• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesimpulan

Dalam dokumen PENGELOLAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL (Halaman 44-72)

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan

informasi, maka kesimpulan tersebut ditentukan menjadi kesimpulan yang andal.

31

1. Profil PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar

PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar mempunyai wilayah kerja mencakup 3 wilayah provinsi yakni Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat. Luasnya lebih dari 62 ribu km2. Melihat keadaan geografis dan potensi SDA, penyediaan tenaga listrik dapat dikembangkan sangat beraneka ragam. Berdasarkan kajian yang dilakukan, saat ini jenis pusat pembangkit listrik yang dimiliki PLN untuk Wilayah Sulselrabar meliputi PLTA (termasuk Minihidro), PLTU dan PLTG. Sedangkan untuk operasional dan pelayanan, 1 PT.

PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar membawahi 9 unit wilayah (Makassar, Pare-Pare, Watampone, Pinrang, Bulukumba, Palopo, Kendari, Bau- bau, serta Mamuju. ), 3 unit Sektor Pembangkitan (Tello, Bakaru serta Kendari), Unit 1 Unit Area Pengatur dan Penyaluran Beban (AP2B) sistem Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan 1 unit Area Pengatur Distribusi (APD) Makassar.

Dalam melaksanakan fungsinya, PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar bertujuan untuk membangkitkan penyaluran dan pendistribusian tenaga listrik serta mendorong peningkatan kegiatan ekonomi, mencari keuntungan dalam rangka membiayai pembangunannya dan menjadi perintis di bidang kegiatan usaha penyediaan ketenagalistrikan yang belum dilaksanakan oleh swasta dan koperasi Sulselrabar. Dengan wilayah kerja begitu luas dan jumlah pelanggan sampai sekarang telah mencapai kurang lebih 1,7 juta

33

pelanggan. Hal ini menjadi tantangan karena masih diberati dengan misi sosial untuk menyejahterakan rakyat dan harus mencari keuntungan sebagai ciri perusahaan yang berkembang.

2. Visi,Misi dan Moto Perusahaan a. VisiPerusahaan

Menjadi Perusahaan Listrik Terkemuka se-Asia Tenggara dan Pilihan Pelanggan #1 untuk Solusi Energi.

b. Misi Perusahaan

Sebagaimana dengan Anggaran Dasar PT. PLN (Persero), Misi Perusahaan ditetapkan sebagai berikut:

1) Menjalankan usaha ketenagalistrikan dan bidang lain terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham.

2) Menjadikan listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

3) Mengusahakan tenaga listrik menjadi penggerak kegiatan ekonomi.

4) Melaksanakan kegiatan usaha yang ramah lingkungan.

c. Motto Perusahaan

Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik 3. Struktur Organisasi Perusahaan

Untuk mencapai tujuan perusahaan, salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah organisasi yang baik. Organisasi yang baik adalah wadah atau nasehat untuk menggapai suatu tujuan. Agar tujuan ini dapat tercapai, harus ada sekelompok orang yang bekerja sama dalam wadah tersebut.

Struktur organisasi pada dasarnya menunjukkan hubungan antara wewenang, tanggung jawab, tugas dan jabatan personil dalam perusahaan. Jadi, hal yang harus ada dalam setiap organisasi ialah ada sekelompok orang, bekerja sama dengan satu niat untuk mencapai tujuan perusahaan. Karena itu, struktur organisasi dimaksudkan sebagai sarana pengendalian dan pengawasan menciptakan kesatuan dalam dinamika perusahaan.

Gambar 4.1 Struktur organisasi PT.PLN(Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar

(sumber: PT.PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar)

35

B. Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Corporate Social Responsibility memberikan wajah baru sebagai salah satu bentuk peduli perusahaan terhadap masyarakat untuk berkontribusi dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat dan juga lingkungan melalui pembangunan berkelanjutan. Dimana didefinisikan sebagai pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini tanpa mengurangi kemampuan masyarakat kelak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pelaksanaan program khususnya yang langsung menyentuh masyarakat selain memberikan manfaat tentu diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dari korporasi di mata masyarakat.

Arah tujuan masa depan perusahaan dalam mengelola program Corporate Social Responsibility akan berhasil apabila dilaksanakan sesuai dengan tahapan- tahapan fungsi manajemen. Dalam hal ini PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang terdiri dari Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pemberian motivasi (Motivating), Pengawasan (Controlling) dan Penilaian (Evaluating). Penjelasan masing-masing indikator akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan proses awal penentuan kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Perlu diingat bahwa perencanaan merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan. Mengingat perencanaan akan dilakukan kelak, maka dalam penyusunan

rencana harus memperhitungkan tujuan, kapasitas perusahaan, dan kemungkinan- kemungkinan yang akan muncul kelak. Oleh karena itu, perencanaan harus disusun secara detail mengenai pembiayaan, target waktu, target hasil, dan sistem yang akan digunakan nantinya. Melihat beragamnya kebutuhan masyarakat sekitar, maka harus menentukan secara matang terlebih dahulu rencana program Corporate Social Responsibility yang akan dilaksanakan sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat agar program tepat sasaran.

Pada dasarnya proses perencanaan memiliki langkah-langkah yaitu:

a) Menentukan tujuan perencanaan;

b) Menetapkan langkah untuk menggapai tujuan;

c) Mengembangkan dasar pemikiran kondisi masa depan;

d) Mengidentifikasi cara untuk mencapai tujuan;

e) Melaksanakan rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan informan Bapak Hasyim, selaku asisten manager Corporate Social Responsibility PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar menyatakan bahwa:

„‟…Mengenai program Corporate Social Responsibility yang telah dilaksanakan oleh PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar, ada banyak program, baik program yang bersifat perbuatan amal seperti memberikan bantuan bencana alam seperti banjir, kebakaran dan gempa bumi yang pemberian bantuannya tidak berdasarkan usulan proposal. Ada juga program yang bersifat pengembangan masyarakat yang pemberiannya berdasarkan usulan proposal yang diajukan ke PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar seperti bantuan sarana dan prasarana, baik berupa bangunan sekolah komputer, pelatihan dan lainnya. Yang pelaksanaannya sesuai dengan RKA (Rencana Kerja Anggaran) yang telah diusulkan dan disetujui sebelumnya berdasarkan usulan yang diajukan oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan…‟‟ (wawancara H, 1 Juli 2021) Dari hasil wawancara dengan informan bahwa program Corporate Social

37

Responsibility yang dilaksanakan sesuai dengan usulan bantuan yang diajukan oleh masyarakat. Prosedur pemberian bantuan program Corporate Social Responsibility dimulai dengan memproses surat pengantar dan proposal bantuan dana program yang ditujukan pada PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar. Setelah itu menunggu persetujuan dari PLN Pusat. Diketahui bahwa PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar hanya bertindak sebagai perantara dalam pengusulan program mengingat keputusan akhir ada di PLN Pusat. Apabila proposal yang diajukan disetujui dan sesuai program prioritas maka akan diproses sesuai ketentuan yang berlaku. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan baik antara pihak perusahaan dengan masyarakat.

Dimana sebelum program Corporate Social Responsibility direalisasikan terlebih dahulu dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang rencana kehadiran perusahaan. Penyuluhan tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang rencana perusahaan melaksanakan program Corporate Social Responsibility di wilayah tersebut. Dalam penyuluhan dijelaskan program Corporate Social Responsibility yang akan dilakukan. Kehadiran perusahaan di tengah-tengah masyarakat bukan sekedar “sinterkelas” yang hanya membagikan bingkisan kepada masyarakat pada momen-momen tertentu.

Setuju dengan tanggapan tersebut, Bapak Syahlan selaku staf Corporate Social Responsibility mengatakan:

„‟…Telah merealisasikan berbagai macam program Corporate Social Responsibility yang ditujukan kepada masyarakat, baik yang berada di sekitar perusahaan maupun yang berada di luar perusahaan. Dimana bantuan yang diberikan berdasarkan usulan proposal yang diajukan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan permintaan. Namun perlu kita ketahui tidak semua program yang diajukan oleh masyarakat terealisasi

karena dana yg terbatas, sehingga hanya beberapa program prioritas saja direalisasikan yng benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat…‟‟

(wawancara S, 1 Juli 2021)

Berdasarkan pernyataan informan dapat diketahui bahwa apapun bentuk program Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar hanya untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya meskipun tidak semua dapat terealisasikan. Perlu diketahui bahwa program Corporate Social Responsibility tidak hanya untuk meningkatkan citra positif atau menarik perhatian publik semata, tetapi dimaknai sebagai komitmen perusahaan untuk membantu lingkungan sosialnya.

Setiap perusahaan memiliki kebijakan dan cara tersendiri dalam menetapkan program Corporate Social Responsibility. Namun demikian, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan program Corporate Social Responsibility ialah pemenuhan kebutuhan skala prioritas di masyarakat, bukan pemenuhan sementara. Analisa harus dilakukan secara mendalam untuk menggali kebutuhan yang sebenarnya, bukan berdasarkan keinginan perusahaan atau keinginan sekelompok tokoh masyarakat. Penting untuk diingat bahwa masalah dan konflik sosial dapat dicegah dan dikurangi jika perusahaan menjalankan program Corporate Social Responsibility berdasarkan kesepakatan untuk bangkit bersama masyarakat. Dengan demikian, mendorong keterlibatan dan inisiatif masyarakat dalam mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi program Corporate Social Responsibility perusahaan sehingga mampu menjadikan masyarakat mandiri.

Selanjutnya kutipan wawancara penulis dengan masyarakat sebagai

39

berikut.

„‟…Iya memang benar PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar memberikan bantuan program Corporate Social Responsibility berupa Bantuan pemberdayaan masyarakat berbasis hidroponik (kampung sayur) yang diserahkan secara langsung. Dimana program yang diberikan sesuai dengan proposal program yang diusulkan …‟‟ (wawancara A, 3 Juli 2021) Kemudian bantuan program Corporate Social Responsibility juga dibenarkan oleh informan masyarakat yang mengatakan bahwa:

„‟…Memang benar kami mendapat bantuan program Corporate Social Responsibility dari PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar yaitu kampung sayur hidroponik untuk Wanita andalan mengaji yang diperuntukkan untuk masyarakat. Sebelum bantuan diberikan PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar datng ke lokasi melakukan survei untuk memastikan kelayakan diberikan bantuan Corporate Social Responsibility…‟‟ (Wawancara M, 4 Juli 2021)

Dari kutipan wawancara yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar telah memberikan bantuan program Corporate Social Responsibility yang diberikan untuk mendorong pemberdayaan masyarakat yang diharapkan bisa membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.

Kemudian wawancara dengan informan mengatakan bahwa:

„‟…Ya, sekolah kami memang benar menerima bantuan program Corporate Social Responsibility setelah sekolah mengajukan proposal dan berdasarkan survei memang memungkinkan untuk sekolah kami diberikan bantuan karena sekolah memang memerlukan komputer dan laptop.

Adapun bantuan yang diberikan terdiri dari 4 unit komputer dan 1 unit laptop…‟‟ (Wawancara HS, 4 Juli 2021)

Berdasarkan hasil wawancara disimpulkan bahwa pihak sekolah membenarkan bahwa program Corporate Social Responsibility yang diusulkan telah terealisasi menunjukkan kepeduliannya melalui program Corporate Social Responsibility sesuai dengan usulan program yang diajukan. Keterbatasan

anggaran sekolah menjadi keluhan utama dalam memenuhi beragam kebutuhan sarana dan prasarana penunjang sekolah. Sehingga sekolah berusaha untuk menggaet anggaran program Corporate Social Responsibility dari perusahaan- perusahaan yang ada di Makassar dengan cara mengajukan proposal.

2) Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan orang, alat, tugas, tanggung jawab, wewenang, sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai satu kesatuan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efisien dan efektif. Pengorganisasian dilakukan untuk mengumpulkan dan mengelola semua sumber daya yang diperlukan termasuk manusia agar pekerjaan yang diinginkan dapat terlaksana dengan sukses.

Langkah-langkah pengorganisasian terdiri dari:

a) Membuat rincian semua pekerjaan yang akan dilakukan oleh suatu organisasi sesuai dengan visi dan misi organisasi;

b) Membagi beban kerja sesuai dengan spesialisasi seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi;

c) Menggabungkan pekerjaan secara logis dan efisien;

d) Menetapkan mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan di antara anggota organisasi;

e) Mengontrol efektifitas organisasi serta melakukan langkah-langkah penyesuaian dalam rangka mencapai efektivitas kerja.

Menurut Asisten Manager Corporate Social Responsibility PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar memandang bahwa Corporate Social

41

Responsibility tidak hanya melakukan kegiatan bisnis untuk mencari keuntungan tetapi juga memikirkan kebaikan, kemajuan, dan kesejahteraan masyarakat dengan berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Hasyim sebagai berikut:

„‟…Sebagai pemberi bantuan program Corporate Social Responsibility terlibat secara langsung mulai dari penyaluran, pemantauan, pengawasan dan peresmian. Tentu tidak lupa melibatkan pemangku kepentingan internal terdiri dari pemilik atau pemegang saham dan pemangku kepentingan eksternal terdiri dari pemerintah dan masyarakat. Dalam sebuah perusahaan atasan berperan penting dalam mengarahkan dan mempengaruhi para bawahannya. Tanpa adanya orang yang mengatur dan mengarahkan suatu organisasi niscaya organisasi tersebut tidak dapat mencapai tujuannya sesuai dengan visi dan misinya…‟‟ (wawancara H, 1 Juli 2021)

Dari pemaparan tersebut disimpulkan bahwa PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar memiliki struktur organisasi yang baik sehingaa pembagian kerja jelas sehingga responnya cepat dalam menyikapi usulan program masyarakat.. Hal ini menandakan bahwa perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang aktif, produktif dan memiliki peran yang jelas. Karena terkoordinasi antara antara pihak-pihak yang terkait dalam pembagian wewenang dan tanggung jawab antar subdivisi sehingga lebih jelas. Dapat membantu mencapai target perusahaan lebih mudah dan dapat mengurangi konflik internal yang terjadi di dalam perusahaan.

Bapak Syahlan selaku staf Corporate Social Responsibility PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar mengatakan:

„‟…Bila sebuah perusahaan tidak menerapkan pengorganisaasain, maka akan sulit untuk mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan itu sendiri.

Karena akan membuat organisasi berjalan pada arah yang salah dan tidak adanya fungsi untuk mengevaluasi capaian dari organisasi itu sendiri.

Maka dari itu PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar

melakukan pembagian tugas pembagian untuk mempermudah dan memperlancar tujuan dari program Corporate Social Responsibility…‟‟

(wawancara S, 1 Juli 2021)

Dalam sebuah perusahaan, Pengorganisasian itu sangat penting dan keharusan mutlak tanpa itu kemungkinan terjadinya tumpang tindih menjadi amat besar. Bukan tanpa alasan organisasi perlu ada pembagian kerja yang terarah agar tiap individu dalam suatu perusahaan dapat mengetahui tugas dan kewajiban dalam menjalankan suatu perusahaan. Pembagian tugas pada akhirnya akan menghasilkan deskripsi pekerjaan dari masing-masing divisi sampai unit-unit yang lebih kecil sehingga dapat ditanggulangi secara optimal. Dengan pembagian tugas pekerjaan, ditetapkan sekaligus susunan organisasi (struktur organisasi), tugas dan fungsi-fungsi masing-masing unit dalam organisasi, hubungan- hubungan serta wewenang masing-masing unit organisasi. Dengan organisasi yang tepat dan terarah, sebuah perusahaan mampu menggapai tujuan yang telah ditentukan.

Berdasarkan wawancara penulis dengan masyarakat terkait Bantuan pemberdayaan masyarakat berbasis hidroponik mengatakan bahwa:

„‟…Melaporkan pelaksanaan program Corporate Social Responsibility dengan membuat laporan pertanggungjawaban (LPJ) yang ditujukan kepada PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar sebagai pemberi bantuan program. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tindak lanjut dari program tersebut. Sebagai penerima bantuan program Corporate Social Responsibility kami mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi atas kepedulian PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar karena telah memberikan bantuan. Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk terus mengembangkan tanaman hidroponik demi memajukan kesejahteraan masyarakat.…‟‟ (wawancara A, 3 Juli 2021)

Selanjutnya kutipan wawancara penulis dengan informan:

„‟…Mengenai pelaporannya kita disuruh membuat buku kas bulanan yang

43

fungsinya untuk mengetahui jumlah pemasukan dan pengeluaran kemudian dibukukan setelah itu baru dilaporkan ke PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar…‟‟ (wawancara M, 4 Juli 2021)

Dari hasil wawancara disimpulkan bahwa laporan pertanggungjawaban dibuat pada saat program Corporate Social Responsibility yang diberikan oleh PT.

PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar telah selesai dilaksanakan.

Pembuatan Corporate Social Responsibility dibuat bukan hanya karena semata- mata program telah selesai tetapi bertujuan untuk menggambarkan secara rinci seluruh proses pelaksanaan dari program. Mulai dari persiapan sebelum kegiatan dimulai, selama berlangsung dan setelah program selesai. Selain itu, Corporate Social Responsibility juga mampu menggambarkan masalah yang dihadapi seluruh panitia pelaksana dalam kegiatan. Hal ini dapat dijadikan sebagai pembelajaran untuk program di masa yang akan datang.

Selanjutnya disampaikan masyarakat yng mengatakan bahwa:

„‟...Seperti pada umumnya mengadakan program terutama yang berkaitan dengan dana, maka memang harus membuat laporan pertanggungjawaban kemudian mengirimkannya ke tim PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar apabila programnya telah terlaksana. Fungsi dari laporan pertanggungjawaban ini sebagai bahan evaluasi terhadap seluruh proses pelaksanaan program yang telah berjalan ...‟‟ (wawancara HS, 4 Juli 2021) Dari hasil wawancara disimpulkan bahwa laporan pertanggungjawaban (LPJ) dibuat Ketika program Corporate Social Responsibility telah diselesaikan.

Pembuatan laporan pertanggungjawaban (LPJ) setelah selesainya suatu program bukanlah tanpa tujuan. Penerima membuat laporan pertanggungjawaban yang lengkap dan rinci mengenai program Corporate Social Responsibility yang dilaksanakan oleh PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar. Laporan laporan pertanggungjawaban ini bertujuan untuk mengantisipasi pro dan kontra

pelaksanaan Corporate Social Responsibility karena kekhawatiran masyarakat sekitar terhadap kelanjutan yang nantinya akan menjadi pusat-pusat tambahan keuntungan bagi perusahaan. Namun, program Corporate Social Responsibility diharapkan menjadi program yang saling menguntungkan antara perusahaan dengan masyarakat sekitar. Dalam hal ini penerima manfaat tidak perlu menutup diri dalam melaporkan kegiatan Corporate Social Responsibility nya. Mengenai laporan harus sesuai dengan format umum laporan Pertanggungjawaban, yang terdiri dari laporan pelaksanaan yang memuat latar belakang, tujuan dan manfaat sampai dengan waktu pelaksanaan secara rinci. Sedangkan, laporan penggunaan dana memuat rincian alokasi dana yang digunakan program Corporate Social Responsibility berjalan.

3) Pemberian motivasi (Motivating)

Pemberian motivasi adalah suatu proses yang mendorong individu untuk bertindak dengan cara memberikan bimbingan, nasehat, atau koreksi untuk menggapai tujuan yang telah ditetapkan. Dapat dikatakan berhasil atau tidaknya suatu perusahaan apabila pimpinannya melakukan pemberian motivasi dengan menyinkronkan antara tujuan perusahaan secara keseluruhan dengan tujuan pribadi anggota perusahaan. Hal ini untuk memudahkan menggapai tujuan.

Motivasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal.

1. Faktor internal yang mempengaruhi pemberian motivasi antara lain:

a) Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri b) Harga diri

45

c) Harapan pribadi d) Kebutuhan e) Keinginan f) Kepuasan kerja

g) Prestasi kerja yang dihasilkan

2. Faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi antara lain:

a) Jenis dan sifat pekerjaan

b) Kelompok kerja yang diikuti seseorang c) Organisasi tempat orang bekerja d) Situasi lingkungan kerja

Menurut Asisten Manager Corporate Social Responsibility PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar memandang bahwa program Corporate Social Responsibility tidak hanya memberikan bantuan baik secara langsung ataupun bantuan tidak langsung, namun telah memposisikan Corporate Social Responsibility sebagai kesadaran perusahaan. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Hasyim menyatakan bahwa:

„‟…Motivasi PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar dalam memberikan bantuan program Corporate Social Responsibility yaitu karena peduli pada lingkungan dan masalah sosial, untuk membantu pemerintah dalam mewujudkan program pembangunan berkelanjutan, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membina hubungan baik dengan masyarakat…‟‟ (wawancara H, 1 Juli 2021)

Dari hasil wawancara disimpulkan bahwa semakin baik hubungan antara perusahaan dengan masyarakat maka semakin besar peluang perusahaan untuk berkembang. Kita dapat melihat bahwa adanya program Corporate Social Responsibility memberikan dampak positif bagi perusahaan, masyarakat dan

lingkungan. Program Corporate Social Responsibility harus dilaksanakan agar terjadi keseimbangan antara perusahaan, masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terwujud pembangunan yang berkelanjutan.

Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh staf Corporate Social Responsibility menyampaikan bahwa:

“…Termotivasi melaksanakan program Corporate Social Responsibility mensejahterakan masyarakat, untuk meningkatkan keuntungan bisnis jangka Panjang dan untuk memperkuat hubungan dengan masyarakat.

Tentu kami berharap adanya bantuan yang diberikan dapat dimanfaatkan secara maksimal serta bisa memberikan nilai tambah…‟‟ (wawancara S, 1 Juli 2021)

Dari kutipan wawancara disimpulkan bahwa Pemberian motivasi menjadi penggerak yang dapat menunjang pemenuhan kebutuhan berprestasi sangat besar, dengan kata lain motivasi mempunyai hubungan yang positif terhadap prestasi kerja agar apa yang ditargetkan tercapai sehingga keberadaannya sangat penting karena dapat meningkatkan kinerja secara maksimal dengan hasil yang baik dan mendorong kreativitas.

Pemberian motivasi merupakan pendekatan terbaik untuk meningkatkan kinerja, meningkatkan produktivitas, dan memberikan dampak nyata bagi perkembangan bisnis perusahaan. Perusahaan akan berhasil dalam melaksanakan program-programnya apabila dapat melaksanakan dengan baik sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing. Dalam melaksanakan tugas tersebut perlu diberi bimbingan dan semangat agar potensi yang ada pada dirinya dapat dikembangkan menjadi potensi yang menguntungkan.

4) Pengawasan (Controlling)

Pengawasan dalam pengelolaan Corporate Social Responsibility

47

merupakan upaya memperhatikan pelaksanaan semua kegiatan organisasi guna memastikan semua pekerjaan yang dilakukan berjalan sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya. Dari definisi tersebut terlihat jelas bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan pengawasan. Dimana perencanaan tanpa pengawasan berarti ada kemungkinan terjadinya penyimpangan yang tidak diinginkan. Di sisi lain, pengawasan tanpa perencanaan berarti pengawasan tidak akan mungkin terjadi jika tidak ada pedoman atau tahapan untuk melakukan pengawasan. Sehingga pengawasan sangat penting dilakukan untuk mengetahui apakah pelaksanaannya sesuai dengan rencana awal atau telah terjadi penyimpangan dalam pelaksanaannya. Hal ini dilakukan dalam upaya mencapai tujuan.

Langkah-langkah proses pengawasan:

a) Menetapkan standar dan metode penilaian kinerja b) Penilaian kinerja

c) Penilaian apakah kinerja memenuhi standar atau tidak d) Mengambil tindakan koreksi

Pada dasarnya ada dua jenis proses pengawasan, yaitu:

a) Pengawasan langsung, yaitu ketika pimpinan organisasi turun langsung ke lapangan untuk mengawasi kegiatan yang sedang dilaksanakan.

b) Pengawasan tidak langsung, yaitu pengawasan jarak jauh. Pengawasan ini dilakukan melalui laporan yang disampaikan bawahan. Laporan berupa lisan atau tertulis.

Berikut penjelasan dari Corporate Social Responsibility Asisten Manager

Dalam dokumen PENGELOLAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL (Halaman 44-72)

Dokumen terkait