• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KONSEP PENYAKIT

2.2 Konsep Keluarga

2.2.1 Definisi

Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di

Gg. Mobilitas Fisik

bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012).

Sedangkan menurut Friedman keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau unit layanan perlu di perhitungkan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu sebuah ikatan (perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun adopsi), tinggal dalam satu atap yang selalu berinteraksi serta saling ketergantungan.

2.2.2 Jenis Atau Tipe Keluarga

Menurut Andreson carter, keluarga dikelompokkan menjadi 6 yaitu:

1. Keluarga inti (Nuclear Family)

adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.

2. Keluarga besar (Extended Family)

adalah keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara. Misalnya : kakak, nenek, keponakan, dan lain-lain.

3. Keluarga Berantai (Serial Family)

adalah keluarga yang terdiiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.

4. Keluarga Duda/janda (Single Family)

adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.

5. Keluarga berkomposisi (Composite)

adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.

6. Keluarga Kabitas (Cahabitation)

adalah dua orang yang terjadi tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

2.2.3 Struktur Keluarga

Struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang bagaimana suatu keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam masyarakat. Adapun macam- macam Struktur Keluarga diantaranya adalah :

1. Struktur keluarga menurut hubungan darah a. Patrilineal

keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis

b. Matrilineal

keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis

2. Struktur keluarga menurut keberadaan tempat tinggal a. Patrilokal

keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga drai pihak suami.

b. Matrilokal

keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah

3. Struktur keluarga menurut pengambilan keputusan a. Patrika

Pengambilan keputusan ada pada pihak suami

b. Matriakal

Mengambilan keputusan ada pada pihak istri 2.2.4 Fungsi Keluarga

Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu : a. Fungsi Afektif

Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga.

Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al., 2010)

b. Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar anggota keluarga.

c. Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim positif maka fungsi afektif akan tercapai.

d. Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru.

e. Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam hal ini keluarga dapat Membina hubungan sosial pada anak, Membentuk

norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.

f. Fungsi reproduksi

Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan.

g. Fungsi ekonomi

Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal.

h. Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.

2.2.5 Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga

Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan keluarga dibagi menjadi 8 :

1. Keluarga Baru (Berganning Family)

Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu membina hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan bersama, membina hubungan dengan keluarga lain, mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB, persiapan menjadi

orangtua dan memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orangtua).

2. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)

Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain yaitu adaptasi perubahan anggota keluarga, mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan, membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan orangtua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, serta konseling KB post partum 6 minggu.

3. Keluarga dengan anak pra sekolah

Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya.

4. Anak sekolah (6-13 tahun)

Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan keluarga seperti membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual, dan menyediakan aktifitas anak.

5. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan terhadap remaja, memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.

6. Keluarga dengan anak dewasa

Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarganya.

7. Keluarga usia pertengahan (middle age family)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan waktu santai, memulihkan hubungan antara generasi muda-tua, serta persiapan masa tua.

8. Keluarga lanjut usia

Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima kematian pasangan, dan mempersiapkan kematian, serta melakukan life review masa lalu.

2.2.6 Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan Adalah Sebagai Berikut : 1. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan.

2. Keluarga mampu mengambil kepeutusan untuk melakukan tindakan.

3. Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit.

4. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan.

5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat dilingkungan setempat.

2.3 Konsep Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif 2.3.1 Pemeliharaan kesehatan tidak efektif

Pemeliharaan kesehatan tidak efektif adalah ketidakmampuan mengidentifikasi, mengelola, dan/atau menemukan bantuan untuk

mempertahankan kesehatan (PPNI, 2017). Pemeliharaan kesehatan tidak efektif yaitu kondisi ketika individu/keluarga mengalami atau beresiko mengalami gangguan kesehatan karena gaya hidup yang tidak sehat/ kurangnya pengetahuan untuk mengatur kondisi.

Pemeliharaan kesehatan tidak efektif dapat dilihat dari perilaku keluarga yang kurang menunjukkan perilaku adaptif terhadap perubahan lingkungan, kurang menunjukkan pemahaman tentang perilaku sehat, tidak mampu menjalankan perilaku sehat (keluarga belum mengatur pola makan pasien atau diit pasien, keluarga masih belum memisahkan makanan pasien dengan anggota keluarga lainnya, keluarga tidak melarang pasien memakan makanan yang banyak mengandung gula, keluarga tidak melarang pasien memakan makanan yang siap saji (Suprajitno, 2012)), kurang menunjukkan minat untuk meningkatkan perilaku sehat, keluarga masih membiarkan pasien berpikir keras atau mengalami stress, tidak adanya sistem pendukung (support system) (PPNI, 2017).

2.3.2 Penyebab pemeliharaan kesehatan tidak efektif

Menurut (PPNI, 2017) ada beberapa penyebab terjadinya pemeliharaan kesehatan tidak efektif : hambatan kognitif, ketidaktuntasan proses berduka, ketidakadekuatan keterampilan berkomunikasi, kurangnya keterampilan motorik halus/kasar, ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat, ketidakmampuan mengatasi masalah (individu atau keluarga), ketidakcukupan sumber daya (misalnya: keuangan, fasilitas), gangguan persepsi, tidak terpenuhinya tugas perkembangan.

2.3.3 Tanda gejala pemeliharaan kesehatan tidak efektif

Adapun tanda dan gejala dari pemeliharaan kesehatan tidak efektif yaitu kurang menunjukkan perilaku adaptif terhadap perubahan lingkungan, kurang menunjukkan pemahaman tentang perilaku sehat, tidak mampu menjalankan perilaku sehat, memiliki riwayat perilaku mencari bantuan kesehatan yang kurang, kurang menunjukkan minat untuk meningkatkan perilaku sehat, tidak memiliki sistem pendukung (support system).

2.3.4 Hasil Ukur Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif

Hasil ukur pemeliharaan kesehatan tidak efektif dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Dikatakan sangat efektif, jika dari 20 soal, terdapat >13 soal dengan jawaban

‘Ya’

2. Dikatakan efektif, jika dari 20 soal, terdapat 7-13 soal dengan jawaban ‘Ya’

3. Dikatakan tidak efektif, jika dari 20 soal, terdapat 0-6 soal dengan jawaban

‘Ya’

2.3.5 Pengertian keluarga dan tipe keluarga

Keluarga merupakan sasaran keperawatan komunitas selain individu, kelompok dan masyarakat. Menurut (Friedman, Bowden, & Jones, 2010) keluarga adalah dua orang atau lebih yang hidup dalam satu rumah tangga karena pertalian darah, ikatan perkawinan atau adopsi. Keluarga bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap keluarga.

Keluarga memiliki berbagai macam tipe yang dibedakan menjadi keluarga tradisional dan non tradisional, yaitu :

1. Tipe keluarga tradisional terdiri dari :

a. Nuclear family atau keluarga inti adalah suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan anak kandung atau anak adopsi.

b. Extended family atau keluarga besar adalah keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, bibi dan paman.

c. Dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang tinggal dalam satu rumah tanpa anak.

d. Single parent family adalah suatu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.

e. Single adult adalah satu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa.

f. Keluarga usia lanjut adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah lanjut usia.

2. Tipe keluarga non tradisional terdiri dari :

a. Keluarga communy yang terdiri dari satu keluarga tanpa pertalian darah, hidup dalam satu rumah.

b. Orang tua (ayah, ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama dalam satu rumah tangga.

c. Homo seksual dan lesbian adalah dua individu sejenis yang hidup bersama dalam satu rumah dan berperilaku layaknya suami istri.

2.3.6 Tahap perkembangan

1. Keluarga baru (beginning family), yaitu perkawinan dari sepasang insan yang menandakan bermulanya keluarga baru. Keluarga pada tahap ini mempunyai

tugas perkembangan, yaitu membina hubungan dan kepuasan bersama, menetapkan tujuan bersam, membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial dan merencanakan anak atau KB.

2. Keluarga dengan anak baru lahir (child bearing family), yaitu dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan. Mempunyai tugas perkembangan seperti persiapan bayi, membagi peran dan tanggungjawab, adaptasi pola hubungan seksual, pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua.

3. Keluarga dengan usia anak pra sekolah, yaitu kelurga dengan anak pertama yang berumur 30 bulan sampai dengan 6 tahun. Mempunyai tugas perkembangan, yaitu membagi waktu, pengaturan keuangan, merencanakan kelahiran yang berikutnya dan membagi tanggungjawab dengan anggota keluarga yang lain.

4. Keluarga dengan anak usia sekolah, yaitu dengan anak pertama berusia 13 tahun. Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu menyediakan aktivitas untuk anak, pengaturan keuangan, kerjasama dalkam memnyelesaikan masalah, memperhatikan kepuasan anggota keluarga dan sistem komunikasi keluarga.

5. Keluarga dengan anak remaja, yaitu dengan usia anak pertam 13 tahun sampai dengan 20 tahun. Tugas pekembangan keluarga ini adalah menyediakan fasilitas kebutuhan keluarga yang berbeda, menyertakan keluarga dalam bertanggungjawab dan mempertahankan filosofi hidup.

6. Keluarga dengan anak dewasa, yaitu keluarga dengan anak pertama, meninggalkan rumah dengan tugas perkembangan keluarga, yaitu menata

kembali sumber dan fasilitas, penataan tanggung jawab antar anak, mempertahankan komunikasi terbuka, melepaskan anak dan mendapatkan menantu.

7. Keluarga usia pertengahan, yaitu dimulai ketika anak terakhir meninggalakan rumah dan berakhir pada saat pensiun. Adapun tugas perkembangan, yaitu mempertahankan suasana yang menyenangkan, bertanggungjawab pada semua tugas rumah tangga, membina keakraban dengan pasangan, mempertahankan kontak dengan anak dan berpartisipasi dalam aktivitas sosial.

8. Keluarga usia lanjut, tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dari salah satu pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dunia. Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu menghadapi pensiun, saling rawat, memberi arti hidup, mempertahankan kontak dengan anak, cucu dan masyarakat.

2.3.7 Fungsi keluarga

Fungsi keluarga secara umum didefinisikan sebagai hasil akhir atau akibat dari struktur keluarga. Adapun sebuah keluarga mempunyai fungsi antara lain (Widyanto, 2014) :

1. Fungsi Afektif

Fungsi ini berkaitan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial keluarga. Keluarga harus memenuhi kebutuhan kasih sayang anggota keluarganya karena respon kasih sayang satu anggota keluarga ke

anggota keluarga lainnya memberikan dasar penghargaan terhadap kehidupan keluarga.

2. Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi merupakan proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Fungsi sosialisasi dapat ditunjukkan dengan membina sosialisasi pada anak, memebentuk norma-norma tangkah laku sesuai tingkat perkembangan anak, serta meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.

3. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia dengan memelihara dan membesarkan anak. Fungsi ini dibatasi oleh adanya program KB, dimana setiap rumah tangga dianjurkan hanya memiliki 2 orang anak.

4. Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi keluarga dengan mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan semua anggota keluarga seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal, pakaian, dan lain sebagainya. Fungsi ini juga termasuk pengaturan pemakaian penghasilan keluarga serta menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang.

5. Fungsi Perawatan Kesehatan

Fungsi keluarga dalam perawatan kesehatan dengan melaksanakan praktek asuhan kesehatan yaitu keluarga mempunyai tugas untuk memelihara kesehatan anggota keluarganya agar tetap memiliki prokduktivitas dalam menjalankan perannya masing-masing. Fungsi perawatan kesehatan ini dikembangkan

menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan. Adapun tugas kesehatan keluarga (Friedman et al., 2010) :

a. Mengenal masalah atau gangguan kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang perlu mendapatkan perhatian. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan yang dialami anggota keluarganya terutama berkaitan dengan kesehatan.

Alasannya adalah ketika terjadi perubahan sekecil apapun yang dialami keluarga, maka secara tidak langsung akan menjadi perhatian orang tua atau keluarga

b. Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari bantuan yang tepat sesuai dengan masalah kesehatan yang menimpa keluarga.

Sumber daya internal keluarga yang dianggap mampu memutuskan akan menentukan tindakan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang dialami. Jika secara internal keluarga memiliki keterbatasan sumber daya, maka keluarga akan mencari bantuan dari luar.

2.1.8 Merawat anggota keluarga yang sakit

Tugas merawat anggota keluarga yang sakit seringkali harus dilakukan keluarga untuk memberikan perawatan lanjutan setelah memperoleh pelayanan kesehatan di institusi pelayanan kesehatan. Tidak menutup kemungkinan juga ketika keluarga memiliki kemampuan untuk melakukan tindakan pertolongan pertama, maka anggota keluarga yang sakit dapat sepenuhnya dirawat oleh keluarga sendiri. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga Tugas ini

merupakan upaya keluarga untuk mendayagunakan potensi internal yang ada di lingkungan rumah untuk mempertahankan kesehatan atau membantu proses perawatan anggota keluarga yang sakit.

 Menggunakan fasilitas kesehatan

Tugas ini merupakan bentuk upaya keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya dengan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.

2.3.8 Pemeliharaan kesehatan pada diabetes mellitus

Diabetes Melitus atau kencing manis adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul karena adanya peningkatan kadar glukosa darah melebihi nilai normal pada tubuh seseorang (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013).

Diabetes melitus adalah suatu keadaan yang diakibatkan karena kelainan heterogen yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah atau yang disebut hiperglikemia (Brunner & Suddarth, 2013).

Jadi diabetes mellitus adalah suatu penyakit metabolik ditandai dengan peningkatan kadar gula darah akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua hal tersebut.

2.3.9 Penyebab dan faktor risiko diabetes mellitus

Penyebab penyakit ini belum diketahui secara lengkap dan kemungkinan faktor penyebab dan faktor risiko penyakit DM diantaranya :

1) Riwayat keturunan dengan diabetes, misalnya pada DM tipe 1 diturunkan sebagai sifat heterogen, mutigenik. Kembar identik mempunyai risiko 25% -

50%, sementara saudara kandung beresiko 6% dan anak beresiko 5% (Black, M.J, 2009).

2) Lingkungan seperti virus (cytomegalovirus, mumps, rubella) yang dapat memicu terjadinya autoimun dan menghancurkan sel-sel beta pankreas, obat- obatan dan zat kimia seperti alloxan, streptozotocin, pentamidine.

3) Usia diatas 45 tahun.

4) Obesitas, berat badan lebih dari atau sama dengan 20% berat badan ideal.

5) Hipertensi, tekanan darah lebih dari atau sama dengan 140/90 mmHg.

6) Kebiasaan diet.

7) Kurang olah raga.

2.3.10 Tanda dan gejala diabetes mellitus

1) Sering kencing/miksi atau meningkatnya frekuensi buang air kecil (poliuria) Adanya hiperglikemia menyebabkan sebagian glukosa dikeluarkan oleh ginjal bersama urin karena keterbatasan kemampuan filtrasi ginjal dan kemampuan reabsorpsi dari tubulus ginjal. Untuk mempermudah pengeluaran glukosa maka diperlukan banyak air, sehingga frekuensi miksi menjadi meningkat.

2) Meningkatnya rasa haus (polidipsia) Banyaknya miksi menyebabkan tubuh kekurangan cairan (dehidrasi), hal ini merangsang pusat haus yang mengakibatkan peningkatan rasa haus.

3) Meningkatnya rasa lapar (polipagia) Meningkatnya katabolisme, pemecahan glikogen untuk energi menyebabkan cadangan energi berkurang, keadaan ini menstimulasi pusat lapar.

4) Penurunan berat badan Penurunan berat badan disebabkan karena banyaknya kehilangan cairan, glikogen dan cadangan trigliserida massa otot.

5) Kelainan pada mata, penglihatan kabur Pada kondisi kronis, keadaan hiperglikemia menyebabkan aliran darah menjadi lambat, sirkulasi ke vaskuler tidak lancar, termasuk pada mata yang dapat merusak retina serta kekeruhan pada lensa.

6) Kulit gatal, infeksi kulit, gatal-gatal disekitar penis dan vagina Peningkataglukosa darah mengakibatkan penumpukan pula pada kulit sehingga menjadi gatal, jamur dan bakteri mudah menyerang kulit.

7) Kelemahan dan keletihanKurangnya cadangan energi, adanya kelaparan sel, kehilangan potassium menjadi akibat pasien mudah lelah dan letih.

2.3.11 Komplikasi diabetes mellitus

Menurut (Tarwoto et al., 2012) pasien dengan DM beresiko terjadi komplikasi baik bersifat akut maupun kronis diantaranya :

1) Komplikasi akut

 Koma hiperglikemia disebabkan oleh kadar gula sangat tinggi biasanya terjadi pada DMTTI (diabetes mellitus tek tergantung insulin) aatau tipe II

 Ketoasidosis atau keracunan zat keton sebagai hasil metabolisme lemak dan protein terutama terjadi pada DMTI (diabetes mellitus tergantung insulin) atau tipe I

 Koma hipoglikemia akibat terapi insulin yang berlebihan atau tidak terkontrol

2) Komplikasi kronis

Mikroangiopati (kerusakan pada saraf-saraf perifer) pada organ-organ yang mempunyai pembuluh darah kecil seperti pada:

a. Retinopati diabetika (kerusakan saraf retina dimata) sehingga mengakibatkan kebutaan

b. Neuropati diabetika (kerusakan saraf-saraf perifer) mengakibatkan baal/gangguan sensoris pada organ tubuh

c. Nefropati diabetika (kelainan/kerusakan pada ginjal) dapat mengakibatkan gagal ginjal

d. Kelainan pada jantung dan pembuluh darah seperti miokard infark maupun gangguan fungsi jantung karena arterisklerosis

e. Penyakit vaskuler perifer

f. Gangguan sistem pembuluh darah otak atau stroke

3) Gangren diabetika karena adanya neuropati dan terjadi luka yang tidak sembuh-sembuh

4) Disfungsi erektil diabetika

2.3.12 Penatalaksanaan 1) Penatalaksanaan Medis

Tujuan utama terapi adalah menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah guna mengurangi munculnya komplikasi vaskular dan neropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah untuk mencapai kadar glukosa darah normal tanpa disertai hipoglikemia dan tanpa mengganggu aktivitas pasien sehari-hari. Ada lima komponen penatalaksanaan diabetes : nutrisi, olahraga, pemantauan, terapi farmakologis, dan edukasi (Suddarth, 2013a).

2) Terapi primer untuk diabetes tipe 1 adalah insulin

3) Terapi primer untuk diabetes mellitus tipe 2 adalah penurunan berat badan 4) Olahraga penting untuk meningkatkan keefektifan insulin

5) Penggunaan agens hipoglikemik oral apabila diet dan olahraga tidak berhasil mengontrol kadar gula darah. Injeksi insulin dapat digunakan pada kondisi akut.

6) Mengingat terapi bervariasi selama perjalanan penyakit karena adanya perubahan gaya hidup dan status fisik serta emosional dan juga kemajuan terapi, terus kaji dan modifikasi rencana terapi serta lakukan penyesuaian terapi setiap hari. Edukasi diperlukan untuk pasien dan keluarga.

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan 22.4.1 Pengkajian

Pengakajian merupakan konsep utama dalam hal penting dilakukan oleh perawat. Hasil pengkajian yang dilakukan perawat berguna untuk menentukan masalah keperawatan yang muncul pada pasien.

1. Data umum a. Data umum

Identitas penderita yang dikaji meliputi: Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan. (orang yang terkena penyakit Diabetes itu tidak memandang jenis kelamin tetapi biasanya sering terjadi pada orang usia diatas 10 tahun).

b. Status sosial ekonomi

Biasanya sering terjadi pada status sosial ekonomi, rendah, menengah maupun kalangan atas.

c. Tipe keluarga

menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau maslah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.

d. Suku bangsa

Penyakit Diabetes ini sama sekali tidak mengenal suku bangsa, dan Ras e. Agama

Penyakit Diabetes ini tidak mengenal agama apapun f. Aktivitas rekreasi keluarga

2. Keluhan utamas

 Kondisi hiperglikemi:

Penglihatan kabur, lemas, rasa haus dan banyak kencing, dehidrasi, suhu tubuh meningkat, sakit kepala.

 Kondisi hipoglikemi

Tremor, perspirasi, takikardi, palpitasi, gelisah, rasa lapar, sakit kepala, susah konsentrasi, vertigo, konfusi, penurunan daya ingat, patirasa di daerah bibir, pelo, perubahan emosional, penurunan kesadaran.

Dokumen terkait