BAB I PENDAHULUAN
B. Kecerdasan Spiritual
1. Definisi Kecerdasan Spiritual
Spiritual Quotient (SQ) adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan Intelligence Quotient (IQ) dan Emotional Quotient (EQ) secara efektif. Bahkan kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan tertinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa SQ yang baik maka kecerdasan yang lain seperti (IQ) dan (EQ) tidak akan berkembang dengan
19 Helmawati, Pendidikan dalam Keluarga, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), 138.
baik.20 Oleh karena itu, ada yang berpandangan bahwa kecerdasan spiritual adalah kecerdasan manusia yang digunakan untuk berhubungan dengan Tuhan. Asumsinya adalah jika seseorang hubungan dengan Tuhannya baik, maka dapat dipastikan hubungan dengan sesama manusiapun akan baik pula.21
Dengan demikian SQ dalam kehidupan manusia adalah memberikan pemahaman mengenai makna diri kita, makna segala sesuatu yang kita lakukan. SQ juga digunakan untuk memahami mengapa kita harus melakukan suatu tindakan tertentu. Sehingga aktifitas yang kita lakukan akan bermanfaat dan bukan aktivitas yang sia-sia.
Ada beberapa tokoh yang memberikan pengertian tentang Spiritual Quotient (SQ), diantaranya sebagaimana di bawah ini:
a. Danah Zohar dan Ian Marshall mendefinisikan Spiritual quotient adalah: By SQ, I mean the intelligence with which we address and solve problems of meaning and value, the intelligence with which we can place our actions and our lives in a wider, richer, meaning-giving context, the intelligence with which we can assess that one course of action or one life-path is more meaningful than another. SQ is the necessary foundation for the effective functioning of both IQ and EQ.
It is our ultimate intelligence.22Kecerdasan spirituan adalah kecerdasan untuk menyelesaikan masalah makna dan nilai, kecerdasan untuk
20Yahya Jaya, Spiritual Islam(Jakarta: Ruhama, 1994), 190.
21 Agustian Ary Ginanjar, Emotional Spiritual Quotient (ESQ) (Jakarta: Arga Publishing, 2001), 58.
22 Danah Zohar dan Ian Marshal, Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berpikir Integralistik Dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan(Bandung: Mizan, 2001), 5.
memposisikan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menaksir bahwa suatu tindakan atau jalan hidup tertentu lebih bermakna dari pada yang lain. SQ adalah fondasi yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan SQ adalah kecerdasan tertinggi kita.
b. Toto Tasmara mengungkapkan Mengungkapkan bahwa SQ adalah kemampuan seseorang untuk mendengar hati nuraninya atau bisikan yang mengilhami dalam dirinya dan beradaptasi, untuk itu kecerdasan spiritual sangat ditentukan oleh upaya membersihkan dan memberikan pencerah qalbu sehingga mampu memberikan nasihat dan arah tindakan serta cara mengambil keputusan.23
c. Ary Ginanjar menjelaskan kecerdasan spiritual adalah ―kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna spiritual terhadap pemikiran, perilaku, dan kegiatan, serta mampu mensinergikan IQ, EQ, dan SQ secara komprehensif. 7
d. Abdul Wahid menjelaskan kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan hidup yang dihadapi manusia, dituntut untuk kreatif mengubah penderitaan menjadi semangat hidup yang tinggi sehingga penderitaan berubah
23 Toto Tasmara, Kecerdasan Ruhaniah (Transcendental Intelligence) Membentuk Kepribadian Yang Bertanggung Jawab, Profesional Dan Berakhlak, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), X.
menjadi kebahagian hidup, manusia harus mampu menemukan makna hidup.24
e. Khavari menjelaskan Kecerdasan spiritual adalah potensi dari dimensi non-material atau roh manusia.Potensi tersebut seperti intan yang yang belum terasah yang dimiliki oleh semua orang. Selanjutnya, tugas setiap orang untuk mengenali potensi masing-masing sekaligus mengocoknyahingga berkilau dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk memperoleh kebahagiaan abadi.25Spiritual Intelligence (SI) mengacu pada keterampilan, kemampuan dan perilaku yang diperlukan untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan dengan sumber utama dari semua (Tuhan YME), keberhasilan dalam menemukan makna hidup, menemukan cara moral dan etika untuk membimbing kita dalam hidup, mengeksternalisasi perasaan kitaakan makna dan nilai-nilai dalam kehidupan pribadi kita dan dalam hubunganinterpersonal kita.26
Kecerdasan spiritual mengacu kepada energi batin yang bersifat non jasmani, meliputi emosi dan karakter yang mendorong lahirnya perilaku yang didasari nilai-nilai ilahiyah.―Kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah pada setiap perilaku dan kegiatan melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah,
24 Abdul Wahid Hasan, SQ Nabi Aplikasi & Model Kecerdasan Spiritual Rasulullah di Masa Kini (Yogyakarta: IRCisod), 27.
25Ary, Agustian Ginanjar. ESQ Power Sebuah Inner Journey Melalui Al-Ihsan. (Jakarta:
Penerbit Arga, 2007), hlm 99-100
26Cindy, Wigglesworth. Spiritual Intelligence and Why It Matters. (Dalam Conscious Pursuits, 2002), hlm 30-31
menuju manusia seutuhnya (hanif), dan memiliki pola pemikiran tauhid (integralistik) serta berprinsip hanya karena allah.‖27
Berdasarkan pengertian di atas, Penulis kemukakan beberapa pengertian SQ menurut sebagian tokoh di atas adalah untuk dapat sekaligus melihat muatan indikator dari SQ kecerdasan spiritual dapat dipahami sebagai kemampuan seseorang untuk memahami nilai ibadah yang terkandung dalam setiap aktivitas dan kegiatan yang dilakukan dan memiliki pola pemikiran tauhid yang menjadi dasar perilaku. Kecerdasan spiritual berkaitan dengan kemampuan berfikir pada hal-hal di luar alam materi yang bersifat ketuhanan yang memancarkan energi batin sehingga seseorang termotivasi untuk melakukan aktivitas ibadah dengan kesadaran adanya tanggung jawab terhadap tujuan penciptaan manusia.
Menurut definisi lain, kecerdasan spiritual diartikan sebagai berikut: Kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.28
Berdasarkan pengertian di atas, kecerdasan spiritual dapat dipahami sebagai kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas, menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna ketika tidak hanya didasarkan pada
27Ibid, 47
28Dana Zohar dan Ian Marshal, SQ: Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam Berpikir Integralistik dan Holistik Untuk Memaknai Hidup (Bandung: Mizan, 2008), 4.
motivasi lahiriah dan materi semata. Kecerdasan spiritual merupakan implementasi dari fitrah manusia. Kecerdasan tersebut tidak dibentuk oleh pengetahuan kognitif, tetapi lebih dikarenakan dorongan fitrah manusia yang timbul karena rasa ingin dekat kepada tuhannya.
Orang yang cerdas secara spiritual adalah orang yang mampu mengaktualisasikan nilai-nilai ilahiah dalam aktivitasnya sehari-hari dan berupaya mempertahankan keselarasan perilaku dengan nilai-nilai ibadah yang terkandung dalam tujuan penciptaan manusia. Kecerdasan spiritual mendorong orientasi hidup manusia tidak hanya sebatas materi dan gerak fisik semata, tetapi lebih dari itu, mendorong manusia untuk menemukan makna hidup dibalik segala peristiwa dan aktivitas yang dilakukan.
Kecerdasan spiritual merupakan sebuah konsep yang berhubungan dengan bagaimana seseorang cerdas dalam mengelola dan mendayagunakan makna-makna, nilai-nilai, dan kualitas-kualitas kehidupan spiritualnya.29
Memahami kutipan di atas dapat dikemukakan bahwa kecerdasan spiritual merupakan bentuk kesadaran yang didasarkan pada keimanan dan kecintaan kepada Allah SWT. Kecerdasan spiritual berfungsi sebagai pemandu bagi yang mampu mengatasi seluruh perasaan dan kecenderungan terhadap materi dan fisik semata. Lebih dari itu, domain kecerdasan spiritual lebih banyak bekerja dibalik hakikat suatu makna dan peristiwa, sehingga seseorang tidak kehilangan orientasi terhadap hubungannya dengan tuhan.
29Wahyudi Siswanto, Membentuk Kecerdasan Spiritual Anak, 10.