Rata-rata bobot dan koefisien pertumbuhan bobot tukik penyu lekang yaitu merupakan suatu nilai yang menunjukkan besarnya pengaruh dari waktu terhadap parameter variabel terikat yang diamati selama penelitian. Nilai rata- rata bobot tukik dan koefisien pertumbuhan tukik penyu lekang selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 6. Rata-rata Bobot (gr), Standar Deviasi dan Koefisien Pertumbuhan Bobot Tukik Penyu Lekang
Perlakuan Waktu Pengamatan (Minggu) Koefisien Pertumbuhan (gr)
1 2 3 4
A (5%) 45.81
±0.32
50.11
±1.02
51.82
±0.74
53.89
±1.26 0.052
B (10%) 45.92
±0.22
53.78
±4.17
55.11
±2.14
53.89
±0.94 0.050
Variabel
Kontrol 46.08 51.67 52.60 53.67 0.047 Ket : ± Standar Devisiasi
Berdasarkan nilai koefisien pertumbuhan pada tabel 5 dapat diketahui bahwa perlakuan A memiliki nilai koefisien pertumbuhan yang lebih besar dibanding perlakuan lainnya yaitu sebesar 0,052. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan dengan memberikan pakan sebesar 5% dari biomassa tukik setiap harinya akan meningkatkan laju pertumbuhan yang lebih optimal terhadap tukik dibandingkan perlakuan lainnya.
Dilihat dari rata-rata dan nilai koefisien bobot tukik selama dilakukannya penelitian ini terlihat perbedaan hasil. Perbedaan ini terjadi karena pada perlakuan pemeberian pakan 10% dari biomassa tukik dan perlakuan variabel
33 kontrol memperlihatkan rata-rata pertumbuhan bobot karapas yang tidak terlalu baik. Hal ini disebabkan jumlah pakan yang terlalu banyak diberikan tidak akan dikonsumsi secara maksimal dikarenakan sistem pencernaan tukik yang masih kecil. Analsis sidik ragam dilalukan untuk mengetahui perbandingan perlakuan yang dilakukan oleh peneliti. Data hasil analisa sidik ragam dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 7. Hasil ANNOVA Bobot Tukik Penyu Lekang
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Bobot Between Groups .016 2 .008 .004 .996
Within Groups 34.476 18 1.915
Total 34.492 20
Uji normalitas (Lampiran 1) dan uji homogenitas ragam (Lampiran 2) menunjukkan bahwa hasil analisa sidik ragam dapat digunakan. Hal tersebut ditunjukkan dari nilai signifikansi (p-value) uji normalitas tiap perlakuan lebih besar dari alpha 5% (p > 0,05) dan nilai signifikansi (p-value) uji homogenitas ragam sebesar 0,654 (p > 0,05).
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam untuk membandingkan perlakuan biomassa 5%, perlakuan biomassa 10%, dan perlakuan kontrol terhadap bobot badan tukik diperoleh hasil dengan nilai F hitung sebesar 0,004 dan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,996. Hal tersebut menujukkan antara perlakuan biomassa 5%, perlakuan biomassa 10%, dan perlakuan kontrol terhadap bobot badan tukik tidak adanya perbedaan signifikan atau tidak berbeda nyata (p >
0,05). Maka dari hasil yang didapatkan dapat dikatakan H0 gagal ditolak yang artinya tidak ada perbedaan laju pertumbuhan bobot tukik dengan pemberian jumlah pakan yang berbeda.
34 4.3.2 Hasil Pengukuran Panjang Karapas
Rata-rata panjang karapas dan koefisien pertumbuhan panjang karapas tukik penyu lekang yaitu merupakan suatu nilai yang menunjukkan besarnya pengaruh dari waktu terhadap parameter variabel terikat yang diamati selama penelitian. Nilai rata-rata panjang karapas tukik dan koefisien pertumbuhan tukik penyu lekang selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 8. Rata-rata Panjang Karapas (mm), Standar Deviasi dan Koefisien Pertumbuhan Panjang Karapas Tukik Penyu Lekang
Perlakuan Waktu Pengamatan (Minggu) Koefisien Pertumbuhan (mm)
1 2 3 4
A (5%) 61.22
±0.73
62.68
±0.36
65.54
±1.04
70.64
±0.18 0.048
B (10%) 61.29
±0.64
64.29
±0.93
66.82
±0.77
70.67
±0.35 0.047
Variabel
Kontrol 61.40 64.00 64.23 70.47 0.042 Ket : ± Standar Devisiasi
Berdasarkan nilai koefisien pertumbuhan panjang karapas pada tabel 6 dapat diketahui bahwa perlakuan A memiliki nilai koefisien pertumbuhan yang lebih besar dibanding perlakuan lainnya yaitu sebesar 0,048. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan dengan memberikan pakan sebesar 5% dari biomassa tukik setiap harinya akan meningkatkan laju pertumbuhan yang lebih optimal terhadap tukik dibandingkan perlakuan lainnya.
Dilihat dari rata-rata dan nilai koefisien pertumbuhan panjang karapas tukik selama dilakukannya penelitian ini terlihat perbedaan hasil. Perbedaan ini terjadi karena pada perlakuan pemeberian pakan 10% dari biomassa tukik penyu lekang dengan memperlihatkan rata-rata pertumbuhan panjang karapas yang tidak terlalu baik. Hal ini disebabkan jumlah pakan yang terlalu banyak diberikan tidak akan dikonsumsi secara maksimal dikarenakan sistem pencernaan tukik
35 yang masih kecil. Analsis sidik ragam dilalukan untuk mengetahui perbandingan perlakuan yang dilakukan oleh peneliti. Data hasil analisa sidik ragam dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 9. Hasil ANNOVA Panjang Karapas Tukik Penyu Lekang
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Panjang Between Groups .013 2 .006 .003 .997
Within Groups 45.231 18 2.513
Total 45.244 20
Uji normalitas (Lampiran 1) dan uji homogenitas ragam (Lampiran 2) menunjukkan bahwa hasil analisa sidik ragam dapat digunakan. Hal tersebut ditunjukkan dari nilai signifikansi (p-value) uji normalitas tiap perlakuan lebih besar dari alpha 5% (p > 0,05) dan nilai signifikansi (p-value) uji homogenitas ragam sebesar 0,654 (p > 0,05).
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam untuk membandingkan antara perlakuan biomassa 5%, perlakuan biomassa 10%, dan perlakuan kontrol terhadap panjang karapas tukik diperoleh hasil dengan nilai F hitung sebesar 0,003 dan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,997. Hal tersebut menujukkan antara perlakuan biomassa 5%, perlakuan biomassa 10%, dan perlakuan kontrol terhadap panjang karapas tukik tidak adanya perbedaan signifikan atau tidak berbeda nyata (p > 0,05). Maka dari hasil yang didapatkan dapat dikatakan H0 gagal ditolak yang artinya tidak ada perbedaan laju pertumbuhan panjang karapas tukik dengan pemberian jumlah pakan yang berbeda.
4.3.3 Hasil Pengukuran Lebar Karapas
Rata-rata lebar karapas dan koefisien pertumbuhan lebar karapas tukik penyu lekang yaitu merupakan suatu nilai yang menunjukkan besarnya pengaruh dari waktu terhadap parameter variabel terikat yang diamati selama penelitian.
36 Nilai rata-rata lebar karapas tukik dan koefisien pertumbuhan tukik penyu lekang selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 10. Rata-rata Lebar Karapas (mm), Standar Deviasi dan Koefisien Pertumbuhan Panjang Karapas Tukik Penyu Lekang
Perlakuan Waktu Pengamatan (Minggu) Koefisien Pertumbuhan (mm)
1 2 3 4
A (5%) 53.28
±0.30
56.67
±0.32
58.80
±0.45
64.38
±0.59 0.060
B (10%) 53.36
±0.21
59.48
±0.88
62.49
±1.60
63.93
±0.79 0.059
Variabel
Kontrol 53.63 59.53 60.50 63.57 0.053 Ket : ± Standar Devisiasi
Berdasarkan nilai koefisien pertumbuhan lebar karapas pada tabel 7 dapat diketahui bahwa perlakuan A memiliki nilai koefisien pertumbuhan yang lebih besar dibanding perlakuan lainnya yaitu sebesar 0,060. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan dengan memberikan pakan sebesar 5% dari biomassa tukik setiap harinya akan meningkatkan laju pertumbuhan yang lebih optimal terhadap tukik dibandingkan perlakuan lainnya.
Dilihat dari rata-rata dan nilai koefisien pertumbuhan lebar karapas tukik selama dilakukannya penelitian ini terlihat perbedaan hasil. Perbedaan ini terjadi karena pada perlakuan pemeberian pakan 5% dari biomassa tukik penyu lekang dengan memperlihatkan rata-rata pertumbuhan lebar karapas yang tidak terlalu baik. Hal ini disebabkan jumlah pakan yang diberikan kurang banyak untuk dikonsumsi secara maksimal oleh tukik penyu lekang. Analsis sidik ragam dilalukan untuk mengetahui perbandingan perlakuan yang dilakukan oleh peneliti. Data hasil analisa sidik ragam dapat dilihat pada Tabel 10.
37 Tabel 11. Hasil ANNOVA Lebar Karapas Tukik Penyu Lekang
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Lebar Between Groups .203 2 .102 .224 .801
Within Groups 8.169 18 .454
Total 8.372 20
Uji normalitas (Lampiran 1) dan uji homogenitas ragam (Lampiran 2) menunjukkan bahwa hasil analisa sidik ragam dapat digunakan. Hal tersebut ditunjukkan dari nilai signifikansi (p-value) uji normalitas tiap perlakuan lebih besar dari alpha 5% (p > 0,05) dan nilai signifikansi (p-value) uji homogenitas ragam sebesar 0,654 (p > 0,05).
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam untuk membandingkan antara perlakuan biomassa 5%, perlakuan biomassa 10%, dan perlakuan kontrol terhadap lebar karapas tukik diperoleh hasil dengan nilai F hitung sebesar 0,224 dan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,801. Hal tersebut menujukkan antara perlakuan biomassa 5%, perlakuan biomassa 10%, dan perlakuan kontrol terhadap lebar karapas tukik tidak adanya perbedaan signifikan atau tidak berbeda nyata (p > 0,05). Maka dari hasil yang didapatkan dapat dikatakan H0 gagal ditolak yang artinya tidak ada perbedaan laju pertumbuhan lebar karapas tukik dengan pemberian jumlah pakan yang berbeda.