• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Hasil Penelitian Relevan

2. Defenisi Operasional

macam kebutuhan, seperti (1) keinginan yang hendak dipenuhinya; (2) tingkah laku; (3) tujuan; (4) umpan balik.37

Maslow, sebagai tokoh motivasi aliran humanisme, menyatakan bahwa kebutuhan manusia secara hierarkis semuanya laten dalam diri manusia. Kebutuhan tersebut mencakup kebutuhan fisiologis (sandang- pangan), kebutuhan rasa aman (bebas bahaya), kebutuhan kasih sayang, kebutuhan dihargai dan dihormati, dan kebutuhan aktualisasi diri.

Aktualisasi diri, penghargaan atau penghormatan, rasa memiliki, dan rasa cinta atau sayang, perasaan aman, dan tentram merupakan kebutuhan fisiologis mendasar.

Teori ini dikenal sebagai teori kebutuhan (needs), yang digambarkan secara hierarkis, seperti berikut:38

Sumber : Stephen P. Robbins, 1996: 214 Gambar: 2.1 Hierarki Kebutuhan Maslow

Dari definisi teori motivasi tersebut, dapat diketahui bahwa belajar terjadi apabila seseorang mempunyai keinginan atau kemauan untuk melakukan suatu kegiatan atau tindakan dalam rangka mencapai tujuan

37Hamzah B. Uno, ibid. h. 5.

38Hamzah B. Uno, ibid. h. 6.

Aktualisasi Diri Penghargaan/Penghormatan Rasa Memiliki dan Rasa Cinta/Sayang

Perasaan Aman dan Tenteram Kebutuhan Fisiologis

tertentu. Belajar merupakan konsep hipotesis untuk suatu kegiatan yang dipengaruhi oleh persepsi dan tingkah laku seseorang untuk mengubah situasi yang tidak memuaskan atau tidak menyenangkan.

Belajar merupakan dorongan dan kekuatan dalam diri seseorang untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin dicapainya. Dalam pengertian belajar memiliki dua aspek, yaitu adanya dorongan dari dalam dan dari luar untuk mengadakan perubahan dari suatu keadaan pada keadaan yang diharapkan, dan usaha untuk mencapai tujuan tertentu.

Pembelajaran yang tinggi pada anak dapat tercipta apabila kondisi keluarga ditandai dengan adanya inetgritas dan tenggang rasa yang tinggi antar anggota keluarga. Hal ini akan menyebabkan anak memandang orang tua sebagai figur yang berhasil atau orang tua yang dapat dipercaya.

Kondisi keluarga yang demikian dapat membuat anak menjadi lebih percaya dalam membentuk seluruh aspek dalam dirinya, karena ia mempunyai model yang dapat dipercayai. Anak juga merasa bahwa dirinya mendapatkan dukungan dari kedua orang tuanya dalam menghadapi masalah, sehingga ia menjadi tegas dan efektif dalam memecahkan masalah, tingkat kecemasan mereka menjadi berkurang dan menjadi lebih bersikap positif serta realitas dalam memandang lingkungan dan dirinya.

Seperti salah satu contoh siswa yang ada di SDN Bekasi Jaya XV Kota Bekasi, setelah peneliti mengadakan pengamatan di dalam kelas ketika proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, ada beberapa siswa yang menganggap dirinya tidak memahami pembelajaran, dan itu peneliti

lihat secara langsung di dalam kelas. Ketika guru PAI meminta siswa kelas 6 untuk menuliskan ayat Al-Qur‟an di depan kelas, maka siswa tersebut menolaknya, dengan alasan karena tulisannya kurang bagus. Mungkin hal tersebut dilandasi dari beberapa pengalaman yang ia dapatkan dari lingkungan atau teman-temannya. Karena pada dasarnya pembelajaran terbentuk karena adanya interaksi antara individu dengan lingkungan disekirat siswa.

Jadi, belajar siswa adalah gambaran individu tentang dirinya sendiri yang diperoleh melalui interaksi dengan lingkungannya. Indikator belajar meliputi : pencarian identitas diri, kepuasan diri, interaksi sosial, peranan atau fungsi selaku anggota keluarga, penampilan dan keadaan tubuhnya.

Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi. Implementasi pembelajaran dalam hal ini meliputi 2 (dua) hal: (1) mengetahui apa yang akan dipelajari; dan (2) memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari.

Dengan berpijak pada ke dua unsur motivasi inilah sebagai dasar permulaan yang baik untuk belajar. Sebab tanpa motivasi (tidak mengerti apa yang akan dipelajari dan tidak memahami mengapa hal itu perlu dipelajari) kegiatan belajar mengajar sulit untuk berhasil.

Berdasarkan teori-teori pembelajaran yang telah dikemukakan dapat disimpulkan, bahwa motivasi merupakan suatu dorongan yang

timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku atau aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya. Dengan sasaran sebagai berikut: (a) mendorong manusia untuk melakukan suatu aktivitas yang didasarkan atas pemenuhan kebutuhan. Dalam hal ini, motivasi merupakan motor penggerak dari setiap kebutuhan yang akan dipenuhi, (b) menentukan arah tujuan yang hendak dicapai, dan (c) menentukan perbuatan yang harus dilakukan.

Atau dapat pula disimpulkan bahwa pembelajaran adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku, yang mempunyai indikator sebagai berikut: (1) adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan, (2) adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiata, (3) adanya harapan dan cita-cita, (4) penghargaan dan penghormatan atas diri, (5) adanya lingkungan yang baik, dan (6) adanya kegiatan yang menarik.

Penelitian tentang implementasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam memang perlu di perhatikan karena di SDN Bekasi Jaya XV Kota Bekasi, tepatnya sekolah umum sangat sedikit pertemuan tatap muka untuk materi Pendidikan Agama Islam. Mulai dari teori dan permasalahan yang ada di tempat penelitian, sehingga hal-hal yang berhubungan dengan implementasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Bekasi Jaya XV Kota Bekasi, layak untuk dilakukan sebagai tempat penelitian.

57 A. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada perumusan masalah penelitian, maka penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri Bekasi Jaya XV Kota Bekasi.

2. Untuk mengetahui strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri Bekasi Jaya XV Kota Bekasi.

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat implementasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri Bekasi Jaya XV Kota Bekasi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Dokumen terkait