Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh orang tua terhadap kecerdasan spiritual pada anak di desa Sukadana kecamatan Sukadana kabupaten lampung timur. Hasil penelitian melalui analisis menyimpulkan bahwa pengaruh pola asuh orang tua terhadap kecerdasan berpengaruh signifikan terhadap kecerdasan spiritual pada anak di Desa Sukadana Kecamatan Sukadanak Kabupaten Lampung Timur.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Memahami kutipan di atas, dapat dikatakan bahwa kecerdasan spiritual merupakan suatu bentuk kesadaran yang didasari oleh keimanan dan keimanan. Kecerdasan spiritual lebih banyak bekerja di balik hakikat suatu opini dan peristiwa, agar seseorang tidak kehilangan orientasi terhadap hubungannya dengan Tuhan.
Identifikasi Masalah
Rumusan Masalah
- Manfaat Penelitian a. Bagi Orangtua
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh orang tua terhadap kecerdasan mental pada anak di desa Sukadana kecamatan Sukadana kabupaten Lampung Timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pola asuh orang tua terhadap kecerdasan mental pada anak di desa Sukadana kecamatan Sukadana kabupaten lampung timur.
Penelitian Relevan No Nama No Nama
Sedangkan penelitian Sutisna menyoroti kajian teoritis konsep kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar dan Ian Marshall. 8Khoirun Nisa, Peran Keluarga dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Anak Era Modern di Desa Bojong Hadiluwih Sumberlawang Sragen, t.t.
Pola Asuh
- Definisi Pola Asuh
- Jenis-Jenis Pola Asuh
Pola asuh orang tua merupakan gambaran sikap dan perilaku orang tua dan anak dalam berkomunikasi. Dalam pola asuh ini, orang tua harus mengikuti apapun keinginan anak, baik setuju atau tidak.
Kecerdasan Spiritual
- Definisi Kecerdasan Spiritual
- Ciri-ciri Kecerdasan Spiritual
22 Danah Zohar dan Ian Marshal, Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung: Mizan, 2001), 5. Berdasarkan pengertian di atas, kecerdasan spiritual dapat dipahami sebagai kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan kehidupan pada konteks makna yang lebih luas, menilai tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna bila tidak semata-mata didasarkan pada 28Dana Zohar dan Ian Marshal, SQ: Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Pemikiran Integralis dan Holistik untuk Menciptakan Makna Kehidupan (Bandung: Mizan, 2008), 4.
Kecerdasan spiritual mendorong orientasi hidup manusia tidak hanya sebatas gerak materi dan fisik saja, namun lebih dari itu mendorong manusia untuk menemukan makna hidup di balik segala peristiwa dan aktivitas yang dilakukan. Memahami kutipan di atas, dapat dikatakan bahwa kecerdasan spiritual adalah suatu bentuk kesadaran yang dilandasi keimanan dan cinta kepada Allah SWT. Ciri dari kecerdasan spiritual adalah kepekaan seseorang terhadap kehadiran Tuhan dalam segala gerak dan aktivitas yang dilakukan.
Kecerdasan spiritual akan terwujud dalam ikatan kekerabatan antar manusia, peka terhadap kesejahteraan orang lain dan makhluk hidup lain, bermurah hati. Salah satu dimensi kecerdasan spiritual terletak pada nilai kejujuran yang merupakan puncak kemuliaan kepribadian manusia yang mulia.
Pengaruh Pola Asuh Terhadap Kecerdasan Spiritual
Peran orang tua dalam mendampingi tumbuh kembang anak sangat diperlukan untuk membentuk anak yang berkepribadian baik. Orang tua dan keluarga merupakan hal yang paling penting dan mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap anak. Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak mempunyai peran dan tanggung jawab yang sangat besar terhadap anaknya.
Keyakinan orang tua yang salah yang menganggap bahwa anak tidak akan menjadi baik dan sukses tanpa pengaruh orang dewasa, dan menimbulkan bibit konflik. Setiap anak mempunyai potensi spiritual yang dibawanya sejak lahir, sehingga peran orang tua harus benar-benar mendorong potensi tersebut agar dapat mengembangkan kecerdasan spiritual yang matang pada diri anak. Berdasarkan teori diatas penulis menjelaskan bahwa menciptakan iklim keagamaan dan makna spiritual dalam keluarga merupakan salah satu cara yang efektif untuk mempercepat tumbuhnya kecerdasan spiritual yang optimal pada anak. jika pola asuh orang tua rendah maka kemungkinan besar kecerdasan spiritual anak sendiri juga akan rendah, sehingga pola asuh orang tua mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kecerdasan spiritual.
Hipotesis Penelitian
Rancangan Penelitian
Definisi Operasional Variabel
- Pola Asuh (Variabel X)
- Kecerdasan spiritual (Variabel Y)
- Sampel
- Teknik Sampling
- Metode Dokumentasi
Berdasarkan uraian di atas, maka populasi dalam penelitian ini adalah anak-anak di Desa Sukadana Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur. Teknik sampling merupakan suatu cara yang digunakan dalam memperoleh sampel dan populasi.59 Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian digunakan teknik sampling yang berbeda-beda. Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa teknik sampling merupakan suatu teknik yang dapat digunakan untuk pengolahan yang mendalam.
Dalam hal ini peneliti menggunakan angket tertutup, dengan menggunakan skala likert yang mempunyai jawaban dengan rating jawaban selalu diberi skor 4, sering diberi skor 3, jarang diberi skor 2 diberikan dan tidak pernah diberikan. skor. dari 1. Metode dokumentasi ini merupakan metode pendukung yang akan digunakan dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian. Oleh karena itu, metode dokumentasi adalah suatu cara untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan yang diawali dengan catatan-catatan tertulis.
Instrumen Penelitian
- Rancangan/kisi-kisi Instrumen
- Instrumen Kecerdasan Spiritual
Metode dan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari jaringan umum dan jaringan khusus. Grid umum adalah grid yang menggambarkan seluruh variabel yang akan diukur, dilengkapi dengan semua sumber data yang memungkinkan, semua metode dan instrumen yang memungkinkan. Penulis menyusun instrumen pola asuh orang tua dengan mengacu pada teori yang terdiri dari pola asuh demokratis, pola asuh otoriter, dan pola asuh permisif.
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah expert judgement untuk menentukan sah atau tidaknya. Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. 66 Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Cronbach’s Alpha (α), dimana suatu instrumen dapat dinyatakan reliabel jika α >. 0,60, maka ukuran reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan alat analisis SPSS (Statistical Package For Social Science) versi 23.
Teknik Analisis Data
- Analisis Regresi Sederhana
- Pengujian Hipotesis a. Uji t (Parsial)
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. 68 Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan teknik SPSS dengan metode grafik plotting dan melihat titik-titik yang tersebar di sekitar garis diagonal. Selain itu, koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui persentase perubahan variabel terikat (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (x).
Deskripsi Lokasi Penelitian
- Sejarah Singkat Desa Sukadana
- Letak Geografis
Sukadana kembali berubah dan diangkat menjadi kepala negara. Dalam pemerintahan kepala negara dibentuklah permukiman dan yang memerintah di desa-desa disebut kepala desa, dan Desa Sukadana menjadi Desa Sukadana di bawah pemerintahan. Kepala Negara Sukadana) Sebagai pemimpin pada saat itu, Kepala Desa Sukadana bernama Pak Muslim dan sekitar tahun 1970 digantikan oleh Pak Ahmad Bahri yang dipimpinnya hingga tahun 1982. Sesuai dengan peraturan pemerintah tahun 1974 Nama pemerintahan tingkat desa diubah, daerah yang tadinya bernama Kampung menjadi desa dan pemerintahan yang dahulu disebut Lurah Negri menjadi kelurahan, maka pemerintahan tingkat desa juga menjadi kepala desa dan yang dahulu bernama Kawedanan diubah menjadi nama camat (cacatannya juga Sukadana). Desa Sukadana merupakan salah satu dari 20 desa yang ada di Kecamatan Sukadana, terletak 0 km dari pusat Kecamatan Sukadana. Iklim Iklim Desa Sukadana, seperti halnya desa-desa lain di Indonesia, mempunyai iklim kering dan hujan sehingga mempengaruhi pola tanam di Desa Sukadana, Kecamatan Sukadana, Lampung Timur.
Dari 6.732 penduduk yang termasuk kategori usia produktif, jumlah laki-laki dan perempuan hampir seimbang/seimbang. Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa secara umum prasarana dan sarana yang ada di desa ini belum cukup lengkap mengingat jumlah penduduk dan kondisi geografis desa Sukadana. Pasar tradisional belum ada, masyarakat biasa datang ke pasar tradisional yang ada di Kecamatan Sukadana, Desa Pasar Sukadana, dan Pasar Tridatu.
Deskripsi Data Hasil Penelitian
- Deskripsi Data Pola Asuh di Desa Sukadana Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur
- Deskripsi Data Kecerdasan Spiritual di Desa Sukadana Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur
- Uji Hipotesis
Deskripsi Data Kecerdasan Spiritual di Desa Sukadana Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur Sukadana Kabupaten Lampung Timur. Untuk memperoleh data kecerdasan spiritual di desa Sukadana, peneliti menyebarkan kuesioner kepada 37 anak di desa Sukadana. Diketahui nilai thitung pola asuh orang tua sebesar 1,687 dengan nilai signifikan sebesar 0,038 dan nilai ttabel sebesar 2,155 maka thitung > ttabel atau 2,155 > 1,687 artinya pola asuh orang tua berpengaruh positif terhadap kecerdasan spiritual anak di Desa Sukadana Sukadana. Kabupaten, Kabupaten Lampung Timur.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel Pola Asuh Orang Tua terhadap Kecerdasan Mental Anak mempunyai hubungan yang sangat erat karena nilai R-nya mendekati 1. Artinya pola asuh orang tua menjelaskan kecerdasan mental anak dengan besar pengaruh sebesar 0,117 atau. Dengan demikian, tingkat kecerdasan mental anak menurut orang tua adalah 11,7% sedangkan sisanya 88,3%.
Pembahasan
Pola asuh orang tua di Desa Sukadana sudah menunjukkan pola asuh yang baik dan juga bertanggung jawab terhadap pendidikan anaknya. Hal ini terlihat dari data hasil kuesioner bahwa sudah banyak orang tua yang melakukan pola asuh yang benar. Berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa pola asuh orang tua berpengaruh terhadap kecerdasan spiritual anak.
Maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti dalam penelitian ini gaya pengasuhan orang tua berpengaruh positif dan signifikan terhadap kecerdasan spiritual anak di desa Sukadana kecamatan Sukadana kabupaten lampung timur. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa istilah parenting adalah sejumlah model atau bentuk perubahan ekspresi orang tua yang dapat mempengaruhi genetika yang melekat pada individu dalam upaya mengasuh, mengasuh, membimbing, mengasuh dan mengasuh. anak-anak, tua dan muda, kelak akan tumbuh menjadi pribadi yang mandiri. 70 Anisah Siti Ani, “Gaya Pengasuhan Orang Tua dan Implikasinya Terhadap Pembentukan Karakter Anak,” Jurnal Pendidikan Universitas Garut, Vol.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Pola asuh demokratis merupakan pola asuh yang cenderung tegas, namun hangat dan penuh perhatian, dengan tetap memperhatikan, menerima, dan mendukung kemampuan anak. Agar anak-anak desa Sukadan selalu rajin belajar dan semangat serta diharapkan meningkatkan ibadah, berbuat baik dan menghormati orang tua, saling berbagi kasih sayang, mempererat tali silaturahmi dengan orang tua, sehingga tercapai keharmonisan. . diciptakan dalam keluarga yang memungkinkan berkembangnya kecerdasan spiritual. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa IPS Akuntansi Kelas XI SMA Negeri 26 Bandung Tahun 2014.
Peran Keluarga Dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Anak Era Modern di Desa Bojong Hadiluwih Sumberlawang Sragen t.t. Konsep Kecerdasan Spiritual dan Kesehatan Spiritual oleh Danah Zohar dan Ian Marshall (An Analysis of Islamic Counseling Leadership).
Distribusi Nilai r tabel Signifikansi 5% dan 1%
Distribusi Nilai t tabel
6 Orang tua saya sering melarang saya bermain di luar rumah padahal tidak ada tugas atau ulangan di sekolah. 14 Sikap Orang tua saya tidak menunjukkan sikap yang menyenangkan ketika saya berhasil melakukan sesuatu atau mencapai suatu prestasi yang membanggakan. 16 Orang tua saya tidak pernah mengucapkan terima kasih setiap kali saya disuruh keluar rumah untuk membeli sesuatu.
Orang tua tidak merasa kecewa dan tidak bereaksi sedih terhadap saya, meskipun kinerja saya buruk. 23 Orang tua tidak memaksakan apa pun di luar diri saya. 31 Orang tua saya tidak membatasi waktu bermain hanya pada saat saya bisa bermain dan mengabaikan belajar. 39 Orang tua saya tidak memperhatikan perkembangan pembelajaran di sekolah saya 40 Orang tua saya tidak memperdulikan saya.