PENDAHULUAN
RumusanMasalah
Bagaimana strategi memperkenalkan dan mentransmisikan budaya Gendang Belek kepada generasi muda di Desa Giri Madia Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat. Untuk mengetahui lebih jauh tanggapan pemuda terhadap pementasan Belek Gendang di Desa Giri Madia Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombak Barat. Mempelajari dan mendeskripsikan pertunjukan kesenian Gendang Belek dikalangan pemuda Desa Giri Madia Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat.
Diharapkan penelitian yang telah dihasilkan dapat bermanfaat sebagai bahan referensi kesenian Gendang Belek: “Giri Madia” di Desa Giri Madia selanjutnya Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat. Bedanya, peneliti sebelumnya membahas bentuk dan fungsi, sedangkan penelitian penulis tahun 2020 yang bertempat di Desa Giri Madia Lombok Barat membahas strategi komunikasi untuk melestarikan Gendang Belek. Dalam hal ini menjadi artikel akademis populer tentang strategi komunikasi pelestarian gendang belek di kalangan pemuda di Desa Giri Madia, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat.
Pengamatan yang dilakukan peneliti adalah kegiatan pada saat rombongan Gendang Belek Terune Jaye diundang dalam acara nyongkolan dan akad nikah di Desa Giri Madia Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat. Strategi komunikasi yang dilakukan gendang belek Terune Jaye untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya Gendang belek kepada generasi muda di Desa Giri Madia Kec. Sehingga yang membaca ini tertarik untuk menonton bahkan ikut serta dalam Kelompok Gendang Belek di Desa Ggiri Madia.
Selain media sosial, kami juga menggunakan teknik sosialisasi untuk menyajikan, menyampaikan, melestarikan dan menarik minat pemuda terhadap pelestarian budaya Gendang Belek Terune Jaye di desa Giri Madia. Dari hasil wawancara yang diperoleh peneliti dalam implementasi strategi komunikasi pelestarian dan pengenalan gendang gendang di desa Giri Madia Kec. Presiden dan wali Lombok Barat bersama anggota kelompok menggunakan media sosial dan sosialisasi langsung untuk memperkenalkan dan menyampaikan budaya Gendang Belek kepada pemuda desa Giri Madia.
Pengamatan peneliti terjun langsung dalam kegiatan saat rombongan Belek Terune Jaye Gendang diundang dalam acara nyongkolan di Desa Giri Madia Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat. Strategi komunikasi Kesehe dalam konservasi gendang di Desa Giri Madia Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat. Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang dilakukan kelompok Gendang Belek di desa Giri Madia diterima dengan baik oleh para pemuda di desa Giri Madia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikasi antara kelompok Gendang Belek dengan masyarakat desa Giri Madia.
Tujuan Manfaat
Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kawasan pedesaan Desa Giri Madia, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Karena lokasi penelitian Gendang Belek strategis dan mudah dijangkau, wisatawan dapat dengan mudah menemukan dan mengunjungi lokasi penelitian. Karena kesenian Gendang Belek yang ada di desa ini unik dan layak untuk ditampilkan dan diwariskan kepada generasi selanjutnya, sehingga dapat dilestarikan.
Telaah Pustaka
Tesis ini dan penelitian penulis memiliki kesamaan, yaitu berkaitan dengan budaya Gendang Belek dan teknik pengumpulan data. Waktu dan lokasi penelitian Mirza Septian Maulana dilakukan pada tahun 2016 di Desa Kopang Rembige Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah. Waktu dan lokasi penelitian Sulistiawati dilakukan pada tahun 2013 di Cilokaq Patimura, Desa Gerantung Praya Tengah, Lombok Tengah.
Skripsi oleh Suriani, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Universitas Mataram, berjudul “Analisis Struktural Lagu Sorong Serah Aji Krame dalam Upacara Pernikahan Suku Sasak di Desa Telagawaru Kecamatan Praya Tengah”, 9 Tesis ini membahas analisis lagu Strumon Lagu Asakurong pada Suku Sasak. y di Desa Telagawaru Praya, Lombok Tengah, Lombok Tengah dan jenis penelitian ini adalah analisis struktural dengan pendekatan struktur naratif. Waktu dan lokasi penelitian Sulistiawati dilakukan pada tahun 2014 di Desa Telagaharu, Praya Tengah, Lombok Tengah. Sedangkan penelitian penulis tahun 2020 yang bertempat di Desa Giri Madia Lombok Barat.
9 Suriani, “Analisis Struktural Tembang Sorong Serah Aji Krama dalam Upacara Pernikahan Suku Sasak di Desa Telagawaru Kecamatan Praya Tengah”, (Skripsi, Fakultas Bahasa, Sastra Indonesia dan Sastra Daerah, Universitas Negeri Mataram, Mataram, 2014).
Kerangka Teori
Oleh karena itu, seluruh data yang diperoleh di lapangan baik berupa observasi maupun wawancara akan dianalisis agar dapat membuat gambaran bagaimana strategi komunikasi dalam pelestarian gendang belek di kalangan pemuda desa Giri Madia. Mahmud selaku ketua panitia Gendang Belek Terune Jaye mengatakan “media sosial seperti Facebook dan Youtobe kami gunakan untuk memperkenalkan, menyampaikan, melestarikan dan menarik minat generasi muda dalam melestarikan Budaya Gendang Belek Terune Jaye di desa Giri Madia”. Sebagaimana diketahui dari temuan peneliti lapangan, perkembangan kesenian Gendang Belek di desa Giri Madia tidak terlepas dari dukungan dan interaksi masyarakat dalam pelestarian Gedang Belek.
Sosialisasi kali ini merupakan bagian penting dari pelestarian dan pelestarian Gendang Belek di desa Giri Madia, wawancara dengan anggota Kesehe Gendang Belek “Selain media sosial, kami juga menggunakan teknik sosialisasi untuk memperkenalkan, menyampaikan, melestarikan dan menarik minat generasi muda terhadap pelestarian budaya Gendang Belek Terune Jaye di desa Giri Madia. Bahwa untuk menarik minat generasi muda terhadap pelestarian gendang belek, Kesehe melakukan hal tersebut dengan cara menunjukkan. Komunitas panjang kelompok Gendang Belek dan desa Giri Madia masyarakat telah membuat ikatan sosial antara keduanya sangat erat dan tidak terpisahkan.
Kelemahan yang peneliti temukan dalam strategi komunikasi untuk melestarikan kelompok Gendang Belek Terune Jaye di Desa Giri Madia adalah kurangnya kreativitas anggota dalam memilih caption dan gambar untuk diposting di media yang mereka miliki.
Metodologi Penelitian
Sistimatika Pembahasan
PAPARAN DAN TEMUAN DATA
Sejarah Desa Giri Madia
Desa Giri Madia merupakan salah satu dari 11 desa di Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat yang merupakan desa pemekaran dari Desa Duman. Berawal dari keinginan masyarakat yang mengharapkan adanya peningkatan kualitas pelayanan publik, mengingat pusat administrasi kota induk (Duman) cukup jauh, sekitar 8 km dari Dusun Kebun Baru. Atas dasar itulah tokoh masyarakat dusun Kebun Baru, Leong dan Montong Galur mengadakan musyawarah tentang rencana pemekaran atau pemisahan wilayah dari Desa Duman.
Hal itu sebagai suara setelah rapat yang dilakukan masyarakat Dusun Kebun Baru, Dusun Leong dan Dusun Montong Galur menggelar pembahasan rencana pemekaran wilayah atau pemekaran dari desa Duman. Ibarat berpelukan, warga Dusun Kebun Baru menggelar pertemuan, Dusun Leong dan Dusun Montong Galur membahas rencana pemekaran atau pemekaran wilayah. Bagaikan belaian setelah musyawarah bersama dengan pemerintah desa Duman, saat ketua dijabat oleh bpk.H.
Menurut kamus bahasa Kawi (Jawa Kuna) Giri artinya gunung atau pegunungan, Madia artinya berada di tengah, jadi Giri Madia adalah daerah atau kawasan yang terletak di daerah pegunungan yang dikelilingi oleh beberapa bukit. Jadi masyarakat Giri Madia terdiri dari lima desa yaitu Leong, Montong Galur, Awang Madia, Dusun Kebun Baru dan Montong Lisung yang disingkat (LE KEBA AMA MONGA MONLI) yang artinya LE artinya Leong, KEBA artinya Kebun Baru, AMA artinya Awang Madia MONGA dan artinya Montong0% penduduk, dari MontongLIur, dia Desa bekerja sebagai petani kebun GIRI = RELIGIUS dan kata MADIA artinya M = maju A = percaya diri D = tenang I = cantik A = dapat diandalkan. Dan sebagai kelanjutan dari pemerintah daerah, pada tanggal 17 April 2010 terbentuk desa persiapan Giri Madia dengan Surat Keputusan Bupati Lombok Barat Nomor: 807/23/BPMPD/2010 dan pada hari Kamis tanggal 20 Mei 2010.
Bapak Dr. H. Zaini Aroni selaku Pemkab Lombok Barat yang langsung melantik 15 perangkat kepala desa yang sedang mempersiapkan pemekaran Desa Kabupaten Lombok Barat sebagai pejabat sementara. Awal perjalanan penyelenggaraan pemerintahan desa, mengingat desa persiapan Giri Madia belum memiliki kantor desa yang tetap, untuk sementara oleh seorang warga bernama Bpk. Lajmani yang sangat baik memberikan ijin untuk menempati salah satu rumahnya sebagai Kantor Desa untuk persiapan Giri Madia.
Zaini Aroni, Desa Persiapan Giri Madia harus memiliki kantor tetap/tetap tidak lebih dari dua tahun dari peruntukan.
Letak Geografis
Kantor desa yang terletak di kawasan Dusun Leong, sekaligus sebagai pusat pemerintahan, memiliki luas sekitar 33,25 Km persegi/366 Ha, yang terdiri dari sawah tadah hujan seluas 5 Ha, perkebunan seluas sekitar 100 Ha, pemukiman penduduk sekitar 11 Ha, dll. 250 Ha. Data peta jumlah jiwa dan keluarga pada setiap dusun di Desa Giri Madia Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat dijelaskan.
Data Jumlah Jiwa Dan Kartu Keluarga Di setiap Dusun Di
Untuk menarik minat anak muda agar mau atau tertarik untuk mengikuti grup Gendang Belek Terune Jaye, kami selaku pengurus dan anggota grup Gendang Belek Terune Jaye membuat channel youtube dan akun facebook. Tahap selanjutnya adalah pementasan, biasanya saat ada acara dan mereka diundang oleh pihak penyelenggara yang ingin menyewa grup Gendang Belek Terune Jaye untuk tampil di acara mereka. Dan alhamdulillah sosialisasi ini juga bisa menarik minat para pemuda dan ikut mendaftarkan mereka menjadi anggota Gendang Belek Terune Jaye.” 31.
Berdasarkan hasil observasi, wawancara di lapangan, peneliti memperoleh data tentang “strategi komunikasi keshehe dalam pelestarian Gendang Belek di kalangan pemuda di desa Giri Madia”, namun sebagai langkah awal peneliti akan menjelaskan terlebih dahulu bentuk-bentuk interaksi dan praktik dari ketua kelompok dan anggota kelompok Kesehe Gendang Belek. Salah satunya dengan mengajak masyarakat dan generasi muda untuk mensosialisasikan tentang manfaat dan keuntungan mengikuti kelompok kesenian seperti gendang belek. Etika komunikasi dan kerukunan yang ditunjukkan oleh anggota kelompok Gendang Belek dan masyarakat Desa Giri Madia dapat menjadi contoh bagi masyarakat Lombok yang majemuk dengan perbedaan budaya di dalamnya, sehingga dapat menciptakan dan menjaga komunikasi dan keharmonisan.