BAB II. PAPARAN DAN TEMUAN DATA
3. Data Jumlah Jiwa Dan Kartu Keluarga Di setiap Dusun Di
sebagai berikut:
Tabel 1
Jumlah penduduk di Desa Giri Madia
NO DUSUN AGAMA JUMLAH
JIWA
JUMLAH KK
1 Leong Islam 872 298
2 Awang
Madia
Hindu 542 118
3 Kebun Baru Islam 1086 276
4 Montong
Galur
Hindu 502 123
5 Montong
Lisung
Islam- Hindu
266 71
Jumlah Total
_ _ 3268 886
Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa Desa Giri Madia merupakan desa dengan beberapa agama yang tergabung, namun sosialisai yang terjalin sejak dahulu hinga saat ini masih sama seperti masa dahulu serta menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama.
Dan Dusun Kebun Baru memiliki jumlah penduduk terbanyak yang mencapai 1086 jiwa dan 276 kepala keluarga serta Dusun Montong Lisung menjadi dusun yang tercatan memiliki penduduk dengan agama yang berbeda Islam Hindu bercampur menjadi satu.
4. Kondisi Ekonomi
Tabel 2
Data Jumlah pekerjaan penduduk Desa Giri Madia
NO NAMA PEKERJAAN JUMLAH
1 Petani milik sendiri 160 orang
2 Petani nPenggaraf 112 orang
3 Buruh Tani 303 orang
4 Buruh Tukang 190 orang
5 Tukang Kayu 49 orang
6 Tukang Batu 15 orang
7 Peternak 309 orang
8 Kerajinan industri kecil 7 orang
9 Mantri kesehatan/bidan/perawa 1 orang
10 Guru 15 orang
11 PNS 6 orang
12 Pedagang 91 orang
13 Tukang ojek 31 orang
14 TNI/POLRI 2 orang
15 Belum bekerja 213 Orang
- - 214
- - 215
Jika dilihat dari tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa pekerjaan yang paling mendominasi masyarakat di Desa Giri Madia tentu saja masyarakat yang bergelut dibidang peternakan karena dapatkita lihat sendiri masyarakat yang memilih beternak mencapai anggka 309 dan menjadi jumlah terbanyak.
5. VISI – MISI 1) Visi
Visi Desa Giri Madia, yaitu: ”Terwujudnya masyarakat Desa Giri Madia yang mandiri sejahtera, sehat, aman, berpengetahuan dan terampil yang menjunjung tinggi kebersamaan” dengan harapan cita- cita yang tertuang dalam visi tersebut dapat menjadi referensi untuk mengaplikasikan semangat yang tertanam dalam visi pembangunan kabupaten lombok barat periode 2010 - 2014
2) Untuk menunjang dan mendukung terwujudnya visi diatas diperlukan misi yang jelas dan kongkrit yaitu:
a) Melayani kepentingan masyarakat b) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
c) Menumbuh kembangkan rasa persatuan dan kesatuan
d) Memupuk rasa persaudaraan diantara semua umat
e) Mengembangkan dan melestarikan sumber daya alam yabg ada untuk kepentingan masyarakat
f) Meningkatkan keadilan dan pemerataan dalam pembangunan g) Meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat
berdasarkan prinsip ekonomi desa secara berkelanjutan dan berkeadilan
h) Meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan masyarakat berdasarkan prinsip kemandirian dan partisipsi masyarakat i) Membangun semangat otomi desa yang bermakna bagi
kehidupan masyarakat
j) Mempasilitasi pengadaan sarana dan prasarana perumahan, dan air bersih yang berkualitas
k) Mempasilitasi upaya peningkatan pendapatan masyarakat dan penanganan kemiskinan serta menyandang masalah kesejahteraan sosial
l) Pemberantasan buta aksara dan memberikan pelajaran berkelanjutan, serta mencegah anak-anak yang putus sekolah.
6. Sejarah terbentuknya Gendang Belek di Desa Giri Madia Kec.
Lingsar, Kab. Lombok Barat
Gendang Belek di Desa Giri Madia terbentuk pada tahun 1999 yang dimana di pelopori oleh H. Jayadi dan Mahmud juga mendapat dukungan dari masyarakat, sehingga dalam membentuk kelompok
kesenian Gendang Belek tidak terkendala untuk masalah perizinan. Di mana Gendang Belek tersebut di berinama Terune Jaye. Dimana pada awal pembentukan kelompok kesenian Gending Belek Terune Jaye ini tercatat 40 orang yang masuk untuk mendaftarkan diri sebagai anggota namun seiring berjalannya waktu dan strategi dari pengurus dan anggota kelompok yang mulai berinisiatif untuk tetap melestarikan dan mempertahankan kelompok kesenian Gendang Belek Terune Jaye.
Akhirnya mulai memperkenalkannya melalui media seperti Fecebook dan Youtube dengan foto atau memvideokan latihan, serta aktifitas yang mereka anggap menarik yang kemudian diposting dan disebarkan melalui media Fecebook dan Youtube yang mereka miliki. Sampai kini strategi yang mereka gunakan membuahkan hasil yang bisa dilihat dari bertambahnya jumlah anggota Gendang Belek Terune Jaye, seiring berjalannya waktu dan banyak anak muda yang ikut serta di dalam kelompok Gendang Belek Terune Jaye sampai sekarang jumlah anggotanya mencapai 50 orang.28
7. Struktur Organisi Gendang Belek Di Desa Giri Madia Kec. Lingsar Kab. Lombok Barat
Ketua : Mahmud
Sekertaris : Pattahurrahman Bendahara : Wawan
Anggota : 50 (lima puluh) orang
28 Mahmud, Wawancara Ketua Kelompok Kesehe Gendang Belek Terune Jaye Giri Madia, 15 maret 2021.
B. Strategi Komunikasi Gendang Belek di Giri Madia Kec. Lingsar Kab. Lombok Barat
Strategi Komunikasi adalah unsur utama dari komunikasi itu sendiri yang terdiri dari siapa yang pengirim pesan, siapa yang di kirim dan melalui media apa informasi itu disebarkan. Selain itu terdapat tiga unsur lain di antaranya feedback, efek dan lingkungan. 29
Adapun strategi komunikasi yang dilakukan oleh gendang belek Terune Jaye dalam memperkenalkan dan melestarikan budaya Gendang belek kepada kalangan anak muda di Desa Giri Madia Kec. Lingsar Kab.
Lombok Barat yaitu sebagai berikut:
1. Komunikasi Melalui Media Sosial
Seperti yang di sampaikan oleh bapak Mahmud selaku ketua kelompok dari Gendang Belek Terue Jaye, adapun strategi yang kita lakukan adalah menggunakan media sosial seperti Facebook dan Youtobe:
“Untuk menarik minat pada kalangan anak muda agar bersedia atau tertarik untuk ikut serta dalam kelompok Gendang Belek Terune Jaye kami selaku pengurus beserta anggota kelompok Gendang Belek Terune Jaye membuat channel Youtobe dan akun Fecebook . Karena seperti yang kita sama-sama ketahui sejak adanya media sosial seperti Youtobe, Fecebook dan lain sebagainya. Anak muda cenderung menggunakan media sosial yang mereka meliki untuk mencari dan mendapatkan informasi mengenai hal-hal baru dan menarik menurut mereka. Dalam rangka membangun solidaritas antar personil dan masyarakat kami juga rutin mengadakan latihan untuk membangun
29 Junaidi, Komunikasi praktis writing and speaking skills,Strategi komunikasi:
pengertian dan ruang lingkup http://www.komunikasipraktis.com/2015/10/strategi-komunikasi- pengertian-dan.html/m=1, diakses pada tanggal 17 Mei 2021, pukul 04:00.
komitmen antar anggota sekali sebulan atau dua kali sebulan serta mempersilahkan masyarakat untuk hadir jika ingin menyaksikan kami dalam berlatih. Dalam setiap acara atau undangan yang kami hadiri saya selaku ketua mengingatkan anggota agar hadir tepat waktu di manapun lokasi yang mengundang kami untuk hadir ntah itu di desa maupun di luar desa sekalipun. Namun ada saja anggota yang datang terlambat tapi biasanya saya selalu mengingatkan untuk tidak terlambat lagi. Karena menurut saya tepat waktu itu penting jadi saya tidak pernah bosan untuk tetap mengingatkan setiap ada kesempatan.30
Saat berbicara mengenai alat untuk pelestarian budaya Gengang Belek ada sebuah pola bahwa penggunaan teknologi komunikasi berupa media sosial menjadi sarana untuk strategi komunikasinya.
Mahmud ketua kelompok dari Gendang Belek Terune Jaye menyebutkan bahwa Facebook dan media Youtobe sengaja dibuat untuk menarik minat para anggota untuk ikut serta melestarikan Gendang Belek Pendapat itu dilanjutkan memang benar oeleh nggota Khairul yang mengatakan ;
“kami menggunakan media sosial seperti Facebook dan Youtobe untuk memperkenalkan, mewariskan, melestarikan dan menarik minat anak muda dalam mempertahankan Budaya Gendang BelekTerune Jaye di Desa Giri Madia”. Tetapi Dani yang merupakan anggota lainnya mengatakan bahwa “Iya kami mempunyai Facebook dan Youtobe namun jarang mengapload video atau konten baru”. Jadi ada kebutuhan untuk selalu anggota menginginkan apload-apload konten baru secara berkelanjutan.
30Wawancara dengan Bapak Mahmud, selaku ketua Kesehe, Pada Senin, 15 Maret 2021.
Omongan-omongan yang menyebutkan bahwa media komunikasi itu cocok ternyata juga sesuai dengan dokumentasi dari Channel Youtobe dan Facebook mereka seperti gambar berikut:
Gambar:tampilan Youtobe dari kelompok Gendang Belek Desa Giri Madia
Sumber: http://youtu.be/NfVccf4tHkc
Sumber: tampilan Facebook dari kelompok Gendang Belek Desa Giri Madia
Sumber: http://www.facebook.com/pajry.chemul
Setelah peneliti amati media komunikasi yang disebutkan diatas konten-konten yang di apload dalam channel youtobe maupun facebook lebih banyak tentang kecimol dibandingkan dengan video Gendang Belek. Begitupun dengan media Facebooknya konten-konten yang di apload lebih banyak tentang banjar, konten pribadi dan sedikit sekali menggunakan caption yang menerik. Bahkan yang peneliti dapatkan ada beberapa foto yang diapload di facebook yang hanya menggunakan link youtobe saja tanpa di tambahkan caption menarik. Agar yang membacanya merasa tertarik untuk menonton bahkan ikut serta dalam kelompok Gendang Belek di Desa Ggiri Madia.. Namun kolom komentar terlihat bagus karena disetiap komentar yang peneliti temukan admin rajin membalas komentar darii akun Facebooknya. Dan
memberikan komentar yang bernada mengajak untuk menonton dan mensuport setiap postingannya dengan cara like, komentar, shere,dan lain sebagainya.
2. Komunikasi Dengan Menggunakan Pendekat Sosialisasi
Berikutnya ketua Kesehe dan anggota-anggota juga melakukan segenap strategi komunikasi dengan menggunakan sosialisasi melalui latihan dan perform.
Sosialisasi pertama adalah latihan rutin anggota kelompok Kesehe yang dilakukan dua kali dalam satu bulan dan biasa dilakukan pada malam rabo selesai solat isha di kediaman ketua kelompok Gendang Belek Giri Madia.
Tahapan selanjutnya perform biasanya dilakukan pada saat ada acara dan diundang oleh penyelenggara yang ingin menyewa kelompok Gendang Belek Terune Jaye untuk tampil di acaranya mereka.
seperti pada gambar berikut di bawah ini:
Seperti yang disampaikan Khairul selaku anggota dari kelompok Gendang Belek Terune Jaye adapun strategi promosi yang kita lakukan adalah:
”Selain media sosial kami juga menggunakan teknik sosialisasi dalam rangka memperkenalkan, mewariskan, melestarikan dan menarik minat anak muda dalam mempertahankan budaya Gendang Belek Terune Jaye di Desa Giri Madia ini. Salah satunya mengundang masyarakat dan anak muda bersosialisasi mengenai keuntungan dan manfaat ikut serta dalam kesenian Gendang Belek dan beberapa hal contohnya: mengadakan latihan rutin setiap satu kali atau bahkan dua kali dalam satu bulan, membuat acara untuk memeriahkan bulan maulid atau ramadhan kemudian di lanjutkan dengan sosialisasi tentang Gendang Belek Terune Jaye. Hal ini kami lakukan juga dalam rangka menjaga silaturrahmi, kekompakan, keahlian serta niat dan rasa bangga karena ikut andil dalam tradisi melestarikan Gendang Belek. Dan alhamdulillah dari sosialisasi tersebut juga dapat membuat anak muda tertarik dan ikut mendaftarkan dirinya sebagai anggota dari Gendang Belek Terune Jaye”.31
C. Respon Anal Muda Terhadap Strategi Kesehe Gendang Belek di Desa Giri Madia
Dani merupakan salah satu anggota dari kelompok Gendang Belek mengatakan bahwa dia mulai tertarik untuk bergabung di kelompok Gendang Belek Terune Jaye karena melihat di Facebook dan melihat langsung pertunjukan Gendang Belek dan juga disuruh bergabung oleh ayahnya. Pak ketua juga pernah datang untuk berkunjung sendiri kerumah saya karena ada urusan dengan ayah saya lalu beliau menceritakan atau mensosialisasikan bagaimana jika saya masuk dan bergabung dalam kelompok Gendang Belek dan beliau menjelaskan keuntungan dan manfaat ikut dalam kelompok kesenian Gendang Belek Terune Jaye Seiring berjalannya waktu saya mulai merasa nyaman karena sejak awal saya mulai bergabung anggota yang lainnya ramah-ramah dan mengajarinya dari awal walau terkadang cara mereka agak keras.
Menurut saya niat merupakan salah satu elemen yang sangat
31 Wawancara dengan saudara Wawan, selaku bendahara kesehe, Pada Senin, 15 maret 2021.
penting dalam membangun sebuah organisasi kelompok untuk keberlangsungan serta kesuksesan kelompok kedepannya.
Diundang di desa sendiri itu berbeda dengan diundang desa lain, perbedaannya kalo di desa upahnya sedikit dan tidak dibagi karena dimasukkan didalam kas kelompok namun sebaliknya jika di luar desa upahnya lebih banyak dan dibagikan pada anggota. Pendapat saya tentang masyarakat desa yang mengundang kami dan menilai kami sering terlambat dan lalai saya rasa kami bersikap sama saja.
Mahmud selaku ketua kesehe Gendang Belek Terune Jaye mengatakan “kami menggunakan media sosial seperti Facebook dan Youtobe untuk memperkenalkan, mewariskan, melestarikan dan menarik minat anak muda dalam mempertahankan Budaya Gendang BelekTerune Jaye di Desa Giri Madia”. Tetapi Dani yang merupakan anggota lainnya mengatakan bahwa “Iya kami mempunyai Facebook dan Youtobe namun jarang mengapload video atau konten baru”. Jadi ada kebutuhan untuk selalu anggota menginginkan apload-apload konten baru secara berkelanjutan.
Khairul selaku anggota mengatakan ; “kami menggunakan media sosial seperti Facebook dan Youtobe untuk
memperkenalkan, mewariskan, melestarikan dan menarik minat anak muda dalam mempertahankan Budaya Gendang BelekTerune Jaye di Desa Giri Madia”. Tetapi Dani yang merupakan anggota lainnya mengatakan bahwa “Iya kami mempunyai Facebook dan Youtobe namun jarang mengapload video atau konten baru”. Jadi ada kebutuhan untuk selalu anggota menginginkan apload-apload konten baru secara berkelanjutan.
Dari hasil wawancara yang didapat oleh peneliti bahwa dalam melakukan strategi komunikasi untuk melestarikan dan memperkenalkan Gendang Belek di Desa Giri Madia Kec. Lingsar Kab. Lombok Barat ketua dan pengurus beserta anggota kelompok menggunakan media sosial dan sosialisasi secara langsung untuk memperkenalkan dan mewariskan budaya Gendang Belek pada kalangan anak muda di Desa Giri Madia.
BAB III PEMBAHASAN
Masyarakat di Desa Giri Madia, memiliki komitmen sosial. Sebagaimana diketahui bahwa dari hasil temuan peneliti di lapangan, perkembangan kesenian Gendang Belek di desa Giri Madia tidak terlepas dari dukungan serta interaksi masyarakat dalam melestarikan Gedang Belek. Anggota kelompok Gendang Belek dan masyarakat memiliki peranan penting dalam keberlangsungan kesenian ini ke depannya serta bertanggung jawab untuk tetap melestarikannya agar terus dapat dinikmati oleh generasi-generasi berikutnya.
Sementara dalam Psikologi, sebagaimana yang dipopulerkan Geert Hoefstede, budaya diartikan tidak sekedar respon dari pemikiran manusia atau
“programming of the mind”, melainkan juga sebagai jawaban atau respon interaksi antar manusia yang melibatkan pola-pola tertentu sebagai anggota kelompok dalam merespon lingkungan tempat manusia itu berada. Definisi ini
menekankan pada dasarnya manusia sebagai individu memiliki pemikiran, karakteristik, sudut pandang, atau image yang berbeda. Perbedaan itu pada dasarnya muncul dari hubungannya dengan individu lain.32
Berdasarkan hasil observasi, wawancara di lapangan peneliti memperoleh data mengenai “Sreategi komunikasi Kesehe dalam melestarikan Gendang Belek pada kalangan anak muda di desa Giri Madia” namun sebagai langkah awal terlebih dahulu peneliti akan memaparkan mengenai bentuk interaksi dan praktik- praktik ketua kelompok Kesehe Gendang Belek dan anggota kelompok.
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi).
Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.33 Di samping wawancara, penelitian juga melakukan metode observasi, teknik observasi yang dilakukan peneliti yaitu dengan secara langsung mengamati strategi komunikasi yang digunakan dalam melestarikan Gendang Belek pada kalangan anak muda di Desa Giri Madia Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat. Observasi yang dilakukan peneliti yaitu terlibat langsung dalam kegiatan saat kelompok Gendang Belek Terune Jaye diundang dalam acarara nyongkolan di Desa Giri Madia Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat.
32 ibid, hlm 16.
33 Uma Sekaran, Metodelogi Penelitian (Jakarta: Salemba Empat 2006), hlm 47-48.
Isu-isu keberlangsungan kelompok Gendang Belek di Desa Giri Madia Kecamatan Lingsar.
A. Strategi Komunikasi dalam Menarik Minat Bersama
Pada konteks studi kasus Kesehe di Desa Giri Madia Kecamatan Lingsar isu-isu keberlanjutan organisasi merupakan hal yang dikatakan penting. Hal ini bergantung pada sebagian besar faktor komitmen, wawancara dengan bapak ketua Kesehe mengatakan sebagai berikut: “Dalam rangka membangun solidaritas antar personil dan masyarakat kami juga rutin mengadakan latihan untuk membangun komitmen antar anggota sekali sebulan atau dua kali sebulan dan mempersilahkan masyarakat untuk hadir jika ingin menyaksikan kami dalam berlatih”. Selanjutnya sejumlah anggota yang peneliti wawancara juga mengatakan komitmen atau niat juga dinyatakan penting untuk mendukung keberlanjutan organisasi Gendang Belek ini”. Khairul salah satu anggota yang peneliti wawancara hari Senin tanggal 15 Maret 2021 di rumahnya menyatakan sebagai berikut: ”Hal ini kami lakukan juga dalam rangka menjaga silaturrahmi, kekompakan, keahlian serta niat dan rasa bangga karena ikut andil dalam tradisi melestarikan Gendang Belek”.
Saat penulis bandingkan wawancara-wawancara tadi dengan hasil observasi maka ada kemiripan bahwa niat kuat dan komitmen merupakan faktor penting dalam keberlanjutan Gendang Belek, tadi juga penulis amati dalam observasi saat pertama kali turun ketika mereka sedang diundang dalam salah satu acara nyongkolan yang diadakan oleh seorang warga di Desa Giri Madia.
Hasil observasi menyatakan bahwa: pak ketua berkata” Inget nanti jam empat kita sudah ada di sini dan bersiap-siap untuk jalan nyongkolan dan inget jangan pada telat karena ini bukan tempat latihan yang kalian bebas datang sesuka kalian”. Ungkapan pak ketua tadi memberikan dorongan pada para anggota untuk rajin serta mempunyai komitmen untuk tepat waktu. Saat pak ketua mengatakan hal itu pak ketua mengangkat tangan ke depan dan menunjuk ke atas dan ke depan serta matanya agak dibesarkan yang dalam bahasa nonverbal dapat diartikan bahwa pokoknya jangan datang terlambat karena ini kita diundang bukan latihan yang bisa kalian remehkan.
Hasil wawancara pak ketua dan anggota yang mengenai niat kuat komitmen untuk melanjutkan organisasi kelompok Kesehe sayangnya tidak sesuai dengan observasi yang saya lakukan terhadap perilaku anggota pada hari Senin 15 Maret 2021 di rumahnya pak ketua sebagai berikut nukilan observasi saya. Dani yang diwawancarai berikutnya mengatakan niat merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam membangun sebuah organisasi kelompok untuk keberlangsungan serta kesuksesan kelompok kedepannya. Hanya saja pada saat peneliti wawancarai Dani pada waktu itu datang terlambat dengan melangkah santai, meringis dan tanpa rasa bersalah dia beranjak ke tengah-tengah anggota lainnya yang sudah terlebih dahulu standby sebelum dirinya, tanpa menghampiri ketua Kesehe untuk meminta maaf terlebih dahulu. Selanjutnya perilaku tidak konsisten Dani mengenai ucapan niat dan perbuatan yang terlambat dan merasa bersalah itu sayang sekali juga muncul dalam pengamatan-pengamatan berikutnya oleh anggota-
anggota lain seperti,Opan, Idi, Bayu, Faisal, Sahman yang juga datang terlambat. 34
B. Strategi Komunikasi Dalam Menjaga Ikatan Sosial
Strategi komunikasi adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan dan menjadi panduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi contohnya seperti latihan rutin dan pada saat perform untuk mencapai suatu tujuan. Strategi komunikasi dilakukan dalam beberapa tahapan:
a. Mengenali khalayak, khalayak aktif komunikator dan komunikan terjadi hubungan dan juga saling mempengaruhi.
b. Menyusun pesan, menentukan tema dan materi. Membangkitkan perhatian dalam komunikasi ialah membangkitkan perhatian dari khalayak terhadap pesan yang disampaikan.
c. Menetapkan metode, cara pelaksanaan dan bentuk isinya.
d. Pemilihan media komunikasi, kita dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang disampaikan dan teknik yang dipergunakan, karena masing-masing medium mempunyai kelemahannya sendiri sebagai alat.35
Setelah peneliti amati media komunikasi yang disebutkan di atas konten- konten yang di apload dalam channel Youtobe maupun Facebook lebih banyak tentang kecimol dibandingkan dengan video Gendang Belek.
34 Wawacara Peneliti Dengan Kelompok Gendang Belek Giri Madia ,15 Maret 2021.
35 Junaidi ,Komunikasi praktis writing and speaking skills, Strategi komunikasi:
pengertian dan ruang lingkup http://www.komunikasipraktis.com/2015/10/strategi-komunikasi- pengertian-dan.html/m=1, diakses pada tanggal 26 Desember 2020, pukul 04:00.
Begitupun dengan media Facebooknya konten-konten yang di apload lebih banyak tentang banjar, konten pribadi dan sedikit sekali menggunakan caption yang menerik. Bahkan yang peneliti dapatkan ada beberapa foto yang diapload di Facebook yang hanya menggunakan link Youtobe saja tanpa di tambahkan caption menarik. Agar yang membacanya merasa tertarik untuk menonton bahkan ikut serta dalam kelompok Gendang Belek di Desa Ggiri Madia. Namun kolom komentar terlihat bagus karena di setiap komentar yang peneliti temukan admin rajin membalas komentar dari akun Facebooknya. Dan memberikan komentar yang bernada mengajak untuk menonton dan mensuport setiap postingannya dengan cara like, komentar, share,dan lain sebagainya seperti yang ada pada gambar berikut ini:
Gambar: Tampilan screensoot komentar dalam media social Facebook
Gambar: tampilan Facebook dari kelompok Gendang Belek Desa Giri Madia.
Sumber: http://wwwFacebook.com/pajry.chemul
Gambar: tampilan Youtobe dari kelompok Gendang Belek Desa Giri Madia.
Sumber: http://youtu.be/NfVccf4tHkc
Analisis interaksi untuk ikatan sosial lewat channel Youtobe dan Facebook di atas cocok dengan kajian bahwa Budaya dan komunikasi tidak dapat dipisahkan, karena budaya tidak hanya menentukan siapa bicara siapa, tentang apa dan bagaimana komunikasi berlangsung. Tetapi budaya juga turut menentukan orang yang menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan dan kondisi-kondisinya, untuk mengirim, dan menafsirkan pesan.
Seluruh perbedaan perilaku kita sangat tergantung pada budaya kita dibesarkan. Konsikuensinya, budaya merupakan landasan komunikasi. Bila budaya beraneka ragam, maka beragam pula praktik-praktik komunikasi.36 a. Hubungan antara Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan
Manusia, masyarakat, dan kebudayaan merupakan kesatuan yang tidak dapat lagi dipisahkan dalam arti yang utuh. Ketiga unsur inilah kehidupan mahluk sosial berlangsung.
Masyarakat tidak dapat dipisahkan dari manusia karena hanya manusia saja yang hidup bermasyarakat, yaitu hidup bersama-sama dengan manusia lain dan saling memandang sebagai penanggung kewajiban dan hak. Sebaliknya manusia tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Seorang manusia yang tidak pernah mengalami hidup bermasyarakat, tidak dapat menunaikan bakat-bakat manusianya, yaitu mencapai kebudayaan. Dengan kata lain di mana orang hidup bermasyarakat, pasti akan timbul kebudayaan.37
36 Heni Gustini Nuraeni, Studi Budaya di Indonesia,(Bandung, CV Pustaka Setia, 2012).
hlm, 20
37 Ibid, hlm 32-36.