• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2.1.9 Definisi Mutu

Menurut Tanpobulon (2014:95) Mempersembahkan produk kepada konsumen merupakan pekerjaan yang paling penting dan sulit bagi produsen, baik itu berupa produk nyata (tangible) apalagi produk tidak nyata (intangible) disebabkan factor selera. Dengan demikian factor selera akan menjadi pusat perhatian bagi produsen, yang diartikan sebagai mutu dari suatu produk untuk dipersembahkan kepada pelanggan. Definisi dari mutu adalah kemampuan suatu produk, baik itu barang maupun jasa/layanan untuk memenuhi keinginan pelanggannya. Sehingga setiap barang atau jasa selalu diacu untuk memenuhi mutu yang diminta pelanggan melalui pasar.

 Manfaat Mutu

Merupakan tugas bagi operasional dalam menentukan titik kritis untuk memusatkan perhatian dalam proses produksi, agar mutu dari hasil produksi dapt dipenuhi. Pencapaian targrt mutu akan bermanfaat bagi perusahaan didalam menempatkan posisinya dipasaran (market position) Dengan demikian mutu bermanfaat bagi perusahaan dalam penentua:

1. Reputasi perusahaan (company reputation) apabila posisi perusahaan dapat sebagai pemimpin pasar (market leader) keadaan ini menunjukan

bahwa mutu perusahaaan lebih baik dibandingkan pesaing lainnya.

Sebaliknya, apabila perusahaan hanya pengikut pasar (market follower) maka perusahaan harus berusaha mengendalikan mutu produknya untuk lebih baiklagi (market reposition). Dengan demikian mutu sangat bermanfaat bagiperusahaan, melalui mutu hasil produksinya.

2. Pertanggung jawaban produk (product liability) merupakan suatu tantangan bagi perusahaan di dalam memasarkan suatu produk, apabila produk menimbulkan permaslahan bagi pelanggan atau pasar, adalah merupakan tanggung jawab dari perusahaan secar material maupun secara normal.

3. Aspek global (global implikasi) dalam era globalisasi yang diartikan bahwa setiap barang atau jasa yang dipasarkan secar internasioan harus mampu bersaing di dalam mutu, dan dari segi harga yang lebih murah, serta desain yang sesuai dengan permintaan pasar internasional, akibatnya adalah bahwa aspek global akan berpengaruh secara langsung terhadap mutu suatu hasil dari proses operasional.

 Biaya mutu

Secara umum akan terjadi biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menciptakan mutu antara lain:

1. Biaya untuk penanaggulangan (prevention costs) yaitu biaya-biaya yang akan dikeluarkan perusahaan dalam usahanya menciptakan mutu, seperti biaya pelatihan, karyawan, program perubahan mutu.

2. Biaya proposal (appraisal costs) yang merupakan biaya yang berhubungan dengan evaluasi hasil operasional (product from operations) seperti: tes, laboratorium, dan inspeksi.

3. Kegagalan internal (internal failure) hasil dari manajemen operasional sebagi akibat kesalahan dalam proses operasional (kesalahan, bahan, komponen, dan bagian pembantu lainnya) sebelum hasil (produk) tersebut dikirim ke pelanggan.

4. Biaya-biaya ekternal (external costs) biaya-biaya yang timbul sesudah produk dikirim ke konsumen, sebagai akibat : benturan, pengamanan

yang kurang baik ketika diangkut sehingga terjadi complain dari pelanggan.

Total quality managemen (TQM)

Manajemen total kualitas merupakan komitmen perusahaan untuk memberi yang terbaik bagi pelanggan-pelanggannya. Penekanannya adalah untuk secara kontinyu melakukan perubahan secara berkelanjutan (continuously improvement) yang merupakan tuntunan mutu yang tidak pernah secara seratus persen dapat dipenuhi organisasi, sehingga menjadi target berikutnya bagi manajemen operasional untuk mencapai ketingkat:

bebas/nol kesalahan (zero defect).

Seven Quality Tools

Seven Quality Tools merupakan alat untuk membantu mengidentifikasi masalah, penentuan masalah dominan, dan sumber permasalahan sebagai bahan masukan untuk menemukan alternatif pemecahannya dalam TQM ada tujuh, dan sering dikenal sebagai 7 Quality Tools in TQM . Alat – alat itu antara lain:

1. Check sheet

Menurut Nasution (2015:133) adalah suatu piranti yang paling mudah untuk menghitung seberapa sering sesuatu terjadi, dengan demikian kertas periksa adalah piranti yang sederhana, tetapi teratur untuk pengumpulan dan pencatatan data untuk mengetahui masalah utama (Hunt,1993:132). Biasanya hasil pencatatan dalam Check Sheet digambarkan dalam diagram Pareto atau Histogram agar mudah dibaca dan dianalisis. Data yang berkaitan dengan kualitas terdiri dari dua tipe, yaitu: data atribut dan data variable. Data atribut berkaitan dengan jumlah kesalahan atau kecacatan dan diperoleh dari perhitungan inspeksi, misalnya: jumlah faktur yang salah, jumlah bagian yang tidak memenuhi standar, jumlah produk cacat, dan lain-lain. Sedangkan data variable berkaitan dengan data kontinyu dan dikumpulkan berdasar pengukuran numeric, misalnya: tinggi, volume, waktu, cuaca, dan lain-lain.

Tabel 2.1 Check Sheet

Waktu Pengamatan Jenis

Defect 1 2 3 4 5 6

A B C D 2. Diagram Pareto

Menurut Nasution (2015:134) Diagram pareto dalah diagram yang dikembangkan oleh seorang ahli ekonomi Italia yang bernama Vilfredo Pareto pada abad ke-19 (Dale, 1993:132) pareto digunakan untuk memperbandingkan berbagai kategori kejadian yang disusun menurut ukurannya, dari yang paling besar disebelah kiri yang paling kecil disebelah kanan. Susunan tersebut akan membantu kita untuk menentukan pentingnya atau prioritas kategori kejadian-kejadian atau sebab-sebab kejadian yang dikaji atau untuk mengetahui masalah utama proses. Dengan bantuan pareto chart tersebut, kegiatan akan lebih efektif dengan memusatkan perhatian pada sebab-sebab yang mempunyai dampak paling besar terhadap kejadian daripada meninjau berbagai sebab pada suatu ketika.

Gambar 2.1 Diagram Pareto 3. Histogram

Menurut Nasution (2015:136) Histogram adalah piranti intuk menunjukan variasi data pengukuran seperti berat badan sekelompok orang, tebal plat besi, dan sebagainya. Seperti halnya dengan Pareto Chart, Histogram berbentuk bar graph yang menunjukan distribusi frekuensi. Tetapi, histogram berbeda dengan Pareto Chart karena bar graph tidak digambar menurun dari kiri ke kanan (Bounds, 1933:395) dalam jurnal (Prasta, 2011). Bar graph histogram disusun sepanjang jangkauan data pengukurannya. Selanjutnya, Pareto Chart juga hanya menunjukan karakteristik barang atau jasa, seperti jenis cacat, kecelakaan, kerusakan, dan sebagainya. Histogram menunjukan data pengukuran, seperti berat, temperature, tinggi, dan sebagainya. Dengan cara demikian, Histogram dapat digunakan untuk menunjukan variasi setiap proses.

Gambar 2.2 Bentuk Histogram 4. Diagram Kendali (Control Chart)

Menurut Nasution (2015:112) Control Chart adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur rata-rata, variable dan atribut. Variable berhubungan dengan rata-rata dan besarnya devisiasi serta untuk mengetahui sumbu terjadinya variasi proses. Pengukuran terhadap variable berguna dalam pengawasan operasi yang sedang berjalan.

Sedangkan pengukuran atribut berhubungan dengan besarnya presentase produk yang ditolak dan penting dalam acceptance sampling. Diagram control untuk operasi dilakukan dengan 6 langkah, yang meliputi sebagai berikut:

1. Mengukur barang dari sampel.

2. Mengukur rata-rata aritmatik hasil pengukuran (mean).

3. Mengukur standart devisiasi.

4. Menghitung rata-rata.

5. Menghitung batas kontrol atas (UCL) dan batas kontrol bawah (LCL).

6. Membuat diagram kontrol.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

0 2 4 6 8 10 12

lower control limit

waktu

tingkat mutu

Gambar 2.3 Diagram kendali 5. Scatter Diagram

Menurut Nasution (2015:138) diagram pencar adalah gambaran yang menunjukkan kemungkinan hubungan (korelasi) antara pasangan dua macam variable. Walaupun terdapat hubungan, namun tidak berarti bahwa satu variable menyebabkan timbulnya variable yang lain.

Gambar 2.4 scater diagram 6. Cause and effect diagram (fishbone)

Menurut Nasution (2015:142) diagram sebab akibat adalah suatu pendekatan tersruktur yang memungkinkan dilakukan suatu analisis lebih terperinci dalam menemukan penyebab-penyebab suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang terjadi

Gambar 2.5 diagram fishbone

n 2 = 5

n 4 = 5 n 3 = 8

n 1 = 8

SEBAB AKIBAT

Matrix diagram

Menurut Nasution (2015:54) Matrix diagram adalah alat QFD yang paling luas digunakan yang dapat membantu untuk mengedentifikasi dan secara grafik menanmpilkan koneksi diantara tanggung jawab, tugas, fungsi dan lain-lain. Ada beberapa jenis matrix diagram format yang paling luas digunakan adalah matrix berbentuk L dibawah ini merupakan contoh matrix diagram.

Tabel 2.2 Matrix diagram

NO Solusi

Action Plan

Supervisor Groupleader Staff

1 * * *

2 3

*Keterangan:

P = Tanggung Jawab Primer (Utama) S = Tanggung Jawab Sekunder (Pembantu) K = Komunikasi (Bila Perlu)

Kosong = (tidak ada tanggung jawab).

2. 2. Kerangka Pemikiran

Kerangka berpikir / kerangka pemikiran adalah suatu alur berfikir ilmiah yang melandasi pemahaman – pemahaman dalam melakukan suatu penelitian sekaligus untuk menjawab suatu permasalahan dalam penelitian tersebut.

Kerangka pemikiran ini bisa dijadikan sebagai pola pikir yang diterapkan untuk mendapatkan gambaran / fokus perhatian sebuah penelitian yang dapat ditunjukkan dalam bentuk model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

Gambar 2.6 Model kerangka pemikiran BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1. Metode yang digunakan

PT Pos Logistik Indonesia Gudang Lini 1 adalah Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa penyimpanan kargo incoming garuda yang mempunyai permasalahan dalam penerimaan kargo atau irregularity.

Dalam penerimaan kargo terjadi banyak irregularity seperti kargo hilang (missing cargo), kargo rusak (damage cargo), salah kirim kargo (found cargo), dan kelebihan kapasitas (overload).

Irregularity yang terjadi pada proses penerimaan cargo tersebut akan dilaporkan oleh group leader kepada pihak maskapai garuda. Setiap irregularity tersebut akan dimasukan kedalam system skychain sebagai laporan.

Adanya irregularity cargo tersebut perusahaan harus selektif dalam proses penerimaan kargo dari hulu ke hilir agar tidak terjadi lagi kejadian tersebut dikemudian hari atau menimalisir kejadian tersebut.

Dalam menangani irregularity tersebut ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menganalisis irregularity tersebut dengang konsep yang dikenal dengan nama Seven Quality Tools berasal dari Kaoru Ishikawa.

Tools tersebut yaitu:

1.Check sheet 2.Histogram

3.Diagram Pareto (Pareto Chart) 4.Bagan kendali (Control Chart)

5.Diagram fishbone (Cause-Effect Diagram) 6.Diagram pencar (Scatter Chart)

Selain seven quality tools tersebut, pada penelitian ini matrix diagram juga akan digunakan untuk mengevaluasi strategi-strategi dan mengalokasikan tanggung jawab untuk mengimplementasikannya. Tools diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Check Sheet

Check Sheet merupakan alat pengumpulan data untuk mencatat frekuensi terjadinya irregularity, terutama yang berkaitan dengan permasalahan kualitas. Biasanya hasil pencatatan dalam Check Sheet digambarkan dalam diagram Pareto atau Histogram agar mudah dibaca dan dianalisis. Contoh check sheet pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Check Sheet Jenis Irregularity

2. His

t ogr

a m

Histogram adalah piranti intuk menunjukan variasi data pengukuran terhadap irregularity yang terjadi pada proses penerimaan barang. Seperti halnya dengan Pareto Chart, Histogram berbentuk bar graph yang menunjukan distribusi frekuensi. Tetapi, histogram berbeda dengan Pareto Chart karena bar graph tidak digambar menurun dari kiri ke kanan. Bar graph histogram disusun sepanjang jangkauan data pengukurannya.

Gambar 3.1 Histogram

3. Diagram pareto

Adalah grafik batang yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Masalah yang paling banyak terjadi ditunjukkan oleh grafik batang pertama yang tertinggi serta ditempatkan pada sisi paling kiri, dan seterusnya sampai masalah yang paling sedikit terjadi ditunjukkan oleh grafik batang terakhir yang terendah serta ditempatkan pada sisi paling kanan.

Bulan

Jenis irregularity

Total Missin

g Cargo

Demag e Cargo

Found Cargo

Overloa d Cargo Januari

Februar i Maret April Mei

SUBTOTAL

Diagram Pareto menunjukkan seberapa banyak jenis irregularity yang terjadi dan frekuensinya. Pada diagram ini, jenis-jenis irregularity berada pada sumbu horizontal, sedangkan frekuensi terjadinya irregularity berada pada sumbu vertikal. Tujuan penggunaan diagram Pareto adalah menentukan sejumlah faktor irregularity yang paling dominan. Diagram ini seringkali

mempresentasikan penyebab missing dan damage yang paling umum. Pada dasarnya, diagram Pareto dapat digunakan sebagai alat interpretasi untuk:

a). Menentukan frekuensi relatif dan urutan pentingnya masalah atau penyebab dari masalah yang ada.

b) Memfokuskan perhatian pada isu-isu kritis.

Gambar 3.2 Contoh Diagram Pareto 4.Diagram Kendali (Control Chart)

Control Chart adalah alat pengendalian proses berupa grafik untuk menentukan batas kendali atas (upper control limit) dan batas kendali bawah (lower control control) kinerja proses. Jika kinerja proses masih berada dalam rentang batas atas sampai dengan batas bawah, berarti kinerja proses dalam kondisi in control, namun jika kinerja proses berada di luar rentang kendali proses, berarti kinerja proses berada dalam kondisi out of control. Pada penelitian ini penulis dalam menganalisis irregularity terjadi menggunakan peta kendali U (U Chart), karena jumlah irregularity pada penelitian ini tiap bulannya tidak sama dan terdapat empat irregularity antara lain Missing Cargo, Demage Cargo, Found Cargo, Overload Cargo. Sehingga batas kendali untuk menganalisis irregularity yang terjadi pada proses penerimaan kargo ini dapat digunakan peta kendali U, dengan formulanya adalah:

a.Untuk batas tengah atau Centre line (CL) b. Batas kendali atau Control limit

c.Jika nilai hasil hitungan batas kendali bawah adalah angka negatif, batas kendali bawah tidak digambarkan didalam grafik kontrol.

5.Diagram Tulang Ikan (Fishbone)

Diagram Tulang Ikan atau diagram sebab-akibat adalah suatu diagram yang digunakan untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) dan kualitas (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu. diagram sebab-akibat dibuat untuk menggambarkan dengan jelas macam-macam sebab yang dapat dipengaruhi kualitas produk dengan jalan menyisihkan dan

mencarikan hubungannya dengan sebab-sebab itu. Tahapan dalam pembuatan digram sebab-akibat yaitu :

a) Menyiapkan sesi sebab-akibat.

b) Mengidentifkasi akibat.

c) Mengidentifikasi berbagai sebab potensial dengan teknik brainstorming d) Mengkaji kembali setiap kategori utama.

e) Mencapai kesepakatan atas sebab-akibat yang paling mungkin.

Pada penelitian ini akan dilanjutkan membuat diagram sebab – akibat dalam menganalisis dari Irregularity yang terjadi pada penerimaan kargo di PT Pos Logistik Indonesia Gudang Lini 1 Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng.

Penyebab masalah secara umum dibagi menjadi beberapa kategori, antara lain:

6 M, yaitu Machine, Method, Materials, Measurement, Man, dan Mother Nature (Environment.

Gambar 3.3 Contoh Diagram Tulang Ikan 6.Diagram Pencar (Scatter Chart)

gambaran yang menunjukkan kemungkinan hubungan (korelasi) antara pasangan dua macam variable. Walaupun terdapat hubungan, namun tidak berarti bahwa satu variable menyebabkan timbulnya variable yang lain

Gambar 3.4 Diagram Pencar 7. Matrix Diagram

Untuk menentukan solusi dari perbaikan mutu penerimaan kargo di PT Pos Logistik Indonesia Gudang Lini 1 Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng dalam rangka mengurangi terjadinya Irregularity , maka dibuatlah matrik diagram solusi, matrik diagram digunakan untuk mengevaluasi strategi-strategi dan mengalokasikan tanggung jawab sesuai dengan jabatan atau Business unit terkait agar setiap solusi dari perbaikan mutu dapat diimplementasikan dengan signifikan.

Langkah-langkah pembuatan matrix diagram yaitu : a.Merinci strategi-strategi yang dievaluasi

b.Menentukan kriteria evaluasi

c.Mengidentifikasi unit-unit organisasi yang terlibat dalam implementasi strategi

d.Menentukan organisasi yang memiliki tanggung jawab pokok dan tanggung jawab pembantu dalam implementasi suatu strategi

Tabel 3.2 Contoh Matrik Diagram Solusi

NO Solusi

Action Plan

n 2 = 5

n 4 = 5 n 3 = 8

n 1 = 8

SEBAB AKIBAT

Supervisor Group lader Staff

1 * * *

2 3 4 5

*Keterangan:

P = Tanggung Jawab Primer (Utama) S = Tanggung Jawab Sekunder (Pembantu) K = Komunikasi (Bila Perlu)

Kosong = (tidak ada tanggung jawab) 3. 2. Sumber dan Cara penentuan Data atau Informasi

Dokumen terkait