• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti di SDN 16 Seluma mengenai faktor penyebab rendahnya motivasi belajar dalam pembelajaran matematika, maka dapat dipahami bahwa berdasarkan observasi

83 Wawancara Dengan Bapak Umardin, S.Pd. sd selaku Kepala Sekolah SD Negeri 156

Seluma, Pada Tanggal 11 Februari 2021.

84 Wawancara Dengan Ibu Asmawati,S.Pd.SD Selaku Wali Kelas III B SD N egeri 156

Seluma, Pada Tanggal 12 Februari 2021.

awal diketahui bahwa kemampuan siswa sehinggah hasil belajar siswa rendah. Saaat melakukan observasi, penulis mengetahui dari hasil belajar siswa hanya 12 orang ( 48%) dari 25 siswa kelas III B yang mencapai KKM yaitu 75, sedangkan 13 orang (52%) lainya masih mendapatkan nilai di bawah KKM. Siswa juga kurang termotivasi dalam pembelajaran matematika, hanya sebagian kecil dari siswa yang menyukai matematika. Hal ini juga tidak terlepas dari permasalahan dimana kondisi lingkungan siswa, ini melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul faktor penyebab rendahnya motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika di kelas III B SD Negeri 156 Seluma.

Sebagaiman diketahiui bahwa pembelajaran merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan kegiatan guru dan siswa atau mengajar.85 Pembelajaran dapat diartikan sebagai usaha sadar yang melibatkan proses interaktif antara guru dan siswa untuk memahami, merespon, dan bergerak mencapai tujuan belajar. Salah satu pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas adalah pembelajaran matematika.

Keinginan dan keterbatasan peserta didik dalam belajar merupakan salah satu kunci untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Motivasi belajar adalah kunci dalam mencapai keberhasilan belajar bagi peserta didik. Namun, setiap peserta didik memiliki keinginan dan keterkaitan yang tidak sama dalam mengikuti proses belajar di kelas. Kegiatan belajar bergantung pada keinginan

85 Fatrima Santri Syafitri,Pembelajaran Matematika, (Yogyakarta: Matematika,2016), h.29.

atau dorongan peserta didik dalam menerima pembelajaran, jika tanpa motivasi.

Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam belajar, motivasi dapat dikaitakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah belajar kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan yang dapat tercapai.

Motivasi dibedakan menjadi dua jenis,86 yaitu: (1) Motivasi intrinsik, motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. (2) Motivasi ekstrinsik, adalah keinginan siswa untuk belajar sanagat dipengaruhi oleh adanya dorongan atau rangsangan dari luar. Dorongan dari luar tersebut dapat berupa pujian, celaan, hadiah, hukuman dan teguran dari guru.

Siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar, oleh karena itu kondisi lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan, dan ketertiban pergaulan perlu di pertinggi mutunya agar semangat dan motivasi belajar siswa mudah diperkuat.

guru sebagai pembina dalam belajar Sebagai pendidik, guru memutuskan perhatian pada keperibadian siswa, khususnya berkenaan dengan kebangkitan belajar. Kebangkitan belajar tersebut merupakan wujud diri siswa, sebagai guru bertugas mengelola kegiatan belajar siswa di sekolah.

86 Rosma Hartini,Strategi Belajar Mengajar, 2015, h.19.

Sehingga dengan pemaparan di atas, maka dapat dipahami bahwa faktor penyebab rendahnya motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran berasal dari faktor internal, seperti: kemampuan siswa dan faktor eksternal:

kondisi lingkungan sosial dan guru sebagai pembina siswa dalam belajar.

Berdasarkan hasil penelitian melalui observasi, wawancara dan dokumentasi penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab rendahnya motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika di kelas III B SD N 156 Seluma, yaitu:

1. Kemampuan Siswa

Keinginan seseorang anak perlu dibarengi dengankemampuan untuk mencapainya, karena kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangannya.

2. Kondisi Lingkungan Siswa

Siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar, oleh karena itu kondisi lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan, dan ketertiban pergaulan perlu di pertinggi mutunya agar semangat dan motivasi belajar siswa mudah diperkuat.

3. Guru Sebagai Pembina Siswa Dalam Belajar

Sebagai pendidik, guru memutuskan perhatian pada keperibadian siswa, khususnya berkenaan dengan kebangkitan belajar. Kebangkitan belajar tersebut merupakan wujud diri siswa, sebagai guru bertugas mengelola kegiatan belajar siswa di sekolah.

Selanjutnya adapun upaya yang dilakukan pihak sekolah dan guru kelas III untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan: melakukan pelatihan, mengadakan sumber belajar, mempersiapkan media pembelajaran yang ter-up to date sesuai dengan pembelajaran matematika. Kemudian dari pihak guru sendiri adalah dengan melakukan kegiatan pembelajaran dengan media yang konkret, dan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Data hasil wawancara dengan sumber atau informan penelitian mengenai faktor-faktor penyebab rendahnya motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika di kelas III B SD N 156 Seluma:

1. Faktor penyebab rendahnya motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika di kelas III B: Pertama kemampuan siswa, keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan untuk mencapainya, karna kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangannya; Kedua kondisi lingkungan siswa, siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar, oleh karena itu kondisi lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan, dan ketertiban pergaulan perlu di pertinggi mutunya agar semangat dan motivasi belajar siswa mudah diperkuat.; Ketiga guru sebagai pembina siswa dalam belajar, Sebagai pendidik, guru memutuskan perhatian pada keperibadian siswa, khususnya berkenaan dengan kebangkitan belajar.

2. Upaya yang dilakukan pihak sekolah dan guru kelas III untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan: melakukan pelatihan, mengadakan sumber belajar, mempersiapkan media pembelajaran yang ter-up to date sesuai dengan pembelajaran matematika. Kemudian dari pihak guru sendiri adalah dengan melakukan kegiatan pembelajaran dengan media yang konkret, dan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan.

61

B. Saran-saran

Adapun saran dari penelitian ini adalah:

1. Bagi sekolah, dengan adanya penelitian ini hendaknya dapat dijadikan refrensi untuk memperbaiki faktor-faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya motivasi belajar siswa umumnya pada semua mata pelajaran khususnya untuk mata pelajaran matematika, terutama pada faktor sarana dan prasarana.

2. Bagi guru, hendaknya guru dapat menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya pada pembelajaran matematika.

3. Bagi peserta didik, berdasarkan hasil penelitian ini hendaknya peserta didik dapat lebih meningkatkan motivasi belajar terutama pada pembelajaran matematika agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Aryad Adzar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo.

Arikunto Suharsimi. 2013. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Baharudin. 2014. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Jogyakarta : Ar-ruzz Media.

Dewi Kartini Vera. Vol 06-No.04-Desember 2014 ISSNNo.2086-9681.

Peningkatan Kemam -ampuan Pemahaman Matematika dan Sikap Positif Terhadap Matematika Siswa SM -P Nasrani 2 Medan Melalui Pendekatan Problem Posing. Jurnal saintech

Dalyono Muhammad. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Press.

Djali. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Darmadi. 2017. Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran Dalam Dinamika BelajarSiswa. Yogyakarta : CV Budi Utama.

Hartini Rosma. 2015. Strategi Belajar Mengajar. Bengkulu.

Hamalik Oemar. 2001. Prosess Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Heruman. 2017. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Mujiono dan Dimyanti. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Martono Nanang. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo.

Saputri II Restu. 2018. Penggunaan Metode Pembelajaran Jarimatika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar. Bengkulu.

Santri Fatrima. 2016. Pembelajaran Matematika. Yogyakarta : Matematika.

Susanto Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Prenademedia Group

Sumantri Mulyani dan Rosma Hartini. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas.

Yogyakarta : Teras.

Dokumen terkait