Acquiring Cost
Referensi
ICMR +
-Marjin
Keuntungann Overhead
ECRI Cost
Setelah mendapatkan Referensi Marjin Keuntungan maka Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan yaitu :
1. Profit Sharing :
N is bah B agi H asil Bank =
2. Revenue Sharing :
Rcfcrcnsi M arjin Keuntungan Perkiraan Keuntungan
. . . Perkiraan pendapatan + Referensi Matjin Keuntungan Ntsbah Bagt Hastl Bank = p k. p . p · aJ
er traan enenmaan enJu an
Nisbah Bagi Hasil Nasabah = 100 - Nisbah Bagi Hasil Bank
16
2.1.3. Suku Bunga Pinjaman
Menurut Kasmir (2002), bunga bank dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar oleh bank kepada nasabah (yang memiliki simpanan), dan juga yang harus dibayar oleh nasabah (nasabah yang memperoleh pinjaman) kepada bank.
Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada dua macam bunga yang diberikan kepada nasabah yaitu :
1). Bunga Simpanan
Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan, dan bunga deposito.
2). Bunga Pinjaman
Bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank sebagai contoh bunga kredit.
Dalam prakteknya, suku bunga simpanan dan suku bunga ptnJaman keduanya saling mempengaruhi . Jika terjadi kenaikan suku bunga simpanan maka akan diikuti pula dengan kenaikan suku bunga pinjaman dan begitu pula dengan sebaliknya. Biasanya suku bunga pinjaman lebih besar daripada suku bunga simpanan. Hal inidikarenakan bank ingin mendapatkan spread (selisih) dari suku bunga tersebut yang kemudian akan menjadi pendapatan bagi bank.
Untuk menentukan besar kecilnya suku bunga kredit yang akan diberikan
17
1) Total Biaya Dana (Cost of Loanable Funds)
Total biaya yang dikeluarkan oleh bank setelah diperhitungkan ketentuan cadangan likuiditas wajib (reserve requirement). Perhitungan tnt
memperlihatkan berapa besar sesungguhnya biaya dana bank atas dana yang dihimpun setelah dikeluarkan bagian untuk cadangan likuiditas wajib untuk selanjutnya disalurkan dalam bentuk kredit. Semakin besar jumlah cadangan yang ditahan maka akan semakin meningkatkan jumlah biaya dana bank karena semakin kecil jumlah yang dapat disalurkan.
2) Selisih (Spread)
Spread ialah selisih antara biaya dana (borrowing rate) dengan tingkat bunga
kredit (lending rate) atau selisih antara bidding rate dan offering rate yang sering digunakan dalam transaksi pasar uang.
3) Biaya Overhead
Komponen biaya yang diperhitungkan dalam biaya overhead adalah semua biaya yang dikeluarkan bank dalam kegiatan penghimpunan dana dari berbagai sumber yang menjadi beban rugi laba antara lain adalah beban personalia, administrasi dan umum, dan beban lainnya.
4) Premi Risiko
Premi risiko dapat diketahui dari pengalaman bank dalam pengelolaan kredit
yaitu dengan melakukan penilaian atas kualitas kredit. Semakin besar jumlah
kredit yang masuk dalam kelompok kredit bermasalah maka semakin tinggi
18
5) Pajak
Pajak merupakan suatu beban yang harus dibayarkan oleh bank kepada pemerintah. Untuk menurunkan pajak yang harus dibayar maka bank dapat menyalurkan dana pihak ketiga yang ada dalam bentuk kredit sehingga pajak yang akan dikenakan kepada bank lebih kecil dibandingkan dana pihak ketiga tertahan di bank.
Menurut Chapra (2000) suku bunga kredit merupakan salah satu faktor yang dapat menghambat suatu usaha karena dengan tingkat suku bunga yang tinggi tentunya akan menghambat laju usaha yang produktif. Sedangkan jika tingkat suku bunga terlalu rendah akan mendorong investasi yang tidak produktif.
Dalam sistem perbankan konvensional, suku bunga dari s1s1 simpanan/deposit maupun pinjaman telah ditetapkan terlebih dahulu dengan mempertimbangkan biaya dana dan perkiraan bahwa kegiatan disektor riil akan memberikan tingkat pengembalian tertentu, bukan berdasarkan realisasi tingkat pengembalian di sektor riil. Dengan sistem pinjaman yang telah ditetapkan terlebih dahulu dan umumnya dengan suku bunga yang tetap, bank tidak mungkin meningkatkan suku bunga pinjaman, karena akad pinjaman dengan suku bunga tetap.
Ketika bank harus meningkatkan suku bunga simpanan/deposito yang
antara lain untuk menjaga likuiditas bank dan mengantisipasi kenaikan nilai tukar
valuta asing, maka bank berpotensi untuk mengalami selisih negatif (negative
)9
yang fleksibel. Selisih negatif mungkin tidak terjadi, tetapi bank mengalami negative net interest margin. Hal ini dapat terjadi walaupun tingkat bunga yang
dibayarkan pemakai dana kepada bank masih lebih besar dari tingkat bunga yang harus diberikan bank kepada penabung. Bila bank enggan menyalurkan kredit maka jumlah dana yang dihimpun bank akan jauh lebih besar dari dana yang disalurkan (kredit ), sehingga bank akan memperoleh penerimaan bunga total yang lebih kecil dari pengeluaran biaya bunga total yang hams dibayarkan kepada nasabah penabung.
Satu hal penting yang perlu dipertimbangkan adalah perlunya suku bunga
pinjaman yang fleksibel, yakni mengikuti perkembangan yang terjadi di sektor
riil . Artinya suku bunga yang hams dibayarkan oleh debitur ditentukan sesuai
dengan realisasi rate of return yang terjadi di sektor riil, bukan perkiraan. Hasil
keuntungan tidak ditentukan terlebih dahulu {predetermined) dan tidak
berdasarkan biaya dana (cost of fund). Dengan cara seperti ini, diharapkan bank
dapat terhindar dari negative spread. Suku bunga fleksibel seperti ini mempakan
sistem bagi hasil yang diterapkan oleh sistem perbankan syariah. Namun dalam
mencapai tujuan yang diinginkan oleh bank islam, pembiayaan sebaiknya juga
melihat s uku bunga yang ditetapkan Bank Indonesia yang akan mempengaruhi
ha sil keuntungan pengusaha, dan menjadi tolak ukur pembagian nisbah pada bank
syariah.
20
2.1.4. Keseimbangan Pasar Uang: Kurva LM a. Kurva yang menunjukkan L = M
Keseimbangan pasar uang digambarkan oleh kurva LM. Sesuai namanya, kurva LM menunjukkan L = M, di mana:
L, adalah jumlah likuiditas (uang) dalam perekonomian yang diedarkan oleh bank sentral.
M adalah jumlah uang (money) yang ingin dipegang oleh masyarakat.
Permintaan uang berdasarkan motifnya dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
I. Permintaan uang untuk melakukan transaksi, disebut Md (tr);
2. Permintaan uang untuk spekulasi, disebut Md (sp );
3. Permintaan uang untuk berjaga-jaga, disebut Md (pr).
Sehingga dapat dirumuskan:
Md = Md (tr) + Md (sp) + Md (pd Oleh karena Ms = Md, maka dapat ditulis pula:
!Ms = Md = Md (tr) + Md (sp) + Md (pr~
Perlu diingat bahwa jumlah uang Ms maupun Md belum menggambarkan
daya beli uang tersebut karena belum diketahui harga-harga umum yang
berlaku . Oleh karena itu untuk menggambarkan daya beli uang maka nilai
nominal Ms dan Md harus dibagi dcngan harga sehingga mcnunjukkan real
money supply (Ms/P) dan real money demand (1\1d/.P). Kurva keseimbangan
21
Grafik 2.1.
Dalam dokumen
(Periode Maret 2003 - Maret 2008) - IBS Repository
(Halaman 31-37)