diabetes Melitus

Klien mengatakan mengalami penyakit Diabetes Melitus dan Hipertensi

Riwayat penyakit keluarga

Pasien mengatakan

keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit keturunan seperti hipertensi, diabetes mellitus, dan penyakit yang sama yang diderita pasien saat ini.

Pasien mengatakan Bapak mengalami riwayat penyakit Hipertensi dan Ibu mempunyai riwayat Diabetes Melitus

Psikososial a. Pasien mau diajak

berkomunikasi kepada perawat.

b. Pasien dapat menceritakan dan mau menjelaskan keadaannya kepada perawat.

c. Pasien sangat senang bila diajak bercerita

d. Pola komunikasi pasien baik.

e. Berkomunikasi dengan perawat menggunakan Bahasa

Indonesia.

f. Kondisi emosi pasien cukup stabil.

g. Orientasi pasien mengetahui sedang berada dimana, mengetahui hari dan tanggal.

h. Pasien mampu mengingat

a. Pasien mau diajak berkomunikasi dengan perawat

b. Pasien lebih banyak diam serta saat ditanya oleh perawat pasien terkadang nampak bingung dan tidak lekas menjawab.

c. Pasien menjawab dengan muka lesu dan nada lebih pelan dan suara kurang terdengar jelas.

d. Pasien cemas karena tidak bisa menjadi tulang punggung keluarga lagi karena penyakitnya

e. Pasien dulu seorang pekerja bengkel

f. Kondisi emosi pasien Cukup stabil.

g. Orientasi pasien mengetahui

Berdasarkan tabel 4.1 ditemukan data dari identitas pasien. Pada klien 1 bernama Ny. H berusia 52 tahun, jenis kelamin perempuan, masuk rumah sakit pada tanggal 07 Juni 2021 dan dilakukan pengkajian pada tanggal 07 Juni 2021 dengan diagnosa medis Ulkus Pedis, Non Insulin Dependent Diabetes Melitus.

Sedangkan pada Klien 2 bernama Tn. A berusia 57 tahun, jenis kelamin laki-laki, masuk rumah sakit pada tanggal 14 Juni 2021 dan dilakukan pengkajian yaitu pada tanggal 14 Juni 2021 dengan diagnosa medis Ulkus Pedis, Non Insulin Dependent Diabetes Melitus, Hipertensi.

Pada pengkajian riwayat kesehatan pada Klien 1 keluhan utama yaitu ditemukan klien mengatakan nyeri luka dijari kelingking kaki kiri sedangkan pada klien 2 keluhan utama ditemukan klien mengatakan nyeri kaki kiri karena luka dipunggung kaki.

Pada riwayat penyakit sekarang ditemukan data klien 1 klien mengatakan terdapat luka di jari kelingking kaki kiri post terbentur kaki meja sejak tanggal 3 Juni 2021 kemudian keluar air dan berbau sejak Tanggal 6 Juni 2021 dan Nyeri pada jari kelingking kaki kiri. Sedangkan pada Klien 2 didapatkan data dari

kejadian awal pasien sebelum masuk rumah sakit sampai masuk rumah sakit.

i. Pasien mengetahui tentang penyakitnya.

sedang berada dimana, mengetahui hari dan tanggal.

h. Pasien mampu mengingat kejadian awal klien sebelum masuk rumah sakit sampai masuk rumah sakit.

i. Pasien mengatakan cemas ingin cepat sembuh dan pulang ke rumah.

j. Pasien mengetahui tentang penyakitnya.

Spiritual Sebelum sakit Klien sering untuk beribadah selama sakit klien jarang beribadah.

Sebelum sakit Klien sering untuk beribadah selama sakit klien jarang beribadah.

riwayat penyakit sekarang yaitu Klien mengatakan terdapat luka dipunggung kaki kiri klien tidak menyadari adanya luka klien menyadari adanya luka ketika pasien merasakan nyeri saat berjalan sehingga klien susah berjalan dikarenakan ulkus dikaki.

Pada pengkajian riwayat penyakit dahulu ditemukan data Klien 1 pasien mengatakan mengalami penyakit Diabetes Melitus dan Klien 2 mengatakan mengalami Diabates Melitus, Hipertensi.

Pada riwayat penyakit keluarga Klien 1, Klien mengatakan Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit keturunan seperti hipertensi, diabetes mellitus, dan penyakit yang sama yang diderita pasien saat ini dan Klien 2, Klien mengatakan Bapak mengalami riwayat penyakit Hipertensi dan Ibu mempunyai riwayat Diabetes Melitus.

Pada pengkajian data psikososial pada pasien 1 ditemukan pasien mau diajak berkomunikasi, pasien dapat menceritakan dan mau menjelaskan keadaanya kepada perawat, pasien sangat senang bila diajak bercerita dan pada Klien 2 pasien mau diajak berkomunikasi, pasien lebih banyak diam serta saat ditanya oleh perawat pasien terkadang nampak bingung dan tidak lekas menjawab, pasien menjawab dengan muka lesu dan nada lebih pelan dan suara kurang terdengar jelas, Pasien cemas karena tidak bisa menjadi tulang punggung keluarga lagi karena penyakitnya, Pasien dulu seorang pekerja bengkel, Pasien mengatakan cemas ingin cepat sembuh dan pulang ke rumah.

Pada pengkajian data spriritual klien 1 dan klien 2 Sebelum sakit klien sering untuk beribadah selama sakit klien jarang beribadah.

Table 4. 2 Hasil Pemeriksaan Fisik Klien Ulkus Diabetikum di RSUD dr.

Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2021

Pemeriksaan Klien 1 Klien 2

Keadaan Umum Sedang

Tampak terpasang intravena cateter

Sedang

Tampak terpasang intravena cateter

Kesadaran Compos Mentis E4M6V5 Compos Mentis E4M6V5

Tanda-Tanda Vital TD: 126/80 mmHg Nadi: 90xmnt RR: 22xmnt Temp: 36,4C

TD: 140/77 mmHg Nadi: 80xmnt RR: 20xmnt Temp: 37,0C Kenyamanan/Nyeri P: Luka/ ulkus

yang berada di jari kaki kelingking sebelah kiri Q: Nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk

R: di bagian kaki/ daerah luka saja

S: Skala nyeri 6

T : Nyeri dirasakan terus Menerus jika digerakkan

P: Luka/ ulkus

yang berada di punggung kaki sebelah kiri

Q: Nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk

R: di bagian kaki/ daerah luka saja

S: Skala nyeri 6

T : Nyeri dirasakan terus Menerus jika digerakkan Status

Fungsional/Akrivitas dan Mobilisasi Barthel Indeks

Total skor : 12 Dengan kategori tingkat ketergantungan pasien adalah ketergantungan ringan

Total skor : 11 Dengan kategori tingkat

ketergantungan pasien adalah ketergantungan sedang Pemeriksaan Kepala Kepala:

Finger print ditengah frontal terhidrasi, kulit kepala bersih, penyebaran rambut merata, warna rambut hitam mulai beruban, rambut tidak mudah patah, rambut tidak bercabang, rambut tidak kusam dan tidak ada kelainan.

Mata:

Sklera putih, konjungtiva merah muda, palpebra tidak ada edema, kornea jernih, refleks cahaya +, pupil isokor.

Hidung:

Pernafasan cuping hidung tidak ada, posisi septum nasal ditengah, lubang hidung bersih, tidak ada penurunan ketajaman penciuman dan tidak ada kelainan

Rongga Mulut dan Lidah:

Warna bibir merah muda, lidah warna merah muda, mukosa lembab, ukuran tonsil normal, letak uvula simetris ditengah.

Telinga:

Kepala:

Finger print ditengah frontal terhidrasi, kulit kepala bersih, penyebaran rambut merata, warna rambut hitam mulai beruban, rambut tidak mudah patah, rambut tidak bercabang, rambut tidak kusam dan tidak ada kelainan.

Mata:

Sklera putih, konjungtiva merah muda, palpebra tidak ada edema, kornea jernih, refleks cahaya +, pupil isokor.

Hidung:

Pernafasan cuping hidung tidak ada, posisi septum nasal ditengah, lubang hidung bersih, tidak ada penurunan ketajaman penciuman dan tidak ada kelainan.

Rongga Mulut dan Lidah:

Warna bibir merah muda, lidah warna merah muda, mukosa lembab, ukuran tonsil normal, letak uvula simetris ditengah.

Telinga simetris kanan dan kiri ukuran sedang, kanalis telinga bersih kanan dan kiri, tidak ada benda asing dan bersih pada lubang telinga.

Leher:

Kelenjar getah bening tidak teraba, tiroid tidak teraba, posisi trakea letak ditengah.

Telinga:

Telinga simetris kanan dan kiri ukuran sedang, kanalis telinga bersih kanan dan kiri, tidak ada benda asing dan bersih pada lubang telinga.

Leher:

Kelenjar getah bening tidak teraba, tiroid tidak teraba, posisi trakea letak ditengah.

Pemeriksaan Thoraks Keluhan:

Pasien tidak ada keluhan sesak nafas

Inspeksi:

Bentuk dada simetris, frekuensi nafas 22 kali/menit, irama nafas teratur, pernafasan cuping hidung tidak ada, penggunaan otot bantu nafas tidak ada, pasien tidak menggunakan alat bantu nafas.

Palpasi:

Vokal premitus anterior dada simetris dan posterior dada simetris, Ekspansi paru anterior dada simetris dan posterior dada simetris Tidak ada kelainan Perkusi:

Sonor, batas paru hepar ICS 5 dekstra

Auskultasi:

Suara nafas vesikuler dan tidak ada suara nafas tambahan.

Keluhan:

Pasien tidak ada keluhan sesak nafas

Inspeksi:

Bentuk dada simetris, frekuensi nafas 20 kali/menit, irama nafas teratur, pernafasan cuping hidung ada,

penggunaan otot bantu nafas tidak ada, pasien tidak

menggunakan alat bantu nafas.

Palpasi:

Vokal premitus anterior dada simetris dan posterior dada simetris, Ekspansi paru anterior dada simetris dan posterior dada simetris Tidak ada kelainan

Perkusi:

Sonor, batas paru hepar ICS 5 dekstra

Auskultasi:

Suara nafas vesikuler dan tidak ada suara nafas tambahan.

Pemeriksaan Jantung

Tidak ada nyeri dada Inspeksi:

tidak terlihat adanya pulsasi iktus kordisi, CRT <2 detik, ujung jari tidak tabuh, ictus cordis tidak tampak, akral hangat

Perkusi:

Batas Atas ICS II line sternal dekstra

Batas Bawah : ICS V line midclavicula sinistra Batas Kanan : ICS III line sternal dekstra

Batas Kiri : ICS III line sternal sinistra

Auskultasi

BJ II Aorta: Dub,reguler dan intensitas kuat

BJ II Pulmonal : Dub, reguler

Tidak ada nyeri dada Inspeksi:

tidak terlihat adanya pulsasi iktus kordisi, CRT <2 detik, ujung jari tidak tabuh, ictus cordis tidak tampak, akral hangat

Perkusi:

Batas Atas ICS II line sternal dekstra

Batas Bawah : ICS V line midclavicula sinistra Batas Kanan : ICS III line sternal dekstra

Batas Kiri : ICS III line sternal sinistra

Auskultasi

BJ II Aorta: Dub,reguler dan intensitas kuat

BJ II Pulmonal : Dub,

Dokumen terkait